Share

Surat Apa?

Penulis: Agung Ahmad S
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-14 15:50:19

Mataku terus memindai setiap sudut ruangan. Namun, tidak aku temukan sosok Saka sama sekali. Ah, bukankah tadi dia pamit ke toilet. Apa aku cari ke toilet aja ya?

Ide gil4. Nanti kalau beneran itu dia. Bisa makin bahaya dong.

"Ehem." Suara deheman muncul di belakangku.

"Nilam Cahaya, apa kabarnya?" tanyanya sok ramah.

"Masih sendiri aja, nggak laku ya," cibirnya. Mulutnya masih pedas seperti dulu. Emang dasar julid!

"Nggak, dia adalah tunanganku sekarang. Kenapa?" Aditya muncul untuk membela. 

Sejak dulu, dialah orang yang selalu membelaku dari Si mulut julid itu.

"Kamu ... kayak kenal deh. Tapi siapa?" Putri mulai mengingat Aditya.

"Aditya Zavir," sahut Aditya dan Putri pun kaget.

"Aditya yang ...."

"Iya Aditya yang giginya tonggos, yang dulu sering kamu hin4 itu. Lelaki yang tidak akan laku karena memiliki gigi tonggos," tegas Aditya membuat mulut Putri seketika terkatup.

"Cie cie." Vika muncul secara tiba-tiba. Memang titisan demit deh kayaknya tuh anak. 

Eh, tapi ngomong-ngomong dia datang sama siapa? Masak sendiri sih.

"Datang ma siapa, Vik?" Aku celingukan.

Saat itu juga, aku menangkap sosok yang tak asing bagi mataku. Ya, dia adalah Arshaka. Dia datang dengan siapa? Apa dia ke sini untuk mencariku?

Eh, tapi untuk apa dia cari aku. Wah, gawat ini. Aku harus ngumpet. Jangan sampai aku ketemu dia di sini. Bisa dipermalukan aku. Apalagi aku belum siap jika Aditya tahu aku sudah tidak perawan lagi.

"Aku ke toilet sebentar," pamitku langsung pergi tanpa menunggu persetujuan dari siapa pun.

"Heh! Nilam!" teriak Putri dan aku tidak peduli. Terhindar dari Saka saja aku sudah beruntung. 

Sialnya, saat aku pergi ke toilet. Ada seorang pria memanggilku lalu ingin menangkapku.

Aku pun langsung berlari dan menghindar. Entah siapa pria itu. Namun, yang aku tahu dia bukan Saka. Hingga aku sembunyi di balik mobil pun masih saja dikejar. Siapa dia?

Gegas aku menghubungi Aditya. Tempat ini tidak aman bagiku. Entah siapa yang tadi mengejarku. Sepertinya dia ingin menangkapku.

Apakah Bibi berhut4ng dan menjadikan aku sebagai jamin4n lagi?

Jika benar, wanita itu emang harus diberi pelajaran.

Saat aku sedang ngedumel dalam hati. Pria itu menelpon seseorang. Namun, saat kudengar dia menyebut nama bos. Siapa bosnya?

"Aku baru saja melihat wanita itu lagi, Bos. Aku tidak salah lihat kali ini. Wajahnya sama persis dengan yang di hotel."

Wanita di hotel? Bukankah itu aku? Apa jangan-jangan pria itu adalah anak buah Saka?

Mau apa dia mencariku? Semakin mencurigakan saja.

Aditya mulai menampakkan batang hidungnya. Namun, aku masih tetap sembunyi hingga ponselku berdering. Gegas aku menerima sebelum bunyi teleponku terdengar oleh pria suruhan Saka.

"Jangan berisik, aku ada di belakang mobil Alphard warna hitam," jawabku berbisik.

Terlihat Aditya celingukan. Kemudian dia menghilang entah kemana. 

Saat ini aku sudah seperti maling dikejar warga saja. Sembunyi dan sport jantung.

Tiba-tiba ada tangan yang menyentuh pundakku. Aku segera menoleh. Berharap jika itu bukan orang yang mencariku.

Benar saja, dia adalah Aditya. Bersyukur aku bisa aman malam ini. Yang menjadi pertanyaan bagiku adalah, buat apa Saka mencari wanita yang bersamanya malam itu. Makin tidak aman aja hidupku.

