Share

Bengkak

Aku menyerahkan kapas dan juga botol micellar water kepadanya. Pak Alvin menerimanya, menuangkan cairan pembersih make up itu ke atas kapas. Lalu, menyuruhku untuk menutup mata.

Tapi, mataku maunya tetep terbuka. Sayang melewatkan kegantengan di depan mata.

Astaghfirullah, istighfar aku. Mohon ampun, itu mata sudah banyak jelalatan nya. Ya walau halal sama suami tapi 'kan bahaya, bisa mimisan tiba-tiba nanti. Bukan hidung, tapi yang dibawah sana itu.

"Merem bisa nggak?" tegur Pak Alvin seperti kesal.

"Ih, bentar dulu," ucapku lalu benar-benar menutup mataku. Uh, semakin terpejam, entah mengapa aku justru merasakan sesuatu yang aneh di dadaku. Debaran itu semakin menjadi woi. Pargoy kayaknya jantungku didalam itu. Bagaimana tidak, nafasnya pak Alvin dapat kurasakan di kulit wajahku. Itu berarti, wajahnya pasti sangat dekat dengan wajahku.

Ya Tuhan, bantulah hamba menahan jiwa yang meronta. Ingin di belai, astaghfirullah. Ingat, dia menikahi mu hanya satu semester. Setelah itu, selesai.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status