Share

Mas Tadi Cemburu

Sabrina menangisi nasibnya di kamar. Ia tak habis pikir, kenapa Seno bisa tega bersikap seperti itu padanya. Padahal dulu saat mereka masih pacaran, Seno sangat baik dan romantis tapi akhir-akhir ini semuanya berubah. Seno tidak seperti dulu lagi.

Tak jarang, Seno sekarang bersikap kasar padanya meskipun hanya lewat ucapan. Namun, sekarang tidak hanya ucapan tadi Seno tega mendorongnya. Lalu kemana rasa cinta yang Seno miliki untuknya dulu?

"Sabrina!" Surti menggedor-gedor pintu kamar Sabrina secara brutal.

Sabrina langsung menghapus air matanya dan bergegas keluar untuk menemui ibu mertuanya.

"Lelet sekali," ucap Surti ketika pintu sudah di buka.

"Ada apa, Bu?"

"Pakai tanya ada apa, cepat turun dan bersihkan seluruh lantai rumah ini!" perintah Surti semena-mena.

"Tapi bukankah sudah ada pembantu?"

"Bi Darmi aku suruh cuti seminggu dan selama itu, kamu yang gantikan tugas-tugasnya."

"Apa Bi Darmi tengah sakit?"

Sabrina merasa tadi pagi Bi Darmi baik-baik saja, lalu kenapa tiba-tiba libur?

"Dia tidak sakit, tapi aku sengaja suruh dia libur. Kamu tahu kenapa?"

Sabrina menggeleng cepat, ia memang tak tahu alasan ibu mertuanya meminta Bi Darmi libur mendadak.

"Uang yang sehatusnya untuk membayar Bi Darmi bisa aku gunakan untuk kasih kamu makan, jadi kamu harus tahu diri. Kamu harus bekerja sebagai gantinya."

"Ibu," lirih Sabrina tak percaya mendengar ucapan ibu mertuanya.

"Tidak usah panggil aku Ibu, aku bukan Ibumu, mengerti!" bentak Surti kejam.

Lagi-lagi hati Sabrina terluka, ia sebagai seorang menantu telah berusaha bersikap sebaik mungkin tapi kenapa masih saja di perlakukan buruk seperti itu.

"Cepat kerjakan!" Surti berteriak.

Sabrina hanya bisa mengangguk pasrah, sebagai menantu, ia tak bisa berbuat apa-apa selain menerima setiap perlakuan tak adil dari saudara ipar dan ibu mertuanya.

🥀🥀🥀

Pekerjaan Sabrina seolah tak ada habisnya. Ia membersihkan seluruh penjuru rumah dan saat ini, ia tengah membersihkan tempat terakhir untuk hari ini, yaitu kamar Bram.

"Kamarnya bersih, rapi," gumam Sabrina kagum saat sudah masuk kamar.

"Lalu apa yang harus aku bersihkan?" Sabrina melihat sekeliling dan semua memang sudah rapi dibandingkan kamar Wati dan Rafka.

"Sabrina?!" Bram terkejut ketika mendapati Sabrina ada di kamarnya.

"Ehm ... maaf, Mas." Sabrina salah tingkah dan tentu saja malu karena Kakak iparnya baru saja mandi dan hanya menggunakan handuk saja di tubuhnya.

Sabrina merutuki kebodohannya, ia harusnya tidak asal masuk, apalagi sudah sore seperti ini. Pasti semua sudah pulang bekerja.

Bram segera membuka lemari pakaiannya dan langsung mengambil salah satu kaosnya asal, lalu memakainya cepat.

"Ada apa kemari?" tanya Bram yang masih heran dengan kehadiran Sabrina di kamarnya.

"Sungguh aku minta maaf, Mas. Aku tadi asal masuk saja. Aku diperintah Ibu untuk membersihkan seluruh rumah," jawab Sabrina jujur.

"Loh, kok kamu yang bersihkan? Lalu Bi Darmi kemana?"

"Bi Darmi diliburkan sama Ibu."

"Tidak bisa seperti ini, biar nanti aku bicara sama Ibu. Kamu kan, menantu disini bukan pembantu," ujar Bram.

