Share

4. Bersikap Adil

Author: Rafli123
last update Last Updated: 2024-11-11 21:46:21

"Bagaimana rasanya mbak? Aku hamil? Hamil anak mas Faris, lalu sebentar lagi kamu akan jadi gelandangan ups,' Rara, mencibir wanita bergamis nude. Begitu cantik bukan hanya parasnya tapi juga hatinya.

"Kalau begitu selamat. Aku akan pergi jika suamiku yang menginginkannya, dan kamu ternyata tidak sebaik saat di hadapan mereka." Ucap Fia, berlalu dari hadapan Rara.

"Kamu kaget? Untuk apa aku bersikap baik di hadapanmu? Pada akhirnya aku yang menjadi pemenangnya. Oke, kita lihat saja aku pastikan mas Faris menceraikan kamu, mbak." Cibir Rara.

"Aku tunggu sampai hari itu tiba. Jaga selalu anak yang ada dalam kandungan kamu, jangan sampai keluarga ini termasuk mas Faris tahu kalau anak yang ada dalam kandungan kamu itu bukan anak mas Faris. Itu akan membahayakan dirimu." Ujar Fia, tersenyum puas melihat wajah Rara yang pucat.

"Apa maksud kamu? Kamu pikir anak yang aku kandung ini anak orang lain?" kesal Rara.

"Kamu yang tahu semuanya. Anak siapa yang ada dalam kandungan kamu itu," lirih Fia di telinga Rara.

Rara menyembunyikan wajahnya yang pias, semula ia ingin membuat pelajaran pada kakak madunya. Siapa sangka kini rahasianya telah di ketahui nya. Melihat Faris turun dari tangga Rara menjentikkan jarinya.

"Mbak, aku cuma minta tolong buatkan aku sambal rujak, kenapa mbak bilang kayak gitu sama aku. Ini bukan kemauan aku, tapi anak mas Faris, anak kita juga mbak," lirih Rara di sela isak tangisnya.

"Rara, apa maksud kamu, hah?" tanya Fia, terkejut.

"Ada apa ini?" Faris, mendekati dua istrinya yang saling pandang.

"Mas, aku minta tolong sama mbak Fia, tapi, sepertinya mbak Fia —" isakny semakin menjadi. Tak lama Rara menceritakan jika dirinya meminta tolong pada Fia untuk membuatkan bumbu rujak. Tentu apa yang dikatakannya bohong.

"Fia, kenapa kamu berubah? Anak yang ada dalam kandungan Rara anakku, anak kita juga. Masalah sepele aja kamu tidak mau membantunya?" kesal Faris.

"Mas —"

"Cukup. Aku kecewa sama kamu Fia. Apa karena Rara yang lebih dulu mengandung sampai kamu tega menolak permintaannya? Dia ngidam Fia!" Faris begitu kesal pada Fia yang terlihat kecewa meski memilih diam.

"Sudah, mas, aku tahu apa yang di rasakan oleh mbak Fia. Biarkan saja, aku bisa menahannya kok," ucap Rara, lembut. Namun, tatapan permusuhan pada Fia.

"Gimana kalau mas yang bikin? Mas nggak mau kalau kamu ngidamnya nggak keturutan nanti anak kita ileran," bujuk Faris.

"Aku nggak mau mas. Aku cuma mau kalau mbak Fia yang membuatnya untukku," ucapnya manja.

Faris menatap wajah sendu istri pertamanya. Wanita yang begitu lembut tetapi kini sosoknya tak lagi membuatnya rindu.

"Apa kamu tidak mau melakukannya? Ini —" Faris terdiam, langkah Fia menjauh dengan cekatan membuat apa yang di inginkan Rara.

"Silahkan habiskan. Lain kali jika menginginkan sesuatu tidak perlu berdrama dulu. Dam kamu mas, aku kecewa sama kamu." Fia meninggalkan dua sejoli yang terdiam. Rara tersenyum penuh kemenangan berbeda dengan Faris yang merasa bersalah akan sikapnya pada Fia.

"Dek, maafkan aku. Aku benar-benar —"

"Pergilah dari kamarku, mas. Tempatmu bukan lagi di sini, tapi di kamar utama bersama wanita itu." Ucap Fia tanpa menolah pada Faris.

"Dia punya nama, Fia. Dia istriku sama seperti kamu. Mengertilah perasaan aku, aku anak yang di harapkan bisa memberikan penerus untuk keluarga ini. Kamu juga tahu alasannya," Faris tidak ingin di salahkan. Meski ia tahu seberapa besar kesalahan yang ia lakukan.

Berpegang teguh bakti seorang anak pada Ibu yang sudah melahirkan. Tanpa ia tahu jika yang di lakukan olehnya menghancurkan perasaan wanita lain.

"Aku, tahu. Tapi kamu tidak membicarakan lebih dulu padaku, mas. Kamu menikah diam-diam, tidak! Bukan itu, tapi kamu sudah berselingkuh sampai dia hamil. Kenapa kamu tega mas?" tanya Fia, memberanikan diri menatap manik hitam milik pria yang menjadi imamnya.

