Share

BAB 5. Perlindungan

Author: Fiska Aimma
last update Last Updated: 2022-12-21 21:10:44

Brak!

"Astaghfirullah!"

Aku hampir saja terlonjak ketika Ratna tiba-tiba saja menggebrak meja kantin tanpa aba-aba.

Sepulang dari meeting room, kami bertiga memilih makan bakso di kantin Bu Isoh karena masih jam istirahat.

"Ini gak bisa dibiarin Nia, Han! Kita harus tahu siapa calon istri Pak Athar! Titik!" ujar Ratna tegas membuatku spontan bergidik ngeri.

Duh ... bisa gawat kalau mereka tahu yang dimaksud Athar adalah aku. Bisa-bisa dijadikan seblak ceker sama fans dadakan Athar. 

Brrr! Menakutkan.

Kalau begitu ceritanya, oke fix! Sudah kuputuskan bahwa berpura-putar adalah jalan ninjaku.

"Iya, tapi nyari tahu kemana Markonah? Wong si Bos aja gak ngasih tahu namanya," sahutku cuek sambil memakan pentol bakso.

"Ya, ke mana aja. Masalah itu bisa kita pikirkan. Oh ya, Kania lo beneran kan gak tahu calon istri Pak Athar?" selidik Ratna padaku dengan wajah penuh kecurigaan.

Aku yang jelas-jelas berbohong tentu saja tak nyaman.

"Beneran Ratna gue gak tahu. Kan Lo tahu sendiri tadi denger di meeting room kalau gue bilang gak kenal sama calon istrinya di depan Pak Kafka. Lagian udah sih, gak usah ngomongin dia terus udah ada pawangnya tahu. Udah gitu berondong lagi," kilahku mencoba mengalihkan

Ratna menggelengkan kepalanya menolak mendengar saranku.

"Gak! Kagak bisa ... kagak bisa. Bagi gue, selama janur kuning belum melengkung  Kafka masih milik bersama.  Mau dia berondong kek atau tua selama gue demen ya gak perduli. Masa baru juga ketemu, dia udah sold out lagi. Bener gak Han?"

"Hooh setuju gue. Harapan itu masih ada selama undangan belum di meja. Makanya ayo kita cari info tentang  calon istri si bos, kita lihat cantikan mana sama kita?" sewot mereka penuh semangat yang berapi-api.

Ya Allah kenapa mereka jadi begini, sih?

Kebayang kalau punya teman 10 sifatnya sama kayak Ratna dan Hana, aku yakin resign jadi manusia.

Di tengah obrolan heboh kami, tiba-tiba ada yang mengetuk meja kantin yang sedang kami akuisisi. Spontan saja aku dan duo racun melihat siapa gerangan yang mengganggu dan ternyata itu adalah Pak Vino.

Pak Vino adalah SPV-ku, kebetulan di QA validasi dia yang paling sering berhubungan dengan kami secara dia yang mengontrol pekerjaan tim.

"Halo, apa saya ganggu kalian?" tanya Pak Vino membuat aku, Ratna dan Hana berpandangan kaget campur curiga.

"Enggak Pak, ada perlu apa ya Pak?" tanya Hana mewakili. Di antara kami Hana adalah staf yang paling antipati pada Pak Vino karena sikapnya yang sok memerintah.

"Oh enggak, ehm ... sebenarnya saya ada perlu sama Kania. Gimana Nia bisa kita bicara? Berdua saja?"

"Berdua saja?" Aku memekik pelan. Merasa aneh atas ajakan Pak Vino.

"Ya, bisa kan?"

"Ehm gimana, ya?"

Aku melirik ragu ke arah Ratna dan Hana yang memberi kode dengan gelengan kepala agar aku menolak.

Diam-diam, aku meng-amini usul mereka. "Ehm, Pak maaf nih apa gak lebih baik nanti aja Pak ngobrolnya?" tanyaku agak risih. Terlebih melihat sekeliling kami yang mulai memperhatikan.

Bagaimana pun akibat sikap Pak Vino yang kadang sok perhatian dan terang-terangan membuat aku dituduh sebagai pengganggu rumah tangga Pak Vino. Padahal Pak Vino yang mepet-mepet tapi tetap saja kesannya aku yang gatal.

Ya Allah ... segini susahnya jadi janda? Apa salah aku coba?

"Heum ... jangan nanti dong Nia soalnya mendesak ini. Gimana kalau kita sekarang ke luar kantin sebentar aja? Kamu gak keberatan, kan?" bujuk Pak Vino lagi penuh harap.

