Livy harus bertanggung jawab menikahi Marcho Albert, atasannya yang duda anak satu gara-gara salah masuk apartemen! Alih-alih menyelamatkan sahabatnya dari pacarnya yang tukang selingkuh, Livy malah terjebak drama buatannya sendiri. Lantas, bagaimana kehidupan Livy selanjutnya?
Lihat lebih banyakDor! Dor! Dor!
Livy menggedor pintu apartemen 234 sembari merapikan penampilannya yang saat ini sudah seperti “wanita lugu yang sedang hamil 5 bulan” sungguhan.Hari ini, dia akan membalaskan dendam sahabatnya yang diselingkuhi tunangannya dengan perempuan tak tahu diri! "Cari siapa, ya?" Seorang wanita cantik yang tampak sebaya dengan Livy muncul.Dia yakin ini selingkuhan dari tunangan sahabatnya!"Mark ada?" Livy langsung berakting.Wanita di depannya tampak mengangguk meski bingung. "Ada. Kalau boleh tahu, kamu siapa dan ada kepentingan apa, ya?" "Aku Livy. Aku datang ingin meminta pertanggung jawaban dari Mark yang telah membuatku hamil!" "Apa?!”Livy mengangguk sambil mengusap perutnya yang sedikit membuncit.Dipasangnya ekspresi sesedih mungkin, bagai wanita yang ditinggalkan setelah dihamili.Padahal, dia sedang menahan tawa saat membayangkan pacar sahabatnya yang tukang selingkuh itu akan ditinggalkan!"Kamu serius hamil sama abangku?" Deg!ABANG?Bukankah ini tempat selingkuhan Mark? Setahunya Mark Lim juga tidak punya adik perempuan!‘Tunggu, sepertinya–”Sayangnya, ucapan Livy diabaikan begitu saja.Wanita tadi kini sudah menariknya masuk ke dalam apartemen. "Bang, aku kecewa! Gak kusangka Abang sangat tidak bertanggung jawab!” teriaknya lantang pada seorang pria yang begitu dikenal Livy….Dia Marcho Albert, bosnya yang paling killer dan sering berselisih paham dengan Livy?!Ditambah lagi, duda anak satu ini selalu sinis padanya!‘Mampus! Sepertinya aku salah sasaran kali ini!’ batin Livy panik, ‘ini mah riwayat aku dipecat.’Sementara itu, Marcho tampak mengerutkan dahinya. "Memangnya, apa yang aku lakukan dengannya?" tanya pria itu sambil memperhatikan penampilan Livy dari atas ke bawah."Ya jelas untuk meminta pertanggungjawaban Bang Marcho karena saat ini dia hamil anak Abang!"“Hah? Penipu dari mana–”"Maaf, kali ini saya tidak akan meminta pertanggungjawaban! Sekali lagi maafkan saya!" ucap Livy memotong ucapan Marcho. Dia tak sanggup membayangkan bahwa dirinya ketahuan.Sayangnya, Mila adik Marcho justru dengan sigap menarik tangannya kala Livy hendak pergi.Wanita itu bahkan memaksanya untuk duduk di samping Marcho. "Tidak perlu sungkan, Livy! Abangku harus tetap bertanggung jawab atas kehamilanmu!”“Bagaimanapun juga, sesama perempuan harus saling men-support. Lagi pula, aku justru lega karena akhirnya abangku menemukan pasangan yang tepat!" tukasnya lagi.Jika ini benar terjadi, Livy jelas akan terharu.Tapi, ini benar-benar kesalahpahaman.Ucapan adik Marcho ini justru membuat keringat sebesar jagung turun di pelipisnya."Tidak! Tidak perlu! Aku mengurungkan niatku untuk meminta pertanggungjawaban!" ucap Livy cepat.Lagi, wanita itu mencoba beranjak dari tempat duduknya untuk kabur.Bugh!Sialnya, kini Marcho yang justru menarik tangan Livy sampai dirinya terjatuh tepat di pangkuan Bosnya tersebut."Kenapa tiba-tiba kau berubah