Share

Bab 2

Penulis: Crown
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-24 18:12:37

Ting!

Pintu lift terbuka bersamaan dengan Mark yang sudah babak belur.

Puas, Livy pun langsung keluar dan menuju ke tempat parkir.

Setidaknya, ada pencapaian yang diperolehnya hari ini: memukul Mark!

Gadis itu pun segera menyalakan mesin motornya, Livy langsung melesat pergi meninggalkan apartemen.

Hanya saja, bayangan masalah antara dirinya dan Marcho membuat Livy menghela napas panjang.

"Sepertinya, aku harus mencari pekerjaan baru kali ini!" gumam Livy dalam hati.

***

“Kamu kenapa?”

Begitu tiba, Livy tampak datang dengan wajah mengenaskan, Cintya mengerutkan kening bingung.

"Aku sudah berhasil bikin Mark Lim babak belur!" 

"Bagus, dong! Kalau perlu, sampai mati sekalian karena aku sudah gak sudi lagi punya calon suami kayak dia!" balas Cintya berapi-api mengingat pernikahannya yang akan digelar 2 bulan lagi harus berakhir seperti ini hanya karena Mark selingkuh di belakangnya.

“Terus kenapa kamu lesu begini?”

"Tadi, aku sempat salah masuk ke apartemen orang."

Cerita Livy kali ini membuat Cintya mengerutkan dahinya. "Lah? Bukannya kamu menghabisi Mark Lim di Apartemen Nomor 243 kan?" 

"Bukan, Cint. Aku menghabisi dia di lift dan aku justru masuk ke dalam Apartemen Nomor 234," jawab Livy yang kemudian menceritakan apa yang terjadi di apartemen tersebut.

Mulai dari ia mengaku hamil anak Marcho sampai saat ia melakukan pembelaan diri agar terlepas dari Marcho.

"Marcho?" gumam Cintya, “Bukannya itu Bosmu di Mc Energy!" 

Livy mengangguk sembari memijit kepalanya yang mulai berdenyut.

Perjalanannya menjadi manager pemasaran perhiasan di perusahaan milik Marcho itu sungguh sulit. 

Hanya saja, jika mengingat kebaikan Cintya saat dia pertama kali ke kota ini setelah kabur dari mansion keluarganya, dia tak bisa diam. 

Cintyalah yang mempersilakan Livy tinggal di kost bersamanya selama satu bulan sampai Livy mendapatkan pekerjaan.

"Sekarang, aku harus segera cari pekerjaan lain sebelum dia membuat perhitungan denganku!" gumam Livy pada akhirnya.

"Tenang dulu. Kebelutan Carl Hotel sedang mencari Manager baru. Aku rasa kau bisa mengirim surat lamaran pekerjaan di tempatku bekerja. Jadi kita bisa berangkat sama-sama nanti," tawar Cintya. "Tenang saja, aku akan meloby HRDnya agar menerima mu menjadi karyawan baru!" 

Mata Livy seketika berbinar. "Benarkah, Cintya?"  

Sahabat Livy itu mengangguk–membuat gadis itu bersorak gembira.

Jadi, di sinilah Livy– menemui Chief Marketing Officer untuk mengajukan surat pengunduran diri secara resmi.

"Selamat pagi, Pak Jodi!" sapa Livy menghadap CMO-nya yang kini sedang duduk di kursi kebesarannya dengan posisi membelakangi Livy. 

"Seperti yang saya beritahukan semalam, ini surat pengunduran diri saya, Pak!" 

Livy langsung meletakkan surat pengunduran dirinya di atas meja.

Hanya saja, tidak ada balasan dari CMO-nya. Justru, kursi yang sedari tadi membelakanginya, berputar. "Apa kamu pikir semudah itu untuk melarikan diri dari saya, Livy Cantika?"

Deg!

Livy langsung menelan ludahnya kasar, saat melihat Marcho Albert yang duduk di sana.

Gadis itu lantas bersiap untuk melarikan diri.

Melihat lift yang penuh antrian, Livy lantas berlari menuruni anak tangga darurat.

Sayangnya, dia tak menyangka bahwa tiga orang bodyguard Marcho sudah berdiri tegap di belakangnya dan siap mencekal Livy.

"Mau ke mana, Livy?" tanya Marcho yang sudah mulai mendekat ke arah Livy berdiri. "Mencoba melarikan diri lagi?" 

Jarak antara keduanya menipis membuat Livy semakin kelu.

Tiba-tiba saja pria itu tersenyum miring. 

"Bos, saya mohon maafkan saya!" ratap Livy  langsung tersungkur di kaki Marcho. 

