Share

Bab 1314

Author: Hazel
Mendengar Tirta mengatakan dia tidak bisa minum arak kalau tidak ditemani, Hagan dan Davina memberi isyarat kepada Camila.

Jadi, Camila terpaksa mengangkat gelas dan berkata pada Tirta dengan sungkan, "Pak Tirta, aku bisa temani kamu minum arak. Tapi, toleransi alkoholku nggak tinggi. Kalau kamu minum segelas, apa aku ... boleh minum setengah gelas karena aku ini wanita?"

Tirta sama sekali tidak menghargai Camila. Dia mencibir, lalu menyahut, "Memangnya kenapa kalau kamu wanita? Kalau bukan karena menghormati Kakek, apa kamu berhak temani aku minum arak? Beraninya kamu bernegosiasi denganku!"

Tirta menegaskan, "Terserah kamu mau minum atau nggak. Kalau nggak mau, kamu duduk saja!"

"Aku ...," ucap Camila. Melihat ekspresi Tirta yang dingin dan mendengar sindirannya, ekspresi Camila menjadi masam. Namun, dia tidak berani melawan Tirta.

Bahkan, Hagan dan Davina juga merasa gugup. Davina membujuk, "Camila, kalau mau minta maaf, seharusnya kamu menunjukkan ketulusanmu. Kamu minta Tirta minu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1315

    Mahib tidak mengonsumsi minuman beralkohol, tetapi dia merasa kesempatan ini sangat langka. Jadi, Mahib yang bersemangat meminta Zavrina menuangkan arak untuknya. Dia ingin bersulang dengan Tirta.Zavrina, Lystia, dan Sanvi juga ikut mengangkat gelas. Zavrina berujar, "Ayo, kita juga ikut minum. Anggap saja untuk merayakan Hagan bertobat!"Hanya Ayu dan Elisa yang merasa tidak nyaman saat melihat arak di depan mereka. Aroma arak sangat menyengat. Mereka tidak berniat minum arak itu.Ayu berucap, "Pak Mahib, kami nggak ikut minum. Aku dan adikku nggak pernah minum arak."Sebelum Mahib bicara, Tirta yang sudah menyiapkan rencana tersenyum dan membujuk, "Bi Ayu, Bi Elisa, kalian coba minum sedikit. Lagi pula, kalian nggak ada urusan penting malam ini. Nanti kalian langsung tidur saja setelah minum arak."Tirta berencana menyusup ke kamar Ayu dan Elisa nanti malam setelah mereka mabuk. Dia akan memakai Tali Tujuh Warna dan bersenang-senang dengan mereka berdua. Tirta juga bisa meningkatkan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1316

    Setelah mendengar perkataan Tirta, Hagan seketika merasa malu. Dia menjelaskan pada Tirta, "Bukan begitu, Tirta. Maksud Camila, asalkan kamu masih ingin minum arak, dia bisa terus temani kamu. Jangan salah paham, kami sama sekali nggak punya niat lain."Tirta tahu rencana Hagan dan keluarganya. Dia melirik Camila yang hampir tumbang, lalu berkata seraya tersenyum, "Tentu saja aku belum puas. Paman, tolong ambilkan 10 botol arak lagi. Setelah itu, sepertinya aku sudah puas."Davina melihat jam. Sekarang sudah hampir pukul 8 malam. Dia buru-buru berdiri dan berseru, "Ha? Pak Tirta, kamu mau minum 10 botol arak lagi?"Tirta mengangkat alis seraya membalas, "Kenapa? Apa Bibi keberatan?""Nggak ... pamanmu nggak leluasa bergerak karena kakinya patah. Aku yang suruh orang ambilkan arak untukmu," sahut Davina.Davina sama sekali tidak menyangka ternyata toleransi alkohol Tirta sangat tinggi. Setelah minum banyak arak putih dengan kadar alkohol tinggi, Camila sudah mabuk. Namun, Tirta tetap ba

