Home / Romansa / Dinikahi Ayah Tiri / Induksi Laktasi #1

Share

Induksi Laktasi #1

Author: Karl Valerie
last update Last Updated: 2024-05-03 10:44:27

"Kamu yakin, Ma?" tanya Basuki untuk yang ke sekian kalinya. Saat ini mereka tengah berada di sebuah rumah sakit.

Seperti yang sudah Asma katakan beberapa hari lalu. Dia akan menggantikan peran Mbak Marni untuk memberikan ASI pada adiknya, Dika.

Asma menghembuskan napasnya gusar dengan raut sebal. Sedari kemarin, Basuki tak hentinya mencecar dirinya dengan pertanyaan yang sama. Membuatnya merasa lelah sendiri karena menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama.

"Jawaban Asma tetep sama, Pak. Asma yakin ngelakuin ini." kata Asma sedikit jengkel.

"Tapi usia kamu masih sangat muda, Ma. Bapak juga khawatir orang-orang akan memandang kamu sebelah mata." Basuki menyuarakan kegelisahannya.

Bukannya Basuki tidak senang Asma akan membantu merawat Dika. Tapi dia hanya tidak ingin Asma menjadi bahan gunjingan orang-orang. Apalagi di usianya yang baru akan menginjak 20 tahun bulan depan.

"Untuk apa kita mempedulikan omongan orang, Pak? Kita hidup untuk diri kita sendiri. Lagipula yang Asma lakukan murni untuk membantu Dika." jelas Asma tegas.

Basuki kehilangan kata-katanya mendengar jawaban bijak Asma. Kali ini dia kalah berdebat dengan gadis itu. Yang memang jika telaah, memang ada benarnya juga.

Kita tidak perlu memikirkan omongan orang lain. Hidup kita tergantung pada kita sendiri. Jika kita terlalu fokus pada omongan orang, bukan tidak mungkin hidup kita akan menjadi berantakan. Tidak bebas dan penuh dengan kepalsuan.

"Baiklah kalau memang itu keputusan kamu. Bapak cuma bisa dukung apa yang menurut kamu baik." ujar Basuki pada akhirnya.

Asma akhirnya dapat bernapas lega setelah mendengar ucapan Basuki. Setidaknya kini ada bapaknya yang mendukung keputusannya.

Gadis itu lalu mengajak Basuki untuk segera pergi menuju klinik laktasi. Asma takut antriannya akan semakin panjang jika mereka tidak segera mengantri.

Asma menghela napas berat saat dirinya baru saja sampai di kawasan klinik laktasi. Sudah ada banyak pasangan suami istri yang juga berada di sana.

"Duduk sini, Ma." ajak Basuki menepuk kursi kosong yang ada di sampingnya. Pria itu memilih duduk agak jauh dari orang-orang agar bisa berdiskusi dengan gadis itu.

Asma mengangguk ringan dan menurut. Gadis itu mendudukkan dirinya di samping bapak sambungnya. Dengan sebuah tas selempang yang dia letakkan di atas pangkuannya.

"Padahal kita udah datang sedikit pagi. Tapi antriannya masih sebanyak ini." keluh Asma dengan wajah memberengut.

Basuki tersenyum ringan dan menepuk puncak kepala Asma.

"Kita tunggu saja." kata pria itu menenangkan.

Asma hanya mengedikkan bahunya dan kembali menatap sekitar. Baru menyadari jika beberapa orang tengah menatapnya dengan berbagai ekspresi.

"Kenapa orang-orang pada liatin kita sih, Pak?" tanya Asma setengah berbisik.

Basuki menghela napasnya pelan. Inilah yang dia takuti sedari kemarin. Orang-orang akan menatap Asma dengan pandangan curiga.

Walaupun usia Asma sudah legal untuk menikah, namun wajah gadis itu masih terlihat imut dan seperti anak SMA. Membuat orang banyak salah paham dengan usia gadis itu.

"Mereka pasti berpikiran buruk melihat kamu bersama om-om seperti Bapak." jawab Basuki mencoba berbesar hati.

Asma mengernyit tak suka mendengar ucapan Basuki barusan. Memangnya ada yang salah dengan semua itu? Dia hanya pergi bersama ayahnya.

