Share

Bab 11 Perjalanan

“Apa memang semua pernikahan itu hanya berujung pada kebutuhan biologis?”

“Mana yang katanya akan menemani sampai tua, hidup bersama sampai akhir. Bukankah kalimat itu hanya boleh diucapkan orang-orang tulus tanpa pamrih?”

Gadis itu nampak masih diam. Matanya menatap bunga-bunga taman yang diairi aliran air terjun buatan. Mereka tidak semua bermekaran. Ada beberapa yang memang masih kuncup. Duduk dan menatap taman ini sungguh membuat hati Zalfa sedikit tenang.

“Ning Zalfa…” panggil Zilal.

Zalfa menoleh. Namun tidak beranjak menghampiri sumber suara.

Suara derit pintu menuju taman terdengar. Iya, Zilal datang. Duduk di samping Zalfa menatap taman.

“Nasib! Punya istri cantik tapi hari pertama sudah dicuekin!” seloroh Zilal.

Zalfa tetap diam. Tangannya memainkan jari kukunya, seolah bingung harus bagaimana.

Bisakah aku menjadi Kunang-kunang Lintangmu

Memberi kasih pada setiap helai rambutmu

Mengaliri kesegaran dalam nadi

Memupuk cinta penuh arti

Dalam setiap langkah kecil yang kau daki

T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status