Share

Kekasih Gelap Suamimu!

Author: Caramelly
last update Last Updated: 2025-09-11 14:35:56

Ponsel itu jatuh dari tangannya. Celyna membeku, matanya terpaku pada layar yang menampilkan foto itu. Foto itu terlalu nyata untuk bisa disebut rekayasa. Kaizen memakai pakaian yang sama dengan yang dikenakannya hari ini.

Hatinya seperti diremas, sesak. Tangannya gemetar ketika berusaha memungut ponsel dari lantai.Dengan napas yang tidak beraturan, ia kembali menatap layar ponselnya. Tubuhnya merosot hingga terduduk di depan pintu, air matanya menetes begitu saja.

“Kaizen,” gumamnya hampir tak terdengar.

Satu jam berlalu. Langit sudah gelap, tetapi tidak ada tanda-tanda suaminya kembali ke kamar hotel. Celyna masih menggenggam ponselnya erat-erat. Pertanyaan demi pertanyaan kini menggerogoti pikirannya. Sekarang ia semakin mengerti. Kenapa Kaizen tidak pernah mau menyentuhnya.

Celyna menyeka air matanya. Ia mencoba menghubungi nomor pengirim foto itu, tapi panggilannya tidak pernah dijawab. Sambil duduk di sofa, ia mencoba lagi, tetap tidak diangkat.

[Kamu siapa?]

Ia mengirim pesan singkat, tapi tidak ada balasan.

Celyna merasa Frustrasi, ada orang lain di luar sana yang tahu betapa retaknya rumah tangganya. Ia cemas foto itu disebar ke media, menjadi gosip di media sosial? Dia akan dipermalukan. Orang tuanya pasti akan memarahinya.

Meskipun perutnya melilit, nafsu makannya hilang. Seluruh tubuhnya lemas, keringat dingin mengalir. Celyna menutup wajah dengan kedua tangannya.

“Aaarghhh ….” ia menggeram pelan, karena kesal.

Ia mencoba menghubungi Kaizen, tapi ponselnya tidak aktif. Ia menghubungi sekretaris suaminya, tetap tidak dijawab. Napasnya tercekat. Dengan mata sembab, ia tertawa getir, lalu menekan dadanya yang semakin menyesakkan.

Sejak awal pernikahan, ia tahu tidak bisa berharap banyak dari Kaizen. Tapi tetap saja sakit.

***

Satu hari berlalu. Sore itu, ketukan pintu membuat Celyna bergegas membuka pintu kamar hotel. Namun, bukan Kaizen. Pria yang berdiri di hadapannya adalah Reyhan.

Celyna bersedekap, tatapannya datar. “Dimana suamiku?” tanya Celyna.

“Kedatangan saya ke sini untuk menyampaikan pesan dari Bapak— Ibu dilarang datang ke pesta perayaan di resort nanti malam.”

Celyna tertawa. Matanya berbinar, lalu memiringkan kepalanya.

“Kenapa aku tidak boleh datang, aku istrinya.”

Reyhan bergeming sesaat.

“Mohon kerjasamanya.”

BRUK!

Celyna membanting pintu kamar marah. Ia mengunci pintu rapat-rapat. Hatinya sakit teriris.

Bibirnya bergetar.”Kaizen,” gumamnya dengan tangan mengepal.

Namun, Celyna tidak akan diam saja. Dia sudah memutuskan untuk datang ke pesta itu, Kaizen tidak bisa menghalanginya.

Di seberang sana, di dalam sebuah kamar— Kaizen baru saja memakai jas dan  perempuan di sisinya baru saja membenarkan dasinya. Malam ini, gunting pita pengesahan resort baru milik keluarga Kendrick.

Tamu yang datang adalah tamu istimewa. Dari kalangan artis dan sosialita.

Perempuan itu memeluk tubuh Kaizen seraya berkata dengan suara lembut. “Malam ini aku tidak mau melihat istrimu.”

“Tenang saja, aku pastikan dia tidak akan pernah datang ke pesta malam ini.” Kaizen mencium bibir kekasihnya.

