Share

Chapter 7

Tidak bosan-bosannya Yasmin memandangi wajah Keenan yang terlihat fokus menyimak penjelasan Raga yang saat ini sedang mengajar di depan kelas. Gadis itu bahkan lebih memilih menatap wajah tampan pria yang sangat ia sukai daripada menyimak penjelasan dari dosen yang sangat tidak ia sukai. Baginya Keenan adalah satu-satunya pusat yang menjadi perhatiannya.

Raga sendiri sejak tadi sudah mengetahui jika gadis itu tidak menyimak penjelasannya sama sekali, tapi pria itu memilih diam dan membiarkannya berharap jika Yasmin akan kembali fokus pada pelajaran nantinya. Namun tampaknya dugaan Raga itu salah. Bukannya menyimak penjelasannya, Yasmin justru semakin lekat memandangi wajah Keenan sambil sesekali menyunggingkan senyum manisnya.

Selama hampir 1 minggu menikah dengan Yasmin, Raga sama sekali tidak pernah mendapatkan senyum manis dari gadis itu tapi sekarang gadis itu justru malah memberikan senyum manisnya pada orang lain alih-alih pada suaminya sendiri. Karena merasa sudah tidak bisa membiarkannya, akhirnya Raga pun bertindak.

"Yasmin, apa kamu mendengar apa yang saya jelaskan?" tanya Raga yang hanya dibalas anggukan oleh Yasmin. Oh bahkan gadis itu mengangguk tanpa menoleh sedikitpun. Pandangannya masih tertuju pada objek yang sejak tadi menjadi pusat perhatiannya.

Mendapat respon seperti itu dari Yasmin membuat Raga tidak lagi bisa menahan amarahnya. Dengan langkah besarnya ia berjalan menghampiri Yasmin. Pria itu berdiri disamping meja Yasmin sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Lihatlah, bahkan saat dosennya sudah berdiri disampingnya, Yasmin masih belum sadar. Gadis itu masih fokus memandangi wajah tampan sang pujaan hati.

Keenan yang awalnya tidak tahu jika sedang dipandang oleh gadis disampingnya pun akhirnya menoleh. Pria itu hanya menoleh sekilas ke arah Yasmin sebelum kemudian kembali fokus ke depan kelas. Sempat mendapat lirikan dari Keenan membuat Yasmin semakin menyunggingkan senyum manisnya "Ya ampun Keenan baru aja ngelirik gue? Astaga baru dilirik seperkian detik aja dada gue udah disko gini apalagi di tatap lama."

"Bagus ya pemandangannya?" tanya Raga.

Yasmin hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya.

"Sebegitu tampankah dia sampai kamu memandangnya seperti itu?" tanya Raga lagi untuk kedua kalinya.

Lagi, untuk kedua kalinya juga Yasmin mengangguk tanpa menoleh sedikitpun. Gadis itu masih setia menatap wajah tampan sang pujaan hati "Sangat tampan. Bahkan ketampanannya mampu menyilaukan hatiku," ucapnya sambil tersenyum malu.

Mendengar jawaban yang baru saja Yasmin katakan membuat Raga harus mati-matian menahan emosinya. Bukan hanya memandang pria lain didepan suaminya, gadis itu bahkan juga memuji pria lain didepannya. Dengan sisa kesabarannya, Raga menggebrak meja Yasmin hingga membuat gadis itu terkejut dan langsung tersadar dari fokusnya.

"Bagus ya, bukannya menyimak penjelasan dosen malah asik memandangi orang lain. Yasmin Claresta Wijaya!! Maju kedepan dan berdiri di depan kelas!!" teriak Raga dengan nada kesalnya.

"Apa? Kenapa saya harus maju ke depan kelas? Memangnya apa salah saya?" tanya Yasmin yang belum menyadari kesalahannya.

"Kamu masih bertanya apa salahmu? Baiklah akan saya beritahu apa kesalahanmu. Kamu mengabaikan penjelasan saya dan malah sibuk memandangi orang disebelahmu. Kamu ini niat belajar atau tidak?"

"Memangnya salah ya pak kalau saya memandangi orang? Orang yang saya pandang sangat tampan, jadi wajar dong saya memilih memandanginya daripada menyimak penjelasan bapak yang sangat membosankan itu?" jawab Yasmin. Oh lihatlah betapa beraninya gadis itu mengatakan hal itu pada dosennya. Bahkan teman-temannya saja terlihat terkejut dengan perkataannya itu. Tidak terkecuali Naomi yang duduk di belakangnya.

