Share

5. Pria Pertama Yang Tidur Denganmu

last update Last Updated: 2025-01-10 13:20:16

Beberapa karyawan di lobi yang sejak tadi diam-diam mengamati pertengkaran Lily dan Sonia langsung menoleh bersamaan ketika sosok Arsen muncul. Thomas, sang asisten pribadi, ada di belakangnya.

Mereka menyapa pemimpin perusahaan mereka dengan penuh hormat, tetapi sebagian besar karyawati tidak bisa menyembunyikan kekaguman mereka.

CEO mereka, yang jarang terlihat di kantor, kini berdiri di tengah lobi—tinggi, berkarisma, dan memancarkan aura dominasi yang mengintimidasi.

Sonia, yang menyadari keberadaan Arsen, segera mengubah ekspresinya. Senyumnya melebar, seolah tidak terjadi apa-apa.

“Maaf, Pak. Saya tidak bermaksud membuat keributan, hanya saja saya sedang memperingatkannya karena sepertinya dia tidak tahu aturan saat masuk ke sini,” ucap Sonia dengan nada manis, tetapi matanya melirik Lily dengan penuh penghinaan.

Arsen tidak memberikan reaksi.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di lobi, tatapannya hanya terfokus pada satu orang—Lily.

Mata pria itu mengamati Lily dengan dalam, seakan membaca pikirannya.

Sadar diperhatikan seperti itu, Lily merasa salah tingkah.

Mengapa pria ini menatapnya dengan cara seperti itu?

Senyum tipis terangkat di bibir Arsen. "Apa yang membuatmu kemari?"

Nada suaranya terdengar lebih lembut dibandingkan saat berbicara dengan orang lain.

Sonia terperangah.

Seumur-umur bekerja di perusahaan ini, dia hampir tidak pernah bertemu Arsen secara langsung, kecuali dalam urusan bisnis. Namun, kini pria itu justru menatap Lily dengan sorot mata yang membuat semua wanita di sana iri.

Bagaimana bisa Lily mengenal Arsen?

Sonia tidak bisa menerima ini.

Sementara itu, Lily sendiri tertegun.

Namun, sebelum dia bisa merespons, tubuhnya terkesiap saat Arsen merengkuh bahunya dengan santai dan membawanya pergi dari sana.

“Bereskan kekacauan di sini,” perintah Arsen pada Thomas sebelum melangkah menuju lift.

Lily tersentak.

Saat pria bernama Thomas menunduk hormat dan menjawab perintah itu, Lily baru menyadari sesuatu.

Thomas… pria itu…

Bukankah dia pria yang menolongnya tadi pagi, saat hampir tertabrak mobil!?

Lily meliriknya dengan tatapan penuh keterkejutan, tetapi Thomas tetap bersikap professional dan hanya tersenyum tipis.

Lily ingin mengatakan sesuatu, tetapi sebelum dia sempat berpikir lebih jauh, Arsen sudah membawanya masuk ke dalam lift.

**

Di ruang CEO…

Lily masih diam, mencoba mencerna situasi yang terjadi.

Mengapa Arsen membawanya ke sini?

Pria itu berjalan menuju meja kerjanya, lalu menatap Lily dengan santai.

“Duduk.”

Lily tanpa sadar menuruti perintah itu.

Sebenarnya, dia ingin bertanya mengapa pria ini tiba-tiba menariknya dari lobi, tetapi sesuatu dalam ekspresi Arsen membuatnya memilih diam.

Sebuah firasat buruk muncul dalam benaknya.

Apakah pria ini ingin membahas malam itu?

Malam yang seharusnya tidak pernah terjadi.

Lily menunduk, tangannya mengepal di atas pahanya.

Jika Arsen membongkar rahasia itu… keluarganya pasti akan hancur.

Namun, suara pria itu membuyarkan pikirannya.

"Bagaimana dengan lututmu? Masih sakit?"

Lily tersentak.

Dia mendongak, menatap Arsen dengan bingung.

Bagaimana pria ini tahu kalau lututnya terluka?