"Jangan Mas, aku tidak mau ada keributan."

"Tidak bisa begitu, Sabrina. Ini tidak benar."

Sabrina menggelengkan kepalanya. "Aku mohon jangan, Mas."

Bram melihat wajah Sabrina yang memelas. Ia tak tega, akhirnya ia mengangguk setuju untuk tidak bicara pada Ibunya.

"Baiklah, tapi kamu harus katakan padaku jika mereka sudah keterlaluan. Aku tahu, Mbak Wati, Rafka dan Ibu terus jahat padamu."

"Aku tidak apa-apa, Mas."

Bram tak bicara lagi, ia justru memandangi wajah ayu Sabrina yang entah mengapa membuat ia memiliki perasaan lain.

"Aku permisi, Mas. Dan sekali lagi, maaf," pamit Sabrina.

"Sabrina!"

"Iya?"

"Ehm ... tidak, tidak ada."

Sabrina mengangguk lalu keluar dari kamar Bram.

Tanpa Sabrina tahu, Rafka melihat dirinya keluar dari kamar Bram.

"Dasar wanita gatal," gumam Rafka tak suka dan ia akan mengadukan itu pada Wati dan Seno saat makan malam nanti.

🥀🥀🥀

Makan malam pun tiba, semua sudah berkumpul untuk makan malam.

"Tadi apa yang kamu lakukan di kamar Mas Bran," ucap Rafka tanpa melihat ke arah Sabrina.

"Siapa yang dari kamar Bram," sahut Wati ingin memastikan.

"Itu, wanita gatal." Rafka menunjuk Sabrina dengan dagunya.

Tentu saja, setelah mendengar ucapan Rafka, kini semua mata tertuju pada Sabrina.

"Jaga ucapanmu," tegur Bram.

"Aku lihat dengan mata kepalaku sendiri, wanita itu keluar dari kamar kamu, Mas," balas Rafka.

"Sabrina!"

Plak....

Seno yang duduk di samping Sabrina, refleks menampar istrinya itu.

"Mas," lirih Sabrina sambil memegangi pipinya yang panas dan perih.

"seno, apa yang kamu lakukan!" seru Bram tak suka dengan perilaku kasar adiknya tanpa mendengar penjelasan terlebih dahulu.

"Sabar, Nak. Harusnya kamu tanyakan dulu," timpal Ahmad.

"Nak Sabrina, kenapa ke kamar Bram?" Ahmad bertanya kepada Sabrina secara baik-baik.

"A ... aku." Sabrina melirik ibu mertuanya yang sudah melotot padanya.

"Dia di suruh Ibu buat bersihin seluruh rumah ini," sahut Bram. Ia tak tega melihat Sabrina ketakutan.

"Ibu?" Ahmad melihat istrinya.

"Memang kenapa kalau dia, aku suruh buat bersih-bersih. Wajar kan? Bi Darmi sedang cuti sakit." Surti berbohong supaya tidak mendapatkan marah dari suaminya dan ia akan memarahi Sabrina nanti karena sudah berani mengadu pada orang lain.

"Iya, wajar kok kalau dia suruh bantuin Ibu. Kalau perlu dia semua yang mengerjakan, kasihan Ibu sudah tua, masa harus bersihin rumah sendiri. Lagi pula Sabrina pengangguran, gak masalah, bukan?" ucap Wati.

"Baik, jadi semua ini salah paham, ya. Sekarang Seno, Rafka, minta maaf sama Sabrina!" perintah Ahmad.

"Gak." Rafka membanting sendok-nya kasar, lalu beranjak pergi dari ruang makan.

Ahmad geleng-geleng kepala dengan kelakuan anak bungsunya. "Seno?" lanjut Ahmad pada anak ketiganya.

"Maafin Mas, ya. Mas tadi cemburu." Seno meraih tangan Sabrina dan menciumnya.

"Iya, Mas." Sabrina mencoba memaafkan suaminya meskipun hal itu telah melukai hatinya tapi Sabrina berusaha maklum karena suaminya cemburu dan itu menandakan jika suaminya sangat mencintainya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status