Home / Rumah Tangga / Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan / BAB 05 : KONTRAK PERNIKAHAN

Share

BAB 05 : KONTRAK PERNIKAHAN

Author: Langit Parama
last update Last Updated: 2025-05-16 21:41:25

Bola mata Savana membelalak, ia masih terpaku. Punggung tangannya terasa panas, seolah ciuman tadi baru saja terjadi. Ia menunduk, menahan debaran dadanya yang kacau.

“Sekarang sudah percaya kan, kalau aku mencintai Savana?” suara Daryan terdengar mantap, ditujukan pada Ajeng.

Ajeng menatapnya tajam, wajahnya memerah karna amarah. “Dasar gila! Kalian pikir ini sinetron?!” serunya sebelum membalikkan badan dan keluar dari ruangan.

Setelah pintu tertutup, suasana menjadi hening. Daryan menarik nafas panjang, lalu duduk tanpa menatap Savana sedikit pun.

Savana masih belum bisa bicara. Tapi pikirannya sudah mulai dipenuhi pertanyaan yang lebih dalam.

“Tidak usah dipikirkan ucapan ibuku, lagipula nanti kita tidak tinggal bersama dia,” ucap Daryan, suaranya berat dan tatapannya datar tanpa ekspresi.

Savana mengangkat kepalanya, menatap pria itu sebelum mengangguk kecil. Sejujurnya, bukan itu yang membuatnya kepikiran melainkan kecupan di punggung tangannya tadi—sensasi bibir tebal dan panas pria itu di kulit tangannya masih terasa.

Tanpa banyak bicara lagi, Revanza lantas mengeluarkan sebuah map coklat dari dalam tasnya. Kemudian, ia meletakannya di hadapan Savana setelah mengeluarkan dua lembar kertas dari dalam map coklat tersebut.

Sementara Savana mengerutkan kening bingung, tak paham maksud dari dua lembar kertas di hadapannya itu—matanya berkedip dua kali mencoba memahami. Belum sempat dia bertanya, Daryan lebih dulu membuka suara.

“Dan satu lagi,” ucap Daryan tiba-tiba, membuat Savana mendongak. "Kamu tahu alasan saya mengajak kamu bertemu di sini?" tanya Daryan, suaranya penuh misteri, membuat Savana tercekat.

Refleks, kepala Savana menggeleng meskipun ia tahu ini masih berkaitan dengan pertemuan kemarin tentang pernikahan mereka. Namun, kata-kata Daryan selanjutnya bagaikan petir di siang bolong, membuat Savana tercengang seketika.

“Pernikahan ini hanya kontrak, Savana. Bukan sungguhan. Tidak ada cinta, tidak ada ikatan. Semua yang akan saya lakukan nanti, hanya untuk memenuhi syarat kontrak.”

Savana menelan ludah. Hatinya terasa aneh—kosong, sekaligus berat. Dia teringat pada senyum tipis Daryan saat mengajaknya bicara tadi, pada nada suaranya yang nyaris hangat ... pada kecupan di punggung tangannya. Ternyata—

Semua itu cuma akting?

Ia ingin bertanya, ingin protes. Tapi kata-kata itu tercekat di tenggorokan, sulit untuk keluar. Tatapan tajam Daryan membuatnya bungkam.

“Silahkan dibaca dulu, Savana. Setelah itu kalau kamu setuju dengan ketentuan di dalamnya, boleh langsung ditandatangan,” Revanza menyela, mengulurkan pulpen ke hadapan Savana.

Savana membasahi bibirnya sebelum menarik kertas itu lebih dekat, dia tidak paham soal surat seperti ini tapi dia tetap membaca dan mulai mencerna sendiri tulisan-tulisan di dalamnya.

Perjanjian di dalamnya tentu berisi perjanjian pernikahan kontrak dan ketentuan yang tidak boleh dilanggar oleh kedua belah pihak.

