Mendudukkan dirinya di sudut kursi yang berada di club malam, Yasmin menatap beberapa temannya yang terlihat asik menggoyangkan tubuh mereka mengikuti alunan musik yang sedang diputar. Seperti biasa, jika sedang dalam suasana hati yang tidak baik, Yasmin akan pergi ke tempat itu bersama teman-temannya. Gadis itu masih merasa kesal dengan kejadian tadi siang, saat Raga hampir saja membongkar rahasia mereka didepan semua mahasiswa dan dosen.
Saat sedang asik menyendiri, seorang temannya datang menghampirinya dan mengajaknya untuk bergabung namun gadis itu menolak dengan alasan sedang tidak mood. Hingga beberapa saat kemudian ponselnya bergetar, terlihat sebuah panggilan masuk dari Raga terpampang jelas di layar ponselnya. Awalnya mungkin Yasmin enggan mengangkatnya, tapi Raga terus menghubunginya. Karena sudah terlewat kesal, gadis itu akhirnya mengangkatnya.
"Kenapa? Jangan ganggu gue, gue sibuk!" teriak Yasmin dalam sambungan telepon itu.
"Kamu dimana? Kenapa sangat berisik? Kamu sedang di club?"
Mendengar pertanyaan itu keluar dari bibi Raga membuat Yasmin memutar bola matanya malas. Oh ayolah, tanpa harus dijawab pun seharusnya pria itu sudah tahu dimana dia sekarang. Bukankah sudah terdengar suara musik disko yang diputar sangat keras?
Karena tidak kunjung mendapat respon dari Yasmin, Raga pun terdengar kembali mengeluarkan suara teriakannya didalam sambungan telepon. Pria itu kembali melontarkan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya.
"Dimanapun gue berada itu bukan urusan lo! Udah gue sibuk, jangan ganggu!!" teriak Yasmin sebelum kemudian mematikan sambungan teleponnya sebelum Raga sempat berbicara.
Setelah mendapat telepon dari Raga, seketika mood Yasmin semakin memburuk. Entah kenapa gadis itu sangat kesal dengan apapun yang berhubungan dengan pria itu. Karena tidak ingin terlalu larut dalam kekesalannya, Yasmin memutuskan untuk bergabung dengan teman-temannya. Menggoyangkan tubuhnya mengikuti aluanan musik disko yang sedang diputar.
Berada ditengah-tengah kerumunan orang yang asik menggoyangkan tubuhnya, tidak jarang tubuh Yasmin bersentuhan dengan pria lainnya yang dengan sengaja menyentuhnya, namun tampaknya gadis itu tidak terlalu peduli dan lebih memilih asik melanjutkan kegiatannya.
"Bukankah itu Yasmin? Wah parah, Raga harus tahu ini sih," gumam seorang pria yang baru saja datang ke tempat itu. Pria yang merupakan sepupu Raga itu langsung merekam video ketika Yasmin asik melenggokkan tubuhnya ditengah kerumunan orang yang asik berjoget, kemudian mengirimnya ke Raga.
Ditempat lain, Raga tampak frustasi karena sejak tadi Yasmin tidak kunjung mengangkat panggilannya. Bahkan beberapa kali pria itu mengumpat. Hingga seperkian detik kemudian ia mendapat pesan video dari sepupunya yang mengirim Video Yasmin serta alamat club malam tempat gadis itu berada.
"Shit! Beraninya gadis itu pergi kesana!"
Saat itu juga Raga langsung begegas menuju club malam tempat Yasmin berada. Pria itu mengemudikan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata membelah jalanan ibu kota yang sudah tampak sepi karena sudah larut malam. Sepanjang perjalanan pria itu tidak berhenti mengumpat dan bersumpah akan memberikan hukuman pada Yasmin karena tidak pernah mendengar larangannya.
Begitu sampai di club, dengan tergesa-gesa Raga turun dari mobil lalu berjalan cepat memasuki club. Begitu masuk, pria itu bertemu dengan sepupunya yang ternyata sudah menunggunya sejak tadi. "Dimana dia?" tanya Raga dengan nada dinginnya.
Tanpa mengeluarkan suaranya, sepupu Raga menunjuk kearah gadis yang asik melenggokkan tubuh indahnya dilantai dansa bersama seorang pria yang entah siapa Raga sama sekali tidak mengenalnya. Dengan langkah besar dan tatapan tajamnya Raga menghampiri gadis itu dan langsung menarik tangannya, membuat Yasmin yang tadinya asik dengan tariannya seketika terkejut.