"Tidak semua orang bisa berpikir positif saat melihat kita ada di sini, Ma." Basuki tiba-tiba saja bersuara saat melihat Asma yang sejak tadi diam.

Asma menatap Basuki sekilas dan akhirnya mendengus. Otak cantiknya memikirkan cara agar orang-orang yang ada di depannya berhenti untuk menatap ke arah mereka.

Gadis itu menggeser sedikit tubuhnya hingga lebih dekat dengan bapaknya. Lalu merangkul lengan Basuki dengan mesra. Percayalah, jantung Asma saat ini benar-benar tidak karuan rasanya.

"Asma? Apa yang kamu lakukan?" tanya Basuki memicing dengan suara yang begitu pelan.

Asma menatap bapak sambungnya dengan senyum singkat. Lalu kembali menatap lurus ke depan dengan wajah innocent.

"Sekalian saja buat mereka berpikiran buruk tentang kita, Pak. Toh mereka sendiri yang akan rugi karena terlalu mudah berspekulasi." balas Asma tersenyum miring.

|•|

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi Ayah Tiri   EXTRA CHAPTER | Akhirnya #2

    Asma yang memang telah memberikan dirinya pada Basuki tak mempunyai pilihan lain selain mengangguk.Dengan liar, Basuki mulai memainkan bukit tembam Asma. Mencium, menjilat, mengulum dan menghisapnya dengan rakus. Bahkan cairan hangat yang baru saja keluar dari inti gadis itu tak luput dari hisapannya.Asma hanya bisa melenguh merasakan kenikmatan yang baru pertama kali ini dia rasakan. Entah berapa kali dia mencapai puncak karena permainan bibir dan tangan Basuki.Wajah Basuki terlihat merah padam dengan sudut bibirnya yang basah. Raut puas tampak jelas di wajah pria itu. Semua yang ada pada diri Asma benar-benar sempurna di matanya. Gadis itu menjaga dirinya dengan baik.Iris gelap Basuki semakin bernafsu melihat posisi berbaring Asma saat ini. Dimana gadis itu tengah telentang dengan kedua kaki terbuka lebar. Menampakkan bukit tembamnya yang merah merekah.Jakun Basuki naik turun melihat pemandangan indah tersebut. Gelora dalam dirinya kian membara, seiring dengan desakan kuat yang

  • Dinikahi Ayah Tiri   EXTRA CHAPTER | Akhirnya #1

    Seorang gadis muda dengan parasnya yang cantik, tampak terbaring pasrah di bawah kungkungan pria dewasa berbadan kekar yang berparas tampan. Siapa lagi kalau bukan Asma, yang terlihat pasrah saat Basuki mendorongnya ke atas ranjang. Dalam posisi kaki yang masih menjuntai di atas lantai.Gaun pengantin yang beberapa waktu lalu melekat di tubuh Asma, kini telah berganti dengan gaun malam yang mengekspos lekuk tubuhnya. Menampilkan beberapa bagian yang menonjol karena ukurannya yang memang di atas rata-rata.Sebelumnya, sesaat setelah Basuki keluar dari kamar untuk kembali menitipkan Dika pada Sekar, Asma buru-buru meloloskan gaun pengantin yang dia kenakan dari tubuhnya. Lalu menggantinya dengan sebuah gaun malam yang diberikan oleh Rahayu.Asma pikir baju yang Rahayu berikan adalah baju-baju normal seperti pada umumnya. Namun ternyata Rahayu sengaja memberikan gaun malam yang memang telah Basuki siapkan untuk Asma. Benar-benar kerjasama yang bagus.Asma yang memang baru pertama kali in

  • Dinikahi Ayah Tiri   EXTRA CHAPTER | Rencana Malam Pertama #2

    Acara resepsi yang diadakan selama empat jam tanpa jeda iklan itu akhirnya telah selesai. Tamu undangan yang memenuhi pelataran rumah Asma yang telah disulap bak gedung tempat acara pernikahan berlangsung, kini berangsur sepi. Hanya segelintir orang yang masih bertahan di sana.Malam memang semakin beranjak larut. Dan orang-orang juga mulai mengantuk. Ingin segera terlelap di atas ranjangnya yang empuk.Seorang gadis dengan sanggul yang masih terpasang di belakang kepalanya, kini tengah terduduk di depan cermin rias bersama seorang wanita yang berdiri di belakangnya."Apa Mbak bilang.. kalau kamu tenang, semuanya pasti berjalan lancar." ujar Rahayu yang tengah sibuk melepaskan segala properti yang ada di atas kepala Asma.Asma mengulum senyum sebelum kemudian mengangguk. Dia memang sempat gugup ketika acara pengucapan janji pernikahan berlangsung. Takut Basuki salah berucap. Atau lebih parahnya lagi salah menyebut namanya. Ada-ada saja memang yang Asma takutkan."Iya, Mbak. Gugup yang