Seolah membaca pikirannya, Arsen menjawab santai, "Thomas memberitahuku."

Lily mengerjapkan mata.

Thomas adalah asisten pribadi Arsen… tentu saja pria itu melaporkan semua hal kepadanya.

Namun, kenapa?

Mengapa mereka begitu memperhatikannya?

Lily menarik napas, berusaha tenang.

“Lututku baik-baik saja.”

Setelah beberapa detik, dia melanjutkan, “Terima kasih karena sudah membantuku keluar dari situasi tadi.”

Arsen mengangguk.

Namun, detik berikutnya, pria itu menajamkan tatapan.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kemari?"

Nada suaranya terdengar lebih dalam.

Mata pria itu memindai berkas yang dibawa Lily.

Lily ragu sejenak, tetapi akhirnya menjawab, “Aku mendapat informasi bahwa perusahaan ini sedang membuka lowongan pekerjaan, jadi aku berniat melamar.”

Arsen menautkan alisnya.

Melamar pekerjaan?

Putri dari keluarga Mahesa yang ternama… datang ke perusahaannya untuk mencari pekerjaan?

Lily menambahkan cepat, “Tapi aku tidak menyangka Anda pemiliknya….”

Alis kanan Arsen meninggi. “Kalau aku pemiliknya, apa itu masalah bagimu?”

Lily mendelik ke arah pria itu.

Masalah?

Pria ini serius baru menanyakan hal itu!?

Pertikaiannya dengan Bryan, hubungan buruknya dengan sang ayah, dan juga… hilangnya keperawanannya…

Semua itu jelas ada hubungannya dengan Arsen!

Tapi, pria ini bertanya seakan tidak tahu apa-apa!?

Lily menggeleng cepat.

Tidak.

Arsen memang terlibat, tetapi ini bukan sepenuhnya salahnya.

“Aku tidak masalah,” katanya akhirnya. “Tapi seperti yang Anda lihat, saya memiliki hubungan buruk dengan salah satu karyawan Anda. Jadi, saya akan mencari perusahaan lain. Permisi.”

Lily membungkuk hormat, lalu berbalik untuk pergi.

Namun—

"Menikahlah denganku."

Langkah Lily terhenti.

Perlahan, dia menoleh.

“Apa?”

Arsen menyandarkan tubuhnya ke sofa, menyilangkan tangan di depan dada.

"Menikahlah denganku, dan bukan hanya pekerjaan, aku bisa memberikan apa pun untukmu.

Termasuk pembalasan dendam kepada mantan tunanganmu yang berkhianat itu.”

Lily membeku.

Arsen … sudah tahu semuanya?

“Jika kamu keberatan, kita bisa menikah kontrak selama tiga tahun. Setelah itu, kamu bebas bercerai dariku.”

Pernikahan kontrak?

Tangan Lily mengepal.

“Setelah tahu mengenai bagaimana Bryan menghinaku dengan pengkhianatannya, juga bagaimana aku menolak pernikahan dengan pria yang tidak setia, kamu malah menawarkan pernikahan kontrak padaku? Apa kamu sengaja ingin menghinaku?!”

Namun, Arsen tetap tenang.

Dengan gerakan perlahan, dia bangkit dari duduknya.

Lily bergerak mundur.

Namun, punggungnya kini menempel di pintu.

Arsen berdiri tepat di hadapannya—lebih dekat dari yang Lily inginkan.

“Kamu yakin tidak ingin menikah?”

Suara pria itu lebih pelan, lebih rendah.

“Bukankah aku pria pertama yang tidur denganmu?”

Jantung Lily mencelos.

Tangan pria itu menangkap pergelangan tangannya, mengangkatnya ke atas kepalanya.

“Lepaskan aku! Lepaskan atau aku akan—"

“Aku tidak mengenakan pengaman di malam itu.”

Lily membeku. Dia langsung membuka mata dan menatap Arsen lurus.

Pria ini bilang apa?

