Share

Bab 6

Auteur: GadihJambi
last update Dernière mise à jour: 2025-06-28 11:16:04

Malam itu, Alatas, anak laki-laki bungsu Bu Maisarah yang capek pulang dari kuliah datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan ayahnya. Ia sangat terkejut mendapati ayahnya berada di ruangan ICU.

Pria muda berusia delapan belas tahun itu menangis melihat keadaan sang ayah dari luar kaca. Ia semakin sedih saat mendapati tidak ada satu pun keluarganya yang menunggu sang ayah di sana. Saat menelepon pun, keluarganya tidak ada yang mengangkat. Dia akhirnya pulang untuk memberi tahu langsung kondisi itu kepada ibu dan kakak-kakaknya.

Namun, ketika sampai di rumah, ia tanpa sengaja mendengar pembicaraan ibu dan kedua iparnya yang membuat amarahnya bangkit saat itu juga.

“Apa yang kalian bicarakan?!”

Ia sungguh emosi mendengar pembicaraan ketiganya yang berniat jahat kepada rumah tangga kakak perempuannya. Kedatangan Alatas yang tiba-tiba membuat ketiganya melonjak kaget. Wajah Bu Maisarah pucat dengan kedatangan anak bungsunya yang begitu menyayangi dan membela Dea.

“Kenapa diam saja, hah? Kemana mulut lancar yang tadi berniat memisahkan kakakku dengan suaminya? Sampai-sampai kalian ingin menggunakan sakitnya ayah untuk membuat kakakku menuruti kalian! Ayo jawab! Mana suaranya tadi!” bentak Alatas lagi sambil menendang sofa saling emosinya.

Bahunya sampai naik turun akibat emosi. Matanya bertatapan dengan sang Ibu yang penuh ketakutan. Alatas tanpa sadar menangis tanpa suara dengan tubuh luruh ke lantai. Isakan pria itu awalnya tidak terdengar hingga Alatas mengangkat mukanya yang sudah bersimbah air mata.

“Ka-kamu salah de-dengar, Al. Ki-kita mana mungkin te-tega dan be-berani menghancurkan ru-rumah tangga Dea,” ucap Siska terbata-bata mencoba membela diri.

Prang!

Vas bunga yang di atas meja langsung Alatas lemparkan ke lantai begitu mendengar suara Siska yang mencoba mengelak dan membela diri. Suara pecahannya membuat mereka semakin mengkerut di tempat.

“Kamu pikir saya bodoh? Telinga saya tidak tuli untuk mendengarkan niat jahat kalian semua! Terutama kata-kata jahat yang keluar dari mulut kamu!” tuding Alatas dengan menunjuk wajah Siska.

“Al,” panggil lembut Bu Maisarah mencoba menenangkan kemarahan putra bungsunya itu.

“Kenapa Bu, apa Ibu mau berkilah juga seperti perempuan ini?”

Bu Maisarah urung untuk berkata mendengar cibiran sang anak padanya. Dalam hatinya ia merutuki kebodohan Siska yang bersikap sembrono mengucapkan kata-kata itu.

‘Dasar menantu bodoh!’ umpat Bu Maisarah kesal dalam hatinya.

“Ibu benar-benar gak punya hati! Dengarkan aku baik-baik, Bu! Meskipun aku anak kandung Ibu, yang lahir dari rahim Ibu, aku tidak akan membiarkan Ibu menyakiti hati kakakku, Dea, apalagi sampai membuat ia berpisah dengan Bang Avin dan Audrey. Aku sendiri yang akan pasang badan untuk melindungi kakakku dari penjahat licik sepertimu!” bentak Alatas dengan sangat geram sembari menatap Ibu dan kedua iparnya secara bergantian.

Setelah mengatakan semua itu, Alatas langsung pergi dari rumah dengan emosi yang masih memuncak. Ia tidak ingin kelepasan dengan melakukan kekerasan pada ketiga wanita beda usia itu jika ia masih berlama-lama di sana.

Alatas mengusap wajahnya yang basah oleh air mata, lalu mengeluarkan handphone-nya dari saku celana. Dia bergumam sambil terisak. “Aku harus kasih tahu Bang Avin soal ini...”

---

Pagi hari, Avin mempersiapkan dagangan sayurnya di tempat biasanya ia berjualan. Tapi dia terus kepikiran dengan niat tidak masuk akal ibu mertuanya, yang diceritakan sang istri setelah mereka beradu kasih malam harinya.

“Kali ini Bu Maisarah keterlaluan! Bagaimana bisa ia punya pikiran gila ingin anaknya bercerai dari suaminya dan akan menikahkan anaknya dengan tua bangka yang sudah punya istri dua?” gumam Avin dengan tangan terkepal.