Aku pikir setelah bercerai akan bebas, ternyata malah makin kacau saja. 

"Siapa yang mengejarmu?" tanya Aditya seraya melindungi kepalaku menggunakan jas miliknya.

"Aku nggak tahu siapa mereka. Saat aku ke toilet. Dia langsung ingin menangkapku. Makanya aku lari terus sembunyi," jawabku dengan tangan menutupi wajah.

"Ya sudah, kita pulang aja. Kamu ceritakan nanti setelah tiba di rumah," kata Aditya menuntunku masuk mobil.

Selama di jalan aku hanya diam, jika aku diincar oleh Saka. Aku harus berubah penampilan. Jika masih dengan make up yang sama, maka dengan mudah dia akan menangkapku. Dasar pria angkuh, apa pun yang dia mau harus bisa di dapatkan.

Setibanya di rumah, Aditya ikut masuk. Ia langsung menjatuhkan bobot tubuhnya di atas sofa.

"Huft, lama sekali aku nggak tidur di sofa ini," desisnya.

Aku hanya membalas dengan tersenyum. Kemudian duduk di hadapan Aditya.

"Eh, ngomong-ngomong Mak Lampir kemana?" tanyanya setelah terdiam beberapa saat.

"Udah pergi, habis aku marahi tadi," sahutku apa adanya.

"Pergi?" Aditya berjingkat. "Nggak salah?" imbuhnya.

"Nggak, aku balik kerja dia dah nggak ada di rumah. Barang-barangnya juga nggak ada," balasku menyenderkan tubuh di sofa.

"Sadar diri kali, kalau rumah ini bukan miliknya," jawabnya.

"Mungkin."

"Terus, perusahaan gimana? Masih dipimpin sama dia?"

Nah, aku jadi ingat kalau aku butuh suntikkan dana. 

"Udah nggak, aku mau urus sendiri. Dia hanya menghabiskan uang papa saja. Kebetulan nih, aku minta saran sama kamu tentang perusahaan yang mau menanamkan saham. Ada nggak?" Aku mulai menegakkan tubuh.

"Perusahaan papi pasti mau tuh," jawabnya semangat.

"Papi?" tanyaku heran. Setahuku dia tidak memiliki papi.

"Iya, papi mendirikan perusahaan baru. Yang memimpin kakak tiriku. Nanti aku coba bicara sama papi deh, siapa tahu dia mau," jawab Aditya.

Semoga saja papinya mau. Aku bisa sedikit bernapas lega. Semoga saja berhasil.

Eh, tapi, sejak kapan Aditya punya papi baru?

"Sejak kapan kamu punah papi baru?" tanyaku heran.

"Sudah lama, sejak aku lahir, sebenarnya aku bohong sama kalian. Aku takut kalau jujur, pasti nggak ada yang mau berteman sama aku. Soalnya aku hanya anak dari istri kedua papi. Apalagi, kakak tiriku selalu melarang aku untuk mengakui papi sebagai ayah," terangnya membuatku merasa iba. Kasihan sekali dia. Pasti dulu batinnya sangat terteka.

Namun, Aditya hebat. Walaupun dia seperti itu. Semangatnya begitu luar biasa. Hingga kini dia masih tetap bersemangat.

"Oalah. Hebat kamu ya, aku nggak nyangka kamu akan sekuat itu. Coba aku, pasti dah nyerah sejak lama tuh."

Aditya tersenyum sungging. "Aku bertahan demi mami, dia mencintai papi dan ikhlas menerima. Lalu, buat apa aku menyerah."

Motivasi yang luar biasa. Benar juga. Aku juga tidak boleh nyerah demi perusahaan papa. Aku harus mempertahankannya!

Aku tersenyum mendengar kata-katanya. Dan yang menjadi pertanyaan bagiku sekarang adalah, kenapa bukan Aditya yang menjadi pemimpin perusahaan barunya.

"Kenapa bukan kamu yang memegang perusahaan baru?" tanyaku yang mungkin terkesan mencampuri.

"Kakak tiriku tidak pernah mau mengalah. Dia selalu mengatakan jika aku adalah pria lemah. Nggak bisa mengurus perusahaan yang baru dirintis itu. Apalagi soal warisan Opa. Dia lah yang paling bersemangat, yang lain nolak buat nikah. Dia sendiri yang mau. Entah gimana nasibnya sekarang?" Aditya tersenyum seperti menghina.