Reaksi Lily membuat Arsen tersenyum, dan dia pun melanjutkan, “Oleh karena itu, menikahlah denganku, Lily Mahesa. Hanya dengan itu aku bisa membantumu menjaga reputasimu… dan membalaskan dendammu."

Arsen menyetarakan pandangannya dan kembali bertanya, “Bagaimana?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (22)
goodnovel comment avatar
Puji Apridiastuti
bagus... alurnya... sudah sesuai... lanjutkan ..
goodnovel comment avatar
Seni Afina Rahmani
seru bangt lanjuut
goodnovel comment avatar
Anci Lamapaha
manfaatkan tawaran arsen lili
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   319. Arsen, Tidak Membencinya 'Kan?

    Arsen meminta pria itu dibawa ke mansion.Sepanjang perjalanan pria itu marah dan terus berkata kalau dia akan melaporkan Arsen dan yang lainnya ke polisi karena tuduhan penculikan.Arsen yang duduk di depan tampak tersenyum miring. Dia meminta Thomas menepi ke bahu jalan.Thomas menoleh pada Arsen, atasannya itu terlihat tenang dengan tatapan mata terus tertuju ke depan.Setelah menepikan mobil, Thomas kaget karena Arsen turun dari mobil dan membuka pintu belakang kursi penumpang.Semua orang syok saat Arsen mencengkeram kerah baju pria itu dan menariknya keluar.Arsen memberikan bogem mentah ke wajah hingga pria itu jatuh tersungkur. Dia tak membiarkan pria itu bangun dan langsung memberikan tendangan ke muka pria itu.“Sudah diam saja, tapi malah cari mati,” ucap Jerry seraya menggelengkan kepala. “Kamu saja yang turun,” titahnya ke Thomas. Dia kemudian melirik Indah yang tampak ketakutan.Arsen menarik kerah baju pria itu lagi, dia tak peduli dengan kendaraan yang melintas.“Lapor

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   318. Ini Nyata

    Hari ini. Thomas dan yang lain akan menjalankan rencana untuk menjebak pria yang menghubungi Indah. Di mansion Arsen. Thomas dan Arsen kini menatap pada Indah yang berdiri dengan kepala tertunduk di hadapan mereka. Mereka sudah siap pergi tetapi sebelum itu Thomas memberikan arahan pada Indah agar tak berbuat macam-macam. “Kamu harus melakukan sesuai dengan apa yang sudah kita sepakati. Kalau tidak, jangan harap kamu bisa lepas dari kami,” ancam Thomas agar Indah tidak kabur saat ada kesempatan. “Ba-baik, Pak.” Indah langsung mengangguk. Arsen menatap dingin pada Indah, jika saja tidak membutuhkan bantuan Indah, Arsen sudah mencekik wanita itu atau menjebloskan Indah ke penjara. “Pakai ini di tempat tersembunyi agar kami bisa mendengar apa saja yang kalian bicarakan.” Thomas mengulurkan sebuah alat berbentuk mikrofon kecil lengkap dengan penjepitnya. Indah menerima benda itu. Lalu dia mulai mencari tempat mana yang akan dipasangi alat itu, lalu dia memasangnya di balik kerah k

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   317. Apa Bisa Mendengarku?

    Malam itu Audrey terus saja menangis. Tangisannya begitu lama hingga membuat semua orang panik.Arsen, Risha, Adhitama dan beberapa perawat sudah berusaha menenangkan, tapi bayi mungil itu masih saja tak bisa berhenti menangis.Perawat juga sudah mencoba memberikan ASIP bahkan dengan persetujuan Arsen memberi tambahan susu formula. Namun, usaha mereka tetap nihil.“Apa mungkin ada yang tidak beres dengannya? Panggilkan dokter agar bisa diperiksa,” ucap Arsen. Dia sedikit frustasi. Ternyata merawat bayi tak semudah seperti apa yang dia sangka.Semua orang gaduh di dalam ruang perawatan Lily, hingga tak ada seorangpun yang menyadari kalau Lily menggerakkan tangannya.Dalam tidurnya, Lily mendengar semua ucapan, perdebatan bahkan tangis bayinya. Dia merasa sudah berteriak, memanggil nama Risha, Arsen dan juga Adhitama. Akan tetapi tidak ada yang menoleh padanya.“Sebaiknya bayi ini kami bawa ke ruang bayi dulu, takutnya malah mengganggu pasien yang lain,” ucap perawat.Arsen menolak ment

