Share

Bab 26 : Putri Tianqing

Author: Xiao Chuhe
last update Last Updated: 2025-03-02 12:03:05

Istana Kekaisaran, pukul tujuh pagi.

“Nona Besar Liu putri Adipati Agung Liu memasuki Aula!”

Baginda Kaisar terlihat hanya memasang wajah datar. Pejabat yang menghadiri rapat saling berbisik menanyakan apa yang terjadi pada rapat pagi kali ini.

Tiba-tiba saja seorang nona dari keluarga bangsawan ini menerobos masuk ke aula pertemuan saat Baginda sedang mengadakan rapat rutin?

Meski pun seorang nona bangsawan, bukankah itu tetap saja menyalahi aturan?

“Saya Liu Ling, putri tunggal Adipati Agung Liu dari Qingzhou memberi salam kepada Baginda Kaisar. Selamat panjang umur, selamat panjang umur, selamat panjang umur selamanya.” Liu Ling berlutut dengan kedua lututnya sendiri, dan mengucap salam pertemuan dengan lembut dan penuh etika.

Baginda Kaisar mengangguk, “Berdirilah, Nona Besar Liu Ling.”

“Adipati Agung Liu, apakah kau sudah mendengar kabar tentang gelar yang akan kuberikan pada putrimu?” tanya Baginda Kaisar kepada Adipati Agung Liu yang berdiri di barisan paling depan faksi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 186 : Wang Jingyi

    Keputusan itu, tentu saja diputuskan setelah ribuan kali berpikir. Pangeran Pertama tidak ingin bertemu ibu sambungnya. Tapi seperti yang dikatakan Pangeran Kedua, tidak ada salahnya mencoba menjenguk adik yang baru lahir, itu seperti edukasi untuk masa depan. Tidak. Bagi Pangeran Pertama, itu tidak sepenuhnya masa depan. Pangeran Pertama menatap Ying Shi yang masih berdiri dengan wajah datar di sampingnya. “Ying Shi, kapan biasanya wanita hamil akan melahirkan?” Ying Shi menoleh dan berkedip beberapa kali. “….”‘Pertanyaan macam apa itu?’ “Jawablah, Ying Shi.” “Saat sudah mencapai usia kandungan sembilan bulan.” Ying Shi menjawab datar.“Lalu setelah bayinya lahir?” “Tabib akan membersihkannya.” “Lalu?” Pangeran Pertama semakin antusias. “Lalu, biasanya tabib akan memberikannya pada Ayah bayi itu karena ibunya lelah setelah mengejan, karena itulah, sebagian pria di dinasti ini diberi pelajaran mengasuh anak saat istrinya sedang mengandung lima bulan. Untuk persiapan mengasu

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 185 : Penyelidikan Pribadi

    Kediaman Sementara Marquis Pingnan. Jiang Shuyi merenung di kamarnya, semua pakaian sudah disiapkan dan barang-barang pribadinya sudah dimasukkan ke kotak kayu. “Nona, Tuan Marquis merubah jadwal perjalanan kita.” Pelayannya memberi pesan. “Aku tahu. Karena bagi pria tua itu, dua hari terlalu lama. Jadi dia pasti ingin aku secepatnya kembali ke Perbatasan.” “Nona …. Anda diminta untuk pergi sekarang.” “Katakan padanya aku harus pergi ke suatu tempat. Dan akan memulai perjalanan pada malam hari.” Jiang Shuyi meraih mantelnya dan meninggalkan kediaman. “Anda mau ke mana, Nona?” “Jangan mengatakannya pada Ayah. Aku ingin menemui Yang Mulia Pangeran untuk terakhir kali.” Jiang Shuyi menutul pintu kamarnya dengan kencang. ‘Ini adalah kesempatan terakhirku untuk mendapatkan beliau.’‘Setidaknya aku bisa memberi alasan bahwa aku akan kembali ke Perbatasan dan berpamitan padanya.’ ***Wilayah Barat. Xue Ningyan berjalan menuju rumah Paman Lu, salah satu orang yang menyaksikan kecela

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 184 : Kunjungan Pangeran Kedua