"Bukan keberatan sih Pak tapi ...."

"Nia, saya janji gak akan lama. Masa kamu menolak permintaan atasan?" sindir Pak Vino membuatku merasa tak enak hati.

Lagi-lagi dia membawa jabatan dalam hal ini.

Ya ampun ... malesnya.

"Nia?" desak Pak Vino dengan nada lebih keras dan penuh penekanan.

Aku menarik napas dalam sambil berpikir.

"Ya, sudah baiklah."

Akhirnya aku menyerah demi norma kesopanan dan khawatir disangka kurang ajar sama atasan.

(***)

"Saya serius sama kamu Nia. Saya akan meminta ijin pada istri saya untuk merestui kita. Bagaimana? Kamu terima saya, kan?" tanya Pak Vino serius membuat mulutku seketika menganga kaget.

Hah? Minta ijin istrinya? Kegilaan macam apa ini? Mana mungkin aku tega menjandakan orang lain demi janda.

Sungguh, terlalu!

Aku tak menduga keinginannya untuk menjadikanku sebagai istri kedua begitu kuat.  Pak Vino memang sama sekali tak ingin mundur meski aku sudah menolaknya beberapa kali.

Jujur, meski pun aku janda, aku tak ingin menjadi penghancur rumah tangga orang lain. Aku cukup tahu penderitaan ketika seseorang yang kita miliki diambil paksa.

Dan yang terpenting aku masih punya harga diri.

Aku menghembuskan napas kasar mendengar pertanyaan Pak Vino. Pantas saja dia memintaku mengobrol di samping kantin yang relatif sepi ternyata hanya untuk ini. Mana dekat ember bekas cuci piring lagi.

Ampun deh, gak elit banget.

"Maaf Pak, kalau saya lancang. Tapi apa Bapak tidak pernah berpikir perasaan istri Bapak? Pak, saya ini tidak ingin menikah untuk sementara waktu apalagi untuk jadi istri kedua. Jadi, maaf saya gak bisa menerima tawaran Bapak," ucapku tegas.

"Kania, saya memikirkan perasaan istri saya makanya saya akan meminta ijin sama dia, saya yakin dia akan setuju karena kami sudah tak bisa punya anak lagi setelah kelahiran anak pertama. Barangkali dengan menikah lagi saya akan punya anak dan lebih bahagia. Istri saya pasti ikhlas."

"Ikhlas? Cih! Pak! Apa Bapak akan menjamin ketika Bapak menikah dengan saya Bapak juga akan memiliki anak langsung? Tidak, kan?! Allah Pak yang kasih, manusia gak berhak untuk menjadi hakim bagi takdir Pak," balasku sedikit emosi karena jawaban Pak Vino mengingatkanku pada alasan Hans kala meminta cerai di depan keluarganya.

Aku masih tidak mengerti pada manusia yang berpikir demikian. Kenapa mereka bisa sepicik itu? Kenapa mereka bisa menilai rumah tangga hanya dari ukuran tertentu saja? Apakah sependek itu jalan syurga?

Tak bisa kuhindari, dadaku serasa panas dan mataku berkaca-kaca. Sungguh, pembahasan tentang ini membuka luka lama yang ingin aku lupakan.

"Ya, saya tahu istri saya mungkin sakit hati dan saya juga tahu tak ada jaminan saya menikah dengan kamu akan langsung punya anak. Tapi, hati saya gak bisa pindah Karen. Saya ... saya ...."

"Oh, jadi ini si janda gatel itu?"

Astaga! Siapa itu yang bilang aku janda gatel?

Aku reflek menolehkan kepala ketika terdengar suara wanita menyela dari arah samping kanan. Mataku terbelalak melihat seorang ibu yang berbadan montok sedang melihat tajam ke arahku.

"Mamah? Mamah ngapain ke sini?"

"Mamah? Jadi Ibu ini istrinya Pak Vino?"  seruku terkejut ketika melihat Pak Vino bergegas menghampiri wanita bertubuh tambun di hadapanku. Kutebak umurnya kurang lebih 40-an.

"Iya, saya istrinya Vino. Kenapa? Kamu kaget? Dasar wanita gak tahu diri bisa-bisanya kamu merebut suami saya, ya? Dasar pel*cur!" damprat istri Pak Vino seraya melotot dan menguarkan aura kebencian.

Mendengar istri Pak Vino menghinaku, entah kenapa otakku seketika mengingat kejadian dua tahun silam.

