Share

Bab 46

Penulis: GadihJambi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-11 11:08:58

“Bu, berapa lama lagi kita harus jalan kaki seperti ini? Kakiku rasanya mau copot berjalan terus? Mana perutku juga lapar sekali,” tanya Siska sambil mengeluh dan berjalan terseok-seok di belakang pasangan suami-istri, Ghufron dan Raisa.

Tiga jam yang lalu, Bu Maisarah mulai berpikir jernih dengan mengajak anak menantunya pergi dari tempat itu dengan berjalan kaki.

Sesekali mereka berhenti untuk beristirahat dan mulai mencari apa pun yang bisa dimakan untuk mengganjal perut, terutama untuk Ghufron dan Raisa yang sudah hampir sekarat karena habis muntah-muntah.

Selama setengah jam berjalan, mereka menemukan lubang kecil pinggir jalan sedikit mirip selokan, tetapi hanya satu lubang dengan ukuran tidak terlalu dalam ataupun dangkal, yang berisi air yang lumayan jernih.

Bu Maisarah memekik riang karena berhasil menemukan air yang bisa menghilangkan dahaga mereka untuk sejenak.

Meskipun awalnya sempat jijik karena tidak tahu itu air bersih atau bukan, atas desakan mertuanya, Sisk
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 54

    Ghufron sudah sadar terlebih dahulu dari istrinya saat tengah malam tadi. Sedangkan istrinya baru saja sadar beberapa menit yang lalu sebelum petugas rumah sakit membawakan mereka makanan untuk sarapan. Saat ini mereka berdua berada di ruangan yang sama menggunakan fasilitas kesehatan milik Ghufron selaku seorang pejabat daerah. Keduanya memakan sarapan rumah sakit dengan wajah terpaksa karena makanan tersebut hambar dan tidak ada rasanya dilidah mereka. Suara ketukan pintu kamar rawat terdengar jelas dan Ghufron yang masih belum kuat untuk turun dari ranjang pasien, langsung berteriak untuk langsung masuk. “Pak Barata, Pak Doni!” seru Ghufron dengan wajah terkejut dan senang secara bersamaan. Dua orang itu adalah ajudan Bapak Bupati dan satunya adalah Sekda di tempat ia bekerja. Ghufron merasa senang bukan kepalang akan kedatangan keduanya untuk mengunjunginya di rumah sakit. “Pak Ghufron! Kami berdua turut prihatin atas keadaan Bapak saat ini! Kami datang karena perintah

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   bab 53

    Alatas langsung berlari setelah mengatakan apa yang dikatakan perawat yang menghubunginya. Kaisar ikutan lari mengejar Alatas yang sedang dalam keadaan kacau dan tidak bisa berpikir jernih. “Woi! Kalian berdua mau ke mana? Ngapain main kejar-kejaran malam-malam gini!” teriak Kaivan saat keduanya melewati dirinya tanpa menoleh lagi. Alatas pun tidak sempat untuk pamit karena ia cemas dengan keadaan ayahnya saat ini. Ia bahkan gemetar saat mengambil kunci motor dari dalam kantong celananya sehingga kunci tersebut hampir jatuh jika tidak ditangkap Kaisar. “Duduk di belakang, biar Abang yang bawa!” perintah Kaisar sambil menaiki motor Alatas. Alatas naik di bangku belakang dengan wajah masih bingung dan linglung. Kaivan yang berlari mengejar mereka berdua, berdiri dengan kedua tangan berada di kedua lututnya dengan napas ngos-ngosan. “Gile, capek banget lari mengejar kalian berdua! Kalian mau ke mana malam-malam gini?!” ucap Kaivan sambil bertanya dengan napas terengah-engah.

