Share

Chapter 5

Yasmin pov

Sudah hampir 1 jam aku menemani Naomi galau menangisi dosen nyebelin itu di kamar kost-annya. Sejak tadi aku sudah berusaha menangkannya tapi dia terus menangis dan mengeluarkan sumpah serapahnya pada perempuan yang ada difoto pernikahan yang tadi siang tersebar. Selama aku mengenal dan bersahabat dengan Naomi, ini pertama kalinya dia semarah ini.

"Sumpah kalau gue ketemu sama cewek itu, gue bakal jambak rambutnya sampai botak!!" 

Aku langsung menyentuh rambutku begitu mendengar ancaman Naomi itu. Oh astaga, bahkan belum apa-apa saja aku sudah bisa membayangkan betapa sakitnya itu. Terlebih lagi saat Naomi kembali bersuara tidak hanya akan menjambak perempuan yang ada didalam foto itu, dia juga akan menampar dan kalau perlu menghabisinya. Seketika aku langsung lemas, bahkan untuk menelan ludah saja rasanya sangat sulit. Sebegitu bucin kah Naomi pada dosen nyebelin itu sampai dia berubah seseram ini? Bagaimana jika dia tahu kalau perempuan yang ada didalam foto itu adalah aku? Aku tidak bisa membayangkannya.

"Yasmin, Pokoknya lo harus bantuin gue caritahu siapa cewek itu. Gue bener-bener mau jambak dia kalau nanti ketemu! Lo mau kan bantuin gue?"

Sontak aku langsung mendongak begitu kelimat itu keluar dari mulut Naomi. Bagaimana mungkin aku membantunya menemukan diriku sendiri? Aku harus menyerahkan diri dan memberitahunya jika cewek itu adalah aku begitu? Tidak! Aku tidak siap kehilangan rambutmu.

"Yasmin! Lo denger gue nggak sih? Lo nggak mau bantuin gue caritahu siapa cewek itu ya? Kok lo nggak setia kawan sih? Padahal gue selalu bantuin lo buat deketin Keenan."

Aku mengejela nafas panjang, bingung harus menjawab apa. Daripada Naomi berfikir yang tidak-tidak, lebih baik aku iyakan dulu saja. "Iya lo tenang aja, gue bakal bantuin lo kok."

"Makasih ya, Yas. Lo emang sahabat terbaik gue. Pokoknya nanti kalau cewek itu ketemu, lo juga harus ikut beri pelajaran ke dia."

Aku hanya mengangguk pasrah. Tidak lama kemudian aku melihat ponselku bergetar. Kulihat dosen nyebelin itu baru saja menghungungiku. Sebenarnya sudah sejak tadi dia menghubungiku tapi aku sama sekali tidak ingin mengangkatnya. Gara-gara dia saat ini aku dalam masalah. Namun tampaknya dosen nyebelin itu tidak menyerah, dia kembali mengirim pesan padaku yang berhasil membuatku langsung berteriak kaget hingga membuat Naomi langsung menoleh kearahku.

"Ada apa? Chat dari siapa sih sampai bikin lo kaget gitu."

"N-nggak kok, bukan apa-apa," Balasku tegang.

Dosen nyebelin itu tampaknya benar-benar sudah bosan hidup. Bisa-bisa nya dia mengirimiku pesan dan mengatakan jika sekarang dia sudah berada didepan kost-an Naomi. Sebenarnya mau dia apa sih? Masalah foto pernikahan saja belum selesai sekarang mau menambah masalah lagi. Karena tidak ingin sampai dia nekat kesini, akhirnya aku pamit pulang ke Naomi. Aku berbohong jika Ayahku memintaku pulang sekarang jika tidak maka uang jajanku akan dipotong. Beruntung Naomi percaya.

***

"Bocah ini benar-benar ya. Ditlp tidak diangkat, di chat hanya dibaca saja. Sepertinya dia mau aku menghampirinya. baiklah kalau itu kemauanmu, Yasmin."

Saat ini Raga sudah berada di tempat parkir kawasan kost-an Naomi. Tadi setelah selesai mengajar, dia berniat mengajak Yasmin pulang bersama karena takut jika gadis itu kembali nongkrong bersama teman-temannya ditempat terlarang setelah selesai ngampus. Tapi saat dirinya mencari Yasmin, salah satu temannya bilang kalau Yasmin sudah pulang bersama Naomi. Temannya itu juga mengatakan jika biasanya Yasmin suka mampir ke kost-an Naomi. Setelah mendapat alamat kost-an Naomi, Raga langsung menyusulnya.