"Lepas!!" teriak Yasmin sambil menarik paksa tangannya dari genggaman Raga.
"Kamu gila? Ngapain kamu pergi ketempat seperti ini? Dan apa yang kamu lakukan disini? Kamu asik berjoget dengan pria lain disaat suamimu gelisah menunggumu dirumah?"
Mendengar Raga mengucapkan kata 'Suami' membuat Yasmin langsung menutup mulut pria itu dengan tangannya. "Pelankan suara lo, lo mau semua semua orang mendengarnya ha?"
Dengan sekali gerakan Raga berhasil menyingkirkan tangan Yasmin dari bibirnya. Pria itu terlihat melangkahkan kakinya mendekat kearah Yasmin sambil menatap gadis itu tajam "Aku akan memberitahu semuanya jika kita sudah menikah," bisik Raga pelan.
"Kalau lo berani membongkar semuanya, gue tidak akan tinggal diam!"
Alih-alih takut dengan ancaman Yasmin, Raga justru terlihat menyunggingkan senyum sinisnya. Pria itu bahkan terlihat tidak takut sama sekali. "Sayangnya aku tidak takut dengan ancamanmu itu, sayang."
"Sekarang begini saja, pulang denganku sekarang atau aku benar-benar akan memberitahu semua orang kalau kita sudah menikah."
Merasa jika dirinya sedang diancam oleh Raga, Yasmin pun akhirnya mengalah. Dengan kesal gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari club malam diikuti Raga di belakangnya.
"Thanks ya bro. Aku pulang dulu," pamit Raga pada sepupunya sebelum menyusul Yasmin.
Begitu sampai di rumah, Raga menarik paksa tangan Yasmin. Membawa gadis itu masuk kedalam rumah lalu mendorongnya ke sofa. Dengan tatapan tajamnya Raga mencondongkan tubuhnya kearah gadis itu. "Bukankah sudah aku peringatkan jangan pernah pergi ketempat itu lagi? Kenapa kamu masih nekat datang kesana?"
"Gue mau pergi kemanapun itu terserah gue, bukan urusan lo!" balas Yasmin dengan tatapan tak kalah tajamnya.
"Tentu saja itu menjadi urusanku. Ingat, aku adalah suamimu. Aku berhak mengatur atau melakukan apapun padamu. Mulai sekarang aku akan membuat aturan. Aku tidak ingin kamu pergi ke tempat itu lagi. Aku juga tidak ingin kamu membantah semua perintahku."
Sebuah senyuman sinis mengembang dibibir Yasmin begitu kalimat itu keluar dari mulut Raga. Gadis itu bahkan tidak bisa menahan tawanya setelahnya. Oh ayolah, pernikahan mereka hanya di dasari sebuah perjodohan. Yasmin sama sekali tidak pernah menginginkan pernikahan itu. "Lo lupa kalau pernikahan kita hanyalah sebuah perjodohan saja? Gue sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini bahkan tidak sudi mengakui lo sebagai suami gue. Jadi jangan harap gue mau bersikap layaknya seorang istri."
"Akh sakit!!" pekik Yasmin tiba-tiba saat Raga mencengkram tangannya erat.
Dengan sorot mata penuh amarah Raga menatap gadis yang saat ini ada dalam kungkungannya. Perkataan yang baru saja Yasmin katakan benar-benar membuatnya sangat marah. "Aku sudah berusaha bersikap baik padamu, jadi jangan sampai aku bersikap kasar karena sifat keras kepalamu ini."
"Lepas, sakit."
"Sakit? Cihh, ini bahkan belum seberapa. Ingat, jika kamu berani membantah semua perkataanku maka aku akan membuatmu merasakan sakit yang jauh lebih parah dari ini. Bahkan aku akan membuatmu merasakan sesuatu yang tidak pernah kamu rasakan sebelumnya."
Setelah mengatakan hal itu Raga langsung melepas cengkramammya pada tangan Yasmin kemudiaan melangkah pergi ke kamarnya. Meninggalkan Yasmin yang terus berteriak mengumpatinya.