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 52

    Semilir angin malam yang lumayan dingin membelai pipi Alatas yang sedang berayun di ayunan yang ada di taman samping ruang keluarga yang terbuka. Tubuhnya berayun-ayun seiring dengan gerakan ayunan yang maju mundur. Cukup lama ia duduk sendirian ditemani angin malam di atas ayunan tersebut. Bayangan seseorang mendekatinya dari samping dan berdiri di sampingnya. Alatas berhenti mengayunkan tubuhnya tatkala melihat bayangan gelap yang tinggi menjulang. “Bang Kaisar!” seru Al sambil menoleh ke samping kanannya. Kaisar yang dipanggil langsung mengambil posisi untuk duduk di ayunan sehingga Alatas bergeser memberikan tempat. “Ngapain malam-malam main ayunan?” tanya Kaisar yang tidak banyak omong itu pada Alatas. “Lagi nostalgia aja, Bang! Dulu Kak Dea sering diam-diam ke taman yang ada di kompleks perumahan yang letaknya di belakang gang kontrakan kami. Kak Dea bawa aku main ayunan ke sana tanpa sepengetahuan Ibu, Kak Dea juga sering ngajak aku jualan es di taman itu setiap h

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 51

    “Ah, menyusahkan sekali! Apa yang sebenarnya kalian lakukan sehingga menjadi seperti ini dan sampai dirawat di rumah sakit!” ucap Haidar dengan nada marah saat memasuki ruang rawat Siska dan Bu Maisarah. Pria itu begitu kusut dan kucel penampilannya malam itu. Ia bahkan tidak sempat mandi atau istirahat karena sibuk mengurus administrasi Ibu beserta istri dan adiknya yang sungguh membuatnya ingin marah. Ia juga tidak sempat makan dan saat ini perutnya benar-benar harus diisi sebelum ia pingsan karena kelaparan. Brak! Suara keras terdengar saat pria itu duduk di kursi khusus untuk penunggu pasien. Ia meletakkan kotak makanan yang ia beli dari kantin rumah sakit dengan kasar di atas meja yang ada di dekat kursi tersebut. Siska terbangun dan membuka matanya dengan perlahan. Matanya menyipit karena silau dengan cahaya lampu sehingga ia memejamkan lagi matanya untuk menyesuaikan diri. Tenggorokannya terasa kering dan ia sangat haus, tubuhnya masih sedikit lemah, tetapi tidak se

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 50

    Bu Maisarah bersama anak menantunya dibawa ke rumah sakit terdekat setelah tidak sengaja ditemukan petugas pengangkut sampah saat membuang tumpukan sampah setiap sore menjelang malam. Karena mendengar suara deru mobil, Siska nekat berjalan terseok-seok ke dekat jalan dan ia bersorak gembira saat melihat cahaya lampu kendaraan. Ia yang sudah tidak kuat menahan sakit, memilih ngesot sampai hampir ke tengah jalan guna menghentikan kendaraan itu. Alhasil sopir truk pengangkut sampah itu menginjak rem dengan kuat takut melindas tubuh orang itu. Betapa terkejutnya sopir truk pengangkut sampah saat mengetahui satu keluarga ada di tempat terpencil seperti ini dengan kondisi yang memprihatinkan. Dua orang pingsan, dan dua lainnya lemah sehingga tidak kuat untuk berdiri. Karena bagian dalam mobil tidak ada ruang untuk mereka, keempat orang itu dinaikkan ke dalam truk yang bekas sampah-sampah. Tidak kuat menahannya, Bu Maisarah dan Siska sama-sama pingsan begitu masuk di dalam truk.

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 49

    Kakinya terasa berat dan seakan-akan dipaku di tempat itu untuk melangkah mendekati sang kakak yang sangat ia sayangi. Dea tertidur tak lama setelah ia minum obat yang diresepkan oleh Genta. Nafsu makannya lumayan baik karena bubur yang dibawa Avin habis separuhnya. Alatas mengusap habis air matanya dan menormalkan rasa sesak yang menyelimuti dadanya saat ini. Ia membuang pelan napasnya, lalu menghirup kembali oksigen kemudian membuangnya, seperti itu ia lakukan berulang kali sampai perasaannya benar-benar nyaman. Dengan langkah kaki pelan, ia mendekati tempat tidur kakaknya, dan duduk di sisi kosong pinggir tempat tidur. Tatapan sedih, sayang, tidak percaya, bercampur aduk dalam sorot mata pemuda itu. Ia meraih tangan sang kakak untuk ia genggam dengan hangat. “Kak, apa yang selama ini kakak sembunyikan dari aku? Apa ini semuanya karena Ibu? Berapa banyak rasa sakit yang selama ini kakak tanggung karena perbuatan Ibu kita? Kenapa kakak tidak mau berbagi penderitaan kakak sa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status