pikiran, Sayang?" tanya Marcho membuat Livy bergidik ngeri. "Jika kau memang hamil karenaku, maka secepatnya aku akan bertanggung jawab!" sinis pria itu sembari memandangi Livy intens.Livy menahan gemetar di tubuhnya. Dia sungguh takut jika Marcho sadar dirinya adalah manajer di perusahaan pria itu.Di sisi lain, Mila yang tak sadar keadaan genting ini, malah mengangguk puas. "Hemm, baiklah. Kalian bicarakan baik-baik masalah kalian berdua. Aku akan menjemput Hizkiel dulu di sekolah!" tukasnya penuh kelegaan.Tanpa basa-basi, Mila langsung bersiap-siap menjemput anak Marcho dan meninggalkan Livy bersama Marcho di tempat itu.Terjadi keheningan cukup lama setelahnya. Livy sendiri sedang merapal doa supaya dihindarkan dari ujian yang berlebihan.Hanya saja, ketiadaan pegerakan dari Marcho membuat Livy akhirnya memberanikan diri untuk berkata, "Maafkan saya, Tuan! Saya salah masuk ke apartemen Anda. Saya pikir ini adalah apartemen milik Mark Lim!" Livy membungkukkan tubuhnya ke arah Marcho–meminta pengertian."Tidak masalah!" jawab Marcho santai.“Benarkah? Kalau gitu–” "Aku akan tetap bertanggung jawab atas kehamilanmu, meski bukan aku yang membuatmu hamil!""Tapi saya tidak hamil, Tuan!" lanjut Livy lagi sambil melepaskan bantal yang membuat perutnya buncit. "Lihatlah! Ini hanya bantal, bukan perut sungguhan! Sekali lagi, saya minta maaf, Tuan!" Livy segera berbalik dan siap untuk pergi meninggalkan apartemen Marcho.Hanya saja, pergerakan pria itu lebih cepat!Seketika Livy sudah dihadang kala bersiap untuk meninggalkan apartemennya. "Bukankah sudah kubilang akan bertanggung jawab?” sinisnya, “jadi, jangan coba-coba pergi begitu saja dari apartemenku." "Kalau soal kesalahpahaman yang tadi saya buat, saya benar-benar minta maaf. Saya akan menjelaskan kepada adik Anda jika kali ini saya memang masuk ke dalam apartemen yang salah!" jawab Livy cepat.Marcho menggeleng. "Sayangnya bukan itu yang aku inginkan darimu, Cantik!" ucapnya sambil memegang dagu Livy. "Kau, harus benar-benar mengandung anakku!"“Apa?!”Syok, Livy langsung mengeluarkan jurus bela dirinya.Ditendangnya benda berharga Marcho dan meninju perut pria itu kencang.“Aarrghh….” pekik Marcho sambil memegangi senjatanya yang terasa begitu sakit.Keadaan ini pun tidak disia-siakan oleh Livy. la pun segera berlari keluar dari apartemen Marcho dan menyelamatkan dirinya.Hanya saja, wanita itu tak sadar bahwa bosnya segera menghubungi orang kepercayaannya untuk mencari tahu tentang Livy!****“Sial!” lirih Livy tak percaya dengan apa yang baru dilaluinya.Segera, gadis itu masuk ke lift untuk menjauh dari Marcho.Hanya saja, kini dia justru tak sengaja bertemu dengan Mark Lim dan selingkuhannya."Mark Lim!" Teriakan Livy sontak menyadarkan pria itu akan keberadaanya."Wait, ini gak seperti yang kamu lihat, Livy!" ucapnya membela diri.Saking paniknya, dia bahkan buru-buru melepaskan genggamannya dari sang selingkuhan.Bugh! Bugh! Bugh!Livy yang sudah geram pun langsung melayangkan bogem mentahnya ke arah kekasih sahabatnya itu bertubi-tubi. Gara-gara pria itu, sahabatnya bersedih! Ditambah lagi, Livy juga bernasib sial tadi.."Hei, apa yang kau lakukan pada kekasihku?" tanya wanita selingkuhan Mark Lim tiba-tiba.Livy langsung menghentikan kebrutalannya dan menatap tajam pelakor ini. "Pacarmu?”