Kaizen begitu hangat pada kekasihnya. Perlakukannya amat berbeda pada Celyna, yang merupakan istri sahnya.

___

Malam itu, para tamu undangan sudah mulai berdatangan dan hampir memenuhi pesta. Kaizen sudah ada di sana bersama dengan kekasihnya. Namun, saat berada di depan semua orang mereka terlihat profesional dan tidak memperlihatkan adanya hubungan asmara.

Sementara itu Celyna masih tertahan di kamar hotel. Di depan pintu kamar ada dua orang yang berjaga. Celyna tidak kehilangan akal, dia pergi lewat jalan belakang dia menyusuri pantai. Namun, langkah kakinya mendadak terhenti.

Caelan berdiri di seberang sana.

“Sepertinya Nyonya Kendrick, lagi-lagi dikurung di dalam kamar.” Cibirnya puas.

Celyna tidak menjawab. Dia melintasi Caelan. Pria itu menahannya, langkah kaki Celyna terhenti dan menoleh kepada Caelan dengan tatapan tajam.

“Lepaskan tanganku!” ucap Celyna dengan nada ketus.

“Kamu tidak akan bisa ke pesta tanpa undangan. Tapi, aku bisa membantumu.”

Celyna tercekat menatap Caelan, sorot matanya mengatakan ketidak percayaan.

“Aku tidak butuh bantuanmu.” Celyna melepaskan tangannya dari cekalan Caelan.

Saat Celyna hendak melangkah, Caelan kembali berbicara lagi.

“Kamu pikir orang Kaizen akan mengizinkan kamu masuk ke sana. Mereka akan menyeretmu, tetapi jika kau datang denganku. Kupastikan kamu bisa masuk ke dalam pesta.”

Celyna menimbang-nimbang ucapan Caelan. Hatinya sedikit luluh.

“Kau yakin ingin membantuku?” 

Caelan tersenyum miring. “Kecuali kamu mau menciumku.”

Celyna melotot. “Dasar omes!” 

Caelan tertawa kecil, lalu meraih tangan Celyna. Celyna menatap Caelan. Tiba-tiba Caelan melepaskan jasnya. Ia memakaikannya di kepala Celyna. 

“Kau—”

Caelan tidak menjawab, dia meraih tangan Celyna dan membawanya keluar hotel. Malam itu Celyna menaiki mobil yang dikendarai oleh Caelan, hanya butuh waktu 5 menit untuk tiba di sana. Saat mereka tiba di sana gunting pita sudah selesai. 

Ada beberapa media yang meliput, saat ini semua orang sedang fokus dan tertuju pada Kaizen yang tengah berpidato. Caelan membawa Celyna lewat jalan belakang, keduanya menyusuri lorong dan tiba di ballroom.

“Pergilah,” kata Caelan.

Celyna melangkahkan kakinya, tetapi tiba-tiba langkah kakinya terhenti. Celyna menoleh ke belakang, dan menghampiri Caelan. Ia melepaskan jas itu dan mengembalikannya.

“Terima kasih,” ucapnya lalu berjalan menjauh.

Saat memasuki ballroom, musik klasik terdengar begitu merdu.  Kehadiran Celyna menjadi sorotan di tengah sosialita dan para artis ibu kota. Bisik demi bisikan terdengar di telinga Celyna, tidak sedikit orang yang membicarakannya.

Celyna melihat ada beberapa lukisan yang sengaja di pajangkan. Lalu, langkah kakinya terhenti di depan sebuah lukisan langit dan bunga yang gugur.

“Celyna, ternyata benar itu kamu.” Tegur seseorang sosialita.

“Lukisan ini memang indah. Suamimu membawa seniman terkenal dari Paris.” Seseorang sosialita lain berbicara.

Celyna menoleh menatap mereka.

“Kata suamimu, kamu sedang sakit tidak bisa datang— atau rumor tentang kalian benar?” tanya sosialita pertama.

“Apa maksudmu?” tanya Celyna.

