"Kamu harus jadi istri saya, Asma." -Basuki "Asma nggak mau nikah sama orang yang nggak bener-bener suka sama Asma." -Asmaranti Kisah ini bermula saat Basuki kembali menjadi seorang duda untuk kedua kalinya. Istri keduanya meninggal dunia setahun setelah melahirkan putra pertama mereka. Sama-sama menikah untuk yang kedua kalinya, mendiang istrinya memilik seorang putri yang sudah beranjak dewasa. Dia Asmaranti, seorang gadis muda berparas cantik yang dengan baik hati mau merawat Dika setelah kepergian Ranti. Singkat cerita, karena telah terbiasa hidup bersama, membuat benih-benih cinta mulai tumbuh di antara keduanya. Namun Asma berusaha menepis perasaan itu karena takut jika Basuki hanya mencintai dirinya karena masih belum bisa melupakan bayang-bayang ibunya. Lalu bagaimana Basuki meyakinkan Asma jika perasaannya ini adalah nyata?
View MoreTok tok..Basuki mengerjapkan matanya beberapa kali saat mendengar ketukan pintu kamarnya. Hal pertama yang dia lihat adalah jendela kamarnya yang menampilkan warna langit yang mulai menguning. Tanda jika hari mulai beranjak petang. Sepertinya Basuki ikut terlelap setelah menemani Dika tidur. Sehingga begitu bangun, tubuhnya merasa begitu lemas dan bingung.Menurut orang tua jaman dulu, tidur di sore hari atau menjelang petang akan membuat tubuh menjadi lemas dan linglung. Dulu Basuki tidak percaya dengan mitos itu. Namun ternyata beberapa ucapan orang tua dulu ada benarnya juga. Menurut ilmu kesehatan, tidur di sore hari justru membuat tubuh jadi lemas. Pasalnya sore hari bukan waktu yang bagus untuk tidur. Justru tubuh akan kekurangan oksigen jika tidur pada sore hari sehingga tubuh terasa lemas. Parahnya lagi, rasa lemas itu bisa dialami sampai keesokan harinya karena asupan oksigen pada tubuh tidak berjalan dengan lancar."Masuk." seru Basuki
Mendengar deheman keras yang berasal dari belakang mereka, membuat Asma dan juga Yoga menoleh serentak. Tepat di ambang pintu dapur, berdiri sosok Basuki yang tengah menatap ke arah mereka dengan pandangan tajam.Asma tanpa sadar menggeser tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan Yoga. Sedangkan pemuda itu tak menyadarinya karena masih terpaku melihat Basuki di sebrang sana.Langkah kaki Basuki tampak begitu tenang. Namun tidak dengan iris gelapnya yang menghunus tajam tepat di manik Yoga saat ini. Membuat pemuda itu dapat merasakan aura suram yang mulai mencekam."Ada tujuan apa kamu masuk ke sini, Yo-ga?" tanya Basuki dengan sengaja menekan suaranya saat menyebut nama pemuda itu.Raut wajah Yoga terlihat tak tenang. Siapa yang tidak tegang jika berhadapan dengan pria jangkung berbadan kekar yang menatap kita seolah ingin memakan kita hidup-hidup?"I-Itu, Om.. Aku mau ngambil minum. Terus nggak sengaja ketemu Asma di sini." kata Yoga ber
Deru motor milik Basuki menarik perhatian seorang wanita paruh baya yang tengah menggendong bayi di teras rumah. Begitu juga dengan pemuda yang tengah mengotak-atik motor besarnya. Keduanya kompak menatap kedatangan Basuki dan Asma yang baru saja pulang dari sawah.Basuki menghentikan motornya di depan rumahnya yang tengah kedatangan tamu. Asma yang berada di boncengannya segera turun begitu melihat raut tidak suka yang terlihat jelas dari wajah Yati saat ini. Tanpa sadar dia menggenggam erat kaos yang Basuki kenakan.Basuki yang merasakan cengkraman pada kaosnya sadar betul jika Asma merasa resah. Tergambar jelas raut kecemasan di wajah gadis itu saat ini. Dan dia benar-benar tidak nyaman melihat Asma seperti itu. Asma tidak perlu merasa setakut itu pada Yati."Kamu itu kemana aja? Kenapa nggak balik-balik dari sawah?" cecar Yati begitu melihat Asma. Wanita itu tak menunggu Asma turun dari motornya. Langsung saja dia suarakan kekesalannya pada gadis itu.Dengan ragu Asma turun dari b
Asma memutuskan untuk pulang bersama Basuki saja. Sebelumnya dia tidak ingin menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Namun entah mengapa begitu melihat iris gelap pria itu yang menatapnya dengan teduh, membuat Asma merasa begitu nyaman. Hingga mengalir lah cerita mengenai cibiran yang sering Yati lontarkan padanya.Selama menunggu pria itu menyelesaikan pekerjaannya mencabuti rumput liar yang menempel di padi, netra bening Asma tak lepas menatap Basuki. Sosok jangkung dengan kulit legam yang dia dapatkan karena terlalu sering terpapar sinar matahari.Jika boleh jujur, walaupun Basuki sering bekerja panas-panasan seperti ini namun tak menghilangkan kadar ketampanan pria dewasa itu. Asma akui Basuki memiliki daya tarik tersendiri yang orang lain tidak miliki.Apa mungkin karena sehari-hari dia selalu bersama pria itu? Bisa saja. Lagipula setelah lulus SMA dua tahun yang lalu, gadis itu tidak pernah dekat dengan siapapun. "Kenapa Bapak nggak mau Asma bantuin? Kan biar cepet selesai,