“Asal kau tahu, pria ini adalah tunangan sahabatku! Karena dia selingkuh dan menyakiti sahabatku, dia harus merasakan rasa sakit yang diperbuatnya,” ucap Livy sambil terus melayangkan pukulannya ke arah Mark Lim.Malam harinya, seperti biasa Livy selalu menemani Hizkiel sampai tertidur dan setelah ituia akan kembali ke kamarnya..Jika malam sebelumnya Livy kembali saatMarcho sudah terlelap. Kali ini Marcho justru masih terjaga sambil memeriksa beberapa surat elektronik yang masuk ke dalam emailnya."Anda belum tidur, Tuan?" tanya Livy sambil melihat ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan jam sebelas malam.Marcho hanya menggelengkan kepalanya sambil tetap fokus menatap layar ipad di tangannya.Livy yang tadinya sudah mengantuk pun akhirnya berbalik lagi keluar dari kamar dan menuju pantry untuk membuatkan sesuatu untuk Marcho.Tak perlu menunggu waktu yang lama, kini Livykembali ke kamar dengan membawa secangkir teh camomile hangat beserta kue jahe. Livy pun langsung meletakkannya di atas nakas tepat disamping Marcho."Terima kasih banyak, Livy. Jika kau tidak keberatan, maukah kau memijit kepalaku?" pinta Marcho yang sedari tadi sore kepalanya sedikit terasa sakit."Entah kenapa kepalaku
Marcho yang masih berdiri di belakang Livy, tidak sengaja membaca isi pesan yang masuk ke dalam ponsel istrinya. Ia pun langsung merebut ponsel Livy dan melewati Livy begitu saja menuju ke dalam ruang kerja.Melihat Marcho mulai mengusik privasinya, Livy langsung mengejar langkah Marcho untuk merebut kembali ponsel miliknya."Tuan Marcho!" pekik Livy dengan suara yang cukup memekakkan telinga."Kembalikan ponsel saya!" tangan Livy langsung menengadah di depan Marcho."Aku akan membelikanmu ponsel yang baru! Sekarang kembalilah bekerja, Livy!" titah Marcho yang sama sekali tidak ingin mengembalikan ponsel milik Livy."Tidak, sebelum Anda mengembalikan ponsel saya!" balas Livy dengan tegas dan sorot matanya yang terlihat begitu tajam."Kau mulai berani lagi melawanku, hah! Apa kau tidak takut aku kembalikan pulang ke rumah Mamamu!" ancam Marcho agar Livy merasa takut.Sayangnya ancaman Marcho kali ini membuat Livy tidak takut sedikit pun."Pulangkan saja, Tuan. Kalau bisa secepatnya. Sa
Tanpa Marcho sadari, ucapannya itu membuat hati Livy berdenyut nyeri. Ia merasa usahanya kali ini sama sekali tidak bernilai di mata Marcho."Sebenarnya bukan mantan kekasih, Tuan. Karena saya juga belum memutuskan hubungan kami secara resmi!" jawab Livy dengan nada yang cukup pelan, namun terdengar begitu jelas di telinga Marcho."Apa maksudmu, Livy?!" tanya Marcho dengan geram sambil mengunci tubuh istrinya di dinding lift.Tatapan tajam Marcho kali ini membuat Livy merinding ngeri. Untung saja pintu lift segera terbuka dan Marcho langsung membuat jarak di antara keduanya."Kau harus mempertanggung jawabkan semua ini di kantor!" tegas Marcho."Di kantor? Bukankah kita akan menuju ke sekolah Hizkiel?" tanya Livy yang sama sekali tidak dijawab oleh Marcho.Marcho lebih memilih diam dari pada menanggapi pertanyaan Livy kali ini. Dia tidak ingin Livy tahu jika dia hanya memberikan alasan klise yang tidak sebenarnya untuk segera undur diri dari ruangan meeting.Meskipun di ruangan meetin