"Berarti kakak tirimu haus akan harta dan tahta, ya?" 

"Bukan haus lagi sih. Tapi aku akui, dia memang lebih dari segala-galanya. Dia hebat. Tidak sepertiku. Hanya bisa sembunyi di ketek emak," lirihnya terdengar menyakitkan.

"Nah loh, baru aja diomongin udah nelpon dia. Bentar aku angkat dulu ya." Aditya bangkit dari duduknya dan sedikit menjauh dariku.

"Apa? Tanda tangan surat? Ok, aku akan segera ke sana."

Tanda tangan surat apa? Kok aku jadi kepo gini sih.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zhunia Angel
kakak tirinya pasti si saka
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
koq si putri kayak orang tolol ya. pemimpin perusahaan kayak orang g waras
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Indah Pada Waktunya

    Pria renta itu bangkit dari duduknya lalu beralih memandangku. Tatapannya tajam. Hal itu membuatku khawatir dan takut.Apa jangan-jangan Opa tidak suka jika dia memiliki cicit laki-laki?Namun, rasa ketakutan seketika sirna setelah kakek berucap."Baby boy?"Aku mengangguk."Opa senang mendengarnya. Dia akan menjadi pewaris setelah Saka. Terima kasih banyak Nilam," ujar kakek ia mendekat lalu mengusap lenganku."Sama-sama, Kek," jawabku."Aku pikir tadi kakek akan marah," imbuh Saka yang ternyata dia memiliki ketakutan yang sama."Enggak dong, apa pun anak yang dilahirkan. Opa tetap menerimanya. Jaga istri dan anakmu ya," kata kakek kembali ke posisi semula. Duduk di hadapan Saka."Siap, Opa," balas Saka."Ah iya, hari ini Opa rencananya mau menengok Aditya. Apa kalian mau ikut?" tawar Opa."Boleh," jawab Saka, "bagaimana Nilam? Kamu mau ikut?" tanya Saka dan aku pun mengangguk.Siang itu aku, Opa dan Saka berkunjung ke sel. Setibanya di sana, Vika juga sedang menemui Aditya. Saat kam

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Membuat Penasaran

    Saat sedang bucin-bucinan. Tiba-tiba ada aja yang ganggu. Suara pintu diketuk. Entah siapa yang datang.Beberapa saat kemudian, seorang suster muncul di ambang pintu. Wanita cantik berpakaian serba putih itu mendekat. Namun, Saka tetap tidak mau melepaskan genggaman tangannya."Sayang, malu," bisikku dan Saka tetap tidak menggubrisnya."Maaf ya, Tuan, permisi," kata suster mengganti infus yang sudah habis."Iya, Sus, jangan lama-lama ya. Segera keluar karena saya mau bicara penting dengan istri saya," balas Saka dan suster itu pun patuh."Baik, Tuan," jawabnya lalu pergi setelah urusannya selesai."Mau bicara apa sih? Sampai ngusir suster segala?" tanyaku ketika kami kembali hanya berdua di dalam kamar ini."Cuma mau bilang jadilah istriku hingga maut memisahkan kita. Aku mencintaimu Nilam Cahaya," balasnya membuatku tersipu.Kenapa setelah kejadian tadi, Saka berubah semakin romantis. Apa jangan-jangan otaknya juga ikut geser?Aku memegang kening Saka dan beralih mengusap-usap wajahn

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Jagakan Dia Untukku Tuhan

    Saka terjatuh dengan perut terluka. Gegas aku terkesiap memegangi kepalanya karena kesadaran Saka berangsur menghilang. Matanya mulai terpejam. Namun, aku berusaha membuatnya tetap sadar.Entah apa yang terjadi tadi, aku hanya menoleh dan membalas lambaian tangan Vika. Dan tiba-tiba Saka sudah terluka serta tubuhnya limbung, jatuh di atas paving."Sayang, kamu pasti kuat. Bertahan, ya," lirihku disertai dengan tetesan air mata yang tak bisa dibendung lagi.Beberapa orang mendekat dan bersiap membantu Saka."Ya ampun, Saka." Vika datang dan bersiap membantu Saka, membawanya ke rumah sakit."Tolong segera bawa ke mobil. Biar saya yang antarkan ke rumah sakit," ujar Vika.Tanpa menjawab, beberapa dari lelaki yang ada di sampingku langsung mengangkat tubuh Saka dan membawa ke dalam mobil."Ayo," ajak Vika membantuku berdiri.Di area parkiran sebelah kiri, terdengar suara riuh warga. Satpam dan beberapa warga tersebut telah mengamankan seseorang. Pakaiannya acak-acakan dan rambut awut-awut

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Kebenaran Yang Terungkap

    Apa yang sebenarnya terjadi? Hatiku mulai gelisah.Bukannya langsung ganti, Saka malah mendekat padaku dan melempar amplop ke arahku yang masih duduk di tepi ranjang."Apa itu!" Matanya memandang nyalang padaku."Apa maksud kamu?" tanyaku heran mengapa wajah Saka langsung berubah 90° seperti ini.Aku membuka isi amplop tersebut. Seketika tak percaya dengan apa yang ada di depan mata."Aku bisa jelaskan, Saka. Pria ini ....""Siapa dia? Katakan sejujurnya padaku, Nilam!" sentak Saka.Hal yang aku takutkan menjadi kenyataan. Aditya mengirim surat, berisikan tentang cinta dan lain sebagainya. Namun, tulisan itu bukan tulisan tangan Aditya. Pandai sekali dia memfitnah. Dia sama liciknya dengan bibi. Apa aku jujur saja pada Saka. Sudah terlampau basah, sekalian aja nyebur."Dia itu a ...."Belum sempat aku berucap. Di luar rumah terdengar suara orang berteriak. Gegas Saka turun karena terdengar jeritan yang sangat keras. Sedangkan Aku sendiri hanya melihat dari balkon.Sungguh kejam, Adit

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Amplop Misterius

    Vika langsung bersimpuh di hadapanku. Wanita itu memohon padaku. Apa jangan-jangan ...."Ada apa, Vik?" tanyaku khawatir.Saka muncul di ambang pintu. Pria itu langsung mendekat dan membantu Vika bangun lalu mendudukkannya di sofa.Entah apa yang terjadi dengan Vika. Saat dia akan mengatakan apa yang terjadi. Tiba-tiba Aditya datang lalu memukul pintu dengan keras hingga membuatku kaget.Brak!Aku terkesiap dengan menutupi hidung menggunakan apa saja saat Aditya mendekat. Demi meyakinkan jika aku benar-benar tidak tahan bau parfum. Vika sendiri tidak memakai parfum karena tidak ada bau sama sekali pada tubuhnya saat kami berdekatan. Selama ini aku sengaja memblokir banyak kontak, termasuk Aditya dan Vika. Sengaja aku menghindar dari mereka, terutama Aditya.Aditya masuk lalu menyeret Vika dengan kasar. Saka langsung bertindak. Dia memang pria dingin, tetapi tak pernah berlaku kasar terhadap istri meski dia dulu sangat membenciku. Namun, kenapa Aditya bersikap demikian pada Vika. Sebe

  • Dinodai Suami (Gagal Cerai)   Mulai Curiga

    POV Arshaka"Ya Allah, Opa!"Gegas aku mendekat dan membantu Opa yang jatuh pingsan saat akan menaiki tangga. "Papa!" Mami dan papi ikut mendekat.Papi membantuku membawa Opa ke dalam mobil. Mami pun sama. Ia duduk di belakang menjaga kepala Opa. Sedangkan papi duduk di jok depan.Aku sendiri harus masuk ke kamar. Mengambil kunci di dalam tas. Kebetulan saat itu, Nilam juga akan menyusul keluar."Kamu di rumah saja, takut kelelahan," ujarku memintanya kembali masuk rumah."Tapi, Sayang ....""Nggak usah tapi-tapi, buruan masuk. Ini sudah malam. Kamu sedang hamil. Jaga baik-baik anak kita, ini adalah cicit yang diharapkan oleh Opa." Aku meyakinkan Nilam seraya mengusap perutnya yang masih rata.Wanita itu mengangguk dan nurut. Dia kembali masuk rumah bersamaku. Memasuki kamar bersama. Sebelum aku pergi, kukecup keningnya beberapa saat."Semoga Opa baik-baik saja," lirihnya."Amin," balasku lalu berpamitan dan segera mengantar Opa."Bang," panggil Aditya tetapi aku tidak menjawab. Kese

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status