Dulu aku pun begitu kala bertemu Anita, aku marah dan ingin memaki sebisa mungkin. Hanya bedanya, sekarang aku sama sekali BUKAN pelakor' dan aku merasa berhak membela diri karena aku tak pernah menjadi simpanan. 

"Apa? Ibu bilang apa? Saya pel*cur?! Maaf ya Bu, saya tidak pernah merebut suami Ibu, jadi silahkan tanya sendiri sama suami Ibu siapa yang ngejar-ngejar?! Dan asal Ibu tahu saya sudah menolak suami Ibu," kelasku tetap tenang.

Meski amarah membuncah, aku tidak boleh terpancing.

"Alaah alasan! Biasanya begitu p*lakor' atau p*lacur gak mau ngaku! Sekarang cepat katakan berapa yang kamu minta untuk menjauhi suami saya?"

"Astaghfirullah Bu, saya beneran gak mau sama suami Ibu! Dan terutama saya bukan p*lacur! Saya punya harga diri! Bukan saya yang menggoda suami Ibu, Ibu salah paham!" Kali ini emosiku mulai terpancing karena merasa dihina dan difitnah secara verbal.

Enak saja aku disamakan dengan p*lacur. Gini-gini, harga diriku sangat tinggi.

"Apa? Bohong! Kamu pasti bohong! Suami saya bilang kamu kok yang godain dia!"

"Nggak Bu, nggak! Haram bagi saya menggoda suami Ibu. Sekarang, terserah Ibu mau percaya atau tidak yang jelas saya tak perduli! Permisi! Saya malas meladeni kalian!"

Merasa perdebatan ini tak akan berakhir, daripada membuat kericuhan aku memilih membalikan badan untuk pergi. tetapi, baru saja beberapa langkah aku berjalan teriakan istrinya Vino terdengar lagi.

"Tunggu! Dasar wanita gak punya otak! Ini hukuman untukmu!"

Hukuman? Maksudnya?

Merasa janggal, aku pun melihat ke arah belakang dan alangkah kagetnya ketika kulihat si ibu montok mendadak sudah membawa sebuah ember berisi air bekas cucian piring telah melayang ke arahku lalu ....

"Mbaaak! Awaaaas!"

BYUUR!

"ATHAR?!" pekikku terkejut ketika melihat tubuh Athar tiba-tiba hadir di depanku hingga siraman air kotor itu mengenainya.

Sontak saja aku menutup mulut yang menganga ketika melihat wajah Athar yang tampan itu

telah penuh dengan sampah mie bakso dan kawan-kawannya.

Ya Allah ... Athar melindungiku? Dia melindungiku? LAGI?!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rihwani Whany
ceritanya seru syngx terhalang oleh koin
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Keajaiban

    Aku mengamati wajah Athar yang masih memejamkan mata. Ini sudah hampir satu Minggu pasca kejadian nahas itu terjadi. Namun, tak ada tanda-tanda suamiku akan tersadar dalam waktu dekat ini. Tampaknya suamiku masih setia dalam tidur panjangnya."Sayang bangun ...." bisikku getir. "Thar maafin aku, ya. Maafin udah bikin kamu jadi kayak gini. Aku janji kalau kamu bangun, gak akan panggil kamu lagi dengan yang aneh-aneh. Ayo buka matamu Sayang! Kamu suamiku Thar, suamiku."Lagi, aku menangis karena menyadari kalau yang kuajak bicara sama sekali tak bereaksi.Aku tahu Athar mungkin tak mendengarku tapi entah mengapa aku sangat rindu. Aku rindu mendengar suaranya, aku rindu pelukannya dan aku rindu tingkahnya yang konyol saat menggodaku.Kuakui melihat Athar terbaring dengan banyaknya perban di kepala dan tubuh suamiku tak ayal hatiku terasa remuk dan perasaanku campur aduk.Sampai saat ini, aku masih gak menyangka suami yang kusayangi harus hidup hanya dengan dipenuhi berbagai alat yang men

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Rasa Bersalah

    Di tengah keputus-asaan dan kewarasanku yang tinggal setengahnya tiba-tiba telinga ini menangkap suara lelaki yang sangat kurindukan berteriak lantang. Sontak suasana jadi gak terkendali. Semua mata mengarah tajam ke arah pintu yang menampilkan bayangan suamiku.Ya Allah, alhamdullilah! Aku selamat. Dia datang."Athar, itu kamu, kan? Athar!" teriakku parau berharap penglihatanku gak salah. "Iya, Sayang! Ini aku! Bertahanlah! Aku akan bebasin kamu!" jawab Athar dengan suara bergetar. Pandangan matanya yang sedih beralih padaku yang sedang dalam kondisi mengenaskan."Iya, Thar! Hati-hati ya mereka orang jahat! Mereka menyekapku karena Anita! Dia gak mau kamu menuntut ibunya! Kamu jangan terpengaruh Athar!"Aku terus berusaha menambah keyakinan Athar. Melihat suamiku datang, rasanya tenagaku seolah disuntik ribuan vitamin. Aku berusaha kembali mengerahkan sisa tenaga untuk melawan para lelaki besar yang sedang mengikatku. Meski aku merasa kesakitan, kukuatkan jiwa dan raga demi bisa beb