"Aku sudah lama mengenalnya dek. Rara adalah sahabat kecilku. Itulah kenapa aku setuju di jodohkan dengannya, selain itu Rara adalah wanita yang baik. Dia pantas menjadi ibu dari anakku," Faris tidak suka,

"Wanita baik, tidak mungkin menyakiti hati wanita lain." Lirih Fia, sarat ketegasan di setiap katanya.

"Dek, aku nggak mau berdebat lagi. Kamu cukup terima Rara sebagai madu kamu, aku yakin kalian akan hidup rukun dan aku janji akan bersikap adil pada kalian berdua." Tegas Faris tak terbantahkan.

"Adil? Apa kamu bisa mas? Mengenai wanita lain dalam rumah tangga kita. Jika kamu jujur aku sendiri yang mencari wanita yang baik untuk menjadi pendamping kamu mas. Bukan wanita seperti dia," ujar Fia, memilih duduk menjauh dari Faris.

"Dek, Rara namanya. Mas minta maaf, tapi kejadian tadi itu salah kamu. Walau bagaimanapun Rara tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan dapur. Apa lagi menyentuh kain pel, aku mau kamu membantunya. Istirahatlah sudah malam aku akan tidur di kamar Rara, dia mengandung anakku. Aku nggak tega dia tidur sendirian," Faris mengecup kening Fia, meninggalkan wanita itu begitu saja tanpa menunggu jawaban darinya.

'benarkah dia wanita baik, mas? Dia pandai mencari muka. Bahkan anak yang di kandungnya bukan anak kamu,' batin Fia.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ditalak Suami, Dinikahi Tuan Pewaris   61. Extra Part.

    Hari yang ditunggu tiba, pernikahan Poppy yang digelar secara sederhana, hanya mengundang tetangga dan saudara terdekat. Fia dan Erik serta kedua orang tua mereka hadir di acara spesial itu, memberikan selamat untuk Poppy dan Arman."Mbak, maafkan aku ya, maafkan semua kesalahanku di masa lalu. Aku..." Ucap Poppy di sela isak tangisnya."Aku sudah memaafkan semua kesalahan kamu. Sekarang waktunya kita membuka lembaran baru, selamat ya. Aku bahagia melihatmu seperti ini Poppy," jawab Fia dengan senyum hangat."Terima kasih, Mbak Fia. Aku benar-benar malu sama Mbak Fia," Poppy menundukkan kepala, merasa sedikit malu."Sudah ah, masa pengantin nangis, make-upnya jelek tahu! Tuh, lihat jadi luntur kan," Fia menggoda Poppy, membuat Poppy tertawa meskipun air matanya masih mengalir.Alangkah indahnya kebersamaan seperti saat ini. Fia, wanita yang menjadi kakak iparnya dulu, selalu dihina bahkan Poppy ikut andil mengusir Fia dan mendukung seorang pelakor. Namun, sekarang Fia telah memaafkan

  • Ditalak Suami, Dinikahi Tuan Pewaris   60. Ending.

    Tiga tahun kemudian, riuh suara yang terdengar hingga ke halaman depan. Erik yang baru saja keluar dari mobil mewahnya mempercepat langkahnya, di sana tiga orang yang begitu berarti dalam hidupnya tengah berjalan ke arahnya. Menyambut kedatangan, setelah lelah bekerja."Assalamualaikum kesayangan, ayah. Wah, rupanya sudah tampan dan cantik. Lalu, gimana kabarnya jagoan ayah dalam sana?" Erik mengecup perut Fia, kaku berpindah memeluk Al sesaat. Hingga Erik menikah ke arah samping Al, di mana sosok putrinya yang tengah merajuk dengan berlahan Erik meraih tubuh mungil itu membawanya dalam dekapan hangat tubuhnya."Apa putri ayah ini tengah merajuk lagi? Sayang maafkan ayah, hari ini ayah sibuk banget sampai ayah tidak sempat makan dan ponsel ayah sampai habis baterai," lirih Erik, berusaha menyentuh hati putrinya yang sejak siang tadi merajuk. Erik meminta bantuan pada Fia yang justru di sambut dengan mengangkat bahu acuh. "Aduh," keluh Erik, memegang perutnya."Ayah! Ayah sakit? Aban

