Share

Bab. 38

Penulis: Ufaira Putri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-01 00:10:42

“Bagus, Nayla. Kamu memang harus berani. Apalagi, nenek dengar, papamu cukup segan terhadap Evan,” ujar Vania, merasa senang.

Nayla mengangguk kembali dengan mantap.

“Baiklah kalau begitu, Nek. Karena aku saat ini sedang keluar kota bersama Evan, sebaiknya nenek tunda dulu rencana untuk ke kantor papa. Tunggu aku kembali,” pungkas Nayla.

Hening sejenak dari ujung sana. Tampaknya, Vania sedang berpikir sejenak sebelum menjawab.

Hingga akhirnya, suara Vania kembali terdengar. “Baiklah, Nay. Kalau begitu, nanti kamu kabarin nenek, ya.”

“Iya, Nek.”

Setelah itu, Nayla langsung menutup panggilan teleponnya dengan Vania. Dia diam sejenak dalam posisi duduknya yang tegap. Kemudian, dia mulai merilekskan tubuhnya, lalu kembali pada posisi berendamnya yang nyaman.

Saking nyamannya Nayla berendam, kantuk perlahan menyelimuti pikirannya. Hingga akhirnya, dia tertidur di dalam bathtub, menikmati aroma harum lilin aromaterapi dan alunan musik klasik yang semakin menambah rasa rileks.

“Kenapa kamu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 108

    “Kamu tidak bohong, kan, Nayla?”Mata Callista membara, menembus ke dalam jiwa Nayla yang berdiri di hadapannya. Raut wajah Nayla yang dulu lembut dan tertutup kini berubah menjadi tegas, tetapi keraguan Callista tetap melekat kuat seperti bayangan yang sulit diusir. “Aku sama sekali tidak bohon, Lista!” bantah Nayla dengan tegas. Sorot matanya tajam menatap Callista, seolah bertekad untuk membuktikan ucapannya. “Baiklah, kalau kamu tidak percaya, aku akan membuktikannya.”Dengan gerakan cepat, Nayla merogoh tasnya, jari-jarinya gemetar halus saat menekan nama Evan di layar ponsel. Callista masih terdiam, menunggu bukti nyata yang ingin segera dia lihat dari Nayla.Nayla menatap layar ponselnya dengan jari yang gemetar sebelum akhirnya dia mendengar Evan menerima panggilan teleponnya.Dengan tidak sabaran, Nayla langsung menyapa dengan penuh semangat.“Hallo! Sayang, apa kamu sedang sibuk?” tanya Nayla dengan nada manja.Evan menyahut dengan nada cemas. “Ada apa? Apa ada masalah di

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 107

    “Callista!”Nayla masuk ke dalam, dengan senyuman yang lebar dan matanya langsung tertuju pada Callista. Namun, Callista yang sedari tadi menunggu dirinya justru hanya terpaku menatap Nayla sambil mengernyit.“Ka–kamu siapa?”Namun, respon Callista justru tidak sesuai apa yang diharapkan oleh Nayla. Callista justru seperti kebingungan dan terkejut dengan kedatangan Nayla.“Lista, ini aku, Nayla!” seru Nayla penuh semangat.Callista semakin mengernyit bingung. Dia benar-benar tidak mengenali sosok temannya sendiri karena perubahan Nayla setelah operasi plastik. Nayla tersenyum tipis melihat reaksi Callista.“Sini, duduk dulu, Lis.” Nayla menarik lengan Callista, dan keduanya duduk di sofa yang empuk di ruangan kerja yang mewah itu. Sementara Callista, dia hanya menuruti Nayla, dan duduk kebingungan menatap Nayla.“Kamu pasti bingung, kan, Lis? Ini aku, Nayla,” kata Nayla, mulai menjelaskan dengan lembut. “Aku Nayla, sahabatmu!”“Nayla?” Callista bergumam, masih memasang raut wajah keb