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1317

    Tirta memarahi Hagan dan keluarganya, "Kalian memang orang yang nggak berperikemanusiaan! Aku takut Kakek Mahib sedih kalau aku bunuh kalian. Kalau nggak, sekarang kalian pasti sudah mati! Tentu saja aku bicara begini bukan karena berniat melepaskan kalian.""Kalian sudah bertindak di luar batas. Ini ketiga kalinya kalian mengingkari janji, jadi aku nggak perlu bersikap lunak pada kalian lagi. Aku akan bunuh wanita ini. Kalau kalian berdua mau hidup, cepat bertobat dan tunjukkan prestasi kalian pada Kakek Mahib," lanjut Tirta.Tirta menegaskan, "Kalau kalian gagal, aku akan bunuh kalian 3 bulan lagi!"Tirta berbicara dengan cepat. Bahkan, sebelum Hagan dan keluarganya sempat merespons, Tirta sudah membuka mulut dan mengembuskan napas. Cahaya putih yang keluar dari mulutnya langsung menembus kening Davina, lalu darah mengalir dari keningnya.Davina yang licik itu tidak bergerak sedikit pun. Ini adalah teknik yang bisa digunakan oleh pesilat tingkat pembentukan energi tahap keempat. Tirt

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1318

    Kemudian, Tirta membuat keputusan. Dia bergumam, "Ke depannya aku punya banyak kesempatan untuk bercinta dengan Bi Ayu dan Bi Elisa. Setelah pulang ke Desa Persik, kita bisa bersenang-senang setiap hari. Tapi, aku nggak bisa sering-sering bertemu Genta. Sebaiknya aku bertemu Genta dulu."Tirta mandi terlebih dahulu, lalu berbaring di tempat tidur. Namun, Tirta sama sekali tidak mengantuk. Mungkin karena dia terlalu antusias begitu memikirkan dirinya akan bertemu Genta.'Kak, di mana kamu? Sekarang sudah malam, aku ingin pacaran denganmu dan nggak putus selamanya!' seru Tirta dalam hati.Sayangnya, Genta tidak menanggapi ucapan Tirta. Suasana di dalam kamar sangat hening, hanya terdengar suara napas.'Apa karena tadi pagi ucapanku membuat Genta marah makanya dia nggak mau bertemu aku?' batin Tirta. Dia sangat menyayangkannya dan juga merasa sedikit kecewa.Tirta ingin bertemu Genta dan Genta sudah menyetujuinya. Namun, sekarang harapan Tirta pupus. Bahkan, dia merasa seperti dipermainka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1319

    Tirta menggambar siluet wanita di kertas. Genta yang tidak memahami tindakan Tirta bertanya, "Pecundang, apa yang kamu lakukan?"Namun, Genta merasa wanita yang digambar Tirta makin familier. Sepertinya itu Genta! Tirta membalas, 'Apa yang kulakukan? Haha! Kak, kamu pasti tahu setelah aku selesai gambar.'Tirta tersenyum cabul dan tidak menjawab pertanyaan Genta. Dia tetap fokus menggambar mengikuti ingatannya.Sekitar 1 jam kemudian, Tirta sudah selesai menggambar sketsa Genta. Wajahnya, matanya, pakaiannya, bahkan rambutnya juga sama persis. Jika diwarnai, sketsa itu benar-benar menggambarkan Genta dengan sempurna.Genta juga melihat sketsa itu dari sudut pandang Tirta. Setelah mengamatinya sejenak, Genta yang curiga bertanya, "Pecundang, apa kamu mau memberikan sketsa ini kepadaku untuk menghiburku?"Sebelum Tirta menjawab, Genta yang senang memuji, "Sketsa yang kamu gambar memang sangat mirip denganku. Nggak disangka, pecundang sepertimu punya bakat seperti ini."'Memberikan sketsa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1320

