Share

bab 26

last update Last Updated: 2025-06-18 03:02:42

Bab 26

Usai mendengarkan penjelasan dari Bu Nia mengenai kebenaran yang selama ini terkubur begitu dalam, Ayah menunduk, napasnya pendek dan memburu. Sementara itu, Ibu yang tidak dapat menahan emosinya langsung mendorong Bu Nia hingga memojokkannya ke tembok.

"Iblis seperti apa yang telah menguasai hati kalian sehingga kalian berdua tega melakukan semua ini pada kami?! Bu, apa Ibu tahu seberapa terpuruknya kami selama ini? Betapa putus asanya kami setelah mengetahui bahwa Azmina telah tiada?!" Ibu menangis, suaranya serak menahan amarah.

Bu Nia membuang wajah. Mengerutkan keningnya, wajahnya kelihatan sangat kesal. "Saya tidak tahu apa-apa! Kalau mau menyalahkan, ya, salahkan saja kakak saya! Toh saya hanya diberi tahu kebenarannya setelah dia melakukan itu!" hardiknya dengan suara keras.

Ibu kaget mendengar jawaban dari Bu Nia. "Anda tidak merasa bersalah? Anda pikir kehilangan anak selama adalah hal remeh? Anda juga wanita, kan? Pernah melahirkan, pernah juga memiliki anak,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   bab 26

    Bab 26 Usai mendengarkan penjelasan dari Bu Nia mengenai kebenaran yang selama ini terkubur begitu dalam, Ayah menunduk, napasnya pendek dan memburu. Sementara itu, Ibu yang tidak dapat menahan emosinya langsung mendorong Bu Nia hingga memojokkannya ke tembok. "Iblis seperti apa yang telah menguasai hati kalian sehingga kalian berdua tega melakukan semua ini pada kami?! Bu, apa Ibu tahu seberapa terpuruknya kami selama ini? Betapa putus asanya kami setelah mengetahui bahwa Azmina telah tiada?!" Ibu menangis, suaranya serak menahan amarah. Bu Nia membuang wajah. Mengerutkan keningnya, wajahnya kelihatan sangat kesal. "Saya tidak tahu apa-apa! Kalau mau menyalahkan, ya, salahkan saja kakak saya! Toh saya hanya diberi tahu kebenarannya setelah dia melakukan itu!" hardiknya dengan suara keras. Ibu kaget mendengar jawaban dari Bu Nia. "Anda tidak merasa bersalah? Anda pikir kehilangan anak selama adalah hal remeh? Anda juga wanita, kan? Pernah melahirkan, pernah juga memiliki anak,

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 25

    Bab 25 Bukankah dia … adalah wanita tua yang barusan kami lihat? Benar! Wanita tua dengan penampilan renta dan tatapan kosong itu, adalah Bu Minah? "Bu, apa benar ini adalah pengurus panti terdahulu?" tanya Ayah untuk memastikan. "Saya tidak menyangka bahwa dia sudah, maaf, setua ini." Bu Nia menjawab pertanyaan Ayah dengan tenang tanpa nada tersinggung, dia paham betul dengan situasi sekarang, karena beberapa orang tua yang datang lagi untuk mencari anak mereka sangat terkejut dengan keadaan Bu Minah sekarang. "Apa Bapak ingat tahun berapa tepatnya Bapak menitipkan anak di panti asuhan kami? Dan, coba ceritakan lebih detail mengenai penitipan anak yang dulu Bapak dan Ibu lakukan," pintanya. Bapak setuju. Dia menjadi perwakilan kami untuk menjelaskan mengenai Azmina. "Oh, iya. Maaf. Sebelumnya saya hanya mengatakan bahwa saya menitipkan anak bernama Azmina. Saya akan jelaskan lebih detail." Sekilas, aku melihat Ayah melirik pada Ibu. Tatapannya meminta persetujuan, Ibu m