  • Dinikahi Ayah Tiri   EXTRA CHAPTER| Rencana Malam Pertama #1

    "Dika dimana?" tanya Basuki saat tidak melihat batang hidung anaknya sedari tadi pagi. Tidak melihatnya beberapa jam saja, dia sudah merindukannya. Asma yang tengah menikmati suasana pesta pernikahan mereka lantas menoleh. Dan mendekatkan bibirnya pada telinga Basuki. Suara bising sound system yang dinyalakan cukup keras membuat suaranya teredam. "Asma titipin adiknya Mbak Rahayu." jawab gadis itu. Dia tidak perlu khawatir karena adik Rahayu bisa memomong Dika dengan baik. Adik tiri yang sekarang resmi menjadi anak sambungnya itu tampak nyaman dengan pemuda remaja itu. Basuki mengangguk dan bernapas lega. Seharian ini dia memang belum sempat bertemu dengan putra kecilnya. Setelah sesi foto bersama, Dika kembali menghilang begitu saja. Sehingga kini dia tampak kebingungan mencarinya. Iris gelap Basuki melirik Asma dari ekor matanya. Jika hari-hari biasa dia terbiasa melihat gadis itu tanpa polesan make up. Di hari bahagia ini dia akhirnya bisa melihat Asma dengan riasan yang membua

  • Dinikahi Ayah Tiri   Resmi Bersatu #3

    Jarak wajah mereka semakin dekat. Hanya tinggal maju sedikit saja, bibir keduanya pasti akan saling bertemu. Namun seruan bernada gurauan yang MC layangkan, membuat keduanya spontan menjauhkan wajah masing-masing. Baik Asma maupun Basuki tampak kikuk dan malu karena hampir lepas kendali. Acara resepsi dimulai, dengan berbagai ritual yang harus dijalani oleh keduanya. Mulai dari penyerahan kembang mayang, ngidak endhog sampai dulangan. Acara kemudian berlanjut dengan ucapan selamat bagi pengantin dan sesi foto bersama. Banyak dari para warga yang dengan senang hati ikut berfoto bersama Asma dan juga Basuki. Sempat menjadi tanda tanya besar mengapa tidak ada keluarga dari kedua belah pihak yang datang di acara sakral tersebut. Namun setelah menyimak apa yang MC katakan, membuat pertanyaan tersebut akhirnya terjawab sudah. "Selamat ya, Asma.. Mas Basuki. Semoga pernikahan kalian langgeng sampai maut memisahkan." ujar Roni yang memang datang di acara pernikahan tersebut. Tentu saja d

  • Dinikahi Ayah Tiri   Resmi Bersatu #2

    Suasana khidmat tampak menyelimuti pernikahan antara Asma dan juga Basuki. Setelah mengucapkan janji pernikahan yang disaksikan oleh para saksi dan tamu undangan, maka status keduanya telah resmi menjadi sepasang suami istri.Basuki telah berdiri di atas panggung seorang diri. Menanti kedatangan Asma yang sebentar lagi akan datang menemani. Wajahnya terlihat sumringah karena baru saja melepas masa dudanya. Apalagi di pernikahannya yang ketiga kalinya ini dia mendapat seorang gadis muda yang cantik jelita. Ehem, yang muda lebih menggoda ya Pak Bas. Sstt.. lupakan ocehan author.Alunan musik gamelan terdengar, begitu Asma muncul dari balik pintu rumah yang telah dipasangi gedebog pisang yang telah dihias di sisi kanan dan kirinya. Hiasan tersebut berupa anyaman daun kelapa muda yang dibentuk seperti keris dan semacamnya. Juga terdapat hiasan janur kuning, bunga kertas dan dedaunan yang ditancapkan di batang pisang tersebut.Asma mulai berjalan mengarah ke atas panggung dengan ditemani d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status