    Tirta berteriak histeris. Pinggangnya ditendang Genta dengan kekuatan dahsyat. Bahkan, Tirta merasa seperti dihantam oleh gunung.Tirta tetap terpental. Dia merasa tubuhnya hampir hancur setelah ditendang Genta. Pinggangnya terasa sangat sakit.Tirta memohon, "Sialan ... Jangan pukul lagi, Kak. Aku akan mati kalau kamu pukul aku lagi."Genta mendengus dan menimpali, "Pecundang, kamu tenang saja. Aku nggak akan habisi kamu! Selama ini, aku sudah menahan diriku cukup lama. Hari ini, aku akan memberimu pelajaran!"Saat Tirta terpental, Genta berkelebat dan mengikuti Tirta. Kemudian, Tirta melihat tinju Genta menghantam wajahnya.Tirta merasa tulang wajah bagian kirinya hancur karena ditinju Genta. Bahkan, gigi Tirta juga tanggal. Tirta mengomel, "Aduh, sialan! Kak, jangan pukul wajahku! Aku mau mengandalkan wajahku untuk bertahan hidup!"Sosok Genta tidak terlihat jelas, tetapi terdengar suaranya yang marah lagi. "Oke. Karena kamu sudah mencarikan 100 batu spiritual untukku, aku nggak aka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1321

    Walaupun Tirta tidak bisa mati, dia benar-benar merasa kesakitan dan kehilangan sumber kebahagiaannya. Tirta tidak ingin merasakan hal itu lagi. Jadi, dia buru-buru meminta ampun sebelum Genta mencabut sumber kebahagiaannya lagi.Genta tertawa, lalu berkomentar, "Aku lebih suka melihat kamu yang keras kepala. Aku merasa sekarang kamu sangat konyol!"Genta sama sekali tidak memedulikan Tirta yang meminta ampun. Selesai bicara, Genta mencengkeram sumber kebahagiaan Tirta dan mencabutnya lagi. Dia juga melemparnya jauh-jauh.Tirta yang kehilangan sumber kebahagiaannya lagi memegang selangkangannya dan menjerit, "Jangan! Aku nggak mau hidup lagi! Kak, bunuh saja aku!"Tirta terlihat sangat menyedihkan. Genta menimpali, "Aku nggak rela bunuh kamu. Kalau aku bunuh kamu, aku juga ikut mati. Apa yang kamu alami sekarang sesuai dengan keinginanku."Melihat tampang Tirta yang menyedihkan saat memegang selangkangannya, Genta merasa dendamnya sudah terbalas. Selama ini, Genta sering digoda dan dil

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1322

    Genta meninju tubuh Tirta dengan kuat lagi hingga meledak. Namun, dalam sekejap Tirta muncul lagi di hadapan Genta dengan ekspresi mesum.Tirta berucap, "Kak, kenapa kamu nggak lanjut menginjak aku lagi? Sebenarnya aku lebih suka kamu menginjakku. Kak, cepat injak aku lagi."Sekarang Tirta sudah tahu dia akan tetap hidup kembali biarpun terus disiksa Genta. Lebih baik dia mengambil keuntungan dari Genta di dalam mimpi. Jadi, tidak sia-sia Tirta disiksa Genta habis-habisan.Sebelum Genta bertindak, Tirta yang tidak tahu malu sudah berinisiatif berbaring di bawah kaki Genta. Dia berseru, "Aduh, aku melihatnya lagi! Kak, indah sekali dan juga wangi! Kak, aku makin menyukaimu!"Tirta memelotot dan air liurnya mengalir. Bahkan, dia juga berani menarik gaun Genta. Tirta mengangkat gaunnya agar bisa melihat lebih jelas.Genta berteriak, "Pecundang ... aku .... Ke depannya kamu nggak usah bertemu aku lagi! Setelah aku bisa mengendalikan tubuhku, aku pasti bunuh kamu!"Tindakan Tirta membuat Ge

