Share

Dinikahi CEO berstatus Duda
Dinikahi CEO berstatus Duda
Author: AkaraLangitBiru

Anna Dirgantara

last update Last Updated: 2021-06-20 04:44:07

Kebahagiaan itu terlahir pada setiap manusia, tergantung manusianya itu sendiri yang akan menyikapi rasa bahagia yang telah Allah berikan.

Jika manusianya bersyukur, maka ia kan merasakan kebahagian yang telah di beri namun jika tidak kebahagian yang telah diberikan tidak akan pernah ia rasa.Sebab hanya penderitaanlah yang selalu ada dalam pikirannya.

            🍃🍃🍃

"Mia, laporannya sudah selesaikan? Saya minta segera letakan di meja saya ya, oh iya jika stok obat-obatan datang. Segera laporkan pada saya" 

"Siap bu, katanya nanti sore stok obat-obatan datang dan seseorang juga akan menemui ibu untuk menawarkan produk obat-obatannya" ucap suster Mia.

"Oke, nanti kabari saya. Saya masih ada urusan di dalam" Mia mengangguk, lalu membiarkan gadis tersebut meninggalkan ruang apoteker dengan santai.

"Sayang!"

Terdengar suara seseorang yang tak asing lagi, memanggil dirinya dengan sebutan sayang. Ia tersenyum manis sambil menoleh ke arah suara.

Laki-laki berparas bule dengan potongan rambut yang rapi kini tengah berjalan menghampiri dengan senyum mengembang, tak lupa tangannya menggengam sebuket bunga yang ia sembunyikan kebelakang.

Gadis tersebut menoleh ke kanan dan kekiri untuk memastikan senyuman yang terlontar hangat dari pria di depannya hanya untuk dirinya saja, tidak dengan yang lain. Seolah menjawab keraguan yang tampak di wajah gadis tersebut, pria itu kembali tersenyum manis sembari mengangguk.

"Hei apa kabar Anna? lama tak jumpa" sapa pria tersebut pada gadis dihadapannya yang bernama Anna dirgantara. Seorang ketua apoteker muda, yang begitu sangat ia cintai.

"Mario? Kapan kamu pulang?!" Anna bertanya girang, membungkam mulutnya seolah tak percaya jika yang berada dihadapannya ialah Mario Atmaja. Kekasihnya yang telah lama menetap di Canada demi menyelesaikan pendidikan profesinya.

Mario mengangguk, ia berjongkok, sebelah kakinya bertekuk lutut dengan tangan yang menyerahkan sebuket bunga mawar untuknya.

"Ya, saya Mario Anna. Kekasihmu sejak empat tahun silam, terimakasih telah setia menungguku. Terimalah bunga ini sebagai rasa terimakasih aku ke kamu" 

Tak bisa berkata-kata, Anna memandang Mario penuh haru. Ia kira selama empat tahun menjalani LDR dengannya hanya akan menyisakan ruang hampa serta harapan kosong semata, tapi nyatanya? Mario, laki-laki yang selalu memegang teguh ucapan janjinya kini kembali hadir.

"Terimakasih juga, telah menepati janji akan kembali" Haru Anna menerima buket mawar tersebut. Matanya kini tak bisa lagi menahan tangis bahagia.

Lagi, Mario mengangguk. Ia bangkit, berdiri tepat dihadapan Anna untuk menyeka air mata di pipi tirus kekasihnya.

"Jangan menangis sayang, sungguh aku tak bisa melihat kamu seperti ini. Tersenyumlah" pinta Mario, telapak tangan besarnya kini menangkup kedua pipi Anna penuh kasih sayang.

"Aku kangen sama kamu" sontak Anna memeluk hangat tubuh atletis yang sudah hampir sekian tahun tak lagi anna rasakan.

Mario terkekeh, ia membalas pelukan Anna tak kalah hangatnya. Seakan kini keduanya hanyut dalam tuaian rindu yang kian usang di makan waktu.

