Share

Bab 8 : Laporan Pertama

Penulis: Xiao Chuhe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-21 08:25:31

Kediaman Tuan Muda Pertama.

“Nyonya. Li Li datang untuk menghadap.”

Zhu Mingyue memalingkan tatapannya dari buku yang sedang dia baca. Menatap wajah Li Li yang menyedihkan itu. Dia tersenyum tipis, “Bagaimana? Apakah kau nyaman bekerja dengan Nyonya Muda Keempat?”

Li Li menunduk, “Majikan yang dipilih Nyonya Muda untuk saya sudah pasti adalah bentuk kebaikan Nyonya Muda pada saya. Mana mungkin saya berani berkata tidak nyaman.”

Zhu Mingyue terkekeh, tangan lentiknya menutupi mulutnya dengan anggun. “Jadi, menurutmu, lebih nyaman bekerja denganku atau dengan Nyonya Muda Keempat?”

“Saya tidak berani memilih. Nyonya Muda yang sudah memberikan kehidupan baru kepada saya, sedangkan Nyonya Muda Keempat adalah majikan baru pilihan Nyonya Muda. Saya nyaman bekerja dengan siapa pun selama Nyonya Muda yang memilihnya.” Li Li menjawab dengan mantap.

“Informasi apa yang kamu dapatkan hari ini?” tanya Zhu Mingyue.

“Nyonya Muda Keempat lebih menyukai kesendirian, dan suka melakukan pekerjaan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 166 : "Membuatmu Hanya Menatapku."

    Esok paginya, Xue Ningyan duduk sendirian di paviliun sambil menyulam. Dia selalu membuat bentuk yang sama setiap kali memegang alat-alat itu. Sekuntum bunga osmanthus yang berwarna kuning segar yang cantik dan indah itu adalah bunga kesukaan ibunya. Namun karena di kediaman ini tidak ada taman bunga, Xue Ningyan perlahan mulai kesulitan karena tidak melihat contoh langsung saat membuat sulamannya.Walau pun kesalahan kecil tidak terlihat, pasti hasilnya akan sangat bagus kalau ia menyulamnya berdasarkan bunga asli yang terlihat di depan mata. Xue Ningyan bertanya-tanya kenapa kediaman ini tidak memiliki taman bunga? Padahal taman itu kan, objek indah yang harus ada di mana pun manusia berada. “Nona Xue, selamat pagi.” Gu Wan datang sambil membawa semangkuk obat. “Oh, Gu Wan. Selamat pagi.” Xue Ningyan kembali fokus pada kegiatannya. “Bunga osmanthus lagi, ya? Apa Anda tidak tertarik menyulam bunga lain juga?” Gu Wan meletakkan mangkuk obat itu di atas meja dan duduk di hadapan

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 165 : Ketika Pria Sedang Merasa Malu

    Pangeran Pertama berlari hingga ujung lorong untuk mengejar sosok itu. Dia tidak menyangka ada yang berani menyusup ke vilanya seperti ini. “Kau terang-terangan sekali.” Pangeran Pertama menggeram kesal. Saat sosok hitam di tengah gelap itu mulai terlihat, ia langsung menyambarnya dengan tangan kosong. Jeritan perempuan terdengar. Bola mata Pangeran Pertama nyaris keluar, terkejut karena orang yang dia pikir penyusup itu adalah Gu Wan yang dengan sengaja ingin mencuri dengar Pangeran Pertama yang berbicara sendirian di dalam kamar Xue Ningyan. “Hehehe …, Yang Mulia ….” Gu Wan menyeringai lebar seolah tidak bersalah. “Ke-kenapa kau mengendap-endap begitu?! Aku jadi salah paham!” Pangeran Pertama berseru tertahan supaya teriakannya tidak terdengar hingga ke kamar Xue Ningyan. “Hehe …,” Gu Wan terkekeh pelan. “Kalau begitu …, sa-saya mau kembali ke kamar. Selamat malam, Yang Mulia. S-semoga Anda bermimpi indah.”Gu Wan berlari tunggang-langgang meninggalkan Pangeran Pertama yang me

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 164 : "Lakukan Sandiwara Untukku"