"Saya benar-benar tidak sengaja melakukan kesalahan kemarin.  Mohon maafkan saya, Bos! Saya janji setelah ini saya tidak akan menampakkan diri lagi di hadapan Anda!" 

"Apa kamu pikir kesalahanmu bisa dimaafkan semudah itu?" tanya Marcho. "Kamu sudah berani main-main dengan masa depanku!”

“Masa depan?”

Seketika Livy teringat kelakuan semberononya.

Kali ini, dia sepertinya tak akan selamat.

Terlebih, Marcho kini menarik dagunya dan menatapnya tajam. 

Hal ini membuat Livy sesak napas.

Tak bisa dibiarkan! Dia harus berbuat sesuatu.

"Lalu, apa yang harus saya lakukan untuk menebus kesalahan saya kemarin? Selama saya mampu, saya pasti akan melakukannya, asal anda mau memaafkan saya,” ucap Livy pada akhirnya.

Usaha negosiasi Livy ini tampaknya berhasil.

Marcho sedikit menjauh darinya.

Hanya saja, kesenangan Livy tak lama karena  seringai tipis muncul di bibirnya, "Kalau begitu, menikah denganku!"

“Apa?!”

 "Mohon maaf untuk itu, Tuan. Saya tidak bisa!" jawab Livy dengan tegas dan siap berbalik meninggalkan ruangan.

Sayangnya, lagi-lagi ia harus berhadapan dengan bodyguard Marcho yang sudah siap untuk mencekalnya kembali.

"Apa kamu pikir aku juga berminat untuk menikah denganmu?" tanya Marcho yang kini duduk kembali di atas kursi. "Sama sekali tidak!”

“Hanya saja, kedatanganmu di apartemenku kemarin membuat adikku langsung menghubungi keluarga besar. Ibuku bahkan sudah dalam perjalanan dari London ke Indonesia. Jadi, mau tidak mau kau harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah kau perbuat kemarin!" jelas Marcho dengan tegas.

Kaki Livy pun terasa begitu lemas untuk berdiri. “Ya, Tuhan. Apa ini karma karena kabur dari rumah?” lirihnya tanpa sadar.

Dunia kini seperti berputar cepat di kepalanya. Bahkan, pandangannya juga mulai kabur.

Bugh!

Livy seketika terjatuh tidak sadarkan diri tepat di depan 3 bodyguard Marcho!

Hanya saja, kala dia baru membuka mata, Livy menyadari sudah ada di ruangan yang begitu asing.

Dipegangnya kepala yang terasa sakit.

Brak!

"Hai, Aunty!" 

Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun yang masih dalam balutan seragam Sekolah Internasional mendadak masuk dan menyapa Livy.

"Kenalkan, aku Hizkiel!" ucapnya lagi menyodorkan tangannya ke arah Livy.

Meski bingung, Livy pun menyambutnya. "Livy!"

"Kau cukup cantik untuk menjadi mamaku. Tapi, apa benar kau saat ini sedang mengandung adikku?" Hizkiel berkata sembari menatapnya menyelidik.

Hah?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rosemarry
Mama nggak tuh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 20

    Malam harinya, seperti biasa Livy selalu menemani Hizkiel sampai tertidur dan setelah ituia akan kembali ke kamarnya..Jika malam sebelumnya Livy kembali saatMarcho sudah terlelap. Kali ini Marcho justru masih terjaga sambil memeriksa beberapa surat elektronik yang masuk ke dalam emailnya."Anda belum tidur, Tuan?" tanya Livy sambil melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan jam sebelas malam.Marcho hanya menggelengkan kepalanya sambil tetap fokus menatap layar ipad di tangannya.Livy yang tadinya sudah mengantuk pun akhirnya berbalik lagi keluar dari kamar dan menuju pantry untuk membuatkan sesuatu untuk Marcho.Tak perlu menunggu waktu yang lama, kini Livykembali ke kamar dengan membawa secangkir teh camomile hangat beserta kue jahe. Livy pun langsung meletakkannya di atas nakas tepat disamping Marcho."Terima kasih banyak, Livy. Jika kau tidak keberatan, maukah kau memijit kepalaku?" pinta Marcho yang sedari tadi sore kepalanya sedikit terasa sakit."Entah kenapa kepalaku

