Home / Romansa / Dinikahi Mantan Adik Ipar / Aku Hanya Bicara Fakta

Share

Aku Hanya Bicara Fakta

Author: KakaDes
last update Last Updated: 2023-12-12 08:21:18

Hari ini Sabrina bangun kesiangan karena ia lelah semalaman menangis. Saat ia turun, ibu mertuanya sudah berkacak pinggang dan melotot, seolah siap untuk menelannya hidup-hidup.

"Baru bangun, Tuan Putri?" cibir Surti sinis.

"Maaf, Bu. Aku akan memasak sekarang," ucap Sabrina.

"Tidak perlu!" Surti berteriak cukup keras.

"Kasihan jika mereka bekerja dan sekolah tanpa sarapan, Bu," ujar Sabrina.

"Mereka sudah aku pesankan sarapan daripada mereka makan masakkan kamu yang tak layak itu."

"Maaf." Sabrina menunduk tak enak. Walaupun bukan kesalahannya, tapi Ibu mertuanya sudah memberikan lebel jelek padanya. Jadi apa pun yang ia lakukan, semuanya pasti tetap terlihat salah.

"Sekarang kamu balik lagi ke atas dan turun lagi nanti saat semua sudah selesai makan. Aku tidak mau, selera makanku rusak karena melihat wajahmu!"

Surti berlalu meninggalkan Sabrina menuju ruang makan untuk mengatakan pada semuanya kalau Sabrina belum bangun.

"Mana Sabrina, Bu?" tanya Ahmad yang melihat istrinya datang sendirian. Padahal ia telah memerintahkan Karsih memanggil Sabrina untuk ikut sarapan bersama.

"Menantu jamanan sekarang ya seperti itulah. Tidak bisa bekerja dan malas. Jam segini, dia belum bangun," ucap Surti mengarang cerita.

"Masa sih, Bu?" timpal Bram tak percaya. Selama ini, ia mengenal Sabrina sebagai wanita yang rajin. Ia juga sempat mendengar teriakan ibunya tadi.

"Memangnya Ibu terlihat tengah berbohong?" Surti memicingkan matanya melihat ke arah Bram.

"Tapi setahuku, Sabrina wanita yang sangat rajin." Bram percaya, pasti ada sesuatu sehingga Sabrina tidak ikut sarapan bersama.

"Kamu kenapa sih, Bram. Belain Sabrina terus," timpal Wati, ia tak suka karena Bram terus membela Sabrina.

"Bukan begitu, aku tidak membela dia. Tetapi kenyataannya yang kita lihat selama ini, Sabrina itu sangat rajin." Bram terus membela Sabrina di depan keluarganya. Ia kasian padanya yang selalu disalahkan tanpa alasan.

"Mas Bram aneh, Mas Seno yang jadi suaminya juga diam saja. Kenapa Mas Bram daritadi yang nimpalin dan membela dia terus." Kini Rafka ikut bicara untuk memperkeruh suasana.

"Aku hanya bicara fakta," kilah Bram. Ia tidak mau, pembelaannya terhadap Sabrina akan menimbulkan masalah baru.

"Sudah-sudah! Lebih baik kita segera sarapan. Aku tak suka, kalian terus berdebat di meja makan." Ahmad menengahi perdebatan istri dan anak-anaknya.

Akhirnya semuanya diam dan memakan sarapannya dengan tenang.

🥀🥀🥀

Setelah sarapan selesai dan semua sudah berangkat bekerja. Surti menuju kamar Sabrina untuk memerintahkan Sabrina sesuka hatinya.

"Keluar kamu!" seru Surti sembari menggedor-gedor pintu kamar Sabrina.

Sabrina yang mendengarnya langsung keluar. "Iya, Bu."

"Bereskan meja makan dan cuci bersih semuanya. Lalu jangan lupa, bersihkan kolam renang!"

"Baik, Bu," jawab Sabrina cepat. Ia tak mau terkena marah lagi oleh ibu mertuanya.

Sabrina segera membereskan meja makan dan mencuci bersih semua piring yang kotor. Kemudian ia menuju kolam renang untuk membersihkannya juga, sesuai perintah. Meski ia lapar tapi ia tidak berani untuk ke dapur mengambil makanan sebelum pekerjaannya selesai. Lagipula apa yang akan ia makan, ibu mertuanya tidak membelikan jatah sarapan untuknya. Berharap pada suaminya, sama saja mustahil. Seno tidak mungkin membawakan ia makanan. Sabrina juga tidak melihat dimana suaminya saat ini.