  • Ditalak Suami, Dinikahi Tuan Pewaris   59. Kekecewaan Jordan

    "Apa maksudmu bicara seperti itu Poppy? Kamu lupa siapa yang di depan kamu ini, hah?" ucap Winda, geram melihat sikap dan tutur kata putri bungsunya."Tidak ada maksud apa pun, yang aku katakan ini benar kan? Aku bingung sebenarnya kami ini anakmu bukan sih mah? Kenapa mama ajarkan hal tidak baik pada kami? Lihat ayah yang selalu memberikan contoh yang baik, walau kami lebih patuh pada mama. Satu persatu kamu hancur dan itu karena keegoisan mama dan kamu mas!" Plak "Lancang kamu! Pergi dari sini, dasar anak tidak berguna!" usir Winda, tanpa merasa bersalah telah menampar dan kini mengusirnya."Tanpa di suruh, aku akan pergi dari sini. Dan kamu mas Faris, nikmati dinginnya penjara bersama mama," "Argk pergi kamu, pikirkan rumah tangga kamu yang hancur itu. Pantas saja suamimu memilih menikahimu secara sederhana nyatanya dia cuma seorang bajingan!""Aku begini karena ulah kalian berdua. Mas kamu lupa sudah mengkhianati mbak Fia, kamu menerima perjodohan dari mama dan lihat bagaimana

  • Ditalak Suami, Dinikahi Tuan Pewaris   58. Pelaku Utama

    Plak"Kenapa ayah menampar ku? Apa aku membuat ayah marah?" Faris, mengusap cairan merah di sudut bibirnya. "Menjijikan!" Umpat Jordan."Ck, sudahlah jangan ikut campur masalah ku dan Fia. Ayah, sebenarnya siapa yang anak ayah, aku atau Fia? Selama ini ayah tidak sedikit pun mendukung keinginanku, bukankah ayah menginginkan menantu ayah kembali?"Plak Sekali lagi Jordan menampar Faris. Jordan, ayah Faris, sangat marah ketika mengetahui kebenaran tentang Faris yang meminta syarat sebelum mendonorkan darahnya untuk Al. "Faris, apa yang kamu lakukan?! Kamu meminta syarat menceraikan Fia dari Erik sebelum mendonorkan darahmu untuk Al?!" Jordan berteriak dengan nada marah.Faris tidak peduli dengan kemarahan ayahnya. "Apa yang salah, Ayah? Aku hanya ingin Fia kembali kepadaku."Jordan tidak bisa percaya dengan jawaban Faris. "Kamu tidak memiliki hati! Anakmu sendiri membutuhkan darahmu, dan kamu meminta syarat seperti itu?! Kamu tidak layak menjadi ayah!"Faris tersenyum sinis. "Ayah tida

  • Ditalak Suami, Dinikahi Tuan Pewaris   57. Syarat

    "Mah, Al kecelakaan? Kapan, dan di mana? Apa tadi ayah yang memberi kabar? Sekarang gimana keadaannya, ayo kita ke sana mah!" Seru Faris panik."Mah?" sambung Faris, melihat Ibunya justru tenang."Sayang, duduk sebentar. Biarkan semua berjalan sesuai rencana, dan kamu sebentar lagi mendapatkan apa yang kamu inginkan, tunggu di sini," Faris menggeleng, bagaimana mungkin Ibunya bersikap tenang mendengar kecelakaan cucunya. "Mama, sadar akan ucapan mama?" tanya Faris, tak habis pikir."Sangat sadar. Faris duduk dan dengarkan kata mama, sejengkal lagi impian kamu untuk rujuk menjadi nyata. Fia akan menghubungimu dan meminta kamu untuk mendonorkan darah dan ..." Winda menjeda ucapannya, tersenyum kelicikan tercetak jelas di bibirnya."Jadi ini semua karena ..." "Ya, mama yang melakukannya. Kamu tenang tidak ada yang melihat dan itu melalui orang suruhan mama, dan kamu pun menyetujuinya.""Ya, tapi aku tidak setuju kalau mama mencelakai Al, dia anak aku mah!" "Sudahlah, kamu yang member

  • Ditalak Suami, Dinikahi Tuan Pewaris   56. Rencana Kedua

    "Faris? Kamu sudah pulang?" Winda mengerutkan keningnya, melihat sang putra pulang lebih awal. Mengingat baru sehari kembali bekerja di perusahaan yang berada di luar kota namun kali ini anak sulungnya sudah ada di depan pintu di jam makan siang."Bisa geser mah? Aku lelah," ucapnya lirih, sarat akan kekesalan yang terpendam."Tunggu, wajah kamu kenapa lebam begitu?" Winda menahan tubuh Faris, hal itu semakin membuat pria tampan itu semakin kesal."Mah, bisa minggir tidak?!" Winda menggeser tubuhnya, membiarkan anaknya masuk. "Mama ambilkan air minum dulu," Winda gegas ke dapur, mengambil air putih untuk putranya."Minumlah, setelah itu jelaskan pada Mama apa yang terjadi. Kenapa kamu pulang dengan wajah bonyok semua kayak gini, kamu berantem sama siapa?""Bisa diam mah? Aku lelah, aku pusing, pulang mau tenang!" seru Faris, Winda menghela napas melihat sikap Faris."Baiklah, mama akan diam. Kamu mau makan sekarang? Biar mama siapkan,""Tidak perlu!" Faris meninggalkan Winda begitu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status