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 19

    Marcho yang masih berdiri di belakang Livy, tidak sengaja membaca isi pesan yang masuk ke dalam ponsel istrinya. Ia pun langsung merebut ponsel Livy dan melewati Livy begitu saja menuju ke dalam ruang kerja.Melihat Marcho mulai mengusik privasinya, Livy langsung mengejar langkah Marcho untuk merebut kembali ponsel miliknya."Tuan Marcho!" pekik Livy dengan suara yang cukup memekakkan telinga."Kembalikan ponsel saya!" tangan Livy langsung menengadah di depan Marcho."Aku akan membelikanmu ponsel yang baru! Sekarang kembalilah bekerja, Livy!" titah Marcho yang sama sekali tidak ingin mengembalikan ponsel milik Livy."Tidak, sebelum Anda mengembalikan ponsel saya!" balas Livy dengan tegas dan sorot matanya yang terlihat begitu tajam."Kau mulai berani lagi melawanku, hah! Apa kau tidak takut aku kembalikan pulang ke rumah Mamamu!" ancam Marcho agar Livy merasa takut.Sayangnya ancaman Marcho kali ini membuat Livy tidak takut sedikit pun."Pulangkan saja, Tuan. Kalau bisa secepatnya. Sa

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 18

    Tanpa Marcho sadari, ucapannya itu membuat hati Livy berdenyut nyeri. Ia merasa usahanya kali ini sama sekali tidak bernilai di mata Marcho."Sebenarnya bukan mantan kekasih, Tuan. Karena saya juga belum memutuskan hubungan kami secara resmi!" jawab Livy dengan nada yang cukup pelan, namun terdengar begitu jelas di telinga Marcho."Apa maksudmu, Livy?!" tanya Marcho dengan geram sambil mengunci tubuh istrinya di dinding lift.Tatapan tajam Marcho kali ini membuat Livy merinding ngeri. Untung saja pintu lift segera terbuka dan Marcho langsung membuat jarak di antara keduanya."Kau harus mempertanggung jawabkan semua ini di kantor!" tegas Marcho."Di kantor? Bukankah kita akan menuju ke sekolah Hizkiel?" tanya Livy yang sama sekali tidak dijawab oleh Marcho.Marcho lebih memilih diam dari pada menanggapi pertanyaan Livy kali ini. Dia tidak ingin Livy tahu jika dia hanya memberikan alasan klise yang tidak sebenarnya untuk segera undur diri dari ruangan meeting.Meskipun di ruangan meetin

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 17

    Kehadiran Randy kali ini membuat Marcho sedikit gusar, terlebih ia belum mengetahui siapa sebenarnya pria yang kini berbicara dengan istrinya.Pintu lift pun terbuka dan keduanya kembali meneruskan obrolan mereka berdua."Maaf, Randy! Keadaanku saat itu benar-benar sedang di ujung tanduk dan mengharuskan aku pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun!" balas Livy.Randy pun mendekatkan dirinya dan hendak memegang kedua bahu Livy. Namun cepat-cepat Marcho menarik Livy ke dalam pelukannya."Siapa laki-laki ini, sayang?" tanya Marcho yang membuat langkah Randy terhenti.Randy menatap Marcho sejenak dan beralih menatap Livy, "Jadi benar kata Tante Widya jika kau sudah menikah, Livy?"Pertanyaan Randy membuat Livy bingung harus menjawab apa. Hingga pada akhirnya Livy hanya bisa menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Randy barusan."Emmh, kenalkan ini Randy!" ucap Livy sambil menunjuk ke arah Randy."Dan Randy, kenalkan ini suamiku, Marcho!"Marcho langsung mengulurkan tangannya

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 16

    "As you wish, Mr Marcho yang terhormat!" balas Livy geram dan kemudian berbalik menuju mobil.Marcho pun mengikuti langkah Livy dan kembali membukakan pintu untuk istrinya. Kini keduanya sudah berada di mobil yang akan mengantarkan mereka pulang“Tuan, bukankah saya istri yang tidak Anda pertimbangkan sama sekali?” tanya Livy membuka pembicaraan di antara mereka."Yap, tepat sekali!""Berarti saya diperbolehkan untuk menjalin hubungan dengan pria lain, dong!"Penuturan Livy barusan membuat hati Marcho sedikit tercubit. "Tidak bisa!" jawabnya dengan tegas."Mengapa?""Jangan membuat Hizkiel sakit hati karena melihat mommy nya memiliki hubungan dengan pria lain!" jawab Marcho dengan tegas."Lagi pula apa kata orang nanti jika ternyata Nyonya Marcho justru memiliki selingkuhan di luar sana!""Emm, saya juga tidak akan menjalin hubungan secara terang-terangan. Saya akan menyembunyikan hubungan itu dari siapa pun!"balas Livy lagi membuat emosi Marcho seketika tersulut."Lakukan saja sesuka