“Aku harus bertemu dengan Alatas guna membicarakan masalah ini! Jika Alatas tidak ada cara lain untuk menghentikan keinginan ibunya, maka aku akan menggunakan caraku sendiri untuk menyelamatkan rumah tanggaku. Aku juga harus mencari tahu siapa Juragan Handi ini dan mencari kelemahannya,” gumamnya lagi dengan penuh pertimbangan yang matang.

Avin pun mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang, tetapi dia melihat pesan yang masuk semalam dari Alatas. Avin tertegun membacanya.

---

Rutinitas pagi Dea adalah berbelanja di minimarket terdekat bersama sang anak. Ia asyik memilih bahan makanan sambil mengajak bayinya bicara.

Ia tidak menyadari bahaya sedang mengintainya sejak ia memasuki minimarket tersebut. Sepasang mata dengan niat tersembunyi menatap tingkah ceria Dea dengan tersenyum menyeringai dari belakang Ibu muda itu.

“Deasy, tidak aku sangka bisa bertemu di sini. Meskipun sudah punya anak, tubuhnya masih sangat kencang dan terawat, melebihi tubuh seorang perawan. Sungguh nikmat yang nyata bisa mendapatkan wanita seperti itu untuk menjadi penghangat ranjangku,” gumam pria itu dengan lirih sambil menatap dalam Dea penuh nafsu.

Saat Dea akan beranjak dari rak-rak barang, pria itu berjalan cepat mencegat langkah Dea sehingga Dea mundur karena terkejut.

“Maaf, Tuan, kenapa Anda menghalangi jalan saya? Tolong menyingkir karena saya mau mencari barang yang lain,” tegur Dea meminta laki-laki paruh baya yang menghalangi jalannya dengan sopan sambil mundur beberapa langkah.

Bukannya menyingkir, pria paruh baya itu tersenyum mesum dengan memanfaatkan suasana sepi di sekitar mereka dengan mengulurkan tangannya, mau menyentuh Dea yang terpojok.

“Jangan coba-coba menyentuh istriku!” seru suara yang Dea kenal.

Bersambung ...

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 30

    Dea sedang menyuapi bayi kecilnya yang sudah mulai memakan MPASI di usianya yang baru menginjak enam bulan saat Ibu mertuanya datang menghampiri. “De, Keenan bilang kamu pengen belajar jadi perempuan anggun yang bermartabat ya?” tanya Mami Berliana tanpa basa basi. “Iya, Mi. Dea mau jadi istri yang nggak malu-maluin Aa kalau ikut pertemuan penting. Dea mau mengangkat kepala dengan tegak saat bertemu orang-orang penting, bukan menunduk karena merasa minder atau tidak percaya diri,” jawab Dea dengan mimik muka yang serius dan sungguh-sungguh. “Kalau begitu, Mami sarankan kamu belajar tentang etika perempuan bangsawan dan belajar kepribadian perempuan. Hanya saja belajar semua itu lumayan berat untuk orang yang belum pernah belajar hal itu? Mami aja dulunya sering pura-pura sakit biar bisa bolos belajar kelas etika dan kepribadian,” sahut Mami Berliana sedikit mengeluh sambil menceritakan tentang dirinya dulu. Bukannya ketakutan, Dea justru terlihat bersemangat mendengar cerita m

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 29

    Kediaman Juragan Handi di kampung sebelah.. “Kayaknya si Juragan sudah gak terlalu ngebet lagi sama Mbak Dea semenjak terkuak jika suaminya itu ternyata orang kaya,” ucap Joko pelan pada rekannya sambil duduk santai di bawah pohon Mangga. “Masa sih, Jon? Kalau memang sudah gak ngebet lagi kenapa Juragan masih nyuruh kita nyari perempuan yang mirip sama Mbak Dea, sampai-sampai biniku marahin aku katanya jangan-jangan aku yang mau nyari daun muda,” sahut Darman dengan wajah tidak percaya. Dua bawahan Juragan Handi baru saja selesai kerja di lumbung padi milik pria tua itu setelah beberapa hari lalu berkelana mencari perempuan yang mirip dengan Dea tanpa seorang pun yang tahu yang mereka berdua lakukan. Istrinya Darman langsung marah-marah karena gara-gara hal itu ia dan anaknya kesulitan ke mana-mana karena kendaraan mereka satu-satunya di bawa Darman. “Iya, ya, baru kepikiran aku, Man. Memangnya si Juragan mau cari yang gimana lagi sih? Istri aja sudah dua, masa gak pernah pu