    Malan harinya. Pangeran Pertama merebahkan diri di atas ranjang kamarnya. Menarik napas dalam-dalam, dan mengembuskannya perlahan. Ying Shi sudah berdiri di sampingnya, menunggu sebuah perintah. “Sekarang, masalah bisa terjadi kapan saja, Ying Shi. Shen Qi sudah mencurigaiku.” Pangeran Pertama bicara. “Apa yang Anda bicarakan dengannya?” tanya Ying Shi. “Tidak penting. Dia hanya mengajakku bermain catur hingga waktu berlalu selama dua jam. Kau pikirkan itu. Tidak mungkin dia datang hanya untuk bermain denganku padahal aku sedang begitu sibuk.” “Bodohnya aku malah melayaninya saja. Sialan. Dia pasti menyusupkan pengawalnya untuk menyisir seluruh Istana Selatan untuk mencari Xue Ningyan.” “Setelah mencari ke seluruh sudut Ibukota dan tidak bisa menemukannya, dia itu pasti berpikir bahwa hilangnya Xue Ningyan berkaitan denganku.” Ying Shi terdiam sejenak, lalu berkata, “Kebetulan saya tak sengaja melihat Zhong Li berkeliaran sendirian di Istana beberapa jam lalu. Tepatnya saat An

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 163 : Jiang Shuyi, Putri Marquis Pingnan

    Istana Selatan. “Yang Mulia, Nona Ketiga Jiang datang mengunjungi Anda.” Kepala Pelayan Istana Pangeran Pertama mengetuk pintu kamar Pangeran. Pangeran Pertama mendengus malas, “Katakan kalau aku sedang sibuk.” “Maaf, Yang Mulia. Saya sudah berkata demikian, tapi beliau tidak bersedia meninggalkan Istana Selatan.” Pangeran Pertama menghela napas panjang, “Haah, anak itu merepotkan sekali. Putri Ketiga Marquis Pingnan, Jiang Shuyi baru saja tiba di Ibukota kemarin lusa. Wanita yang terkenal dengan wibawa dan keanggunan serta sopan santun yang sangat baik itu dirumorkan sangat jatuh cinta pada Pangeran Pertama. Di Ibukota ini, lebih sulit menemukan orang yang tidak tahu tentang rumor itu saking terkenalnya. Setidaknya itu mulai menyebar tiga tahun lalu, Nona Jiang yang tidak pernah pergi dari perbatasan itu, diketahui selalu mengirim surat setiap bulannya untuk Pangeran Pertama. Tapi surat-suratnya itu tidak pernah dibuka sama sekali. Dan entah bagaimana mulai bocor hingga luar

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 162 : Yang Mulia Pangeran Pertama Yang Sesungguhnya

    “Sebentar!” Yang Ye memukul meja dan meletakkan semua kartunya di sana.“Kenapa? Kau keberatan bermain satu kali lagi denganku?” Shen Qi menaikkan sebelah alisnya dengan santai. Yang Ye menggertakkan gigi, ‘Ini benar-benar pernah terjadi. Saat bermain lompat kuda dengannya, dalam tujuh ronde, dia sama sekali tidak pernah menang. Dan aku benar-benar meremehkannya sampai mempertaruhkan semua uangku. Tapi malah dia meraih kemenangan berlipat-lipat di akhir permainan. Ini benar-benar terulang.’ ‘Bagaimana ini? Jika benar-benar kalah, dia akan menanyakan informasi rahasia yang selama ini selalu disembunyikan oleh Ayah. Dan aku pasti akan dianggap tidak kompeten.’ Yang Ye memejamkan mata, menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. “Kemarikan kartu Anda, Tuan Kepala Biro. Saya akan kembali mengacaknya dan melakukan pembagian ulang.” “Silakan.” Shen Qi menyerahkan tumpukan kartu yang didapatnya. Yang Ye terus menatap wajah Shen Qi yang masih saja datar dan terlalu santai. Dia t

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 161 : Strategi Tujuh Tahun Lalu

    “Apa yang kau inginkan?” “Mari saling bertaruh dengan informasi rahasia.” Yang Ye menautkan tangannya sambil berpangku tangan di atas meja. Shen Qi kehilangan kata-kata, menatap meja kartu di depannya. Sungguh informasi apa yang diinginkan Yang Ye darinya sampai membuat taruhan seperti itu? Atau justru sebaliknya. Yang Ye sudah tahu kalau Shen Qi mengincar informasi rahasia darinya, dan mencoba menjebaknya dengan permainan judi seperti ini?“Tuan Kepala Biro, Anda pasti mengerti situasi saya sekarang, kan? Saya membuat kesepakatan seperti ini karena saya juga harus melindungi informasi penting yang dipercayakan kepada saya. Tapi saya juga tidak mau uang saya dikuras oleh Anda.”“Kalau Anda menang dan meminta sebuah informasi dari saya sebagai ganti uang taruhan, tentu saja saya tidak punya pilihan selain memberitahukannya pada Anda.” “Tuan Kepala Biro, Anda tidak bisa menganggap permainan ini hanya sekadar permainan jebakan saja. Saya benar-benar mempertaruhkan informasi terpenti