1. Pernikahan hanya formalitas, berlangsung selama satu tahun terhitung dari tanggal penandatanganan.

2. Kedua belah pihak akan tinggal di rumah yang sama, tapi menggunakan area pribadi masing-masing dan dilarang masuk ke kamar pihak lain tanpa izin.

3. Kedua belah pihak bebas menjalin hubungan dengan orang lain di luar pernikahan selama tidak menimbulkan skandal publik.

4. Tidak ada kewajiban untuk memenuhi tugas sebagai suami atau istri, baik secara fisik maupun emosional.

5. Kedua belah pihak tidak diperkenankan mencampuri urusan pribadi, pekerjaan, atau keluarga satu sama lain.

6. Jika salah satu pihak ingin mengakhiri kontrak sebelum waktunya, maka harus membayar penalti senilai 5 miliar rupiah, ini berlaku juga jika isi kontrak bocor ke publik.

7. Keuntungan yang diperoleh, pihak laki-laki menikah demi reputasi dan pihak perempuan demi biaya kuliah sampai lulus serta satu anak perusahaan untuk orangtua laki-laki pihak perempuan.

Savana menghela nafas panjang sebelum meletakan kembali surat itu ke atas meja, jantungnya seketika mencelos karna kenyataan bahwa ayahnya ingin menjualnya itu bukanlah sekadar mimpi belaka.

“Pak Daryan, jadi biaya hidup saya gimana? Kita bakal tinggal bareng, kan?” tanya Savana pelan, agak kikuk.

Daryan tertawa pelan, lalu mencondongkan tubuhnya ke depan. “Saya yang akan tanggung semuanya. Biaya makan, tempat tinggal, kuliah, jajan kamu, bahkan skincare kamu sekalipun ... saya yang urus.”

Savana terdiam. Bukan karna terharu tapi lebih karna bingung. “Tapi—“

“Kamu tidak perlu mikir yang aneh-aneh. Saya melakukan ini karna mau bagaimana pun kamu istri saya, walaupun secara kontrak. Anggap saja ini ganti rugi karna kamu harus menikah muda gara-gara saya.”

Mata Savana membulat, tenggorokannya terasa kering. Hatinya teriris mendengar ucapan Daryan yang blak-blakan, pria itu seolah menegaskan dirinya tak lebih dari sekadar alat transaksional.

“Saya tidak suka jika sampai istri kontrak saya masih memikirkan soal uang, apalagi sampai minta. Itu tanggung jawab saya,” lanjut Daryan, nadanya seperti bos yang tidak suka di bantah.

Revanza melirik ke arah Daryan dengan ekspresi terkejut. Ia yang berdiri di dekat mereka sampai mengangkat alis, seolah tidak menyangka Daryan akan langsung bicara seperti itu. Sedangkan Savana hanya sanggup mengangguk pelan—tak bisa berkata-kata lagi.

“Jadi, mulai sekarang, apapun yang kamu butuhkan, tinggal bilang ke saya. Tidak usah pakai kode-kode, atau malu-malu. Kita sudah menanda tangan kontrak, artinya saya juga harus penuhi bagian saya.”

Savana masih menunduk, namun pipinya mulai memerah. Dia tidak tahu harus senang, bingung, atau justru takut karna Daryan terdengar sangat serius.

“Kamu keberatan?” tanya Daryan seraya mengulas senyum miring yang sialnya membuat pria itu bertambah tampan berkali-kali lipat.

“Gak sama sekali, cuma ...,” Savana menggigit bibirnya kuat sebelum membuka suara. “Saya juga mau nambah isi kontraknya. Boleh?”

Daryan menaikan sebelah alisnya, ia melirik Revanza sekilas sebelum mengalihkan pandangannya lagi pada Savana.

“Silahkan,” ujarnya datar.

Savana melipat kedua tangannya di atas meja dan menatap Daryan dengan serius. “Saya mau menambahkan jika pihak A suatu hari jatuh cinta sama saya, atau ... tiba-tiba ingin melakukan hubungan suami istri. Maka pihak A harus membayar sebesar lima miliar untuk harga tersebut!”