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 15

    Marcho meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. "Ada apa, Tuan?!" tanya Livy sambil meletakkan sisa breakfast wrap miliknya ke dalam kotak bekal dan mengecek keadaan Marcho. "Perutku sangat sakit, Livy!" keluh Marcho sambil merintih. "Aku melewatkan sarapanku karena ada meeting pagi ini!" lanjutnya lagi sambil berharap penuh dalam hatinya agar Livy mau berbagi breakfast wrap yang kini hanya tinggal 1. "Emmm, di depan ada restoran Tuan. Anda bisa turun untuk makan terlebih dahulu. Saya akan kembali menjemput Anda sepulang dari mengantar bekal milik Hizkiel!" balas Livy membuat Marcho memutar bola matanya malas. Mendengar jawaban Livy, wajah Marcho berubah seketika. "Tidak perl, aku masih bisa menahannya. Aku juga ingin bertemu dengan putraku di sekolah!" kilah Marcho memberikan alasan. "Tapi Tuan, bagaimana jika nanti terjadi apa-apa dengan Anda dan membuat nyawa Anda justru tidak tertolong?" tanya Livy yang tampak begitu khawatir. Senyum Marcho pun langsung terlukis mend

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 14

    "Tuan Marcho, sebenarnya saya sungguhmenyayangkan istri Anda, Nona Livy karena tidak hadir dalam meeting kali ini!" tutur Mr Rein. "Terlebih Michelle sudah sangat klik dengan perencanaan brilian yang istri Anda sampaikan saat meeting yang lalu.""Sebenarnya Manager Pemasaran yang baru ini juga sangat berkompeten, Mr Rein!" kilah Marcho."Sayangnya dari pihak Grand Mall juga sudah sangat setuju dengan konsep pemasaran yang dibuat Nona Livy, Tuan. Jika ini diubah, tentunya akan sulit untuk perusahaan kita masuk kembali untuk memasarkan produk kita!" jelas Mr. Rein."Jadi saya harap kita bisa kembali mengadakan pertemuan besok pagi dengan Nona Livy. Selepas dari mengantarkan putra Anda ke sekolah juga tidak masalah!" pinta Mr. Rein yang tentunya tidak bisa dibantah lagi dengan Marcho,."Baik, Mr. Rein. akan saya usahakan!" balas Marcho.Setelah mendapatkan kesanggupan dari Marcho, Mr. Rein dan juga beberapa kru yang menyertainya pun langsung undur diri.Kini tinggal Marcho yang mulai ke

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 13

    Breakfast wrap tersebut kini hanya tersisa 2 potong saja yang memang sengaja untuk disisihkan untuk Livy. Jauh dalam lubuk hati Marcho, ia sangat ingin mencicipi masakan buatan Livy itu. Namun, ia tidak mungkin menjilat ludahnya sendiri di depan keluarganya.Keinginan Marcho kali ini tertangkap oleh Mom Merry yang sangat memahami putranya. Sayangnya ia justru mengerjai putranya sendiri yang sudah jual mahal di depan istrinya.2 potong breakfast wrap tersebut sengaja ia masukkan ke dalam kotak bekal agar menantunya bisa menikmati sarapan sembari mengantarkan Hizkiel ke sekolah."Loh, bukankah yang 2 potong itu untuk Mommy sarapan?" tanya Hizkiel sambil mengerutkan dahinya."Memang betul, Mommy hanya mengemasnya agar dia bisa menikmatinya saat mengantar Hizkiel ke sekolah!" balas Mom Merry.'Ck, sial! Padahal saat Livy pergi mengantar Hizkiel, aku sangat ingin mencicipinya meski hanya satu!' gerutu Marcho dalam hati. 2la pun akhirnya berdiri dan membawa gelas bekas minumnya ke pantry.

  • Ditawan Cinta Atasan Duda   Bab 12

    Livy terus bertanya dalam hati, kenapa dia bisa ada di kamar Marcho—mengingat semalam ia tidur di sofa yang ada di dalam kamar Hizkiel.Perlahan Livy menjauhkan tangan Marcho yang kini berada di atas tubuhnya. Namun, Marcho justru menarik tubuh Livy dan memeluknya lebih erat lagi.Jantung Livy pun seketika bertalu-talu tidak menentu terlebih saat kulitnya bersentuhan dengan kulit Marcho yang membuat bulu kuduknya langsung meremang.Marcho yang sudah terbangun saat Livy berusaha memindahkan tangannya pun langsung tersenyum dan bergumam dalam hati.'Kenapa rasanya sehangat ini ya? Bahkan membuat aku enggan untuk melepasnya.Sedangkan Livy pun kembali menggeliatkan tubuhnya agar terlepas dari pelukan Marcho."Tuan, saya mohon lepaskan saya!" pinta Livy."Bukankah saya harus menyiapkan sarapan dan keperluan sekolah Hizkiel?" lanjutnya lagi.Sayangnya Marcho tetap tidak mengendurkan pelukannya sedikitpun."Diamlah atau aku akan meminta hakku sekarang juga!" ancam Marcho membuat Livy terhen

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status