Tidak bosan-bosannya Yasmin memandangi wajah Keenan yang terlihat fokus menyimak penjelasan Raga yang saat ini sedang mengajar di depan kelas. Gadis itu bahkan lebih memilih menatap wajah tampan pria yang sangat ia sukai daripada menyimak penjelasan dari dosen yang sangat tidak ia sukai. Baginya Keenan adalah satu-satunya pusat yang menjadi perhatiannya.Raga sendiri sejak tadi sudah mengetahui jika gadis itu tidak menyimak penjelasannya sama sekali, tapi pria itu memilih diam dan membiarkannya berharap jika Yasmin akan kembali fokus pada pelajaran nantinya. Namun tampaknya dugaan Raga itu salah. Bukannya menyimak penjelasannya, Yasmin justru semakin lekat memandangi wajah Keenan sambil sesekali menyunggingkan senyum manisnya.Selama hampir 1 minggu menikah dengan Yasmin, Raga sama sekali tidak pernah mendapatkan senyum manis dari gadis itu tapi sekarang gadis itu justru malah memberikan senyum manisnya pada orang lain alih-alih pada suaminya sendiri. Karena merasa sud
Bak seorang detektif yang sedang mengintai targetnya, Yasmin dan Naomi terlihat mengikuti Keenan dan seorang gadis yang tengah berjalan melewati lorong kampus menuju ruang perpustakaan. Sesekali kedua gadis itu bersembunyi saat melihat Keenan dan gadis itu menghentikan langkahnya. Tampaknya Keenan mulai sadar jika sejak tadi ada yang mengikutinya. Buktinya saja sekarang, pria itu terlihat menghentikan langkahnya sambil menoleh kearah sekelilingnya."Kayaknya kita ketahuan deh, Yas. Udah lah langsung samperin aja deh ya daripada ngumpet-ngumpet gini kayak mau maling aja," ucap Naomi, membuat gadis itu langsung di tutup mulutnya oleh Yasmin."Keenan, lo cari siapa? Ayo," tanya gadis yang tadi bersama Keenan.Keenan diam sebentar, pria itu masih terlihat melihat sekeliling. Namun disana hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang "Sepertinya ada yang mengikuti kita," ujarnya membuat gadis tadi langsung ikut melihat sekeliling."Siapa? Perasaan lo aja kali,
Raga menatap Yasmin yang sedang menyatap makan malamnya dalam diam. Saat pria itu menghampirinya, tiba-tiba Yasmin menyudahi kegiatannya dengan sisa makanannya yang terlihat masih cukup banyak. Gadis itu bangkit hendak beranjak pergi ke kamarnya namun dengan cepat Raga menahan pergelangan tangannya "Mau kemana? Duduk dan habiskan makananmu."Yasmin melirik sekilas kearah tangannya yang saat ini ada pada genggaman Raga kemudian menariknya hingga genggaman itu berhasil terlepas "Gue udah nggak mood makan," balasnya dingin. Gadis itu berniat ingin melanjutkan langkahnya menuju kamar tapi lagi lagi Raga menahannya.Helaan nafas panjang terdengar keluar dari mulut Yasmin. Saat ini gadis itu sedang tidak ingin berdebat dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya itu. Tenaganya sudah cukup habis setelah digunakan untuk menangisi kenyataan tentang Keenan yang sudah mempunyai kekasih."Ada yang ingin aku bicarakan denganmu, duduk."Karena tidak ingin berdebat, Yas
Raga berjalan keluar rumah hendak berangkat ke kampus untuk mengajar, didepan pintu dia melihat Yasmin yang masih berdiri di teras sambil mengadahkan tangannya, mengecek apakah hujannya masih turun atau tidak. Hujan memang sudah turun sejak tadi subuh hingga sekarang.Dengan senyum tipisnya Raga menghampiri gadis itu dan berdiri tepat di sampingnya "Mau bareng nggak?" tanyanya berhasil membuat Yasmin langsung menoleh ke arahnya.Yasmin tidak menjawab pertanyaan Raga itu, dia memilih diam karena masih marah dengan kejadian semalam. Saat Raga memaksanya menandatangi surat perjanjian yang pria itu buat. Karena tidak mendapat respon dari Yasmin, akhirnya Raga pun kembali melayangkan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya. Namun lagi-lagi Yasmin hanya diam enggan menjawabnya.Karena sudah 2x bertanya dan tidak mendapat respon, pada akhirnya Raga memutuskan untuk kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil. "Yakin nggak mau bareng? Jam 8 nanti kamu ada kelasku