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 28

    Tidak hanya Bu Maisarah yang kaget, Siska dan Raisa ikutan kaget sehingga pelukan Raisa pada lengan suaminya terlepas. “Bang, kamu gak lagi nge-prank kami kan?” tanya Raisa dengan wajah tidak percaya. Siska ikutan mengangguk tanpa suara membenarkan pertanyaan Raisa. “Raisa benar, Nak! Kamu tidak lagi mempermainkan kami semua kan? Kapan pria tua itu menghubungimu? Dan apa alasan pria itu tiba-tiba menarik uang yang ia berikan waktu itu?” cerca Bu Maisarah sambil menahan gemuruh di dadanya. Ghufron memasang raut gusar sembari membuang kasar napasnya. “Ini bukan permainan atau candaan, Bu. Juragan Handi mengirim pengacaranya mendatangi tempat aku kunjungan kerja sehingga membuat aku kaget akan kedatangannya. Karena tidak ingin ada yang mencurigai, aku membawanya ke Cafe terdekat. Dari situ aku tahu jika Juragan Handi sengaja mengikutiku keluar agar bisa menemuiku dengan leluasa. Pengacaranya meminta agar aku mengembalikan bantuan dana yang Juragan Handi berikan saat pilkada kem

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 27

    Alatas kembali ke rumah pada pagi harinya setelah mampir sebentar ke rumah sakit melihat keadaan ayahnya. Ia menginap di hotel setelah pesta bersama sepupunya Avin, Syailendra. Karena sama-sama masih kuliah, keduanya cepat akrab. Meskipun dengan yang lainnya juga dekat, ia paling dekat dengan Syailendra karena mempunyai hobi dan umur yang sama. “Tahu pulang juga kamu!” semprot Bu Maisarah di depan pintu begitu melihat putra bungsunya pulang ke rumah. Alatas diam saja dan menatap malas dengan sorot matanya sambil memasang wajah datar saat melepaskan sepatunya. Wanita tua itu sengaja menunggu putra bungsunya pulang karena semalaman ia tidak bisa tidur hanya karena menunggu Alatas pulang. “Ibu bukannya tahu kalau pestanya baru dimulai sore hari? Tentu saja selesainya malam, karena itu pesta orang kaya yang dibagi dengan beberapa sesi,” jawab Alatas dengan sindiran. Ia menyindir ibunya yang datang bersama para iparnya di pesta tadi dan membuat keributan. Wajah Bu Maisarah m

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 26

    “Kenapa Neng? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” tanya Avin dengan lembut ketika melihat Dea bengong tanpa memakan makanannya. Padahal tadi istrinya itu mengeluh kelaparan, tetapi sekarang makanannya hanya dilihat dan diaduk saja tanpa kurang sedikit pun. “A’, menurut Aa, Eneng pantas gak menjadi bagian dari keluarga ini?” tanya Dea dengan menatap dalam suaminya. Kening Avin mengerut mendengar pertanyaan istrinya yang tidak ia duga. “Kenapa bertanya seperti itu? Siapa yang bilang Eneng gak pantas menjadi bagian dari keluarga ini? Aa gak suka Eneng ngomong ngawur kayak gitu lagi,” sahut Avin, wajahnya menunjukkan tidak suka. “Kalau gitu, apa pendapat Aa jika Eneng ingin jadi perempuan yang kuat, hebat dan bermartabat sebagai pendamping hidup Aa?” tanya Dea lagi sehingga membuat ekspresi wajah Avin semakin berat. Pria tampan itu berpindah duduk dan duduk di samping Dea yang duduk di sofa kamar. Ia mendorong meja troli kecil yang menyajikan tempat makan ke ruang kosong di su

  • Dinikahi Juragan Sayur Milyuner   Bab 25

    Dea dan Avin sampai di kediaman keluarga Manggala setelah menempuh tiga puluh lima menit perjalanan. “A’, bawa Audrey duluan ke kamar ya? Neng mau ambil makanan dulu di dapur, perut Neng lapar lagi, dan tadi gak bisa makan banyak karena diajak keliling sama Mami dan Oma,” pinta Dea dengan mengusap perutnya yang lapar lagi. Beberapa saat lalu, ia baru selesai mengasihi Audrey hingga bayi itu kekenyangan, nafsu makannya yang kuat saat menyusui selalu membuat ia lapar. Dea sudah tidak malu-malu lagi menyuarakan apa yang ia rasakan, berbeda dengan saat pertama kali mereka datang ke rumah ini. “Ya sudah, Aa tidurin si gemoy dulu di kamar. Nanti giliran Bubunya yang Aa tidurin,” sahut Avin dengan mengerling nakal. “Ish, dasar mesum!” balas Dea mencibir dengan suara pelan. Avin terkekeh geli sambil menggendong putrinya yang nemplok manja di dadanya. Mereka memasuki rumah dengan wajah bahagia, lalu berpisah karena beda arah, Avin naik menggunakan lift, dan Dea berbelok ke arah dap

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status