Kejadian di dapur beberapa hari lalu benar-benar tidak ada di dalam kamus Basuki. Tidak pernah terpikirkan olehnya jika dia akan berbuat senekat itu pada Asma. Yang notabene-nya ada putri sambungnya.Namun hal yang membuatnya bimbang hingga saat ini bukan kejadian tersebut. Melainkan respon Asma yang justru tidak menolaknya.Jika dulu Asma akan menghentikannya saat dirinya akan berbuat jauh, lain halnya dengan apa yang terjadi hari itu. Asma justru lebih agresif dan membiarkan dirinya melakukan apa yang ingin dia lakukan.Masih teringat jelas bagaimana lekuk tubuh Asma yang indah di benak Basuki. Dimana tanpa sadar dirinya sudah menanggalkan seluruh kain yang melekat di tubuh Asma. Yang tersisa hanyalah seutas kain yang menutupi area tersembunyi gadis itu.Basuki masih memiliki kewarasan untuk tidak menyentuh bagian itu. Setidaknya tidak untuk saat ini. Pria itu memilih bermain dengan tubuh atas Asma. Dan merasakan cairan putih yang biasanya dikuasai oleh Dika, anaknya.Mengingat adeg
Netra bening Asma membelalak saat merasakan sentuhan pada bibirnya. Untuk kedua kalinya, Basuki menciumnya tepat di atas bibirnya. Napas Asma tercekat tak mampu bersuara barang sejenak. Dia hanya bisa mematung, begitu benda kenyal itu mulai bergerak melumat bibirnya. Setelah tersadar, Asma berusaha untuk mendorong dada bidang bapak sambungnya. Namun Basuki terus mendesaknya hingga membuat pegangannya pada piring yang dia cuci terlepas. Meninggalkan bunyi yang cukup nyaring karena benturan yang ditimbulkan. Klunting Seakan tuli, Basuki terus mencecap bibir Asma yang terasa manis di bibirnya. Lumatan terus dia layangkan pada anak sambungnya itu. Asma yang tadinya menolak, lambat laun mulai terhanyut dalam ciuman yang Basuki berikan. Kini dengan pasrah dia membiarkan pria itu mempermainkan lidahnya. Engh.. Basuki tentu saja merasa senang karena Asma tak menolak ciumannya. Membuat dirinya semakin gencar memanipulasi gadis itu. Tangan besarnya yang semula melingkar di pinggang ramp
Setelah mendapatkan kecupan singkat di pipinya, Basuki sering sekali mencuri pandang ke arah Asma. Pria itu masih tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh gadis itu. Asma yang polos tiba-tiba saja berani melakukan hal itu. Membuatnya merasa heran sekaligus senang mungkin?Saat ini dirinya dan Asma tengah berada di dapur untuk makan siang. Cuaca yang terik membuat Dika sering menangis karena merasa tidak nyaman. Padahal Asma sudah mengganti pakaian bayi itu dengan pakaian yang lebih tipis dan pendek.Basuki memakan makanannya dengan diam. Sesekali iris gelapnya akan menatap ke arah Asma dengan tatapan yang sulit diartikan. Kali ini Basuki benar-benar memperhatikan gadis yang ada di depannya. Dan dia baru menyadari jika Asma terlihat sangat cantik hari ini. Ralat, gadis itu memang selalu cantik setiap harinya.Netra gelapnya memindai wajah Asma dengan seksama. Dimulai dari kedua matanya yang tampak mempesona sebening air. Lalu turun ke hidung mungilnya y
Asma tertegun melihat raut khawatir yang terpancar jelas di wajah Basuki saat ini. Rasa sakit yang dia rasakan saat tertusuk jarum beberapa menit lalu, lantas menghilang dengan cepat dan seketika digantikan dengan rasa hangat yang menjalari hatinya.Jika mengingat adegan di dalam film, apa yang dilakukan oleh Basuki terlihat berlebihan. Namun begitu Asma berada dalam posisi ini, gadis itu bisa merasakan apa yang dirasakan oleh pemeran wanita jika mendapat perlakuan seperti ini."I-Ini cuma luka kecil, Pak." kata Asma terbata sembari menarik jarinya dari genggaman Basuki. Gadis itu menunduk agar sang bapak tidak dapat melihat wajahnya yang memerah. Rasanya malu sekali sampai membuat telinganya ikut memerah."Ya, itu memang luka kecil. Tapi Bapak sangat khawatir saat mendengar pekikan kamu." timpal Basuki dengan suara beratnya. Tanpa mengalihkan pandangannya dari Asma.Asma tak dapat menahan kedutan pada bibirnya saat mengetahui jika Basuki sangat k
Asma tampak gemas melihat Dika yang tak berhenti tersenyum karena dikudang oleh Basuki. Ketiganya saat ini sedang berkumpul di ruang tengah. Siang yang terik membuat banyak orang lebih memilih untuk tetap berada di dalam rumah. Salah satu diantaranya adalah keluarga Basuki.Saat ini Basuki tengah membaringkan Dika di atas matras khusus untuk bayi yang berada di dekat jendela. Sedangkan Asma tengah duduk di depan mesin jahitnya yang berada tak jauh dari mereka sembari menjahit baju.Gadis itu berencana untuk membuatkan adiknya baju buatannya sendiri. Asma memang sudah berhenti membedong Dika ketika bayi itu berusia tiga bulan. Hal itu dia lakukan karena di usia tersebut, bayi mulai aktif bergerak.Gerakan Asma begitu lincah menjahit pola baju yang telah dia buat. Dimulai dengan membuat simpul, lalu dilanjutkan dengan berbagai teknik jahit yang sudah Asma kuasai. Sejak kecil, gadis itu memang mahir dalam hal menjahit.Menjahit memang kegiatan yang m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.