    Istana Selatan. Pangeran Pertama sudah berada di mejanya sejak pagi. Tangannya tak berhenti memeriksa dokumen dan menandatanganinya. Ying Shi berdiri di sampingnya dengan setia. Lantas pintu diketuk beberapa kali, Kepala Pelayan membuka pintu dan memasuki ruangan. “Yang Mulia, Yang Mulia Pangeran Kedua datang berkunjung.” “Minta dia menunggu di paviliun barat. Aku akan segera menyelesaikan pekerjaanku.” “Baik, Yang Mulia. Saya akan segera menyampaikannya pada beliau.” Kepala Pelayan mengangguk takzim. Ying Shi menatap Pangeran Pertama yang tak berhenti memeriksa dokumen. “Yang Mulia, pekerjaan Anda tidak bisa diselesaikan dengan cepat karena terlalu banyak. Kalau Anda menemui Pangeran Kedua dulu, kita akan terlambat.” Pangeran Pertama tersenyum jengkel, “Adikku itu tidak akan pergi sebelum bertemu denganku, Ying Shi. Apakah kau masih tidak mengerti? Dari pada membiarkannya melihatmu, lebih baik meladeninya dulu sebentar.” “Baik, Yang Mulia.” “Bagaimana dengan hal yang kuminta

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 183 : Jangan Bicara Tentangnya

    Suasana cukup lengang setelah Xiao Ci mengeluarkan pertanyaan seperti itu. Xue Ningyan tidak menunjukkan reaksi apa pun. Xiao Ci menyentuh punggung tangannya, “Apakah ada yang salah, Nyonya Muda?” Xue Ningyan tersenyum lebar, “Xiao Ci, apakah kamu akan memberitahunya?” “A-apa?”“Apakah, kau akan memberitahu Shen Qi tentang kehamilanku?” Xue Ningyan mengulangi pertanyaannya. Xiao Ci menghela napas tipis, “Kalau Nyonya Muda tidak mau, saya tidak akan mengatakannya pada siapa pun, Nyonya Muda.”“Benar kau akan begitu?” Xue Ningyan menatap penuh harap. “Tentu saja, karena majikan saya itu kan, hanya Nyonya Muda. Saya tidak akan mematuhi perintah siapa pun kalau itu bukan perintah Nyonya Muda.”“Xiao Ci, terima kasih ….” Xue Ningyan menyeka ujung matanya. “Coba saya lihat, sudah seberapa jauh ia bertumbuh?” Xiao Ci dengan bahagia mengusap perut Xue Ningyan.“Anda menghilang tiga bulan yang lalu, dan perut Anda sudah sangat terlihat, Nyonya Muda. Pasti sehat sekali, ya ….” Xiao Ci ter

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 182 : "Ba-Ba-bb-bayi?!"

    Sebelum pergi ke ruang makan untuk berkumpul dengan Xiao Ci lagi, Gu Wan memberi saran agar Xue Ningyan merias wajah dan mengganti pakaian. “Selama berada di sini, Anda tidak memiliki aura seperti nona dari keluarga bangsawan, tahu?” Gu Wan terkekeh pelan, “Karena sekarang pelayan lama Anda sudah datang, mari kembali membangkitkan aura yang bersinar itu!” “Sepertinya kamu yang lebih bersemangat, ya,” Xue Ningyan hanya tersenyum kaku. Tapi Gu Wan seperti tidak mendengarnya, ia menatap barisan pakaian Xue Ningyan yang ada di dalam lemari. “Nona, apakah Anda menyadari sesuatu?” Gu Wan bertanya dengan suara rendah. “Menyadari apa?” Xue Ningyan memiringkan kepala, bertanya penasaran. Gu Wan berbalik dengan mata yang hampir melompat keluar. “Nona Xiao Ci itu …, tidak memberi reaksi apa pun saat bertemu Anda pertama kali!” Xue Ningyan terdiam kaku, “Hah? Bukankah tadi itu sampai sangat berisik?”“Bukan bagian itu, Nona!” Gu Wan tertunduk dengan kedua tangan mengepal hingga bergetar.

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 181 : Bertemu Kembali Dengan Xiao Ci

    “Nyonya Muda …!!! Huaa …! Akhirnya saya bertemu dengan Anda, Nyonya Muda!” tangisan keras terdengar dari mulut Xiao Ci yang terbuka lebar. Xue Ningyan mematung di tempat dengan jantung berdebar. Entah kenapa, rasanya menggembirakan sekali ….“Xiao Ci? Benarkah itu kau?” “I-ini saya, Xiao Ci! Saya sudah sangat lama menunggu Anda kembali! Tapi Anda tak kunjung kembali, huaa, Nyonya Muda, saya sangat senang!” Xiao Ci masih merengek. Xue Ningyan tersenyum, “Akhirnya …, Xiao Ci, akhirnya aku bertemu denganmu.” Xue Ningyan melangkah maju dan memeluknya dengan erat. Xiao Ci membalasnya dengan tulus. “Saya senang Anda sudah baik-baik saja, sungguh, saya sangat senang.” ***Setelah pertemuan mengharukan itu, Gu Wan mengajak Xiao Ci duduk di Aula Pertemuan. Dan meminta pelayan untuk menghidangkan makanan ringan dan teh yang berkualitas. Gu Wan tersenyum ramah, “Maaf, Nona Xiao Ci. Kediamanku sangat sepi, jadi aku tidak bisa menghidangkan sesuatu yang lebih istimewa, padahal kau adalah ora