"YASMIN CLARESTA WIAJAYA!!! KELUAR KELAS SEKARANG JUGA!!!!" suara teriakan yang cukup keras pun akhirnya menggema di dalam kelas itu. Sepertinya kesabaran Raga sudah benar-benar habis. Gadis itu sudah tidak lagi bisa diajak berbicara secara baik-baik.

Beberapa mahasiswa yang berada di dalam kelas tampak kaget dengan suara teriakan Raga yang terdengar begitu keras. Selama mengajar, ini pertama kalinya pria itu berteriak dan semarah ini pada mahasiswa nya dan itu semua karena ulah Yasmin.

"Kenapa diam? Cepat keluar dari kelas saya!!"

Yasmin terlihat menatap kesal ke arah pria yang baru saja meneriaki dan mengusirnya. Dengan kasar gadis itu bangkit dari duduknya kemudian melangkahkan kakinya keluar kelas tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Gila si Yasmin berani banget bikin pak Raga sampai semarah itu," batin beberapa mahasiswa yang melihat bagaimana beraninya Yasmin pada dosen mereka.

,,,,,,,,,, 

"Gila lo Yas, bisa-bisa nya lo berani ngelawan pak Ragi tadi. Lo nggak takut di keluarin dari daftar calon istrinya apa?"

Uhuk! Uhuk!

Yasmin yang tadinya sibuk dengan kegiatan makan baksonya seketika tersedak setelah mendengar apa yang baru saja Naomi tanyakan. Naomi yang panik melihat sahabatnya tersedak itupun langsung menyodorkan jus jeruknya pada gadis itu. "Pelan-pelan dong makan nya, kayak dikejar hantu aja."

Setelah merasa membaik, Yasmin langsung melayangkan tatapan tajamnya ke arah Naomi "Ini gara-gara lo! Lagian lo ngapain sih tanya-tanya kayak gitu? Jadi kesedak kan gue!" marahnya pada Naomi.

"Hehe ya sorry, kan gue cuma nanya. Tapi pertanyaan gue tadi penting sih. Lo udah berani ngelawan pak Raga, memangnya lo mau dikeluarin dari daftar calon istri? Secara banyak banget mahasiswi yang ngantri jadi calon istrinya."

"Cihh tanpa ngantri juga gue udah jadi istrinya," batin Yasmin. 

Memang benar kan? Tanpa mengantri Yasmin sudah berhasil menjadi istri Raga. Tapi bukan berarti gadis itu senang karena sudah menjadi istri Raga. Kalau saja boleh ditukar, mungkin Yasmin mau menukar Raga dengan orang lain apalagi dengan Keenan.

"Dih siapa juga yang mau jadi calon istrinya. Mendingan gue jadi calon istri Keenan yang jelas-jelas ganteng, pinter, baik lagi. Nggak kayak dosen nyebelin itu yang sukanya marah-marah nggak jelas. Akh pokoknya gue harus bikin perhitungan. Gue nggak terima di teriakin kayak tadi. Dia pikir gue nggak malu apa?"

"Ya kalau menurut gue sih pak Raga nggak sepenuhnya salah. Ini salah lo juga sih, udah tahu pak Raga lagi ngejelasin materi, lo malah sibuk pandangin wajah Keenan. Wajar kalau dia marah."

Dengan tatapan malasnya Yasmin menatap Naomi. Lagi-lagi sahabatnya itu lebih membela dosen nyebelin itu dibanding dia yang jelas-jelas sahabatnya. "Mentang-mentang suka dibelain terus," sindirnya.

"Nggak ngaca mbak? Lo juga kan, mentang-mentang suka Keenan langsung deh yang ada di otaknya cuma Kenaan, Keenan dan Keenan."

"Lo kok kesannya jadi belain dosen nyebelin itu sih? Lo ini sahabat gue bukan sih?!

Sambil tersenyum Naomi mengangkat tangannya membuat simbol peace "Hehe sorry, Yas. Eh itu bukannya Keenan ya? Sama siapa tuh?" serunya kemudian saat melihat Keenan berjalan keluar kantin bersama seorang gadis yang sama sekali tidak pernah Yasmin lihat sebelumnya.

Sontak Yasmin langsung menoleh ke arah tunjuk Naomi. Benar saja, Keenan terlihat berjalan keluar kantin bersama seorang wanita cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Karena penasaran, Yasmin pun akhirnya langsung menyusulnya.

"Yasmin!! Kebiasaan deh kalau udah menyangkut Keenan pasti gue dilupain," gerutu Naomi sambil menyusul sahabatnya itu mengikuti Keenan.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
semoga yasmin kena karma nya bhw Kenan sdh punya pacar dn g suka sama Yasmin dn kenan ngomong k Yasmin bgw dia dh punya pacar dn jangan gangguin dia lagi lagi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status