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Rencana Jahat

    Mataku terbuka setelah tersorot cahaya dari pintu kamar yang terbuka sempurna. Aku tidak tahu sudah berapa lama tertidur karena sepertinya aku pingsan usai dipukul oleh Ratna. Tak berapa lama, muncullah bayangan dua orang manusia yang berjalan dengan pongah dari ambang pintu. Dari bentuknya, aku yakin itu adalah dua orang wanita.Karena kepalaku masih sakit akibat hantaman benda tumpul, aku sangat sulit mengenali dengan jelas siapa saja yang datang itu. Terlebih, kini mataku terasa sangat perih dan parahnya badanku pun terikat hingga tidak bebas bergerak.Barulah setelah wanita itu menyalakan lampu dan sampai di depanku, aku langsung bisa melihat wajahnya yang serasa tak asing, meski lebih kurus dari sebelumnya tapi aku tahu kalau dia ...."Hey janda!" "Ternyata benar kalian bersekongkol? Berengsek!" makiku marah ketika melihat Ratna dan Anita berdiri di depanku sambil melipat tangan.Walau aku sudah curiga tetap saja kenyataan kalau mereka bersekutu sangat membuat darahku seolah men

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Jebakan.

    Di antara kesadaran dan ketidaksadaran, sayup-sayup aku mendengar lagu BTS mengalun. Semula hanyalah alunan kecil semata tapi lama-lama semakin keras dan menuntut untut diangkat. Astaghfirullah! Ini siapa sih yang berani mengganggu tidurnya seorang istri yang baru saja menyelesaikan kewajibannya? Apa dia tidak tahu kalau aku sudah sangat bekerja keras demi mempersembahkan seorang anak bagi Athalarik Yusuf yang kekarnya setara dengan Aqua-Man? Astaghfirullah! Lemas, sumpah lemas. Gak nyangka kepiawaian berondong membuatku lupa akan trauma.Dikarenakan dering telepon itu terus mengganggu, dengan sangat terpaksa aku pun membuka mata. Walau pun nyawa belum kumpul semua dan melanglang buana setidaknya aku tahu dari arah mana itu berasal. Secara malas dan dengan masih memejamkan mata, aku merentangan tangan dan meraba-raba sisi di samping tempat tidur, berharap aku bisa menemukan benda pipih yang terus mengganggu itu dan akhirnya dapat."Halo, assalammu'alaikum. Halo? Siapa nih?" tanyaku

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Seksi

    POV ATHARDengan perasaan masih tak karuan, aku hanya mampu terduduk di balik kemudi. Setelah melewati proses pemakaman dan interogasi yang menyita perhatian tentang kematian Clara akhirny aku bisa pulang. Namun, aku kecewa ketika sampai ke rumah aku malah tak menemukan Kania--istri yang selalu membuatku khawatir.Di mana dia? Kenapa semalam ini dia belum kembali? "Shit! Pake merah lagi!"Aku mendengkus kesal ketika mobilku terhalang lampu merah padahal perasaanku sudah sangat cemas. Sambil menunggu lampu berubah hijau, aku merogoh ponsel yang ada di saku celana. Tanganku gegas menekan tombol hijau untuk menelepon Kania tapi lagi-lagi gak ada jawaban. Hampir frustasi, aku memukul pelan setir dan lalu memandang layar hape yang menunjukan wajah istriku.Kupandang walpaper itu lamat-lamat.Heran. Ini orang narkoba apa manusia? Kenapa bisa membuatku resah begini? "Mbak kamu di mana? Lagi apa? Dan sama siapa?" Aku mendesah gelisah, apalagi lampu tak juga hijau. Sudah menjadi rahasia umu

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Tukar Suami?