Kedua sosialita itu menatap Celyna dengan tatapan rendah.

“Kami dengar rumah tangga kalian sudah retak. Katanya kamu mandul!”

DEG!!

Celyna membeku. Dunianya seakan runtuh dalam hitungan detik.

“Apa katamu?”

Kedua sosialita itu tertawa. “Kenapa kamu terkejut? Ah, jika aku jadi Kaizen aku juga pasti berpikir untuk cari istri baru.”

“Ah, aku hampir lupa memberitahumu. Seniman yang dibawa suamimu malam ini, orang yang sama— aku pernah melihat mereka bersama, saat acara amal di New York bulan lalu.” Sosialita itu berbisik di telinga Celyna. “Sepertinya, dia kekasih gelap suamimu.”

Celyna membelalak. Hatinya tercabik-cabik pedih. Mereka pergi, usai mengatakan hal yang menyakitkan. Celyna merasa semua mata kini sedang membicarakannya, ia juga tidak menemukan Kaizen di tengah kerumunan orang sekitar.

Saat masuk ke dalam ruangan khusus, Celyna mendengar tawa di ruangan seberang. Ia mengenali suara itu, adalah suara suaminya dan suara perempuan asing.

“Kaizen, sayang, selamat atas peresmian resort baru,” ucapnya dengan manja. 

Celyna memberanikan diri untuk melihat dari pintu seberang yang sedikit terbuka— Kaizen dan perempuan itu tengah berciuman dengan tangan yang saling memeluk di sofa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Pelukan Hangat yang Menenangkan

    Spontan Celyna membungkam mulutnya. Jantungnya seakan berhenti saat menyaksikan suaminya mencium perempuan itu dengan begitu mesra, bahkan mengangkat tubuh perempuan itu ke atas meja, hendak melucuti pakaiannya. Air mata Celyna menetes, tak tertahan.Celyna tidak tahan menyaksikan semua itu. Saat hendak berbalik, kakinya goyah dan tubuhnya hampir jatuh. Suara kecil yang ia timbulkan membuat Kaizen dan kekasihnya sontak menghentikan cumbuannya. Dengan panik, Celyna melepas sepatu haknya dan berlari keluar.Saat Kaizen keluar, dia hanya mendengar suara pintu utama ditutup. Tanpa tahu siapa yang datang.Malam itu, Celyna berjalan di tengah-tengah kerumunan orang-orang. Ia tak peduli dengan tatapan para sosialita yang mulai memperhatikannya. Air matanya jatuh semakin deras, hatinya perih seperti ada ribuan jarum yang menancap di dadanya. Dengan langkah gontai, ia keluar dari resort sambil menggenggam sepatu hak dan tas di tangannya. Bayangan suaminya bercumbu dengan perempuan lain terus

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Kekasih Gelap Suamimu!

    Ponsel itu jatuh dari tangannya. Celyna membeku, matanya terpaku pada layar yang menampilkan foto itu. Foto itu terlalu nyata untuk bisa disebut rekayasa. Kaizen memakai pakaian yang sama dengan yang dikenakannya hari ini.Hatinya seperti diremas, sesak. Tangannya gemetar ketika berusaha memungut ponsel dari lantai.Dengan napas yang tidak beraturan, ia kembali menatap layar ponselnya. Tubuhnya merosot hingga terduduk di depan pintu, air matanya menetes begitu saja.“Kaizen,” gumamnya hampir tak terdengar.Satu jam berlalu. Langit sudah gelap, tetapi tidak ada tanda-tanda suaminya kembali ke kamar hotel. Celyna masih menggenggam ponselnya erat-erat. Pertanyaan demi pertanyaan kini menggerogoti pikirannya. Sekarang ia semakin mengerti. Kenapa Kaizen tidak pernah mau menyentuhnya.Celyna menyeka air matanya. Ia mencoba menghubungi nomor pengirim foto itu, tapi panggilannya tidak pernah dijawab. Sambil duduk di sofa, ia mencoba lagi, tetap tidak diangkat.[Kamu siapa?]Ia mengirim pesan s

