Share

Suasana Asing

Benar saja, setelah pulang ke rumah Mama Mertua dalam keadaan lumayan basah, aku berkali-kali bersin. Tubuhku memang tidak tahan menghadapi perubahan cuaca yang tiba-tiba. Walau begitu, aku tetap menghabiskan ice cream dan tahu bulat yang aku beli, sayang nanti mubazir kalau tidak dimakan.

Setelah solat Zuhur, aku merebahkan diri di kasur, ingin mengambil istirahat. Setidaknya mempersiapkan diri baik fisik dan mental untuk malam ini. Sedangkan Pak Alvin, aku lihat dia sibuk membaca di sofa.

Ponselku berdering, pukul lima sore aku terbangun dengan kepala yang berat. Aku melakukan streching sebentar, dengan membuat tanganku ke atas sambil dilipat, terus aku bunyikan kepalaku dengan menekannya ke kanan dan ke kiri.

"Wa'alaikumussalam," balasku, yang menelpon adalah Rafa, adikku.

"Ada apa? tumben? kangen ya?" tanyaku menggodanya.

Terdengar endusan nafas dari sana. "Kapan ke sini lagi?" tanyanya.

"Baru kemarin aku ke sana, bilang aja kangen."

"Udah jadi belum hero nya?" tanyanya.

"Hero?" u
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status