Beberapa kali Raga sudah menghubungi Yasmin, Pria itu juga mengirim pesan jika dirinya sudah berada didepan kost-an Naomi tapi Yasmin sama sekali tidak menganggapi panggilan dan pesannya. Karena sudah tidak sabaran, akhirnya Raga memutuskan untuk menghampirinya ke kamar Naomi.

Baru beberapa langkah keluar dari mobilnya, Raga melihat Yasmin berjalan kaarahnya. Sesampainya didepan Raga, Yasmin langsung menarik pria itu masuk kedalam mobil sebelum ada yang melihat mereka. Apalagi disana banyak mahasiswa tempat Raga mengajar tinggal.

"Gila lo ya?! Mau ngapain sih lo datang kesini? Lo bener-bener mau aset berharga lo gue potong ?!" Teriak Yasmin marah. Gadis itu bahkan baru menutup pintu mobil tapi sudah langsung melayangkan amarahnya.

Mendengar ancaman itu kembali keluar dari mulut Yasmin, Raga pun mendengus. Sepertinya Yasmin sangat suka mengancamnya seperti itu. "Silahkan saja kalau mau memotongnya. Memangnya kamu siap melihatnya?" Tanya Raga sambil tersenyum jahil. Pria itu menaik turunkah alisnya menggoda Yasmin.

"Jadi mau kapan? Sekarang? Oke aku bantu melepas celana--, Akh Yasmin sakit!!" 

Yasmin menatap penuh amarah pria yang baru saja ia pukul kepalanya menggunakan tas nya. "Dasar dosen nyebelin! Om-om pedofil!! Enyah saja lo dari dunia ini!!"

Sambil meringis Raga mengusap kepalanya yang terasa sangat sakit akibat pukulan Yasmin barusan. Dalam hati pria itu memikirkan apa sih isi didalam tas Yasmin sampai-sampai kepalanya sangat sakit saat gadis itu memukulnya dengan tas nya.

"Kamu sendiri kan yang bilang mau potong punyaku. Sebagai pria yang baik aku ingin membantumu saja. Dimana letak kesalahannya coba? Dan juga isi tas mu itu apasih? Kepalaku sangat sakit."

Yasmin tidak menanggapi pertanyaan Raga yang menanyakan isi tasnya. Gadis itu kembali menatap penuh amarah pria disampingnya. Fokus utama nya saat ini adalah menyelesaikan masalah tentang foto pernikahan mereka yang tersebar tanpa harus menimbulkan masalah baru.

"Sudahlah lupakan soal itu!"

"Soal apa? Isi tas?" Tanya Raga.

"Raga!! Bisa nggak sih lo serius sebentar aja? Gue lagi pusing sekarang!!"

"Kamu pusing? Sini mau aku pijitin? Atau mau ke rumah sakit?!"

"Raga!!"

Seketika Raga langsung terdiam sambil menutup kepalanya dengan kedua tangannya saat Yasmin kembali mengangkat tasnya, bersiap melayangkan pukulannya untuk kedua kali. 

"Nggak bisa diajak bercanda banget sih."

"Bodo amat!! Sumpah gue benci banget sama lo! Gara-gara lo, gue terancam botak!! Pokoknya gue nggak mau tahu, lo harus selesaiin masalah foto pernikahan kita yang kesebar itu. Gue juga nggak mau tahu pokoknya jangan sampai ada yang tahu kita sudah menikah!!"

"Aku sudah tahu bagaimana caranya menyelesaikan masalah itu," Balas Raga berhasil membuat Yasmin langsung menoleh kearahnya. 

"Pokoknya besok aku akan menyelesaikan semuanya. Kamu tinggal tahu beres."

***

Keesokan harinya Raga kembali mengajar dikelas Yasmin. Sejak tadi pria itu sibuk menjelaskan materi yang sedang ia ajarkan namun tampaknya hampir semua anak didiknya terutama yang perempuan terlihat tidak memperhatikannya sama sekali. Mereka semua sibuk menidurkan kepalanya diatas meja sambil melamun. Hal itu tentu saja membuat Raga cukup kesal, pria itu merasa jika dirinya sama sekali tidak dihargai.

Dengan pelan Raga meletakkan spidol yang ia gunakan tadi keatas meja. Pria itu berdiri menghadap murid-muridnya dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya. "Apa ada yang ingin di tanyakan tentang materi yang baru saja saya jelaskan?" tanya nya yang bertujuan memancing siapa saja yang sejak tadi memperhatikannya. Namun ternyata tidak ada satupun yang bersuara, bahkan yang pria pun juga terdiam.

Helaan nafas keluar begitu saja dari mulut Raga, pria itu berusaha menahan emosinya. Dia tidak ingin marah didepan muridnya.