Sampai hari menjelang siang, Sabrina masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Ia pikir, setelah membersihkan kolam renang, ia bisa beristirahat dan memasak sebentar untuk sarapannya. Namun, nyatanya tidak sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Ibu mertuanya seakan tak suka melihatnya beristirahat. Baru selesai membereskan kolam renang, ia sudah mendapatkan pekerjaan baru lagi, yaitu membersihkan dan mengganti seluruh seprai yang ada di setiap kamar.

"Lapar," gumam Sabrina sambil memegangi perutnya.

Saat ini Sabrina tengah berada di kamar Bram untuk membersihkan dan mengganti seprainya setelah dari kamar-kamar yang lainnya.

"Makanlah."

"Mas Bram?" Sabrina terkejut karena Bram sudah pulang.

"Makanlah," ucap Bram lagi. Bram membawakan Sabrina nasi kotak. Ia tahu kalau Sabrina pasti belum makan.

Awalnya Bram akan mengirim pesan pada Sabrina untuk menemuinya sebentar di kamar tapi ternyata Sabrina malah sudah ada di kamarnya sedang mengganti seprai sambil sesekali memegangi perutnya.

"Kenapa Mas Bram sudah pulang?" Sabrina heran karena ini masih siang, biasanya semuanya pulang sore.

"Aku izin pulang sebentar untuk mengantarkan kamu makanan. Kamu lapar, kan?"

"Tapi bagaimana dengan pekerjaanku."

"Makan dulu, baru kamu kerjakan lagi. Aku tidak mau melihat kamu sakit."

"Lalu bagaimana kalau Ibu tahu."

"Ibu pasti akan mengira kamu tengah bekerja. Jadi cepatlah makan."

"Terima kasih." Sabrina tersenyum senang karena ada yang peduli padanya.

Sabrina memang senang tapi sekaligus sedih. Ia senang karena masih ada yang peduli dan perhatian padanya sampai rela izin pulang hanya untuk mengantarkan makanan untuknya tapi ia juga sedih karena orang itu bukan suaminya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Izin Cari Kerja

    Setelah berpakaian, Rafka menuju kamar utama untuk melihat keadaan Sera yang tadi menangis. "Apa dia baik-baik saja?""Iya, dia terbangun karena mengompol. Aku sudah mengganti celananya dan dia langsung tidur lagi."Sabrina meletakkan pakaian kotor Sera ke keranjang cucian kotor khusus supaya tidak tercampur dengan lainnya."Kamu sudah mengantuk, belum?" Rafka menepuk-nepuk tempat tidur yang ada disebelahnya, meminta Sabrina untuk duduk.Sabrina mencuci tangannya, kemudian duduk di samping Rafka. "Ada apa?" Ia khawatir saat melihat wajah serius Rafka. "Ada masalah gawat?""Tidak ada, tidak ada masalah gawat." Rafka tersenyum dan meraih tangan Sabrina. "Aku izin cari kerja yang baru. Boleh, kan?""Apa kamu di pecat?""Tidak kok. Aku tidak di pecat tapi aku ingin mencari pekerjaan yang gajinya lumayan besar. Lagipula aku sekarang sudah lulus sekolah dan sudah punya ijazah untuk modal mencari pekerjaan lain." "Kenapa tiba-tiba ingin mencari pekerjaan lain?""Meski gajinya nanti tidak ja

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Perlu Aku Gendong?

    Rafka terus tersenyum memandangi Sabrina yang tengah tertidur lelah setelah percintaan hebat mereka beberapa jam yang lalu. Ia tidak menyangka akan merasakan hal seindah ini."Aku sangat mencintaimu." Rafka berucap pelan sembari mengusap-usap rambut Sabrina yang lembut dan harum."Eh aku ketiduran, ya?" Sabrina membuka matanya meski merasa enggan. Ia sangat mengantuk dan sedikit lemas tapi ia tetap harus bangun dan berpindah kamar, takut terjadi apa-apa dengan Sera jika ditinggal tidur sendirian."Tidak apa-apa. Tidur saja lagi, pagi masih lama.""Kasihan Sera tidur sendirian. Aku takut dia haus atau jatuh."Sabrina hendak berdiri tapi kemudian ia duduk kembali dan menarik selimut yang entah sejak kapan ia memakainya. Ia tarik selimut itu hingga ke leher."Kenapa?" Rafka melihat Sabrina dengan tatapan bingung. "Sakit itunya? perlu aku gendong?""Ih apa sih." Wajah Sabrina bersemu merah ketika mendengar ucapan Rafka tapi bukan itu yang membuat ia tak jadi bangun."Aku hanya ingin memba