Daryan terdiam. Sebelum akhirnya terkekeh. “Kamu pikir saya bakal jatuh cinta sama kamu?”

“Saya cantik, pintar, dan yang terpenting masih perawan,” jawab Savana sedikit menantang meski takut. Ia lalu mengedikan bahu, “Kita kan ga tahu kedepannya, siapa tahu kan?”

“Baiklah,” Daryan mengangguk pelan, tatapannya dingin juga serius. “Tapi saya juga punya persyaratan terakhir,” ucapnya seraya menyandarkan punggungnya ke kursi, kedua tangannya terlipat di dada. “Jika pihak B yang justru gagal menjalankan kesepakatan ini, termasuk tidak mampu bertahan, atau ... memutuskan untuk mundur sebelum waktu yang di tentukan. Maka pihak B wajib menghentikan seluruh aktivitas akademik dan mengembalikan semua pemberian dari pihak A, lalu pergi menjauh dari pihak A untuk selamanya.”

Savana menatap pria matang itu, keningnya berkerut—tangannya gemetar di bawah meja.

“Kok kayak ancaman, sih?”

“Bukan ancaman. Tapi konsekuensi,” Daryan tersenyum tipis. “Kamu yang minta main kontrak, kan?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Soes Susiani
Sekarang kok marak cerita kawin kontrak ya... apa di kehidupan nyata begitu juga...?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 425 : Season 2 - Mandi bersama

    “Apa, Mas?!” Savana berseru kaget, ketika sang suami menginfokan kalau ibu kandung Darell telah dipindahkan tempat persembunyian oleh Sagara. “Darell tahu?” Savana bertanya, menatap sang suami yang duduk di sebelahnya dengan serius. Saat itu, mereka berdua makan malam bersama. Hanya berdua, karena Darell dan Elvara pergi honeymoon ke Maldives. “Tentu saja Darell tidak tahu,” kata Daryan dengan suara tenang. “Aku tidak mau dia kepikiran, dan rencana liburannya jadi ditunda.” “Bener juga sih, Mas.” Savana menunduk sejenak, menatap makanan yang sudah berkurang sedikit. “Kasihan banget, ya? Aku malah jadi bayangin posisi Darell jadi posisi Elvano.” Daryan seketika melayangkan tatapan dingin pada sang istri. “Selama ada aku, kamu gak akan ngerasain hal kayak gitu, sayang.” “Iya, Mas. Aku percaya.” Savana menyahutnya dengan senyuman kecil, lalu kembali fokus. “Tapi

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 424 : Season 2 - Maldives

    “Sayang, masih lama ya mau sampe?” tanya Elvara yang tengah bergelayut di lengan kekar sang suami yang duduk di samping jendela. Darell melirik sang istri dengan senyum kecil. “Sebentar lagi. Kamu tidur saja, nanti saya bangunkan kalau sudah sampai.” “Tapi aku baru bangun. Kamu malah suruh aku tidur lagi,” gadis itu mendongak, sementara bibirnya mencebik gemas membuat sang suami terkekeh pelan. “Ya udah, kalau gitu ngobrol hal random aja,” kata Darell pada akhirnya. Keduanya mulai mengobrol soal keindahan Maldives. Yang ternyata Darell sudah pernah ke sana, sedangkan Elvara baru pertama kali dan perginya bersama sang suami. Pesawat akhirnya mulai menurunkan ketinggian setelah lima jam perjalanan, terdengar suara lembut pramugari yang mengingatkan para penumpang untuk mengenakan sabuk pengaman. Dari jendela, hamparan laut biru kehijauan mulai tampak di bawah s

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 423 : Season 2 - Berangkat honeymoon

