Share

Nomor Tidak Dikenal

Author: Caramelly
last update Last Updated: 2025-09-11 14:34:43

Celyna terdiam, wajahnya memucat. Namun, dia tetap berusaha tenang. Dan memalingkan wajah.

“Ternyata kau sama saja dengan perempuan di luar sana, munafik! Kau memilih menikahi kakakku, demi nama besar dan kekuasaan. Jangan salahkan aku kalau sekarang menganggapmu perempuan murahan.”

“Cukup!” Celyna balas berteriak, matanya berkaca-kaca. “Kau tidak tahu apa pun! Kau tidak pernah tahu…”

“Tahu apa?” Caelan mencondongkan tubuhnya, menatapnya lebih dekat. “Kalau sebenarnya kau cuma pion murahan keluarga politikmu? Atau kau memang tidak bisa hidup tanpa uang dan status?”

PLAK!

Tamparan mendarat untuk kedua kalinya di wajah Caelan.

“Pergi!” pekiknya. “Kalau kau masih punya harga diri, jangan pernah muncul lagi di hadapanku.”

Caelan menurunkan pandangannya. Tamparan itu masih terasa di pipinya. Ia bahkan menyentuh pipinya, ironi. Caelan kembali menaikkan pandangannya menatap Celyna.

“Karena kau sudah masuk ke dalam keluarga Kendrick, jangan harap kau bisa hidup dengan tenang.”

Celyna tercekat. “Kau sedang balas dendam?”

Caelan tidak menjawab. Namun, tatapannya tajam dan dingin. Keberadaannya seolah sedang menguji batas kesabaran Celyna.

Celyna memutar tubuhnya membelakangi Caelan.

“Apa kau sudah selesai? Sekarang kau bisa pergi,” kata Celyna dengan suara rendah tanpa menoleh.

Caelan tersenyum sinis, sebelum ia sempat melangkah, suara gedoran pintu terdengar dari luar.

“Kaizen,” gumamnya panik, menatap Caelan yang justru tampak begitu tenang.

Caelan hanya memiringkan kepalanya, bibirnya terangkat dan mengulas senyuman tipis. Ia kemudian duduk di sofa dengan santai, menyilangkan kaki seakan sedang menikmati pertunjukan yang menarik.

“Kau—”

Dari luar, ketukan pintu makin keras, bahkan kenop pintu ikut berputar.

“Sial! Kenapa dia masih tidak membuka pintunya. Celyna, buka sialan.”

Celyna mendekat ke Caelan, wajah pucat. “Cepat pergi. Keberadaanmu hanya akan membuat suamiku salah paham.”

“Oh…” Caelan menaikkan sebelah alisnya, dan terlihat enggan pergi.

“Caelan!” suara Celyna sedikit meninggi.

“Kau ingin aku keluar dari kamar ini, lalu Kaizen melihat kita berduaan di kamar?” Senyuman licik tercipta di wajah dinginnya.”Menurutmu bagaimana reaksi Kaizen, kalau tahu istrinya dan adik—”

Spontan Celyna menutup mulut Caelan. Caelan memperhatikan wajah Celyna, lalu perlahan Celyna melepaskannya dan beralih menarik tangan Caelan. Jantungnya berdegup kencang, Caelan tidak bergeming. Ia menatap tangan Celyna di pergelangan tangannya.

“Cepat,” desis Celyna.

Dari luar, ketukan makin keras. Ponsel Celyna yang tergeletak di atas meja, ikut berdering, menambah kecemasan. Celyna hampir tak bisa berpikir jernih. Sementara Caelan terlihat menikmati momen itu. Celyna membawa Caelan keruangan pakaian yang berada di ruangan berbeda.

Setelah pintu dibuka, Celyna mendesak Caelan untuk segera masuk.

“Kamu sembunyi di situ. Cepat, tidak ada waktu lagi.”

Caelan menatap ruang sempit itu, lalu menoleh lagi pada Celyna. “Kau yakin ingin aku bersembunyi di sini?”

Tidak ada waktu lagi, Celyna mendorong masuk Caelan ke dalam lemari. Begitu pintu lemari tertutup, Celyna berjalan cepat ke pintu utama dan membukanya. Kaizen berdiri di sana, tatapannya penuh amarah.

“Buka pintu juga lama sekali,” cibirnya dingin. Lalu melihat bibir Celyna berdarah.

“Aku— aku sedang di toilet dan tadi terjatuh,” ucap Celyna terbata.

Kaizen mendengus, melangkah masuk. Pandangannya menyapu kamar, lalu ia berhenti sejenak, ia menghirup aroma yang begitu familiar.

“Aroma apa ini?” gumamnya, seperti sedang mengendus sesuatu.

Jantung Celyna makin kencang. Ia buru-buru menutupi kegelisahannya. Ia baru sadar kalau aroma parfum Caelan tertinggal di dalam ruangan itu.

“Aku baru menyemprot pengharum ruangan.”

Kaizen tidak bertanya lagi, namun tatapannya menusuk. Ia membuka jasnya, lalu dengan kasar melemparkannya ke wajah Celyna. Kaizen menatap Celyna dengan kedua tangan di atas pinggang.

“Sialan, kau, ibumu dan bocah tengik itu membuatku kesal. Sebaiknya kau segera donor sperma, agar masalah segera selesai.”

Celyna tertegun. “Itu bukan solusi. Kaizen, tidak bisakah kamu memberikan hakku sebagai istri?” tanya Celyna dengan mata penuh pengharapan.

“Hakmu? Ck! Jangan bermimpi. Kau tidak akan pernah melahirkan keturunanku. Itu hukumanmu, karena kau sudah mau menjadi istriku.”

Kaizen pergi mandi, dia juga sempat membanting pintu. Celyna menghela napas, lalu mengusap wajahnya. Celyna terkekeh, dia istri sahnya. Namun, dia harus merendah di hadapan suaminya sendiri, saat meminta nafkah batin.

Celyna pun pergi mengecek lemari pakaian, tetapi saat membuka lemari pakaian. Caelan sudah tidak ada di sana. Celyna sempat mengecek ke arah balkon, tetapi Caelan tidak ada di sana.

“Dia sudah pergi.”

Celyna berharap Caelan tidak mendengar pembicaraan mereka. Jika tidak, Celyna akan merasa malu dan semakin sedih. Faktanya dia menikahi Kaizen, tidak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang. Dia tidak ingin Caelan menghinanya juga.

Bahkan memaafkannya untuk balas dendam— masa lalu.

***

Beberapa hari telah berlalu, sejak hari itu.

Celyna ikut Kaizen terbang ke Bali, mereka tiba di Bali pukul 14.50. Selama penerbangan Kaizen terus mengoceh karena Celyna ikut bersamanya.

“Pelet apa sih yang kamu gunakan sampai Nenek begitu baik padamu. Padahal cucunya itu aku.”

“Aku sudah menolak. Kamu tahu sendiri Ne—”

“Alah, alasan. Dengar ya, aku ke sini untuk kerja. Pokoknya kamu jangan muncul dihadapanku selama aku kerja. Jangan menghubungiku, jangan tanya aku pergi kemana saja. Kau– diam di kamar.”

Celyna mengurungkan niatnya untuk menjawab. Jika suaranya terdengar, Kaizen akan mengatainya membantah.

Setibanya di Bali, mereka menggunakan mobil yang berbeda. Celyna, bahkan tidak tahu kemana suaminya pergi. 

Besok malam, perusahaan akan merayakan peresmian resort baru di Bali, sebelumnya Kendrick Global Holdings, sudah memiliki hotel mewah di Bali. Celyna dan Kaizen akan menginap di sana selama di Bali.

Sesampainya di kamar hotel, Celyna dikejutkan dengan ranjang tidur bak pengantin baru. Mata Celyna berbinar, dia berjalan mendekati tempat tidur dan mengambil beberapa helai kelopak mawar merah. Ada kesedihan di matanya.

“Sepertinya Nenek yang mengatur kamar ini. Aku harus segera membereskannya, jika Kaizen melihat ini dia akan marah.”

Celyna mengumpulkan semua kelopak bunga dan hiasan kamar pengantin. Lalu membuangnya ke tempat sampah. Dan ketika di selesai, hari sudah sore.

Ia mengayunkan langkah kakinya menuju balkon kamar. Melihat hamparan pasir putih di bawah sana. Serta air yang jernih. Tempat ini memberikan kesan bulan madu yang indah, tetapi tidak dengan Celyna. Tidak akan pernah ada momen seperti ini di dalam pernikahannya.

Celyna tidak ingin diam saja, dan hanya menikmati lautan dari kejauhan. Jadi, dia memutuskan untuk turun ke bawah. Celyna menuruni anak tangga hati-hati, dia melepaskan sandalnya dan berjalan di atas pasir putih. 

Angin menyapu kulitnya, lalu membelai rambutnya yang sengaja di gerai. Sambil berjalan pelan, Celyna membentangkan kedua tangan dengan mata terpejam.

“Tenang,” gumamnya.

“Benarkah?” 

Suara itu mengejutkannya, Celyna membuka mata. Dilihatnya Caelan berdiri di hadapannya.

“Kau— bagaimana kamu bisa kamu ada di sini?” Celyna terperanjat terkejut.

Caelan tersenyum miring.”Kau pikir hanya suamimu dalam keluarga Kendrick,” cibir Caelan.

Celyna menghela napas. Dia malas berurusan dengan Caelan, terutama mengingat hari itu yang tampak biasa saja di mata Caelan. Tidak ada penyesalan, atau permintaan maaf. Tidak ingin berlama-lama, Celyna mengambil sandal dan hendak pergi.

“Kau sudah mau pergi?”

Celyna tidak menjawab. Selain itu, hari sudah semakin sore. Caelan tidak diam saja, dia mengikuti Celyna dari belakang.

“Kau tidak ikut suamimu? Atau kau memang sengaja ditinggal olehnya.”

Ucapan Caelan membuat Celyna berhenti. Lalu menoleh, Celyna menahan kesal di hatinya.

“Berhenti mengusikku. Sekarang aku ini kakak iparmu, dan kau harus menerima itu.”

Caelan tersenyum miring. “Kau yakin tidak akan menyesal, dan lebih memilih meninggalkan aku.”

Celyna tercekat. Dia tidak menjawab, lalu pergi begitu saja. Usai matanya bertemu dengan Caelan. Caelan tersenyum dingin, melihat punggung yang semakin menjauh.

Langkah kaki Celyna berhenti tepat di depan pintu kamar. Dia menerima panggilan telepon terus menerus. Dilihatnya panggilan itu dari nomor tidak dikenal. Tidak hanya itu, nomor berbeda baru saja mengirimkan pesan dan sebuah gambar.

Celyna membuka pesan itu, dia terkejut melihat foto seorang perempuan memeluk Kaizen di depan pintu kamar hotel.

[Suamimu tidak pernah mencintaimu!]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Pelukan Hangat yang Menenangkan

    Spontan Celyna membungkam mulutnya. Jantungnya seakan berhenti saat menyaksikan suaminya mencium perempuan itu dengan begitu mesra, bahkan mengangkat tubuh perempuan itu ke atas meja, hendak melucuti pakaiannya. Air mata Celyna menetes, tak tertahan.Celyna tidak tahan menyaksikan semua itu. Saat hendak berbalik, kakinya goyah dan tubuhnya hampir jatuh. Suara kecil yang ia timbulkan membuat Kaizen dan kekasihnya sontak menghentikan cumbuannya. Dengan panik, Celyna melepas sepatu haknya dan berlari keluar.Saat Kaizen keluar, dia hanya mendengar suara pintu utama ditutup. Tanpa tahu siapa yang datang.Malam itu, Celyna berjalan di tengah-tengah kerumunan orang-orang. Ia tak peduli dengan tatapan para sosialita yang mulai memperhatikannya. Air matanya jatuh semakin deras, hatinya perih seperti ada ribuan jarum yang menancap di dadanya. Dengan langkah gontai, ia keluar dari resort sambil menggenggam sepatu hak dan tas di tangannya. Bayangan suaminya bercumbu dengan perempuan lain terus

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Kekasih Gelap Suamimu!

    Ponsel itu jatuh dari tangannya. Celyna membeku, matanya terpaku pada layar yang menampilkan foto itu. Foto itu terlalu nyata untuk bisa disebut rekayasa. Kaizen memakai pakaian yang sama dengan yang dikenakannya hari ini.Hatinya seperti diremas, sesak. Tangannya gemetar ketika berusaha memungut ponsel dari lantai.Dengan napas yang tidak beraturan, ia kembali menatap layar ponselnya. Tubuhnya merosot hingga terduduk di depan pintu, air matanya menetes begitu saja.“Kaizen,” gumamnya hampir tak terdengar.Satu jam berlalu. Langit sudah gelap, tetapi tidak ada tanda-tanda suaminya kembali ke kamar hotel. Celyna masih menggenggam ponselnya erat-erat. Pertanyaan demi pertanyaan kini menggerogoti pikirannya. Sekarang ia semakin mengerti. Kenapa Kaizen tidak pernah mau menyentuhnya.Celyna menyeka air matanya. Ia mencoba menghubungi nomor pengirim foto itu, tapi panggilannya tidak pernah dijawab. Sambil duduk di sofa, ia mencoba lagi, tetap tidak diangkat.[Kamu siapa?]Ia mengirim pesan s