"Mau terusan kaya gini atau habiskan menikmati waktu bersama dengan jalan-jalan ke mall nih? Kalau mau terus begini, jangan disini sayang. Mas malu" goda Mario yang masih asik merasakan hangatnya dekap pelukan Anna.

"Ish, Mas apaan sih. Cari kesempataan dalam kesempitan" protes Anna mencubit perut sick pack Mario.

"Aduh, sakit sayang. Haha" Mario mengaduh dengan tawa lebarnya membuat Anna yang masih memeluknya kini melepaskan pelukan tersebut.

"Mana yang sakit? Aduh kekencengan ya nyubitnya" raut wajah khawatir begitu kentara di wajah Anna. Ah gadis ini, masih saja tak berubah meski empat tahun telah ia tinggalkan. Masih penuh dengan kekhawatiran.

"Tidak mengapa sayang, Mas bercanda" ujar Mario menatap lekat manik mata coklat milik kekasihnya itu.

"Yakin? Kalau masih sakit, hayuk aku siap obatin kamu"

Hahahaha ... Tawa Mario kini pecah, membuat atensi semua orang yang berlalu lalang dikoridor rumah sakit, menatapnya aneh.

"Gak usah lebay sayang, aku ini dokter. Masa iya, dicubit segitu aja sakitnya sampe ke usus. Ternyata kamu masih tetap sama ya, selaku mengkhawatirkanku" kekehnya di sela-sela tawa yang menggema.

"Selagi kamu menyayangiku, aku akan tetap khawatir sebab aku mencintaimu tanpa tapi. Sangat mencintai"

Diam! Mario terdiam dari tawanya dengan mulut menganga. Sungguh kekasihnya ini benar-benar tak dapat lagi ia ragukan cintanya. Perkataannya sungguh begitu membuat hatinya seakan terbang melayang tinggi keangkasa.

"Kok malah bengong? Ih Mas aku serius ini loh" geram Anna saat melihat ekspresi Mario padanya begitu terkaget, bengong.

"Eh iya sayang, aduh. Mas juga sangat mencintaimu, i love tou three thousand" ungkap Mario cepat saat tersadar dari lamunannya.

"I love you tou" jawab Anna kembali memeluk Mario.

"Acara peluk-pelukannya udah ya, kita jalan sekarang" pinta Mario.

"Jalan kemana? Aku kan masih ada kerjaan Mas," ucap Anna lesu dengan melepaskan pelukannya.

"Kemana aja yang kamu mau, tenang kerjaannya sudah ada yang handle lagi pula Mas juga udah izin sama ayah kamu" seru Mario senang.

"Benarkah?" tanya Anna kegirangan, Mario mengangguk ia membawa kekasihnya pergi dari rumah sakit.

***

Sebuah kepala menyembul keluar jendela kaca mobil untuk menikmati udara sore yang serasa menyegarkan dengan senyum bahagia yang tak henti-hentinya ia terbitkan.

"Gimana apa kamu suka dengan quality time kita sayang? Tanya Mario yang masih saja fokus mengemudikan mobilnya, dengan sesekali menatap Anna penuh perhatian.

"Suka, teramat suka. Kapan-kapan ajakin aku jalan-jalan lagi ya," jawab Anna dengan penuh kegembiraan masih melekat indah di dirinya.

Mario,menoleh. Ia tersenyum, mengacak hangat rambut sebahu milik kekasihnya itu.

"InsyaAllah, kalau ada waktu nanti Mas ajakin kamu jalan-jalan lagi"

Anna mengangguk cepat, ia paham betul kesibukan Mario. Usai kepulangannya dari Canada, bukan berarti Mario akan selalu ada untuknya 24 jam. Tapi ia juga harus mengurus-urus pekerjaannya yang telah lama tertinggal disini apalagi kini ia sudah menjadi dokter ahli bedah. Ada kemungkinan, waktu kebersamaannya akan terampas oleh para pasien yang mengharapkan kehidupan darinya.

"Tapi Mas janji ya, sesibuk-sibuknya Mas. Mas akan tetap mencintai aku!" pinta Anna dengan bergelayut manja di tangan Mario.