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   316. Masih Harus Sabar

    Arsen berdiri untuk melihat langsung kondisi Lily. “Benarkah?” tanya Arsen. Risha menatap sedih pada Lily. Meskipun tadi melihat jari Lily bergerak, tapi nyatanya Lily masih tak bergerak sama sekali. “Sepertinya bunda yang terlalu berharap,” ucap Risha dengan tatapan penuh kekecewaan. Arsen sudah sampai di samping ranjang Lily dan ikut menatap wajah istrinya itu. “Kita panggil dokter saja untuk memastikan.” Risha mengangguk setuju. Dia menekan tombol untuk memanggil dokter dan perawat, lalu beberapa saat kemudian dokter datang dan diminta memeriksa kondisi Lily. “Kondisi pasien masih sama, mungkin benar kalau Anda hanya salah melihat,” kata dokter. Risha menatap kecewa. Dia sadar ternyata hanya terlalu berharap bisa segera melihat putrinya bangun. “Tidak apa-apa, Bun. Setelah ini Lily pasti akan segera bangun,” ucap Arsen untuk menenangkan Risha. Risha mengangguk pelan, tetapi tetap saja tak bisa menyembunyikan kesedihan dari raut wajahnya. Dokter dan perawat kemudian pamit

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   315. Sadar?

    Thomas pergi ke rumah sakit menemui Arsen. Dia sekarang berada di luar kamar inap bersama Arsen, mereka duduk di kursi selasar panjang yang ada di koridor rumah sakit. “Rencana yang saya lakukan berhasil, Pak. Indah sudah mengaku dan sekarang kami sedang membuat rencana agar bisa bertemu dengan orang yang dia hubungi,” ujar Thomas. Arsen menoleh pada Thomas yang duduk di sampingnya. “Kapan? Aku akan ikut bersama kalian.” “Jika rencana berjalan lancar, lusa kami akan bergerak.” Arsen mengangguk-angguk pelan. “Bagaimana kondisi Nona Lily, Pak?” tanya Thomas sambil menatap wajah Arsen yang sudah tak sesuram sebelumnya. “Masih sama seperti sebelumnya,” jawab Arsen lalu mengembuskan napas kasar, “aku juga bingung, kenapa jadi begini padahal organ vitalnya semua baik.” Thomas terdiam. “Carikan informasi soal dokter atau rumah sakit luar negeri yang bisa menangani pasien koma. Aku ingin memberikan penanganan terbaik untuk Lily,” perintah Arsen. “Baik, Pak. Saya akan segera mencarik

  • Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya   314. Datang Jika Butuh

    Yogyakarta. Juna memilih untuk mulai bekerja seperti biasa setelah kembali. Dia merasa di atas awan, karena masih bisa bekerja di ARS, padahal menjadi dalang di balik celakanya istri pemilik perusahaan. Staf yang memiliki jabatan lebih rendah darinya menyambut seperti biasa, memujanya, seolah tak ada yang berubah. Juna merasa semuanya baik-baik saja, hingga dia terkejut menyaksikan berita yang sedang ditayangkan. Dia menunggu berita tentang Lily yang ditemukan mati, tetapi yang didapat malah hanya berita penemuan bekas darah dan tali ikatan di bangunan kosong. “Apa mungkin ada yang menyelamatkan Lily? Apa jangan-jangan dia tidak mati?” Juna menatap tajam ke layar televisi yang masih menayangkan berita penemuan bekas darah itu. Juna seketika teringat dengan kamera yang terpasang di boneka beruang milik Dini. Dia bergegas mengecek aplikasi pada ponselnya yang terhubung dengan kamera di boneka Dini, tetapi hasilnya nihil. Hanya warna hitam yang dilihatnya. “Sialan! Apa kam

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status