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1439

    Meskipun berada di dalam mimpi, kelembutan yang dirasakan Tirta dalam pelukannya dan wangi yang diciumnya hampir sama saja dengan kenyataan. Hal ini membuat Tirta makin terangsang. Dia tidak pernah seantusias ini sebelumnya."Pecundang, lepaskan aku dulu," protes Genta. Dia yang dipeluk Tirta dengan erat menahan rasa malu sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Tirta.Namun, sebelum Genta bergerak, Tirta sudah mencium bibirnya. Kemudian, Tirta langsung membuka bibir dan gigi Genta. Dia melumat bibirnya.Genta yang dicium terbelalak. Jantungnya berdegup kencang. Dia tidak berhenti menepuk dada Tirta.Hanya saja, Tirta tidak peduli. Sekarang dia juga tidak mungkin berhenti lagi biarpun dihabisi Genta. Bahkan, tangan Tirta langsung masuk ke dalam baju Genta melalui kerahnya. Tirta mengabaikan Genta yang menghalanginya.Dengan begitu, bagian vital Genta sudah dikendalikan Tirta. Walaupun Genta sangat hebat dan menguasai berbagai teknik, dia juga tidak mampu menghadapi Tirta. Sebalikny

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1438

    Melihat Tirta begitu tidak sabar dan antusias, Genta yang curiga berkomentar, "Ternyata kamu bisa pulih begitu cepat. Aku benar-benar curiga sebelumnya kamu cuma berpura-pura sedih. Tujuanmu itu mengambil keuntungan dariku."Saat memikirkan hal ini, Genta bahkan sedikit menyesal setelah menyarankan Tirta untuk mengambil keuntungannya di dalam mimpi.Begitu membayangkan dirinya akan bercinta dengan Genta, Tirta sangat bersemangat. Dia merasa tersiksa menahan hasratnya.Tirta menimpali, "Kak, masa kamu menganggapku seperti itu? Tentu saja aku sangat sedih Bella putus denganku. Bahkan aku nggak tertarik untuk berhubungan intim, kamu juga melihatnya tadi.""Tapi, kamu berbeda. Selama ini, aku ingin menidurimu. Jadi, aku senang sekali kamu mau berhubungan intim denganku," lanjut Tirta.Mendengar Genta ingin berubah pikiran, Tirta menunduk dan meneruskan dengan lesu, "Kak, kamu sudah menyetujuiku tadi. Apa sekarang kamu mau mengingkari janjimu? Kalau kamu juga tipu aku, lebih baik aku mati s

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1437

    Melati juga tidak lupa berpesan kepada Tirta saat menutup pintu kamar.....Sementara itu, Ayu dan Elisa terus menunggu di luar kamar. Mereka melihat ekspresi Melati dan lainnya yang sedih. Apalagi Melati dan lainnya keluar dari kamar dalam waktu singkat. Mereka menebak Melati dan lainnya pasti gagal.Meskipun begitu, Ayu masih tidak terima. Dia menghampiri Melati dan bertanya, "Melati, apa Tirta masih belum membaik?"Melati menjawab, "Belum, aku juga nggak tahu seberapa dalam wanita itu menyakiti Tirta. Aku nggak pernah melihat Tirta begitu sedih ...."Sambil bicara, Melati menyeka air matanya. Mendengar ucapan Melati, Elisa juga mendesah dan bertanya, "Apa cara ini nggak bisa membuat Tirta membaik? Melati, apa yang Tirta bilang pada kalian waktu keluar?"Mata Susanti memerah. Dia membantu Melati menjawab sambil terisak, "Bi Elisa, Tirta bilang dia mau menenangkan diri. Dia suruh kami jangan ganggu dia. Selain ini, dia nggak bilang apa pun lagi."Mendengar jawaban Susanti, Elisa langs