"Kenapa cewek itu bisa pindah ke kelas gue? Lo sengaja ya mindahin dia biar bisa deket-deket sama Keenan terus? Lo sengaja kan bikin gue susah deketin Keenan?"Baru beberapa menit setelah selesai mengajar, Raga sudah mendapat omelan dari istri kecilnya. Tadi selesai mengajar di kelas Yasmin, pria itu mendapat pesan dari Yasmin yang memintanya untuk ketemuan di belakang gedung kampus. Raga pikir ada apa tumben gadis itu ingin mengajaknya bertemu, ternyata sesampainya disana pria itu langsung mendapat omelan dari gadis itu."Siapa yang kamu maksud? Gladys?"Mendengar nama gadis yang sangat dia benci disebut membuat Yasmin semakin kesal. "Memangnya adalagi cewek lain yang pindah ke kelas gue hari ini?"Sebuah senyuman mengembang di bibir Raga, pria itu sudah menduga jika pasti Yasmin akan marah setelah mengetahui kepindahan Gladys ke kelasnya. Sambil menyunggingkan senyum jahilnya, Raga memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana bahan kain yang saat ini
Mengalahkan berita dating idol yang biasanya terungkap setelah menjalani hubungan backstreet dari penggemarnya, hari ini kampus dihebohkan dengan sebuah berita dan foto saat kemarin Raga berjalan beriringan dengan Gladys di koridor kampus. Beberapa orang yang melihat foto itu berspekulasi jika kedua orang itu memang dekat. Bahkan tidak banyak dari mereka yang menuduh Gladys sebagai perempuan murahan karena yang mereka tahu Gladys adalah kekasih Keenan tapi gadis itu justru terlihat dekat dengan dosen idaman itu.Terlihat beberapa kali Gladys mendapat tatapan sinis dari teman kampusnya, bahkan tidak sedikit dari mereka yang terang-terangan menyindirnya saat gadis itu baru saja datang bersama Keenan. Melihat sikap aneh dari teman-teman kampusnya itu, Keenan yang sama sekali belum mengetahui berita itupun langsung menghampiri mereka. Pria itu bahkan terlihat marah saat mendengar ada salah satu perempuan yang menyindir Gladys dengan sebutan perempuan murahan."Apa ma
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Yasmin belum pulang sampai saat ini. Raga yang sejak tadi berjalan mondar mandir didepan pintu rumahnya dibuat geram dengan tingkah gadis itu. Bagaimana tidak, Yasmin sudah menandatangani surat perjanjian aturan-aturan yang harus ditaatinya. Didalam peraturan itu, Yasmin tidak boleh pulang lebih dari jam 10 malam tapi lihat sekarang, gadis itu justru berani melanggar aturan yang sudah dia tandatangi sendiri."Anak itu benar-benar ya. Lihat saja, kalau dalam 10 menit kedepan dia belum pulang juga, aku akan memberinya hukuman yang sama sekali tidak pernah ia bayangkan."Tepat 10 menit setelah Raga mengatakan hal itu, ternyata Yasmin belum juga pulang. Hingga saat pria itu berniat menghubungi kembali nomor Yasmin, ternyata Yasmin sudah lebih dulu menghubunginya. Tanpa pikir panjang Raga pun langsung mengangkatnya, pria itu langsung mengeluarkan semua omelannya sebelum Yasmin sempat berbicara. "Yasmin, kamu dimana? Kenapa sangat berisik, k
Kampus kembali dihebohkan dengan beredarnya foto Raga dan Gladys yang tengah tidur bersama. Didalam foto itu terlihat Raga bertelanjang dada dengan Gladys yang tertidur pulas disampingnya dengan posisi memeluknya. Foto itu sontak membuat mereka menjadi target perbincangan hangat diseluruh kampus, bahkan sampai tersebar diluar kampus. Ada yang menyayangkan hal itu, mereka semua terutama pada mahasiswi dan beberapa dosen wanita tidak menyangka jika pria yang selama ini mereka idam-idamkan berbuat hal seperti itu."Gladys! Dasar cewek murahan! Nggak cukup lo udah punya Keenan, sekarang masih aja godain pak Raga?!!" teriak salah satu mahasiswi yang datang menghampiri Gladys dikelasnya bersama beberapa mahasiswi lainnya."Munafik banget sih lo! Nggak nyangka gue lo se murahan itu. Waktu itu lo bilang nggak ada hubungan apapun sama pak Raga, tapi kenyataannya apa? Lo malah tidur sama pak Raga!! Pasti lo kan yang godain pak Raga? Nggak mungkin pak Raga mau sama lo kalau lo aja nggak godain.