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Seperti Malam Pertama

    Sabrina mengajak Rafka ke kamar tamu. Ia seharusnya sudah memberikan hal ini pada Rafka sejak dulu tapi ia belum memiliki keberanian serta keyakinan untuk melakukannya. Namun, malam ini ia akan menyerahkan diri sepenuhnya untuk Rafka."Ada apa?" Rafka bertanya dengan polosnya."Aku hanya tidak ingin mengganggu Sera yang sedang tidur.""Ada masalah?" Rafka mengajak Sabrina untuk duduk di ranjang. Ia merasa khawatir, kalau-kalau ada masalah serius yang akan menimbulkan pertengkaran diantara mereka berdua hingga harus menjauh dari Sera."Tidak ada masalah." Sabrina salah tingkah, ia tidak mungkin bicara terang-terangan apa yang ingin ia lakukan. "Lalu?" Rafka menatap Sabrina dengan tatapan bingung. "Lalu...." Sabrina tidak menyelesaikan ucapannya, ia langsung menarik kaos yang Rafka kenakan, supaya dia mendekat Lalu tanpa aba-aba ia kembali mencium Rafka seperti di dapur tadi.Rafka yang awalnya bingung, kini ia mulai paham. Ia membalas ciuman Sabrina dan ia juga memberanikan diri untu

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Aku Sudah Mencintaimu

    Rafka mondar-mandir panik di depan ruang IGD karena Sabrina mengeluh kesakitan. Tak perlu berpikir panjang, ia langsung membawa Sabrina ke rumah sakit saat itu juga."Suami Nyonya Sabrina?" tanya salah seorang suster."Saya." Rafka langsung maju.Suster itu melihat tampilan Rafka dari atas sampai bawah seolah tengah menilai."Saya suaminya," ucap Rafka lagi untuk menginterupsi suster yang tengah menilai dirinya.Hal ini sudah sering terjadi, Rafka sudah terbiasa mendapatkan tatapan seperti itu. Mungkin mereka tak percaya karena ia terlihat madih sangat muda. Mereka tidak mengira jika dirinya adalah seorang suami dan akan menjadi ayah."Mari ikut saya, Nyonya Sabrina akan melahirkan," balas suster itu akhirnya.Rafka mengangguk dan mengikuti suster itu. Jantungnya berdetak lebih kencang dan juga makin panik. Ini adalah pengalaman pertama baginya melihat orang yang akan melahirkan.Hal ini tak pernah terbayangkan bagi Rafka sebelumnya. Ia tak pernah menyangka akan menjadi seorang ayah

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Rasa Sakit Menyesakkan Dada

    Seno terus melakukan terapi atas bujukan dari ayahnya. Awalnya ia terus menolak. Namun semuanya berubah ketika ia ditangani oleh seorang dokter wanita bernama Aza.Dokter cantik itu mampu menggetarkan hati Seno yang hampir mati karena tak percaya diri. Ketelatenan dan kesabaran Dokter Aza membuat Seno jatuh cinta dan ia makin bersemangat untuk sembuh karena Dokter Aza menyambut cintanya.Dokter Aza berstatus janda beranak dua tapi Seno tidak mempermasalahkan itu. Ia sendiri sadar jika dirinya bukanlah pria yang sempurna. Ia takut jika nantinya ia tidak sembuh dan tidak bisa memberikan anak untuknya, setidaknya dia sudah punya anak yang akan merawatnya di hari tua nanti.Atas kejadian ini, Seno sudah sadar banyak hal. Selama ini ia terlalu sombong, mudah terhasut ucapan orang dan tidak bisa menjaga istrinya dengan baik serta telah berbuat keji dan tega menganiaya istrinya sendiri serta adiknya. Ia pikir mungkin Tuhan marah padanya hingga memberikan ia kenyataan sepahit ini dalam hidupn

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Merasa Seperti ABG

    Sebulan setelah sembuh total. Rafka memilih untuk bekerja di bengkel motor milik temannya dulu saat masih aktif di club' motor. Ia tidak mau meminta bantuan terus menerus pada ayahnya meskipun ia yakin, ayahnya tidak akan keberatan untuk membantunya. Ia menolak bantuan ayahnya karena ia ingin berusaha untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab kepada keluarganya dengan jeri payahnya sendiri. Hasilnya pasti tidak seberapa tapi Rafka tetap ingin berusaha sendiri."Raf, ini gaji pertama kamu." Roy memberikan amplop coklat berisi uang pada Rafka sebagai upah karena Rafka telah membantunya di bengkel."Terima kasih, Bang." Rafka tersenyum senang. Gaji ini adalah gaji pertamanya."Maaf ya, aku hanya bisa berikan kamu gaji segitu." Roy sebenarnya tidak enak memberikan Rafka gaji sedikit karena Rafka adalah anak orang kaya."Tidak masalah, Bang. Aku justru berterima kasih sama Abang karena bersedia menerima aku bekerja di sini.""Santai saja." Roy menepuk bahu Rafka. Ia bangga karena Rafka mas