    Satu minggu berlalu, dan hari ini Darell dan Elvara akan pergi liburan—lebih tepatnya honeymoon yang pernah tertunda. Tentu saja ke Maldives. Tempat yang sangat cocok untuk dijadikan tempat liburan sekaligus honeymoon berdua. “Siap, sunshine?” tanya Darell sembari mengancing kemejanya. Tatapannya lurus pada sang istri yang masih sibuk merias wajah. “Belum, sebentar lagi,” jawab Elvara singkat, tanpa menoleh. Darell tersenyum kecil, menghampiri istrinya dan berdiri di belakang punggung Elvara. “Sudah cantik,” puji Darell tulus. “Oh ya? Masa?” balas sang istri dengan nada menggoda, sambil tangannya memperbaiki tatanan rambutnya. Darell tanpa aba-aba langsung memeluk sang istri dari belakang, dan mengecup pipinya lembut. “Sudah cantik, sangat cantik, dan paling cantik,” bisik Darell pelan. Elvara men

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 422 : Season 2 - Unboxing

    Malam itu, Amel yang sebenarnya mulai tidak nyaman tinggal di rumah Sagara memutuskan untuk pergi malam ini juga. Namun gadis itu bingung harus mengatakan bagaimana. Bukan karena tidak ada Darell di sana, tapi dia kurang menyukai Sagara setelah insiden Darell. Apalagi, ternyata pria itu tidak benar-benar lumpuh. Entah apa tujuan pria itu pura-pura sakit dan harus menggunakan kursi roda. Saat makan malam bersama, Amel ingin menyampaikan hal tersebut. Tapi entah kenapa lidahnya mendadak kelu, tak bisa mengatakan apa-apa. “Mel ....” Sagara memanggil, membuat Amel tersentak kaget dan langsung menatap pria itu dengan bola mata membulat. “I-iya, kak?” sahutnya gelagapan. “Dari tadi kamu sepertinya sedang memikirkan sesuatu yang rumit. Apa kira-kira?” tanya Sagara dengan suara beratnya. Amel menggeleng cepat. “Nggak, kok.” S

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 421 : Season 2 - Berkomitmen

    “Adik Anda sejak pagi tadi, sekitar pukul enam, sampai sekarang masih berada di rumah Tuan Daryan,” lapor Aksa hati-hati, menunduk dalam di hadapan majikannya. Sagara, yang duduk di balik meja kerjanya, menghentikan sejenak ketikan di papan komputer. Jemarinya yang tadi lincah kini terdiam. Pandangannya menajam pada layar monitor, lalu bergeser perlahan ke arah Aksa. “Masih di sana?” suaranya tenang, tapi dingin—terlalu tenang sampai membuat udara di ruangan terasa menekan. Aksa mengangguk cepat. “Iya, Tuan. Bahkan—” ia menelan ludah gugup, “—Tuan Darell juga masih di sana.” Sudut bibir Sagara terangkat miring, membentuk senyum yang sulit diartikan. Ia memutar cincin di jari telunjuknya pelan. “Bagus,” gumamnya rendah. “Biarkan mereka menikmati ketenangan sementara, sebelum badai berikutnya datang.” Aksa kembali mengangguk. “Ada yang haru

  • Dipaksa Nikah, Malah Kecanduan   BAB 420 : Season 2 - Anak di luar nikah

    “Pa-palsu? Palsu gimana maksud kamu?” bola mata Elvara membulat kaget. “Iya, surat itu palsu,” Darell bangkit dari duduknya. “Segera gunakan pakaian kamu, jangan buat Papa sama Mama nunggu kelamaan untuk sarapan.” Setelah mengatakan itu, Darell meninggalkan kamar Elvara—membuat sang istri penasaran setengah mati maksud dari perkataan Darell. Setengah jam kemudian, Elvara keluar dari kamarnya setelah berganti pakaian dan sisa waktunya dihabiskan untuk menimbang—apakah harus keluar kamar atau tidak. Dan ketika dirinya tiba di meja makan. Di sana kedua orang tuanya, Daryan dan Savana sudah duduk menunggu. Sedangkan sang suami— “Sudah selesai, El?” Darell muncul dari balik punggung Elvara, langkahnya tenang namun cukup membuat gadis itu menoleh kaget. Tanpa banyak bicara, ia langsung menarik salah satu kursi di meja makan. “Silakan duduk,” uc

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status