Beranda / Zaman Kuno / Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam / Bab 18 : Pria Pemilik Butik

Share

Bab 18 : Pria Pemilik Butik

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-26 08:30:51

Selama dua hari terakhir setelah malam itu, Shen Qi tidak pernah memasuki kamarnya lagi. Dan selalu menghindar setiap kali tak sengaja bertatap muka dengan Xue Ningyan.

Meski itu sangat membuat Ningyan merasa tak nyaman, tapi rasa tenang karena hidup tanpa harus merasa cemas atas segala sesuatu yang tidak pasti membuatnya tidak mengelak lagi.

Dua hari terakhir, suasana hatinya sangat damai. Hingga sesuatu yang dia membuatnya cemas selain Shen Qi tiba-tiba mendatanginya seolah tidak akan membiarkannya hidup damai.

“Nyonya Muda, ini adalah undangan perjamuan minum teh dari Kediaman Tuan Muda Ketiga. Acaranya dilaksanakan esok hari, apakah Anda mau datang?” Li Li memasuki kamar membawa sebuah amplop berwarna merah.

Ningyan termenung cukup lama setelah membaca isinya. Ternyata itu undangan dari Nyonya Muda Ketiga, Yu Xinyi. Wanita pengusaha kaya dari Yangzhou yang menikah ke Kediaman Menteri Keuangan bukan karena alasan politik, melainkan cinta yang tulus.

Yu Xinyi adalah satu-satuny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 265 : Ketidakhadiran

    Fajar menyembul dari balik tirai tipis yang bergoyang pelan ditiup angin musim dingin. Pagi tahun baru. Hangat cahaya keemasan yang menerobos jendela menciptakan lukisan tak kasat mata di dinding kamar, menyinari ujung selimut dan rambut panjang Xue Ningyan yang terurai di bantal.Di sisi lain ranjang, suara tangisan kecil terdengar lirih—bukan keras, bukan rewel, melainkan rengekan khas bayi yang baru bangun dengan mata separuh terpejam.Xue Ningyan bangkit perlahan. Rambutnya masih sedikit kusut, matanya belum sepenuhnya terbuka, tapi tangan refleksnya sudah bergerak sigap mengangkat sosok mungil itu ke pelukannya."Bangun pagi sekali, hm?" bisiknya sambil mengecup dahi kecil itu. "Hari ini Ayah dan Ibu harus pergi sebentar. Xiao Yan tinggal di rumah dengan Nenek, ya?"Dari balik tirai dalam, terdengar suara lembut pemuda yang tengah mengenakan sabuk di pinggangnya. "Dia pasti lebih senang tinggal di rumah daripada ikut ke tempat penuh orang yang semua baunya sama—politik."Xue Ning

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 264 : Terkuak Sedikit Demi Sedikit

    Hening panjang menindih udara. Debu di udara pun enggan bergerak saat kalimat itu keluar dari mulut Baginda Kaisar—tajam, gamblang, tanpa jalan pulang.“Atau …, apakah ajudanmu itu adalah orang yang mencuri surat wasiat Permaisuri Zhang Jingyi dari tangan Tuan Kanselir?”Pangeran Pertama tidak menjawab.Batu catur putih yang sejak tadi digenggamnya perlahan diletakkan ke papan. Suaranya nyaris tak terdengar, namun gaungnya seperti mengiris telinga. Gerakan kecil itu tak sekadar tanda bahwa ia masih hidup, tetapi bahwa pikirannya masih bekerja—berputar, menggiling setiap kemungkinan.Tatapannya tak bergerak dari batu catur itu. Bukan karena takut. Bukan pula karena malu. Tapi karena ia tahu—kata-kata yang sembarangan bisa membakar jalan keluar satu-satunya.Lidahnya seperti terikat. Tapi bukan karena tidak ada jawaban. Justru karena terlalu banyak.“Jika memang benar surat itu hilang,” ucapnya akhirnya, lambat, dingin, dan penuh perhitungan, “maka yang mengambilnya tentu bukan orang se