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 180 : 20 Tahun Yang Lalu

    Dua puluh tahun yang lalu. Saat Xue Ningyan pergi ke Wilayah Barat setiap hari minggu bersama ibunya untuk beramal seperti biasanya, ia tidak melihat anak laki-laki yang selalu duduk di tepi sungai itu lagi. Ia termenung di tepian sungai sambil mendengar riak air yang tenang. Kerikil yang biasanya semakin terkikis perlahan karena dilempari ke dasar sungai oleh anak itu, kini tidak berkurang lagi jumlahnya. “Ke mana dia? Apakah ditindas anak-anak lain lagi?” Xue Ningyan bertanya dalam diam. Tubuh mungil yang lemah itu berlari kecil menuju tempat ibunya berada. Tampaknya, wanita tua yang selalu memanggil anak itu dengan sebutan ‘Pangeran’ itu juga dekat dengan ibunya. Dia berpikir akan mendapat sebuah jawaban jika bertemu dengannya. Tapi hari itu cukup aneh suasananya. Ia tidak memasuki desa bersama ibunya karena berkata ingin bertemu anak itu dulu di tepi sungai. Begitu memasuki desa, suasana terlihat sepi. Langkahnya melambat. Terdengar isak tangis dari kejauhan. Hatinya mula

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 179 : 25 Tahun Yang Lalu

    Setelah berpakaian rapi dan menyelesaikan sarapan, Xue Ningyan diminta menunggu di paviliun oleh Pangeran Pertama. Gu Wan menemaninya sambil menyeduhkan teh yang baik untuk kesehatan. Wajahnya selalu tersenyum, tapi hari ini, Xue Ningyan melihat ada sesuatu yang berbeda dari ekspresi wajah Gu Wan. “Apakah ada sesuatu yang mengganggumu, Gu Wan?” tanya Xue Ningyan. Tangannya sedang menyulam lagi, tapi kali ini bukan bunga osmanthus. Karena bunga kamelia yang ada di setiap sisi taman ini terlalu cantik dan indah untuk dilewatkan. Dengan penuh pertimbangan, Gu Wan menjawab, “Sebenarnya, ini adalah sesuatu yang sudah sangat lama disembunyikan oleh sedikit orang yang mengetahuinya, Nona.” “Bahkan ada larangan khusus dari Baginda Kaisar untuk tidak pernah membicarakan perihal ini lagi. Tapi saya merasa kalau Anda harus mendengarnya agar bisa lebih nyaman saat bersama Yang Mulia Pangeran.” Gerakan tangan Xue Ningyan terhenti, dia menatap Gu Wan yang hanya memandangi teko teh yang mengep

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 178 : "Takhta Permaisuri Pun Akan Kuberikan."

    “Ukh!” Xue Ningyan meringis kesakitan. Napasnya menderu secara tiba-tiba, Pangeran Pertama yang tertidur di sebelahnya terkejut dan langsung mendekatinya dengan cemas. “Ada apa, Xue Ningyan?” tanyanya, dengan tatapan yang begitu khawatir. “Ja-jangan mendekat!” Xue Ningyan beringsut mundur. Menutupi kedua telinganya seperti orang ketakutan. “Xue Ningyan? Ada apa denganmu? Katakan padaku, kau kenapa?” Pangeran Pertama berusaha menggapai tangannya. Xue Ningyan menjauh ketakutan, dia memeluk perutnya. “Tenanglah, Nak, Ibu akan menjagamu, Ibu akan menjauhkanmu dari orang itu, kumohon, tenanglah ….” Xue Ningyan bergumam dengan suara bergetar. Pangeran Pertama menatap dengan bingung, “Xue Ningyan, ada apa? Apakah ada yang sakit? Tolong katakan padaku, aku khawatir …, aku sangat khawatir, Xue Ningyan ….” Xue Ningyan membuka matanya perlahan, menatap Pangeran Pertama yang menatapnya dengan segenap kekhawatiran. “Aku akan memanggil Gu Wan, sebentar, ya. Xue Ningyan, bertahanlah!” Panger

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status