Beranda / Romansa / Dinikahi CEO Tampan / MENU MAKANAN PILIHAN

Share

MENU MAKANAN PILIHAN

Penulis: Fortuna Aldri
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-12 09:25:57

Nath menatap ke arah sebuah cafetaria yang berada tepat di sebelah kirinya saat ini.

"Hm, tak begitu buruk. Semoga saja makanan di dalam sana sesuai dengan apa yang selalu ia katakan kepadaku selama ini," gumam Nath dan setelah itu keluar dari dalam mobilnya.

Ia sempat mengintip beberapa saat ke arah dalam untuk memastikan jika pria itu sudah berada di dalam sana.

Dan rupanya tepat sekali, terlihat sosok pria tampan yang sedang melayani seorang wanita di dalam sana. Ia menahan senyumannya sambil berjalan masuk dan mendekati meja kasir itu.

"Kau lebih cocok bekerja seperti ini, nampak ramah," ucap Nath seketika dan hal tersebut membuat David Hamilton - adik kandungnya itu menatap ke arah Nath seraya terkekeh.

"Apakah tampangku tak cocok untuk menjadi seorang polisi?" goda David seketika.

"Cocok, kau juga genit," jawab Nath kemudian.

David terkekeh kembali, "Well, sepertinya kau tak kembali pulang semalaman. Mau menyantap sesuatu? Sesuai dengan perkataanku, semuanya lezat. Kau bisa memilih nasi campur ini."

"Apakah kau sering menyantapnya?" tanya Nath yang mulai memeriksa menu di sana.

"Tentu, hampir semua menu," jawab David seketika.

"Aku akan mencobanya sesuai dengan apa yang telah kau sarankan kepadaku," jawab Nath.

"Baiklah, Tuan Hamilton. Silahkan pilih tempat duduk yang menurutmu nyaman. Pesanan akan segera tiba," jawab David seraya terkekeh.

Nath kembali menahan senyumannya. Kali ini ia mencoba mencari beberapa tempat yang cocok untuknya. Mungkin berada di dekat jendela dan membelakangi seluruh konsumen yang hendak datang ke tempat itu adalah jawabannya. Nath masih merasa malas untuk melihat kerumunan orang pagi ini.

Setelah memilih tempat yang sesuai, ia pun mulai mengecek ponselnya. Hanya terdapat beberapa pesan saja di sana, ia akan membalasnya setelah ini.

Ingatannya seketika kembali kepada Ana. Ya, ia bahkan dengan lantangnya menolak tawaran pekerjaan itu beberapa jam yang lalu.

"Tapi, kenapa? Apakah gaji yang ditawarkan masih kurang? Kenapa ia tak mengatakannya saja? Atau adakah tawaran lain yang lebih menggiurkan?" gumam Nath seorang diri.

Apakah ia harus menghubungi Ana secara personal untuk menanyakannya lebih lanjut?

"Ada apa? Kau sepertinya begitu sibuk sekali sejak kemarin," tanya David yang saat ini membawakan menu pilihannya untuk Nath, nasi campur dan es teh.

Nath lantas menatap kedua menu itu sejenak, "Apakah kau yakin?"

David yang memahaminya lantas terkekeh, "Apakah kau ingin jika aku menyuapimu?"

"Tidak perlu, terima kasih," jawab Nath dan kemudian mulai mencobanya.

Nath membulatkan kedua matanya seketika, "Benar apa yang kau katakan, rasanya lezat."

"Kau tak perlu meragukan apa pun di sini," jawab David kemudian.

Nath nampak tersenyum, "Andai saja aku tak menjadi seorang CEO dan memilih pekerjaan lain, mungkin akan sepertimu."

Mendengar keluh kesah sang kakak lantas membuat David mengernyit seketika, Nath tak pernah seperti ini sebelumnya, "Ada apa? Kau tak pernah seperti ini sebelumnya. Bahkan, kau juga tak pulang semalaman."

"Aku masih belum mendapatkan kandidatnya. Sebelumnya aku telah menemukannya tapi ia justru mengundurkan diri begitu saja tanpa alasan," jawab Nath. Ya, pria itu sempat mengatakan mengenai lowongan untuk asisten keuangan CEO itu kepada David.

David terdiam sejenak, "Kenapa? Apakah kau sempat menanyakannya kembali?"

"Tidak, aku cukup pusing dengan pekerjaanku sejak kemarin dan itu membuatku lupa untuk menanyakan alasannya," jawab Nath kemudian.

"Bersabarlah. Aku akan membantumu untuk menemukan kandidat yang lainnya. Masih banyak yang cocok untuk posisi itu," jawab David yang mulai memberikan semangat kepada saudaranya itu.

Nath tersenyum. Ah, benar apa yang dikatakan oleh David. Untuk apa Nath memikirkan semua itu? Ia bahkan bisa membuka kembali lowongan pekerjaan itu.

"Apakah kau sibuk karenannya? Bahkan semalaman kau tak kembali pulang," tanya David seketika.

Nath memberhentikan kegiatannya sejenak, "Tidak, lagi pula untuk apa?"

"Mana tahu. Kau adalah sosok yang sangat bucin jika sudah mencintai seorang wanita," goda David seketika.

"Ck, sudahlah. Bagaimana dengan pekerjaanmu sejauh ini? Kau bahkan sudah merangkap banyak pekerjaan sekaligus. Polisi, ojek online, dan sekarang menjadi seorang pramusaji sekaligus kasir," gumam Nath yang tak bisa membayangkan bagaimana sibuknya ketiga pekerjaan itu.

David terkekeh saat mendengarnya, "Aku hanya mengemban tugas negara saja. Demi membongkar sindikat jual beli obat terlarang di dekat sini, tentu saja aku harus melakukan ketiga pekerjaan itu. Tapi, sejauh ini aku belum menemukan pelakunya."

"Kenapa kau tak menerima tawaranku untuk menemukan pelakunya?" tanya Nath seketika.

"Aku hanya ingin mencoba berusaha sendiri terlebih dahulu. Lagi pula aku sudah dibantu oleh beberapa anak buahku. Tak masalah, kami bisa melakukannya," jawab David seketika.

"Katakan saja jika kau memerlukan bantuan, aku selalu siap di sini," jawab Nath kemudian.

"Lebih baik kau urus saja masa lalumu itu," ucap David seketika seraya bangkit berdiri.

"Sialan!" jawab Nath seraya tersenyum. Ya, David selalu saja menyenggol soal masa lalu Nath yang bisa dikatakan cukup menyedihkan bagi sosok yang begitu bucin sekali terhadap pasangannya.

Nath mencoba untuk menatap ke arah sekelilingnya kali ini. Keadaan di sana tak begitu ramai seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Tapi tak terlalu sepi juga.

Pandangan Nath seketika mengarah ke arah luar ruangan itu. Ia mengernyit saat mendapati sosok pria yang tengah menggosokkan tangannya lalu menghirupnya secara perlahan.

"Pria itu nampak mencurigakan," gumam Nath seketika. Namun semuanya menghilang begitu saja akibat kehadiran segerombolan anak sekolah yang berhasil menutup penglihatan nya kali ini.

Nath lalu mengalihkan kembali pandangannya kepada menu makanannya itu. Setelah selesai, ia akan kembali pulang dan mungkin beristirahat sejenak sebelum kembali ke kantornya itu untuk menandatangi berkas yang telah berada di atas meja kerjanya.

"Baiklah, aku akan kembali sekarang," ucap Nath seraya memberikan sebuah kartu kepada adiknya itu.

David menatap ke arah kartu berwarna hitam itu sejenak dan setelah itu mengalihkan pandangannya kepada Nath, "Apakah kau meragukan uang yang kumiliki? Bahkan kau bisa membeli cafetaria ini sekarang juga, aku bisa membayarnya untukmu."

Nath menaikkan sebelah alisnya saat mendengar hal tersebut, "Menarik, mungkin kita bisa berbisnis makanan setelah kau menyelesaikan tugas negaramu itu."

"Dan membantumu melupakan masa lalumu itu, menyedihkan sekali," jawab David yang kembali meledeknya saat ini.

"Carilah sosok kekasih dan cintai dia sepenuh hatimu, kau akan merasakan apa yang telah aku rasakan," jawab Nath yang begitu gemas sekali saat ini.

David tertawa setelahnya, "Baiklah, pergi dari sini karena aku harus bekerja lagi. Kau sudah menutupi pelangganku."

Nath menaikkan kedua alisnya saat mendengar hal tersebut. Ia lalu menoleh ke arah belakang dan di sana terdapat empat remaja perempuan yang sepertinya hendak membeli sarapan paginya di sana. Namun, mereka nampak terlena dengan ketampanan Nath saat ini.

"Maaf," jawab Nath seketika dan setelah itu ia menatap ke arah David yang saat ini tengah memberikan sebuah kode seperti, "Kau tampan, bukan?"

***

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Dinikahi CEO Tampan   MENU MAKANAN PILIHAN

    Nath menatap ke arah sebuah cafetaria yang berada tepat di sebelah kirinya saat ini. "Hm, tak begitu buruk. Semoga saja makanan di dalam sana sesuai dengan apa yang selalu ia katakan kepadaku selama ini," gumam Nath dan setelah itu keluar dari dalam mobilnya.Ia sempat mengintip beberapa saat ke arah dalam untuk memastikan jika pria itu sudah berada di dalam sana.Dan rupanya tepat sekali, terlihat sosok pria tampan yang sedang melayani seorang wanita di dalam sana. Ia menahan senyumannya sambil berjalan masuk dan mendekati meja kasir itu."Kau lebih cocok bekerja seperti ini, nampak ramah," ucap Nath seketika dan hal tersebut membuat David Hamilton - adik kandungnya itu menatap ke arah Nath seraya terkekeh."Apakah tampangku tak cocok untuk menjadi seorang polisi?" goda David seketika."Cocok, kau juga genit," jawab Nath kemudian.David terkekeh kembali, "Well, sepertinya kau tak kembali pulang semalaman. Mau menyantap sesuatu? Sesuai dengan perkataanku, semuanya lezat. Kau bisa mem

  • Dinikahi CEO Tampan   BERPASRAH DIRI

    Ana menatap ke arah gedung pencakar langit itu. Ia datang lebih awal hari ini, namun ia masih belum menemukan informasi mengenai pria itu. Sial."Baiklah, aku akan berpasrah diri saja pagi ini. Lagi pula aku memang tak ingin bekerja di sini," gumam Ana sembari berjalan menuju ke arah dalam dari gedung tersebut.Semuanya nampak sepi, belum terdapat satu pun pegawai di sana. Ana kembali melirik ke arah arlojinya, masih pukul 6 pagi. Ia datang sangat awal sekali rupanya."Baiklah, aku tidak peduli," gumam Ana dan setelah itu bergegas menuju ke arah lift. Ia akan menunggu di ruang wawancara yang sempat ia datangi kemarin.Ana memejamkan kedua matanya sejenak ketika ia berada di dalam lift itu. Rasanya sangat melelahkan, padahal ia hanya mencari identitas dari pria itu."Ternyata sulit sekali, aku bahkan tak bisa menemukan informasi apa pun soal dirinya," gumam Ana, bersamaan dengan terbukanya pintu lift tersebut.Ia berjalan beberapa langkah ke depan dan mencoba mengingat kembali ruangan

  • Dinikahi CEO Tampan   HADIAH YANG TAK TERDUGA

    "Nasi campur dan es jeruk." Ana terlihat menahan dirinya untuk tak memesan menu sapi panggang atau pun ayam panggang yang tertera di sana. "Semuanya Rp18.000, ada tambahan lagi?" tanya sang kasir. Ana menggeleng. Ia lalu menyerahkan uang miliknya dan nampak menatap sang kasir yang tentu saja sangat tak asing baginya. "Ah, kau lagi rupanya. Apakah waktumu untuk bekerja adalah tiap waktu di sini?" tanya Ana. Pria itu mengangguk sambil memberikan uang kembalian milik Ana, "Tentu. Aku sedang mencari uang tambahan di kota ini. Rupanya sangat sulit sekali." Ana mengangguk setuju saat mendengarnya, "Kau benar sekali. Ngomong-ngomong, aku Ana. Senang bisa bertemu denganmu kembali. Kau bahkan telah memberikanku sebuah informasi penting tentang diskon besar-besaran itu kemarin." "Namaku Gab. Dengan senang hati, aku akan memberitahukan mengenai diskon itu lagi kepadamu, bagaimana?" tawaran itu tentu saja membuat Ana mengangguk antusias. "Kau bisa menyimpan nomor ponselku. Biarkan

  • Dinikahi CEO Tampan   NAMPAK ANEH DAN MENCURIGAKAN

    Ana masih mencoba untuk menjernihkan isi otaknya saat ini. Ia benar-benar masih tak menyangka sama sekali dengan apa yang ia lihat di saat ini juga. "J-jadi, supir yang bernama Ucup itu adalah atasanku yang sebentar lagi akan melakukan sesi wawancara kepadaku? Yang benar saja?" gumam Ana di dalam hatinya. Astaga, ia benar-benar tak menyangka sekali. "Selamat pagi, bisa kita mulai sesi wawancara untuk hari ini?" tanya Nath yang telah menduduki kursi singgahsananya itu kali ini sambil menatap ke arah Ana yang tetap tak berkutik di hadapan Nath. Ana mencoba untuk berpikir jernih. Ia lalu menghela napas sejenak, "Selamat pagi. Tentu saja." "Padahal seharusnya ia tak perlu memastikan apa pun lagi kepadaku, mulai saja wawancara, banyak bicara," gerutu Ana di dalam hatinya. Seorang wanita cantik berambut pirang nampak menyapa Ana dengan seulas senyuman manisnya. Menurutnya, ia sangat galak dan disiplin, mungkin saja menjadi salah satu wanita yang disukai oleh atasannya itu. Lihatlah

  • Dinikahi CEO Tampan   TERLAMBAT DAN MIMPI BURUK

    "Astaga, aku terlambat!" Ana terbangun karena ia mendengar suara yang berdering sangat keras sekali dari arah ponselnya. Tentu saja itu adalah bunyi dari alarm miliknya. Tak ada yang bisa ia lakukan lagi selain mempersiapkan dirinya dan juga menyantap sarapannya itu. Untung saja ia masih memiliki satu menu makanan yang kemarin ia simpan. Hanya perlu menghangatkannya saja setelah ini. Ana lalu menatap ke arah jam dindingnya saat ini sambil menyantap sarapannya itu. Ia hanya memiliki waktu 30 menit saja sebelum sesi wawancara itu di mulai hari ini. "Semuanya sudah siap, tak usah menggunakan lipstik, sudah tak sempat untuk melakukannya," gumam Ana kemudian. Setelah ia membawa seluruh berkas dan juga perlengkapan miliknya itu, Ana lalu memutuskan untuk memesan ojek online. Tentu saja waktunya sudah sangat mepet sekali saat ini. Apalagi jarak kantor itu cukup jauh, belum lagi keadaan yang akan tersendat akibat banyaknya orang yang hendak pergi untuk bekerja pagi ini. "Seharusnya

  • Dinikahi CEO Tampan   KABAR BAHAGIA

    Anastasia Ville - perempuan berusia 23 tahun itu tengah memeriksa ulang semua berkas yang telah ia unggah ke dalam formulir online tersebut. Sudah satu jam lamanya ia berkutat dengan semua itu, bahkan untuk sarapan saja ia masih belum sempat melakukannya. "Baiklah, Ana, sebentar lagi semuanya selesai. Kau bisa melanjutkan kegiatanmu pagi ini dengan sarapan di luar sana, tapi tetap saja kau harus mencari makanan yang murah," gumam Ana seorang diri. Seulas senyuman manisnya pun terbit. Perempuan berambut cokelat itu lantas segera menekan tombol enter pada laptopnya. Alhasil, semua berkas yang telah ia masukkan pun sudah tak terlihat kembali. Ana menghela napas lega. Ia lalu menutup kembali laptop pribadinya itu dan segera beranjak dari posisinya saat ini. Sebentar lagi ia harus pergi ke salah satu cafetaria yang berada di dekat rumahnya itu. Ana mencoba untuk menghirup aroma tubuhnya sejenak. Ia mengedikkan kedua bahunya setelah itu, "Semuanya aman. Tubuhku masih wangi dan tent

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status