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   bab 24

    Bab 24: "Sayang, bisa bantu Ibu untuk menyiapkan sarapan?" Ibu masuk kamarku setelah mengetuk pintu. Kegiatan mengaji pagi ini aku selesaikan dengan cepat. "Oh, sedang mengaji, ya? Apa Ibu mengganggu kamu, Nak?" Ibu mengerutkan kening. Mungkin Ibu merasa telah mengganggu waktuku bersama Tuhan. "Tidak, kok. Aku sudah selesai. Hari ini mau masak apa untuk sarapan?" "Yang simpel saja, Nak. Bahan makanannya juga sudah sedikit. Setelah sarapan, ayo, ikut Ibu ke pasar." Aku mengangguk semangat, melepaskan mukenaku kemudian memakai kerudung blouse yang nyaman dan simpel karena ada Yudha di rumah. "Ya sudah, ayo, kita ke dapur." Aku mengekori Ibu. "Bu, Dokter Pram bilang Yudha bisa makan seperti biasa jika keadaannya sudah membaik," ujarku ketika Ibu menyodorkan sekantong plastik wortel untuk dipotong. "Jadi, Ibu tidak perlu membuatkan bubur untuknya lagi?" Ibu berhenti menyiapkan panci besar untuk membuat bubur. Meski lebih praktis untuk membeli di luar, Ibu tetap membuatkan

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 23

    Bab 23“Ke-kenapa berhenti?” Dokter itu tidak menjawab, beliau memintaku untuk memastikannya sendiri.“Yudha ... kenapa napasnya berhenti?” Tanpa mendapatkan penjelasan lebih lanjut, Yudha dibawa menuju ruang UGD. Cukup lama aku menunggu sampai dokter keluar dari ruangan itu. "Dokter? Bagaimana keadaannya?" "Pasien selamat. Kami sudah memindahkan kamarnya ke ruang inap nomor 102." "Alhamdulillah. Jadi, dia baik-baik saja kan, Dok? Tapi, tadi napasnya ...." "Jangan khawatir. Dia hanya mengalami kondisi di mana pasien mengalami pemberhentian napas sejenak, selebihnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan kecuali luka-lukanya." Dokter pergi setelah menjelaskan semua itu. Tubuhku terduduk lesu di lantai dingin rumah sakit. Satu hal yang aku syukuri adalah, "Yudha masih hidup!" Meski akhirnya …. Dua hari lamanya aku menunggu Yudha sadar, sampai akhirnya di satu sore Allah mendengar pinta yang selalu kugaungkan. Yudha sadar!Akan tetapi, dada ini terasa sesak saat mendengar nama or

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 22

    Bab 22Semua kejadian berlalu dengan cepat sejak kerusuhan itu. Yudha juga jarang sekali masuk kantor. Kalau pun datang, hanya sebentar untuk menandatangani laporan atau mengecek ke HRD.Aku tahu apa yang tengah Yudha lakukan, beberapa kali aku mengikutinya dan semua sama, Yudha berhenti di sebuah apartemen yang sama. Entah siapa yang dia temui di sana dan urusan apa. Hari ini, aku meminta Yudha untuk datang ke kantor karena ada sesuatu yang urgen dan harus segera diselesaikan. Dia mengiyakan. Tepat pukul 10.00 WIB Yudha datang dengan tergesa. Kemejanya agak sedikit lecek dengan rambut yang sudah mulai sedikit gondrong. Duh, ingin rasanya aku mengurus semua keperluanmu, Yudh, tetapi apalah daya aku hanya kau pandang sebelah mata.“Apa ada yang urgent, Tiara?” tanyanya padaku seolah perusahaan ini tidaklah terlalu penting baginya. Padahal, sebelumnya aku tahu pasti bagaimana gigihnya Yudha memulihkan perusahaan peninggalan ayahnya ini yang waktu itu hampir saja tutup karena mengala

  • Ditalak Lima Menit Setelah Akad   Bab 21

    Bab 21PoV Tiara. Menurutmu, bagaimana rasanya mencintai seseorang dengan tulus selama bertahun-tahun tanpa balasan dengan perasaan yang sama? Bukankah rasanya menyakitkan? Menjengkelkan? Menyedihkan? Benar, perasaan seperti itulah yang setiap hari kurasakan ketika memandang wajahnya … dan ketika menyadari bahwa dia mencintai wanita lain. Aku merupakan sekretarisnya. Orang tuaku dan orang tuanya sudah menjalin pertemanan yang baik dan cukup lama. Semasa papanya Yudha masih hidup, beliau pernah mengutarakan keinginannya untuk menjadikan aku sebagai menantu. Namun, belum sempat niatnya terwujud, beliau telah lebih dulu berpulang.Aku bekerja dengan giat bagi kemajuan perusahaan. melakukan segala cara untuk mendapatkan perhatiannya. Mengubah cara berpakaianku menjadi lebih feminim, gaya bicaraku menjadi lebih lembut dan manis, bahkan rela bekerja lembur tanpa mendapatkan bonus. Semua itu demi menarik perhatiannya! Aku tidak peduli jika orang lain mengatakan bahwa aku terobsesi pada pri

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status