Kehadiran Randy kali ini membuat Marcho sedikit gusar, terlebih ia belum mengetahui siapa sebenarnya pria yang kini berbicara dengan istrinya.Pintu lift pun terbuka dan keduanya kembali meneruskan obrolan mereka berdua."Maaf, Randy! Keadaanku saat itu benar-benar sedang di ujung tanduk dan mengharuskan aku pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun!" balas Livy.Randy pun mendekatkan dirinya dan hendak memegang kedua bahu Livy. Namun cepat-cepat Marcho menarik Livy ke dalam pelukannya."Siapa laki-laki ini, sayang?" tanya Marcho yang membuat langkah Randy terhenti.Randy menatap Marcho sejenak dan beralih menatap Livy, "Jadi benar kata Tante Widya jika kau sudah menikah, Livy?"Pertanyaan Randy membuat Livy bingung harus menjawab apa. Hingga pada akhirnya Livy hanya bisa menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Randy barusan."Emmh, kenalkan ini Randy!" ucap Livy sambil menunjuk ke arah Randy."Dan Randy, kenalkan ini suamiku, Marcho!"Marcho langsung mengulurkan tangannya
"As you wish, Mr Marcho yang terhormat!" balas Livy geram dan kemudian berbalik menuju mobil.Marcho pun mengikuti langkah Livy dan kembali membukakan pintu untuk istrinya. Kini keduanya sudah berada di mobil yang akan mengantarkan mereka pulang“Tuan, bukankah saya istri yang tidak Anda pertimbangkan sama sekali?” tanya Livy membuka pembicaraan di antara mereka."Yap, tepat sekali!""Berarti saya diperbolehkan untuk menjalin hubungan dengan pria lain, dong!"Penuturan Livy barusan membuat hati Marcho sedikit tercubit. "Tidak bisa!" jawabnya dengan tegas."Mengapa?""Jangan membuat Hizkiel sakit hati karena melihat mommy nya memiliki hubungan dengan pria lain!" jawab Marcho dengan tegas."Lagi pula apa kata orang nanti jika ternyata Nyonya Marcho justru memiliki selingkuhan di luar sana!""Emm, saya juga tidak akan menjalin hubungan secara terang-terangan. Saya akan menyembunyikan hubungan itu dari siapa pun!"balas Livy lagi membuat emosi Marcho seketika tersulut."Lakukan saja sesuka
Marcho meringis kesakitan sambil memegangi perutnya. "Ada apa, Tuan?!" tanya Livy sambil meletakkan sisa breakfast wrap miliknya ke dalam kotak bekal dan mengecek keadaan Marcho. "Perutku sangat sakit, Livy!" keluh Marcho sambil merintih. "Aku melewatkan sarapanku karena ada meeting pagi ini!" lanjutnya lagi sambil berharap penuh dalam hatinya agar Livy mau berbagi breakfast wrap yang kini hanya tinggal 1. "Emmm, di depan ada restoran Tuan. Anda bisa turun untuk makan terlebih dahulu. Saya akan kembali menjemput Anda sepulang dari mengantar bekal milik Hizkiel!" balas Livy membuat Marcho memutar bola matanya malas. Mendengar jawaban Livy, wajah Marcho berubah seketika. "Tidak perl, aku masih bisa menahannya. Aku juga ingin bertemu dengan putraku di sekolah!" kilah Marcho memberikan alasan. "Tapi Tuan, bagaimana jika nanti terjadi apa-apa dengan Anda dan membuat nyawa Anda justru tidak tertolong?" tanya Livy yang tampak begitu khawatir. Senyum Marcho pun langsung terlukis mend
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen