Share

7.Obat untuk Luisa

last update Last Updated: 2023-03-01 19:39:41

"Sayang, mm... aku punya sesuatu untuk kamu. Waktu itu, aku ketemu teman SMA yang udah lama banget gak jumpa. Dia kuliah di luar negeri dan sudah jadi dokter. Aku cerita masalah kita yang belum dikasih keturunan. Nah, sama dia, aku dikasih vitamin ini dan katanya harus diminum suami istri. Ini, coba minum! Kita harus usaha lebih giat lagi agar segera punya anak. Nambah anak nambah rejeki kalau kata orang tua dulu, makanya rejeki kita seret, bisa jadi karena kita belum punya anak. Ini, minum!" Luisa hendak menghindar, tetapi tidak bisa. Suaminya sudah memasukkan obat tablet itu ke dalam mulutnya. Bahkan Edmun juga mengambilkan air untuk Luisa agar obat itu segera larut di dalam tubuhnya. 

"Kamu jadinya maksa, Mas! Awas loh, jangan sampai kita salah minum obat!" Luisa mengambil air putih lebih banyak, lalu meneguk nya sampai habis. 

"Gak mungkin salah, Sayang, ini tuh vitamin herbal yang dijadikan tablet biar lebih mudah minumnya. Ya sudah, saya pergi dulu ya. Mau janjian sama teman bisnis. Nanti sore saya pulang." Edmun mengecup tipis bibir istrinya, lalu bergegas keluar dari kamar. 

Karena sudah tidak memiliki kendaraan roda empat atau roda dua, hanya ada sepeda Bik Noni yang parkir di garasi, membuat Edmun mau tidak mau pergi menggunakan ojek online. 

Luisa mengintip dari jendela kamar. Jika dahulu, suaminya mana pernah mau naik ojek online, pasti saja taksi online, atau bawa mobil sendiri, sekarang, ia pergi bekerja dengan ojek online. Luisa tidak tega dengan Edmun, ia pun memutuskan untuk menelepon papanya untuk meminta pekerjaan yang bisa dilimpahkan pada suaminya. 

"Halo, Papa lagi apa? Sudah sarapan belum?" 

"Halo, Luisa, Papa baru saja berangkat ke kantor dan pastinya sudah sarapan. Kenapa, Nak?"

"Papa, Mas Edmun benar-benar lagi gak punya kerjaan. Apa Papa bisa kasih kerjaan apa gitu di kantor? Menjabat kepala pengawas atau manager. Tolong, Luisa, Pa."

"Tidak semudah itu, Luisa. Papa tidak mau Edmun menjadi manja. Biarkan dia usaha  dulu, belum ada satu minggu dia sepi bisnis kan? Orang lain sampai berbulan-bulan. Sabar dan doakan suami kamu itu biar bisnisnya jalan lagi."

"Ya sudah kalau begitu."

Luisa kesal dengan papanya yang tidak menolak untuk menolong suaminya. Papanya memang keras dan amat berprinsip. Jika masih sehat, gagah, punya pendidikan, maka harus berjuang. Tidak boleh manja dengan meminta jabatan padanya. 

Merasa usahanya sia-sia, Luisa pun hanya bisa kembali termenung di kamar. Jika bulan ini ia masih bisa memberikan gaji Bik Noni, lalu bagaimana dengan bulan depan jika suaminya belum juga mendapatkan bisnis. 

***

Sementara itu, Edmun bukan pergi untuk urusan pekerjaan, tetapi ia sudah berada di apartemen bosnya untuk mengecek kebenaran yang dikatakan pria itu dua hari lalu. Mau tidak mau, ia harus membawa Luisa malam ini ke apartemen, untuk itu ia harus memastikan bahwa apartemen milik bosnya  bebas dari segala sesuatu yang berbau mencurigakan. 

Setelah mendapatkan kunci, Edmun langsung masuk ke dalam unit tersebut. Ia pertama kalinya ia masuk unit mewah yang lebih mirip rumah, daripada sekedar apartemen. Ia pernah memiliki apartemen, tetapi tidak sebesar ini dan sudah dijual juga. 

Setiap sudut ruangan ia pastikan bersih. Suasana maskulin khas lelaki sangat kental, mencerminkan pemiliknya. Sebuah ruangan yang paling membuatnya berdebar, yaitu kamar utama. Di sini nanti istrinya akan tidur dan bercumbu dengan bosnya. Lebih tepatnya tekan bisnis yang sudah ia jadikan sebagai bank untuk meminjam beberapa milyar. Sekarang, setelah ia ditipu oleh rekanan bisnis lain, barulah ia sadar sudah terjebak dan dengan sangat terpaksa melibatkan Luisa. 

Kring! Kring! 

Edmun merogoh saku celana jeans untuk mengambil ponselnya yang berdering. 

"Halo, Ma, kenapa?"

"Ed, kamu di mana?"

"Ada urusan bisnis, kenapa, Ma?"

"Mama udah pinjam sama Cristy uang lima puluh juta. Dengan jaminan kamu yang akan membayar. Maaf, Ed, Mama terdesak."

"Mama, kenapa harus dengan Cristy? Mama tahu kan janda itu kalau sudah memberikan pinjaman, bunganya tinggi sekali dan saya lagi benar-benar sepi."

"Udah terlanjur, Ed. Lagian kamu ini bodoh, kenapa gak minta kerjaan sama mertua kamu? Malah pusing sendiri. Udah, ah, pokoknya Mama udah pinjam ke Cristy dan kamu tinggal bayar. Kalau kamu gak bisa bayar, kamu pura-pura saja tertarik dengan Cristy, dari yang Mama dengar, dia udah lama naksir kamu loh."

Edmun memejamkan matanya menahan kesal. Ia harus segera keluar dari lingkaran setan ini dan itu hanya bisa dengan menggunakan Luisa. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sri Hartati
kasihan si cantik Louis.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   260. Ekstra part

    "Ma, Kevin gak bersalah, Ma. Wanita itu memfitnah Kevin. Kevin gak tahu apa-apa soal Dion dan Kevin gak kenal wanita itu!" Kevin terus merengek pada mamanya dari balik jeruji besi. "Mama justru bingung sama kamu. Kalau kamu gak kenal, kenapa wanita bernama Elsa itu punya semua buktinya? Dia sampai punya struk pembayaran hotel, villa, bukti chat ponsel, bukti transfer, dan rekaman suara kamu berencana mencelakai lelaki bernama Dion. Mama gak bisa bantu kamu, Kevin. Mama harap kamu bertaubat! Pantas Tuhan tidak ijinkan Mama berbesan dengan Bu Rana, ternyata emang anak Mama yang gak pantas bersanding dengan putri mereka.""Mama, semua itu fitnah! Mama harus percaya Kevin." Namun yang dilakukan wanita adalah segera beranjak dari penjara. Tujuannya hari ini adalah pergi ke rumah orang tua Elsa. Ya, ia harus mendengar cerita tentang Elsa dan juga Kevin.Bu Dian terheran-heran melihat kedatangan seorang wanita yang tidak ie kenal."Ibu siapa ya?" tanya Bu Dian yang saat ini sedang menimang

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   259. Pengantin dan Keputusan

    Dewasa(21+) Romi dan Mutia sudah tiba di Bali. Tiket honeymoon pemberian Elsa tentu saja saja tidak akan dilewatkan oleh keduanya. Ya, Elsa-lah yang memberikan Romi tiket bulan madu sebagai hadiah pernikahan kedua suaminya. Sampai kapan pun Elsa merasa tidak akan bisa membalas semua kebaikan dan juga ketulusan suaminya. Pemuda yang menjadi tersangka atas skandal yang ia susun bersama kekasihnya Kevin. Sebuah foto dikirimkan Mutia pada Elsa sebagai informasi bahwa mereka sudah sampai di kamar pengantin yang dipesan oleh Elsa. Selamat berbulan madu. Itulah pesan yang dibalas oleh Elsa. Mutia memperlihatkan balasan pesan pada suaminya. “Aa yakin kalau Mbak Elsa baik-baik saja? kenapa diterima hadiah bulan madu seminggu ini. Mahal banget loh,. Padahal papa juga mau kasih tiket bulan madu, tapi udah keduluan Mbak Elsa,” kata Mutia tisak enak hati. Romi tersenyum hangat, lalu menarik Mutia dalam pelukannya. “Ing

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   258. Senangnya Dalam Hati, Punya Dua Istri

    “Kamu ini, Pa, gak dapat ibunya, tetap saja terobsesi dengan keluarganya. Anak sendiri masih muda, cantik kaya, malah dapatnya suami orang. Nambah anaknya pula.” Rana terus menggerutu di kursi orang tua pengantin. Wanita itu masih tidak ikhlas jika putrinya menikah dengan Romi; anak dari wanita yang dahulunya digilai suaminya. Ditambah posisi Romi saat ini masih istri dari Elsa yang baru tiga puluh dua hari yang lalu melahirkan, tentu saja pernikahan yang seperti terburu-buru ini mengundang banyak gosip di luaran sana. “Ma, anaknya saling suka, kok. Kenapa kita harus gak setuju? Romi itu anak baik. Solatnya rajin dan juga pintar. Dia belum lulus aja udah dapat kerjaan. Pernikahannya dengan Elsa itu kecelakaan, bukan seperti pernikahan lainnya. Mama gak perlu khawatir, anak perempuan kita pasti senang dan bahagia bisa menikah dengan pujaan hatinya.” Levi tersenyum pada para tamu undangan yang sedang berjalan ke arahnya untuk bersalaman. Di seberang kursi orang tua ada L

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   257. Mendadak Mulas

    "Selamat Pak Romi, bayinya lelaki dan lahir dengan selamat, meskipun baru delapan bulan di dalam perut.""Alhamdulillah, apa saya bisa melihat istri saya, Dok? Istri saya beneran gak papa?""Nggak papa, Pak, semuanya sehat selamat. Lagi disiapkan dulu untuk pindah kamar ya. Bayinya juga dibersihkan dulu, baru nanti bisa diazankan.""Berat badannya berapa, Dok?" tanya Bu Diana menyela."Beratnya tiga kilogram lebih dua ons. Panjangnya empat puluh sembilan. Normal semua dan tampan." Romi tersenyum senang sambil menoleh pada mertuanya. "Alhamdulillah, terima kasih banyak, Dok." Semua orang yang ada di sana ikut senang dengan kabar yang diberikan dokter, termasuk Luisa dan suaminya. Meski mereka tahu yang lahir bukanlah cucu dari benih anak mereka, tetapi mereka tidak keberatan dan tetap menerima Elsa. "Selamat Romi, terima kasih sudah menjaga Elsa dengan baik. Bunda gak sangka anak lelaki Bunda bisa hebat sekali seperti ini," ucap Luisa sembari memeluk putranya. Romi terharu, hingga ad

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   256. Persiapan Pernikahan

    "Mama gak habis pikir sama kamu, Elsa. Apa maksud kamu membiarkan Romi menikahi gadis bernama Mutia? Romi itu suami kamu. Dia peduli sama kamu, Elsa. Kamu hamil dan dia juga sayang sama anak kamu!" Bu Diana hampir menangis saat mengetahui kabar bahwa Romi baru saja melamar gadis bernama Mutia. "Gak adil buat Romi, Ma. Sampai saat ini saya gak tahu bagaimana saya di masa lalu. Saya juga gak ngerti hubungan saya dan Romi seperti apa. Ternyata Romi punya wanita yang ia suka, begitu juga sebaliknya. Romi terlalu baik, Ma. Gak mungkin Elsa tega mengambil Romi. Setelah anak ini lahir, Elsa akan melepas Romi. Ini sudah keputusan Elsa. Romi pun setuju. Mama gak usah khawatir, Elsa gak papa. Elsa udah anggap Romi itu adik Elsa. Benar dia sayang Elsa, tapi sebagai kakak, bukan pasangan karena Romi menyukai dan mencintai Mutia. Bulan depan mereka akan menikah, dua Minggu menjelang saya HPL, semoga saja berjalan lancar." Bu Dian memijat keningnya. Ia tidak bisa begitu saja merubah keputusan putr

  • Dipaksa Foto Tanpa Busana oleh Suami   255. Berdamai dengan Takdir

    "Mbak Elsa mau tinggal di sini?" Romi menatap Elsa tidak percaya."Iya, mau di sini saja nginep lagi. Rumah bunda kamu adem." Romi merapikan baju kemeja yang hari ini ia pakai ke kampus. Pemuda itu tidak keberatan saat istrinya membantu mengancingkan beberapa kancing kemeja bagian bawah. "Saya mau kuliah.""Iya, yang bilang kamu mau konser itu siapa? Kuliah aja. Aku mau di sini. Ini kan rumah suamiku." Elsa memegang kedua pipi Romi sambil tersenyum."Boleh? Kalau gak boleh, aku cium, nih!" pemuda itu tidak punya pilihan selain setuju. Elsa tertawa, lalu mengambil tas ransel Romi untuk dibawa ke depan."Aku tunggu di ruang makan ya." Romi menatap pintu yang tertutup kembali. Tidak ada debat di jantungnya, seperti bila ia berdekatan dengan Mutia. Murni sikapnya pada Elsa adalah bentuk perhatiannya sebagai suami. Ditambah Elsa yang sedang amnesia bersikap begitu baik, maka tidak ada alasan baginya untuk membalas sikap buruk Elsa sebelum kejadian kecelakaan itu. Gegas ia menyemprotkan p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status