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 263 : Pencuri Surat Wasiat

    Esok paginya.Langit masih abu-abu ketika Pangeran Pertama melangkah menuju ruang pribadi Baginda Kaisar. Sepanjang lorong, suara derap langkahnya bergema, menandakan bahwa ia tak berniat menyembunyikan kedatangannya.Saat Pangeran Kedua mengunjunginya secara tiba-tiba tepat setelah kepulangannya, Pangeran Pertama menyadari dengan jelas bahwa dirinya telah diawasi sejak memasuki Ibukota.Dan kepergiannya ke Beizhou telah dibocorkan oleh seseorang bahkan jauh sebelum dirinya melintasi gerbang Ibukota.Setelah kehilangan Ying Shi yang terluka parah hingga tak mengenalinya lagi, Pangeran Pertama memutuskan untuk menghentikan segala macam aktivitas di luar perintah Baginda Kaisar yang jelas berkaitan dengan upayanya memenangkan kursi takhta.Tanpa Ying Shi, Pangeran Pertama tidak mampu menangani semuanya dengan baik. Sehingga lebih baik mundur sejenak untuk mengambil langkah yang lebih besar.Pangeran Pertama menghela napas pelan, mencoba menenangkan diri dari pikiran yang berkecamuk sepa

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 262 : Kelemahan

    Yang Yunshui berjalan masuk ke dalam kediaman bersama Xiao Ci yang diperintahkan untuk mengantar tamu masuk. Xue Ningyan memilih menunggu di halaman belakang karena tidak ingin mengganggu obrolan penting mereka. Karena dia sudah menyampaikan apa yang bisa dia sampaikan pada suaminya. Setelah memasuki ruangan Yang Yunshui membungkuk takzim. “Salam hormat, Yang Mulia Pangeran.”Shen Qi menatapnya. “Aku bahkan belum secara resmi diakui sebagai pangeran, Tuan Kanselir. Jangan dulu berbasa-basi seperti itu.”Yang Yunshui mengangguk. “Baik, Tuan Muda.” Yang Yunshui duduk di kursi yang disediakan. Lalu mulai membicarakan pertemuannya dengan Baginda Kaisar semalam. “Baginda Kaisar …, memiliki niat untuk mencari Anda, Tuan Muda.” Yang Yunshui mulai bicara. “Saya membuat taruhan dengan beliau. Taruhan untuk tidak memilih Pangeran Pertama maupun Kedua. Baginda Kaisar …, saya meminta beliau untuk membantu saya merebut surat wasiat Mendiang Permaisuri Zhang Jingyi dari tangan Pangeran Pertama

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 261 : Masa-masa Damai Akan Segera Berakhir

    Angin malam membawa aroma hujan salju yang turun, menyusup masuk melalui celah lorong panjang tempat Yang Yunshui melangkah keluar dari ruangan Baginda Kaisar. Langkahnya tenang, namun ada ketegangan yang mengekori geraknya, seolah setiap ayunan lengan menyimpan sisa percakapan yang berat di dada.Di luar aula, Yang Ye sudah menunggunya. Tubuhnya bersandar di sisi pilar batu, bayangannya jatuh ke tanah oleh cahaya lentera yang bergoyang. Ia menoleh saat mendengar langkah Yang Yunshui mendekat.“Bagaimana hasilnya, Ayah?” tanyanya pelan.Yang Yunshui tidak langsung menjawab. Ia berdiri di samping Yang Ye, lalu ikut menatap pekarangan kosong di depan mereka, seakan membiarkan malam menyerap emosi yang belum bisa diucapkan.“Aku sudah menyampaikan semuanya. Termasuk tentang surat itu,” jawabnya, lembut tapi mantap.Yang Ye menatap serius. “Ayah, apakah ini tidak terlalu awal?” “Tidak. Jika terlambat sedikit saja, menunggu kesempatan lain membutuhkan waktu lebih lama. Kalau lebih lama,

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 260 : "Saya Melayani Dinasti Xia."

    Asap dupa mulai menipis. Salju di luar sana belum juga berhenti. Seiring waktu berjalan, butir-butirnya menjadi lebih rapat dan lambat, seperti sengaja ingin menetap lebih lama di atas atap yang tertutup diam.Di dalam ruangan, suasana terasa lebih sunyi daripada sebelumnya. Suara jam air berdetak pelan dari sudut ruangan, dan detik-detik itu serasa menyeret waktu turun ke dasar batin masing-masing orang yang ada di dalam.Yang Yunshui masih berlutut dengan punggung tegak. Matanya mengamati wajah Baginda Kaisar yang mulai kehilangan kilau. Sisa-sisa wibawa kekaisaran yang dulu begitu agung, kini mulai dikelupas oleh usia …, dan penyesalan.“Baginda,” Yang Yunshui berucap lirih. “Apakah Anda menyelidiki anak itu?”Baginda Kaisar tidak langsung menjawab. Jemarinya menyentuh permukaan cangkir teh yang dingin, lalu bergerak pelan menggulirnya sedikit di atas meja.“Aku menyelidikinya,” katanya pelan, “Tepat setelah percakapan kita tempo hari di ruangan ini. Aku perintahkan orangku menyusu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status