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 160 : Satu Nama Yang Terlupakan

    Kediaman Tuan Muda Keempat. Shen Qi duduk di meja kerjanya tanpa melakukan apa pun padahal pekerjaannya banyak. Tumpukan dokumen berserakan di atas meja. Tinta terlihat kering dan kuas masih sangat bersih. Buku-buku catatan menumpuk di lantai. Zhong Li masuk ke dalam ruangan itu, raut wajahnya tidak terlihat baik. Terus tertunduk seolah berat untuk mengatakan sesuatu. Shen Qi menatap kosong ke arahnya, “Masih belum ditemukan juga?” Zhong Li menghela napas pelan, “Ya, Tuan Muda.”Sejak minggu lalu, Shen Qi disibukkan dengan pekerjaan seolah-olah tidak mengizinkannya ikut campur dalam percarian Xue Ningyan. Tang Yan semakin gencar menyelidiki masalah Aliansi Gelap setelah Lin Jingwei, Kepala Biro Informasi kembali mengirim surat tentang kasus yang berkaitan dengan mereka. Hari ini, pada jam ini, seharusnya Shen Qi pergi ke Gedung Quli untuk bertemu Yang Ye. Dan mencapai kesepakatan pekerjaan dengan Kanselir yang seharusnya tidak berkaitan dengan orang-orang pihak Pangeran Pertama

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 159 : Bagaimana Agar Xue Ningyan Membenci Shen Qi?

    Setelah pembicaraan mereka selesai, Pangeran Pertama kembali ke Istana Selatan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Xue Ningyan duduk di paviliun sendirian dengan suasana canggung yang dibuatnya sendiri. Matanya sesekali melirik Ying Shi yang hanya berdiri di dekatnya tanpa mengatakan apa pun. Sebelum pergi, Pangeran Pertama memberi tugas pada Ying Shi untuk menjaga Xue Ningyan dari dekat. Jadi Ying Shi tidak mengikutinya kembali ke Istana Selatan. Saat itu, dia mengatakan, “Gu Wan selalu lama kalau pergi ke pasar karena banyak hal yang harus dibeli. Apalagi sekarang ada kau, jadi pasti harus membeli beberapa barang yang sebelumnya tidak ada.” “Kau pasti bosan kalau menunggunya sendirian. Jadi aku meninggalkan Ying Shi di sini untuk menjagamu. Ah …, aku juga akan mempekerjakan beberapa pelayan wanita untukmu.” Xue Ningyan menghela napas panjang. Sepi dan sunyi sekali. Tidak ada bedanya antara sendirian atau ada Ying Shi. Sama-sama membosankan. Dia menatap peralatan menyulamnya.

  • Dipaksa Menikahi Tuan Muda Kejam   Bab 158 : Dia Itu Tidak Tulus

    Brak!Pintu kamar sudah kembali terbuka dengan kencang. Xue Ningyan berdiri mematung saat benar-benar melihat Pangeran Pertama di depannya. Pangeran Pertama tersenyum, “Kau merindukanku, ya? Ningyan.”Xue Ningyan buru-buru merendahkan tubuhnya dan memberi salam, “Selamat datang, Yang Mulia ….” Matanya melirik Ying Shi, orang yang selalu ada di sisi yang Mulia itu seperti bayangan, berpakaian hitam dan hanya diam. “Terima kasih …, kenapa kau menungguku? Apakah ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?” Pangeran Pertama mendekat dan membantu Xue Ningyan kembali berdiri tegak. “Apakah Anda sibuk belakangan ini?” tanya Xue Ningyan. “Ah …, aku memang selalu sibuk setiap hari. Tapi sepertinya satu minggu terakhir aku benar-benar sibuk sampai sulit mengosongkan jadwal.” “Aku punya waktu untuk kembali sebentar karena pejabat yang akan menemuiku di jam ini membatalkan janji karena sesuatu yang mendesak.”“Haha …, rasanya sedikit menyebalkan, tapi aku tidak marah karena jadi punya waktu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status