"Naomi, apa kamu bisa menjelaskan apa yang baru saja saya jelaskan?" Tanyanya kemudian pada Naomi. Biasanya Naomi lah yang paling duluan bertanya jika Raga mengajar dikelasnya.

Dengan malas nya Naomi mendongak, menatap Raga yang kini sedang menatapnya. "Kami semua sedang mogok belajar sampai pak Raga menjelaskan tentang foto pernikahan itu."

Lagi, untuk kedua kalinya Raga menghela nafas berat. Dia tidak menyangka foto itu sebegitu berdampak pada pekerjaannya. Tidak ada pilihan lain, dia harus menjelaskan semuanya daripada terkena tegur karena membuat muridnya mogok belajar.

"Baiklah jika memang itu mau kalian. Saya akan menjelaskan tentang foto itu."

"Benarkah? Berarti benar dong itu foto pak Raga?" Sahut salah satu mahasiswi lainnya.

Raga terdiam, pria itu melirik kearah Yasmin yang tampak terkejut dengan apa yang baru saja dia katakan. Sudah bisa ditebak pasti gadis itu sedang mengumpat dalam hati.

"Saya akan menjelaskan semuanya tapi dengan satu syarat. Setelah ini kalian tidak boleh mogok belajar lagi. Apa kalian mau berjanji?"

Semuanya tampak mengangguk. Beberapa dari mereka langsung membuat story disosial media tentang Raga yang akan menjelaskan foto pernikahan yang kemarin beredar. Hingga tidak lama kemudian beberapa mahasiswi lainnya yang berasal dari kelas dan fakultas yang berbeda pun langsung berhamburan ke kelas itu untuk menyaksikan penjelasan dosen tampan itu. Bahkan beberapa dosen perempuan yang juga mengaguminya pun ikut datang.

Melihat begitu banyak orang yang datang membuat Yasmin semakin panik. "Sialan! Dosen nyebelin itu bener-bener udah bosan hidup kayaknya. Bodoh! Harusnya kemarin gue nggak percaya gitu aja sama dia. Jadi ini yang dia bilang mau selesaiin semuanya?" Batin Yasmin.

"Ekhem, permisi pak. Saya ingin pamit ke toilet," Sahut Yasmin. Lebih baik pergi lebih dulu kan daripada habis di keroyok pecinta Raga?

"Lo mau kemana sih, Yas? Udah ditahan dulu aja. Pokoknya lo harus ikut jambak cewek itu kalau misal cewek yang ada didalam foto itu ada disini," Sahut Naomi.

Yasmin menelan ludahnya susah payah. Sudah tidak ada pilihan lain selain pasrah. "Habislah rambut gue dijambak mereka semua nanti. Awas aja lo dosen nyebelin, gue bener-bener bakal potong habis punya lo sampai tak tersisa," Batinnya sambil menatap tajam keatas Raga.

Sejak tadi Raga sudah sadar dengan kegelisahan Yasmin. Bahkan pria itu juga sadar jika saat ini Yasmin tengah menatapnya tajam. Gadis itu benar-benar terlihat seperti orang yang ingin membunuhnya saat ini juga.

"Ayo dong pak buruan! Kita sudah tidak sabar nih!" Teriak salah satu mahasiswi yang berada diluar kelas.

"Baiklah, Saya akan menjelaskan semuanya. Foto yang tersebar itu memang benar foto saya."

"Brengsek!! Raga brengsek!! Gue bakalan bunuh lo Raga kalau lo berani bongkar semuanya," Batin Yasmin.

"Dan perempuan yang ada didalam foto itu adalah mantan istri saya. Itu adalah foto pernikahan saya dengan mantan istri saya 5 tahun yang lalu. Sekarang saya dan dia sudah bercerai, lebih tepatnya 2 tahun yang lalu kami cerai."

"Maksud pak Raga? jadi pak Raga seorang duda?" Tanya Naomi.

Raga mengangguk "Benar. Saya seorang duda. Sebelumnya maaf mungkin fakta ini membuat kalian semua merasa kecewa pada saya. Dari awal saya juga tidak ingin berada diposisi ini, digilai oleh kalian. Tapi mau bagaimana lagi? Saya sudah berusaha acuh tapi kalian terus mengejar saya. Sekali lagi saya minta maaf."

"Tidak apa, pak. Walaupun pak Raga duda, tapi aku tetap suka kok. Yang penting sekarang pak Raga udah single. Duda justru menarik, udah kayak sugar daddy," Teriak salah satu mahasiswi yang langsung disetujui oleh yang lainnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status