Share

48. 2 Tamu istimewa

Aku harus tega. Aku harus memperjuangkan kebahagiaanku sendiri. Segera kumasukkan semua berkas yang dibutuhkan ke tas yang sudah aku siapkan. Handphoneku berdering. Setelah memasukkan tas ke lemari, gegas aku menjawab panggilan di handphone.

"Assalamu'alaikum, Mbak Tiara. Ini Tia, Mbak. Temen 1 kost di Surabaya."

"Wa'alaikumsalam. Tia! Apa khabar? Mbak Kangen."

"Sama. Tia juga kangen. Aku lagi mudik ke Jakarta, nih, Mbak, liburan. Pengin ketemu Mbak Tiara. Boleh nggak aku main ke rumah?"

"Boleh banget, entar kujapri alamatku, ya. Aku tunggu kedatanganmu, Tia."

"Makasih, Mbak Tiara."

"Telepon dari siapa, Ra?" Tiba-tiba Mas Fikri sudah ada di hadapanku, menatap curiga, bikin kaget saja.

"Bukan urusan, Mas Fikri!"

"Ra, aku nanya baik-baik, lho. Kamu jawabnya ketus begitu! Aku ini suamimu, Ra. Tolong hargai aku!" Bentaknya yang kuacuhkan.

Aku menarik selimut dan pura-pura memejamkan mata. Tiba-tiba dengan kasar Mas Fikri menarik selimutku, menatapku nanar dengan dada yang naik turun.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status