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Nomor Tidak Dikenal

    Celyna terdiam, wajahnya memucat. Namun, dia tetap berusaha tenang. Dan memalingkan wajah.“Ternyata kau sama saja dengan perempuan di luar sana, munafik! Kau memilih menikahi kakakku, demi nama besar dan kekuasaan. Jangan salahkan aku kalau sekarang menganggapmu perempuan murahan.”“Cukup!” Celyna balas berteriak, matanya berkaca-kaca. “Kau tidak tahu apa pun! Kau tidak pernah tahu…”“Tahu apa?” Caelan mencondongkan tubuhnya, menatapnya lebih dekat. “Kalau sebenarnya kau cuma pion murahan keluarga politikmu? Atau kau memang tidak bisa hidup tanpa uang dan status?”PLAK!Tamparan mendarat untuk kedua kalinya di wajah Caelan.“Pergi!” pekiknya. “Kalau kau masih punya harga diri, jangan pernah muncul lagi di hadapanku.”Caelan menurunkan pandangannya. Tamparan itu masih terasa di pipinya. Ia bahkan menyentuh pipinya, ironi. Caelan kembali menaikkan pandangannya menatap Celyna.“Karena kau sudah masuk ke dalam keluarga Kendrick, jangan harap kau bisa hidup dengan tenang.”Celyna tercekat

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Lepaskan Aku!

    Mata Celyna bertemu dengan mata dingin milik Caelan, yang kini menatapnya lekat, dingin dan menusuk. Sementara Kaizen dan ibunya tampak malas, berbeda dengan sang ayah. Kedua orang tua Celyna tidak berkomentar. Mereka hanya tersenyum.“Caelan, cucuku. Sejak muda di sudah tinggal di luar negeri, aku baru sempat mengenalkannya kepada kalian. Saat pernikahan Celyna, Caelan tidak bisa datang.”Kaizen tersenyum miring. “Kukira kau tidak akan pernah kembali.”Caelan dengan tenang duduk, sorot matanya tidak pernah beralih dari Celyna yang duduk di samping Kaizen.“Sudah waktunya aku pulang dan bergabung dengan perusahaan,” jawab Caelan tenang.Kaizen terkejut. “Apa kau bilang? Bisa-bisanya orang sepertimu bergabung di perusahaan.”“Cukup!” Ayah mertua akhirnya angkat bicara. “Ini bukan tempat debat. Apa kalian tidak menghargai nenek kalian?”Celyna yang gugup, dengan tangan gemetar akhirnya meraih gelas yang berisikan segelas air putih.“Jadi, ini istri idamanmu?” tanyanya dengan nada yang t

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Pernikahan Dingin

    Lingerie tipis warna hitam itu mengintip dari jubah satin yang membungkus tubuhnya, memperlihatkan siluet indah tubuhnya. Celyna menatap pantulan dirinya di cermin dengan senyum getir. Ibunya datang jauh-jauh hanya untuk mendadaninya seperti ini, sekaligus memberikan ceramah panjang soal menggoda suami seakan-akan Celyna adalah istri bodoh yang tidak bisa hamil meski sudah dua tahun menikah.Yang benar saja, yang jadi masalah bukan Celyna. Melainkan–“Kamu pikir kamu bisa membuatku mau menyentuhmu dengan berpenampilan begitu?”Celyna terkesiap. Sontak, ia berbalik dan mendapati Kaizen sedang menatapnya dengan wajah merah. Bukan tersipu melihat kulit polos Celyna mengintip di balik jubah malamnya, melainkan karena marah.Buru-buru Celyna merapatkan pakaiannya.“Bukan itu maksudku. Aku baru saja ingin mengganti pakaian,” bela Celyna. “Tadi Ibu datang, lalu beliau–”Kaizen mengibaskan tangannya, menyuruh Celyna diam. Pria itu melonggarkan dasi lalu membuka kancing kemejanya. Ia sama sek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status