Share

85. Telat (85)

“Hehehe, ampun, Ndan!” ucap anak buah Bian sambil cengengesan.

“Ya udah, kali ini aku beneran pergi. Assalamualaikum,” ucap Bian. Kemudian ia meninggalkan istrinya itu.

“Waalaikumsalam. Hati-hati, Sayang,” sahut Ira.

Ia menatap kepergian suaminya itu. “Semoga kamu cepat kembali, Bi. Aku gak sanggup kalau harus pisah terlalu lama lagi,’ batin Ira.

“Duh, jadi pingin nikah,” ledek anak buah Bian.

“Ya udah, tinggal mengajukan!” sahut Bian, santai.

“Yah, saya kan bukan Komandan yang bisa sat set sat set. Mau nikah juga pengajuan dulu, belum lagi prosesnya yang lama,” keluh anak buah Bian.

“Ya iya sih masalah utama mah belum ada calonnya! Hahaha,” ledek anak buah Bian yang lain.

Mereka semua pun tergelak.

Beberapa jam kemudian Ira sudah tiba di rumah Muh kembali. Saat ini ia sedang bersantai di kamarnya, sambil memainkan ponsel.

“Kok dia belum ngabarin aku, ya?” gumam Ira.

Ia gelisah menanti kabar dari suaminya itu. Padahal Bian tidak sempat untuk memberi kabar pada Ira. Sebab setibanya di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status