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Nomor Tidak Dikenal

    Celyna terdiam, wajahnya memucat. Namun, dia tetap berusaha tenang. Dan memalingkan wajah.“Ternyata kau sama saja dengan perempuan di luar sana, munafik! Kau memilih menikahi kakakku, demi nama besar dan kekuasaan. Jangan salahkan aku kalau sekarang menganggapmu perempuan murahan.”“Cukup!” Celyna balas berteriak, matanya berkaca-kaca. “Kau tidak tahu apa pun! Kau tidak pernah tahu…”“Tahu apa?” Caelan mencondongkan tubuhnya, menatapnya lebih dekat. “Kalau sebenarnya kau cuma pion murahan keluarga politikmu? Atau kau memang tidak bisa hidup tanpa uang dan status?”PLAK!Tamparan mendarat untuk kedua kalinya di wajah Caelan.“Pergi!” pekiknya. “Kalau kau masih punya harga diri, jangan pernah muncul lagi di hadapanku.”Caelan menurunkan pandangannya. Tamparan itu masih terasa di pipinya. Ia bahkan menyentuh pipinya, ironi. Caelan kembali menaikkan pandangannya menatap Celyna.“Karena kau sudah masuk ke dalam keluarga Kendrick, jangan harap kau bisa hidup dengan tenang.”Celyna tercekat

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Lepaskan Aku!

    Mata Celyna bertemu dengan mata dingin milik Caelan, yang kini menatapnya lekat, dingin dan menusuk. Sementara Kaizen dan ibunya tampak malas, berbeda dengan sang ayah. Kedua orang tua Celyna tidak berkomentar. Mereka hanya tersenyum.“Caelan, cucuku. Sejak muda di sudah tinggal di luar negeri, aku baru sempat mengenalkannya kepada kalian. Saat pernikahan Celyna, Caelan tidak bisa datang.”Kaizen tersenyum miring. “Kukira kau tidak akan pernah kembali.”Caelan dengan tenang duduk, sorot matanya tidak pernah beralih dari Celyna yang duduk di samping Kaizen.“Sudah waktunya aku pulang dan bergabung dengan perusahaan,” jawab Caelan tenang.Kaizen terkejut. “Apa kau bilang? Bisa-bisanya orang sepertimu bergabung di perusahaan.”“Cukup!” Ayah mertua akhirnya angkat bicara. “Ini bukan tempat debat. Apa kalian tidak menghargai nenek kalian?”Celyna yang gugup, dengan tangan gemetar akhirnya meraih gelas yang berisikan segelas air putih.“Jadi, ini istri idamanmu?” tanyanya dengan nada yang t

  • Dimanjakan Sentuhan Panas Adik Ipar    Pernikahan Dingin

    Lingerie tipis warna hitam itu mengintip dari jubah satin yang membungkus tubuhnya, memperlihatkan siluet indah tubuhnya. Celyna menatap pantulan dirinya di cermin dengan senyum getir. Ibunya datang jauh-jauh hanya untuk mendadaninya seperti ini, sekaligus memberikan ceramah panjang soal menggoda suami seakan-akan Celyna adalah istri bodoh yang tidak bisa hamil meski sudah dua tahun menikah.Yang benar saja, yang jadi masalah bukan Celyna. Melainkan–“Kamu pikir kamu bisa membuatku mau menyentuhmu dengan berpenampilan begitu?”Celyna terkesiap. Sontak, ia berbalik dan mendapati Kaizen sedang menatapnya dengan wajah merah. Bukan tersipu melihat kulit polos Celyna mengintip di balik jubah malamnya, melainkan karena marah.Buru-buru Celyna merapatkan pakaiannya.“Bukan itu maksudku. Aku baru saja ingin mengganti pakaian,” bela Celyna. “Tadi Ibu datang, lalu beliau–”Kaizen mengibaskan tangannya, menyuruh Celyna diam. Pria itu melonggarkan dasi lalu membuka kancing kemejanya. Ia sama sek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status