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 106

    “Iya sayang, sama-sama. Aku juga terima kasih, karena mau memberikan aku peluang untuk bisa membuktikan kemampuan diri aku.”Nayla memeluk Evan dengan erat. Matanya terpejam, merasakan kehangatan dari tubuh suaminya.Meskipun, Nayla sedikit ragu dengan rencana suaminya untuk mengambil alih Daviandra Jewellery Collection, tapi setidaknya dia akan berusaha dulu dengan baik.“Baiklah, kalau begitu kita mulai menyusun rencana. Dan mencari celah, untuk bisa mengambilnya kembali,” pungkas Nayla dengan penuh semangat. Dan langsung dibalas oleh anggukan kepala dari Evan.Malam itu, mereka melewati malam dengan membahas berbagai hal tentang perusahaan. Dan Nayla banyak belajar tentang management perusahaan secara langsung, tidak hanya sebatas materi seperti yang dipelajari saat kuliah.Keesokan harinya, di pagi hari, sinar matahari menyelinap lembut melalui tirai jendela, menerangi meja makan yang sudah tersusun rapi dengan sarapan ham dan roti lapis, serta susu yang sudah tersaji di atas meja

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 105

    “Maksudmu dengan cari orang baru itu, apa, Evan?”Sejenak, Nayla tidak mengerti maksud perkataan suaminya. Matanya menyipit tajam, menatap suaminya dengan penuh keheranan.Evan menghela napas berat. Pandangannya kini berpindah pada Nayla. Tapi, tatapannya berubah menjadi hangat ketika dia menatap istrinya itu.“Begini sayang. Jika memang bibi Auliana memiliki orang suruhan baru, aku meminta bi Rasti untuk mencari tahu itu. Karena, sepertinya bibi Auliana sudah hilang kepercayaannya pada bi Rasti.” Evan menjeda sejenak kalimatnya. Lalu dia menarik napas panjang, menatap Nayla dengan penuh kehangatan. “Dan aku, tidak ingin ada pengkhianat lain ada di rumah ini. Aku tidak akan memberikan peluang sedikitpun untuk bibi atau anggota keluargaku yang lain memasukkan seorang mata-mata di keluarga kecil kita,” lanjut Evan, menjelaskan lebih detail.Nayla mengangguk perlahan, matanya menatap Rasti dengan penuh harap dan ketegangan yang terselubung. Dia pun balik bertanya kepada Rasti. “Menur

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 104

    “Evan, sebaiknya kita pulang sekarang. Aku sudah benar-benar muak dengan drama ini. Jelas sekali, kalau dia itu tim audit gadungan yang disuruh untuk menjatuhkanmu di perusahaan ini!”Nayla menatap tajam ke arah pria di depannya, napasnya memburu akibat jengkel yang sudah memuncak. Matanya berkilat, penuh keberanian sekaligus kelelahan menghadapi situasi tak adil itu. Evan hanya tersenyum tipis, sedikit terhibur oleh sikap lantang istrinya yang tanpa ragu membela dirinya. Senyum itu mengembang dengan penuh bangga, seolah ingin berkata, ‘Lihat, aku punya pendukung sekuat Nayla.’Pandangan begitu lembut saat dia menatap Nayla yang berdiri di sampingnya, membuat hati Evan hangat dan sedikit gemas. “Baiklah, Nyonya. Kalau begitu kita pulang sekarang,” balas Evan dengan nada menggoda.Dia mengulurkan tangannya, meraih tangan Nayla dan menggenggamnya erat. Nayla mengangguk pelan, senyum kecil terukir di bibirnya. Senyumnya terlihat begitu lucu dan penuh arti, membuat Evan semakin ingin m

  • Dimanja Suami Pura-pura Buta   Bab. 103

    “Evan, apa kamu khawatir?” tanya Nayla, yang sebenarnya pertanyaan itu lebih cocok untuknya. Evan menggeleng pelan. “Tidak sama sekali, Nayla. Untuk apa aku khawatir, jika kamu di sampingku?”Nayla tersenyum manis, pipinya memerah karena malu.Perjalanan menuju kantor Alex dipenuhi ketegangan. Nayla sesekali melirik Evan, melihat raut wajah suaminya yang tampak semakin serius. Dia menggenggam tangan Evan erat, memberikan dukungan diam-diam. Tommy, sopir pribadi mereka, mengemudikan mobil dengan hati-hati, menyesuaikan kecepatan dengan kondisi jalan.Sesampainya di kantor Alex, suasana di sana tampak gaduh. Beberapa orang berlalu-lalang dengan wajah tegang, berbisik-bisik satu sama lain. Evan dan Nayla langsung menuju ruangan Alex, ditemani oleh Tommy yang menunggu di luar.Ruangan Alex tampak berantakan. Berkas-berkas berserakan di atas meja, dan Alex sendiri terlihat sedang berbicara dengan seorang pria berjas yang tampak marah. Pria itu tampak seperti pengacara, dengan wajah yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status