    Aku menatap perempuan yang ada di depanku dengan wajah datar. Sudah lima belas menit berlalu aku dan Anita duduk berhadapan di meja kafe tapi wanita di depanku belum juga bersuara. Tadinya, aku malas sekali menemui perempuan yang telah merebut Hans dariku ini tapi dia terus memohon hingga aku tak ada pilihan selain menemuinya. Pertemuan ini bermula dimulai dari beberapa waktu lalu di mana aku yang sedang membeli nasi goreng tiba-tiba melihat Anita turun dari mobil dan menghampiriku. Jujur, aku terkejut melihatnya menemuiku semalam ini, padahal aku kira dia sedang berada di luar kota dengan Bu Maryam sesuai yang aku lihat di medsosnya. Ternyata ... oh ternyata dia ada di sini, ajaib!Saat di depan tukang nasi goreng, Anita bilang dia ingin bicara padaku empat mata saja. Mulanya aku menolak karena curiga dan juga takut Athar mencari tapi dia tetap memaksa sampai memohon-mohon. Katanya ini sangat penting dan dia berjanji tidak akan lama berbicara. Entah apa tujuannya tapi kuakui kal

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Khawatir

    Kania mondar mandir gak tenang. Sudah seharian ini Athar tidak bisa dihubungi. Otaknya terus saja melancarkan aksi spekulasi tentang berbagai peristiwa yang mungkin terjadi pada Athar di luar sana. Setelah berpamitan pagi tadi, Athar seolah susah dihubungi.Kania gelisah, galau dan merana. Akibat kabar meninggalnya Clara, ternyata sangat hebat. Bahkan Kania saja yang sengaja gak masuk kantor langsung mendapat kasak-kusuk yang gak jelas via grup WA para karyawan.Mendapati itu, tak dipungkiri di satu sisi dia juga merasa sedih karena walau Kania tak menyukai Clara tetap saja dia adalah manajer di kantornya. Sedikitnya Kania dan Clara sempat bersinggungan. Namun, anehnya selain sedih di satu sisi lainnya Kania merasa sangat khawatir.Ya, khawatir akan ada masalah baru lagi."Huf."Kania mengambil napas dalam sekaligus beristighfar. Gadis itu menengadahkan tangannya menghadap kiblat untuk berdoa.Dia memutuskan untuk mendoakan mendiang Clara dan juga kebaikan untuk keluarganya terutama A

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Ibadah Syurga (Dua)

    POV AuthorMata Athar mengerjap pelan ketika dia melihat tubuh atas Kania yang ter-ekspos setelah istrinya tersebut menanggalkan baju piyama. Ini untuk pertama kalinya Kania berani membuka pakaiannya di depan Athar. Melihat pemandangan ekslusif ini, Athar tidak menyangka kalau Kania memiliki banyak luka di sana sini, ada luka pukulan sampai goresan semua ada. Athar yakin semua itu bukti kekerasan Hans yang entah mengapa belum sembuh walau sudah sekian lama berlalu. Sebaliknya, Kania pun terkejut melihat penampakan punggung Athar yang kini bisa dilihatnya dengan jelas. Jujur. Kania tidak menyangka kalau Athar juga memliki bekas luka bakar di tubuhnya. Kata Athar itu terjadi karena dulu almarhum bapaknya sempat memukulinya karena berani menantang Bu Maryam. Mereka pun saling iba terhadap kondisi masing-masing dan berjanji akan saling melindungi, walau tidak terucap secara langsung."Mbak, kenapa Mbak gak pernah bilang kalau punya luka seberat ini? Ini harus divisum Mbak. Kita harus m

  • Dinikahi Adik Ipar Mantan Suami   Ibadah Syurga

    Kania terperanjat saat melihat Athar pulang dengan tatapan mata yang begitu sayu. Lelaki yang katanya mau menunaikan misi itu malah pulang dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Semalaman di luar nyatanya membuat tampilan Athar teramat kusut di pandangan Kania yang telah mencemaskannya.Tentu pemandangan ini membuat Kania bertanya-tanya. Apa yang terjadi pada suaminya? Kenapa pulang dari rumah Clara jadi seperti ini? Berbagai macam pertanyaan dan hipotesis mulai muncul di benak Kania. Namun, sayangnya belum juga itu terjawab, Athar sudah lebih dulu berjalan masuk melewati istrinya dengan tatapan kemarahan. Lelaki itu mengarahkan kakinya ke dapur meninggalkan Kania yang masih melongo kebingungan. "Thar, kenapa? Kamu haus?" kejar Kania cemas. Athar tak mengindahkan pertanyaan Kania. Athar lebih fokus untuk membuka kulkas untuk mengambil botol minum berisi air es dan lalu meminumnya hingga tandas. Akan tetapi, meski sudah beberapa kali menegak minuman sialnya rasa panas yang membakar tu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status