"Siap sayang, itu pasti" ucap Mario mengecup lembut puncak kepala Anna.

Ah, rasanya kebahagiaan yang telah lama ia rasakan dengan hampa kini kembali tumbuh berkembang dengan Mario yang saat ini berada disampingnya. Memang benar, kebahagiaan itu dirasakan dengan penuh syukur bukan dicari dengan penuh takabur sehingga membuat hati yang menjadi kufur dan pencipta pun tak akan pernah mau memberikan kebahagiaan pada para manusia yang seperti itu.

Ingat! Kebahagiaan itu bukan dicari, melainkan dirasakan dengan penuh syukur! Meski hidup penuh penderitaan tapi jika hidupmu di penuhi syukur maka kau akan merasakan kebahagiaan. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Epilog

    Suara kumandang adzan subuh terdengar saling bersahutan dibeberapa mesjid yang tak jauh dari kediaman rumah megah tiga lantai itu yang mereka sebut dengan mansion itu berdiri paling mewah disekitaran perumahan warga. Didalamnya, gemericik suara air keran berjatuhan membelah kesunyian. Nampak, seorang wanita yang sudah mengenakan mukena berwarna putih itu bersandar di ambang pintu. Menatap remang-remang cahaya dihadapannya, menunggu kehadiran sang suami yang sepertinya tengah berwudhu.Seorang pria dewasa, berkoko putih lengkap dengan sarung hitamnya keluar dari kamar mandi dengan pandangan menunduk membuat rambutnya yang basah terkena air wudhu itu menetes. Tangannya cukup sibuk menurunkan lengan baju kokonya yang tersingkap. Matanya memindai kearah lemari, hendak mencari kopiah yang akan dikenakannya untuk shalat subuh hari ini. Setelah menemukannya, ia kenakan rapih kopiah ke kepalanya dengan sedikit menunduk, ia mendongak. Lantas terperanjat kaget saat melihat siluet berwarna puti

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibikahi CEO berstatus duda

    "Assalamualaikum, bu. Saya MUA yang dipesan bapak Adrian, bolehkah saya masuk"Anna menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba mengalihkan pikirannya dari kebingungannya. "Waalaikumsalam," jawabnya akhirnya, sambil membuka pintu untuk MUA yang datang.Seorang wanita muda dengan riasan wajah profesional dan perlengkapan lengkap memasuki kamar. "Selamat pagi, Bu Anna. Kita akan mulai dengan riasan dan hijab stylish. Bapak Adrian sudah memesan semua perlengkapan yang dibutuhkan."Anna mengangguk, berusaha tenang. "Silakan, mari kita mulai."Selama proses riasan, hai Anna mulai tidak enak pasalnya riasan yang sedang MUA itu lakukan padanya seperi riasan untuk seorang pengantin dan itu membuat Anna terus-menerus memikirkan apa yang akan terjadi. Masa iya Anna akan menjadi pengantin lagi? Ia kan hanya mengajukan syarat agar Adrian melakukan ijab kabul saja didepan orang tua dan saksi. Udah itu aja, bukan meminta mengadakan pesta besar-besaran. Saat MUA menyelesaikan riasan dan Anna berdiri di

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Dibuat secara berlebihan

    Seminggu telah berlalu, Adrian kini masih berada di kediamannya Anna. Ia masih dalam proses penyembuhan, dan dalam seminggu ini Adrian hanya tidur sendiri di ranjang besar milik istrinya itu. Sementara Anna memilih untuk tidur disofa yang lumayan besar disudut kamarnya. Cukup nyamanlah untuk dipakai tidur. Seperti malam ini, Anna baru saja memasuki kamarnya dan terkejut saat menoleh pada Adrian yang kini tengah merebahkan tubuhnya disofa yang biasa Anna tempati sembari menonton beberapa siaran berita seputaran bisnis minggu ini. "Awas," usir Anna dengan cepat. Adrian mendongak, "mau tidur sekarang?" tanyanya bangkit dari pembaringan. Anna mengangguk, berjalan mengambil bantal dan selimut didalam lemari. "Jangan tidur dulu ya, mas mau ngobrol." pinta Adrian lembut. Anna mendengus sebal, ia meletakan bantal yang dibawanya keatas sofa. "Ngapain? Udah malam, aku ngantuk" tolak Anna halus.Anna malah merebahkan tubuhnya diatas sofa, padahal Adrian masih duduk disana.Adrian melihat ra

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Rujuk?

    Anna duduk di tepi tempat tidur, menatap hujan yang terus menerpa jendela kamar. Suasana di luar yang dingin dan suram mencerminkan perasaannya saat ini. Suara tetesan hujan yang monoton dan gelegar petir membuat suasana hatinya semakin berat. Ia merasa terombang-ambing antara harapan dan ketidakpastian.Hujan ini seolah memberikan penekanan pada kebingungan dan rasa sakit yang ia rasakan. Hujan diluar nampaknya mulai agak mereda, membuat Anna bangkit untuk membuka jendela sekedar untuk menghirup udara pagi ini. Ia harap bau basah tanahnya yang menguar akan mampu menenangkan pikirannya dan berharap Adrian segera pergi dari rumahnya setelah ia menolak untuk bertemu dengannya.Jujur saja, Anna masih merasakan sakit hati atas perbuatan Adrian padanya tapi ia juga merindukananya namun logika Anna kali ini sedang berjalan, ia tidak akan luluh begitu saja saat ibunya bilang jika Adrian tidak memberikan surat yang Anna maksud melainkan Adrian datang ingin memperbaiki hubungan mereka. Jujur s

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Harus Berjuang lebih keras lagi

    Sesubuh ini, hujan deras sudah melanda kota Surabaya. Sesekali petir menyambar bumi, dan Anna kini tengah memanfaatkan keadaan, seusai shalat subuh ia masih setia duduk diatas sejadah dengan menengadah berdoa sebanyak mungkin. Anna percaya, salah satu waktu mustajabnya doa ialah diwaktu hujan turun, dan Anna yakin Allah akan mendengar segala keluh kesah serta doa-doa dirinya.Anna memejamkan matanya, membiarkan suara hujan dan petir mengisi kesunyian sekelilingnya. Dalam kegelapan pagi itu, pikirannya melayang jauh, menelusuri berbagai harapan dan impian yang belum terwujud. Ia berdoa untuk kesehatan orang-orang tercintanya, untuk ketenangan dalam hidupnya, dan untuk petunjuk yang jelas dalam menghadapi jalan hidup yang penuh ketidakpastian, terutama untuk keutuhan rumahtangganya. Anna harap, Adrian tidak sungguh-sungguh dengan perceraian itu. Tak lama setelah ia berdoa, samar-samar ia mendengar bell rumah berbunyi. Entah siapa yang bertamu sepagi ini. Anna membuka matanya perlahan d

  • Dinikahi CEO berstatus Duda   Titik balik dalam gelap

    Setelah kepergian Aruni beberapa menit yang lalu, Adrian masih setia menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya dengan kepala yang menengadah, menatap langit-langit. Ia bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang. Ucapan Aruni seperti perintah baginya, namun apakah harus secepat ini? Bahkan Adrian belum memiliki persiapan untuk bertemu dengan Anna beserta mertuanya. Tiba-tiba tubuh Adrian bergidik ngeri saat mengingat wajah ayah mertuanya yang terlihat begitu tegas nan berwibawa. Ia begitu malu, jika harus menghadap Dirgantara malam itu juga. Entahlah, nyali Adrian selalu menciut jika dirinya tau sudah melakukan kesalahan. Ah, memikirkan hal itu membuat kepalanya pening. Lebih baik ia sekarang bergegas pulang, menemui anak-anaknya. Rindu sekali ia bercanda dengan mereka. Ia pun bergegas pulang, mengendarai mobilnya sendiri tanpa ditemani Rama. Sengaja beberapa minggu ini Adrian membiarkan Rama untuk menjaga Aruni, menemani adik kesayangannya itu agar traumanya cepat sembuh. Seper

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status