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Mendekatlah Sedikit

    Sebulan sudah berlalu ....Selama ini Sabrina yang merawat Rafka dengan penuh kesabaran dan berusaha untuk ikhlas sebagai ibadah saat Rafka dinyatakan keluar dari masa kritis dan boleh pulang."Mau makan apa?" tanya Sabrina saat melihat Rafka sudah bangun."Apa pun," jawab Rafka yang masih tidak berdaya berbaring di ranjang.Sudah seminggu setelah dinyatakan sembuh. Rafka minta langsung pulang ke rumah karena jenuh. Ia pulang dengan catatan wajib rawat jalan. Ia juga kasihan melihat Sabrina yang tidak nyaman tidur di rumah sakit demi menunggunya."Maaf, aku telah merepotkan kamu," ucap Rafka sebelum Sabrina pergi mengambil makanan. "Tidak perlu meminta maaf karena ini semua sudah menjadi kewajibanku.""Mendekatlah sedikit," pinta Rafka.Sabrina bingung tapi ia tetap mendekat ke arah Rafka.Rafka mengulurkan tangannya dan mengusap-usap perut Sabrina sambil tersenyum. Sekarang ia percaya jika itu adalah anaknya setelah mendengarkan cerita dari Wati tentang kejadian di rumah sakit saat

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Apa Kamu Berharap Dia Mati?

    Semua datang ke rumah sakit saat mendapatkan kabar dari Wati. Mereka juga terkejut mendengar kronologi kejadian yang dialami oleh Rafka.Surti sendiri terus saja menangis tak berdaya di kursi rodanya. Ia merasa telah gagal menjadi seorang ibu setelah mendengar cerita dari Wati.Tidak hanya keluarga Rafka yang hadir, Sabrina juga datang bersama orangtuanya setelah mendapatkan kabar dari Ahmad tentang kecelakaan yang dialami oleh Rafka."Ayah, bagaimana kondisinya?" tanya Sabrina cemas. Ia tak mau kehilangan calon ayah dari anaknya."Kondisi Rafka kritis, semoga ia selamat," balas Ahmad yang tak sanggup menutupi rasa sedihnya sedih."Semua ini karena kamu!" Wati hendak menyerang Sabrina tapi Bram langsung menghalanginya."Ini rumah sakit, jangan buat keributan!" Bram menegur Wati supaya jaga sikap."Gara-gara dia, Rafka jadi sekarat. Bagaimana aku bisa tenang." Meski Wati tidak begitu akrab dengan Rafka tapi ia sebagai Kakak tetap merasa sedih."Ini bukan karena dia tapi karena Seno." B

  • Dinikahi Mantan Adik Ipar   Harusnya Aku yang Lakukan Itu

    Akhirnya acara ijab qobul dimulai. Rafka dan Sabrina kini sudah sah menjadi suami istri meskipun mereka belum siap dan masih tidak percaya hal ini bisa terjadi.Sabrina tak pernah mengira jika ia akan menikahi mantan adik iparnya yang usianya jauh dibawahnya.Memang benar, Sabrina baru tahu arti maut pada ipar. Mereka bisa merusak dan menghancurkan kehidupan rumah tangganya karena itu sangat disarankan saat sudah menikah lebih baik pisah rumah meskipun hanya ngontrak.Setelah acara selesai. Semua pamit pulang meninggalkan Rafka dan Sabrina berdua dalam kecanggungan.Rafka terus saja salah tingkah, ia bingung harus berbuat apa dan apa yang akan ia bicarakan karena memang mereka tidak dekat sebelumnya."Aku mengantuk," ucap Sabrina memecahkan keheningan dan kecanggungan diantara mereka berdua."Ya." Hanya itu yang bisa Rafka ucapkan.Sabrina tidak bicara lagi. Ia memilih segera masuk ke kamarnya yang mungkin sekarang lebih tepatnya kamar mereka.Rafka sendiri masih terdiam di ruang teng

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status