Share

Bab 2

Ting!

Pintu lift terbuka bersamaan dengan Mark yang sudah babak belur.

Puas, Livy pun langsung keluar dan menuju ke tempat parkir.

Setidaknya, ada pencapaian yang diperolehnya hari ini: memukul Mark!

Gadis itu pun segera menyalakan mesin motornya, Livy langsung melesat pergi meninggalkan apartemen.

Hanya saja, bayangan masalah antara dirinya dan Marcho membuat Livy menghela napas panjang.

"Sepertinya, aku harus mencari pekerjaan baru kali ini!" gumam Livy dalam hati.

***

“Kamu kenapa?”

Begitu tiba, Livy tampak datang dengan wajah mengenaskan, Cintya mengerutkan kening bingung.

"Aku sudah berhasil bikin Mark Lim babak belur!" 

"Bagus, dong! Kalau perlu, sampai mati sekalian karena aku sudah gak sudi lagi punya calon suami kayak dia!" balas Cintya berapi-api mengingat pernikahannya yang akan digelar 2 bulan lagi harus berakhir seperti ini hanya karena Mark selingkuh di belakangnya.

“Terus kenapa kamu lesu begini?”

"Tadi, aku sempat salah masuk ke apartemen orang."

Cerita Livy kali ini membuat Cintya mengerutkan dahinya. "Lah? Bukannya kamu menghabisi Mark Lim di Apartemen Nomor 243 kan?" 

"Bukan, Cint. Aku menghabisi dia di lift dan aku justru masuk ke dalam Apartemen Nomor 234," jawab Livy yang kemudian menceritakan apa yang terjadi di apartemen tersebut.

Mulai dari ia mengaku hamil anak Marcho sampai saat ia melakukan pembelaan diri agar terlepas dari Marcho.

"Marcho?" gumam Cintya, “Bukannya itu Bosmu di Mc Energy!" 

Livy mengangguk sembari memijit kepalanya yang mulai berdenyut.

Perjalanannya menjadi manager pemasaran perhiasan di perusahaan milik Marcho itu sungguh sulit. 

Hanya saja, jika mengingat kebaikan Cintya saat dia pertama kali ke kota ini setelah kabur dari mansion keluarganya, dia tak bisa diam. 

Cintyalah yang mempersilakan Livy tinggal di kost bersamanya selama satu bulan sampai Livy mendapatkan pekerjaan.

"Sekarang, aku harus segera cari pekerjaan lain sebelum dia membuat perhitungan denganku!" gumam Livy pada akhirnya.

"Tenang dulu. Kebelutan Carl Hotel sedang mencari Manager baru. Aku rasa kau bisa mengirim surat lamaran pekerjaan di tempatku bekerja. Jadi kita bisa berangkat sama-sama nanti," tawar Cintya. "Tenang saja, aku akan meloby HRDnya agar menerima mu menjadi karyawan baru!" 

Mata Livy seketika berbinar. "Benarkah, Cintya?"  

Sahabat Livy itu mengangguk–membuat gadis itu bersorak gembira.

Jadi, di sinilah Livy– menemui Chief Marketing Officer untuk mengajukan surat pengunduran diri secara resmi.

"Selamat pagi, Pak Jodi!" sapa Livy menghadap CMO-nya yang kini sedang duduk di kursi kebesarannya dengan posisi membelakangi Livy. 

"Seperti yang saya beritahukan semalam, ini surat pengunduran diri saya, Pak!" 

Livy langsung meletakkan surat pengunduran dirinya di atas meja.

Hanya saja, tidak ada balasan dari CMO-nya. Justru, kursi yang sedari tadi membelakanginya, berputar. "Apa kamu pikir semudah itu untuk melarikan diri dari saya, Livy Cantika?"

Deg!

Livy langsung menelan ludahnya kasar, saat melihat Marcho Albert yang duduk di sana.

Gadis itu lantas bersiap untuk melarikan diri.

Melihat lift yang penuh antrian, Livy lantas berlari menuruni anak tangga darurat.

Sayangnya, dia tak menyangka bahwa tiga orang bodyguard Marcho sudah berdiri tegap di belakangnya dan siap mencekal Livy.

"Mau ke mana, Livy?" tanya Marcho yang sudah mulai mendekat ke arah Livy berdiri. "Mencoba melarikan diri lagi?" 

Jarak antara keduanya menipis membuat Livy semakin kelu.

Tiba-tiba saja pria itu tersenyum miring. 

"Bos, saya mohon maafkan saya!" ratap Livy  langsung tersungkur di kaki Marcho. 

"Saya benar-benar tidak sengaja melakukan kesalahan kemarin.  Mohon maafkan saya, Bos! Saya janji setelah ini saya tidak akan menampakkan diri lagi di hadapan Anda!" 

"Apa kamu pikir kesalahanmu bisa dimaafkan semudah itu?" tanya Marcho. "Kamu sudah berani main-main dengan masa depanku!”

“Masa depan?”

Seketika Livy teringat kelakuan semberononya.

Kali ini, dia sepertinya tak akan selamat.

Terlebih, Marcho kini menarik dagunya dan menatapnya tajam. 

Hal ini membuat Livy sesak napas.

Tak bisa dibiarkan! Dia harus berbuat sesuatu.

"Lalu, apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahan saya kemarin? Selama saya mampu, saya pasti akan melakukannya, asal anda mau memaafkan saya,” ucap Livy pada akhirnya.

Usaha negosiasi Livy ini tampaknya berhasil.

Marcho sedikit menjauh darinya.

Hanya saja, kesenangan Livy tak lama karena  seringai tipis muncul di bibirnya, "Kalau begitu, menikah denganku!"

“Apa?!”

 "Mohon maaf untuk itu, Tuan. Saya tidak bisa!" jawab Livy dengan tegas dan siap berbalik meninggalkan ruangan.

Sayangnya, lagi-lagi ia harus berhadapan dengan bodyguard Marcho yang sudah siap untuk mencekalnya kembali.

"Apa kamu pikir aku juga berminat untuk menikah denganmu?" tanya Marcho yang kini duduk kembali di atas kursi. "Sama sekali tidak!”

“Hanya saja, kedatanganmu di apartemenku kemarin membuat adikku langsung menghubungi keluarga besar. Ibuku bahkan sudah dalam perjalanan dari London ke Indonesia. Jadi, mau tidak mau kau harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kau perbuat kemarin!" jelas Marcho dengan tegas.

Kaki Livy pun terasa begitu lemas untuk berdiri. “Ya, Tuhan. Apa ini karma karena kabur dari rumah?” lirihnya tanpa sadar.

Dunia kini seperti berputar cepat di kepalanya. Bahkan, pandangannya juga mulai kabur.

Bugh!

Livy seketika terjatuh tidak sadarkan diri tepat di depan 3 bodyguard Marcho!

Hanya saja, kala dia baru membuka mata, Livy menyadari sudah ada di ruangan yang begitu asing.

Dipegangnya kepala yang terasa sakit.

Brak!

"Hai, Aunty!" 

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang masih dalam balutan seragam Sekolah Internasional mendadak masuk dan menyapa Livy.

"Kenalkan, aku Hizkiel!" ucapnya lagi menyodorkan tangannya ke arah Livy.

Meski bingung, Livy pun menyambutnya. "Livy!"

"Kau cukup cantik untuk menjadi mamaku. Tapi, apa benar kau saat ini sedang mengandung adikku?" Hizkiel berkata sembari menatapnya menyelidik.

Hah?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rosemarry
Mama nggak tuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status