Share

24. Tanda Merah

Setelah beberapa saat lamanya, terdengar pintu lift terbuka. Dea segera mendorong dada bidang milik Bian dan kemudian kabur terlebih dahulu.

Bian merasa gemas dengan sikap Dea, ia mencoba mengejar istrinya tersebut. Namun tiba-tiba ponselnya berdering hingga ia harus mengangkat telepon itu.

"Baik. Terima kasih."

Setelah berbicara di dalam telepon, Bian berjalan menuju ruangannya. Di saat itu ia melihat Dea yang seolah sibuk dengan pekerjaannya.

CEO tampan itu menaikkan sebelah alisnya. Untuk sejenak ia tidak ingin mengganggu istrinya.

Dea merasa lega. Ia mengintip dari balik komputernya jika Bian telah memasuki ruangan CEO.

"Kak Bian benar-benar menyebalkan."

Dea memegangi dadanya. Jantungnya berdetak sangat kuat. Gadis itu memilih untuk membuat minuman di pantry.

Dea sengaja membuat kopi agar kedua matanya tidak merasakan kantuk. Ia mengaduk seduhan kopinya dengan semangat.

"Apakah kau hanya akan membuat satu gelas saja?" ucap Bian yang tiba-tiba berdiri di belakang Dea.

"Kak Bian? S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status