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1436

    Naura merasa Tirta yang dilihat dari kamera pengawas tidak begitu mengejutkan dan mengerikan jika dibandingkan dengan aslinya! Tentu saja Naura merasa takut setelah melihat secara langsung. Bahkan, kedua kakinya gemetaran.Susanti dan Aiko yang melihat Naura ingin mundur berbicara pada saat bersamaan, "Sekarang kamu menyesal? Nggak bisa, sudah terlambat!"Mereka berdua mengangkat Naura naik ke tempat tidur. Kemudian, Susanti berkata kepada Melati, "Kak Melati, kamu turun dulu. Biarkan Bu Naura mencobanya."Melati juga tidak ragu-ragu. Terdengar suara "plop", seperti penutup gabus dilepas dari botol anggur. Dia turun dari tempat tidur untuk menyerahkan posisinya kepada Naura.Melati tidak lupa menghibur Naura, "Oke, aku turun dulu. Bu Naura, jangan takut. Rasa sakitnya cuma sebentar, nanti kamu nggak akan merasa sakit lagi, malah sangat nyaman!"Setelah Melati turun, kemaluan Tirta terlihat makin jelas! Bentuknya bagaikan pedang pusaka tajam yang memiliki kekuatan dahsyat!Naura yang ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1435

    Ayu membuka pintu kamar, lalu bergeser ke samping dan tidak lupa berpesan, "Kalau Tirta sudah pulih, kalian berhenti sebentar dan kabari aku. Biar aku nggak khawatir.""Tenang saja, Bi Ayu. Kalau Tirta sudah pulih, aku akan langsung keluar untuk mengabarimu," sahut Agatha. Dia yang masuk ke kamar terlebih dahulu.Kemudian, Susanti, Naura, dan Aiko juga masuk. Tentu saja Nia adalah orang terakhir yang masuk ke kamar.Terdengar suara pintu ditutup dari dalam. Ayu juga tidak lupa mengunci pintu kamar dari luar. Setelah itu, Ayu dan Elisa sama-sama menunggu di sofa ruang tamu dengan perasaan gelisah.....Saat Agatha, Susanti, Naura, Aiko, dan Nia masuk ke kamar, mereka melihat Tirta berbaring di bagian tengah tempat tidur, Melati yang memakai lingeri renda berwarna hitam, Farida yang memakai lingeri berwarna putih, dan Arum yang memakai lingeri berwarna merah muda.Mereka bertiga yang cantik sedang bersandar di pelukan Tirta. Mereka terus menggunakan tubuh yang hangat dan ... untuk merang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1434

    Melihat Melati dan lainnya sama-sama masuk ke kamar Tirta, Ayu bertanya kepada Elisa yang berdiri di samping, "Dik ... apa kamu nggak keberatan melihat Tirta punya banyak kekasih?"Elisa menyahut, "Kak, tentu saja aku nggak keberatan. Dia memang pria berengsek! Waktu pertama kali melihatnya, aku sudah tahu sifatnya. Lagi pula, aku yang memberikan ide ini. Aku cuma berharap cara ini bisa membuat Tirta bangkit secepatnya."Elisa berpikiran terbuka. Selain itu, Tirta tidak menutupi dari Elisa tentang dirinya yang mempunyai banyak kekasih. Tentu saja Elisa bisa menerima.Mendengar ucapan Elisa, Ayu juga merasa tenang. Dia mengomentari, "Baguslah kalau kamu nggak keberatan. Aku khawatir kamu akan membenci Tirta yang punya banyak kekasih. Dik, setelah mereka selesai melakukannya dengan Tirta, kita berdua baru tidur dengan Tirta ...."Selesai bicara, Ayu hendak mengunci pintu kamar dari luar. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari tangga. Pada saat bersamaan, Susanti dan Agatha sama-sam

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1433

    Aiko juga ingin melihat Naura disiksa oleh Tirta hingga tidak bisa turun dari tempat tidur. Jadi, Aiko menghentikan langkahnya. Dia berdiskusi dengan Susanti, "Bu Susanti, benaran? Aku ... ikuti saranmu saja."Aiko melanjutkan, "Tapi, aku malu karena terlalu ramai. Apa aku boleh minta giliran terakhir tidur dengan Tirta?"Susanti pasti tidak keberatan. Dia menimpali, "Tentu saja boleh. Kami sangat menghargai Bu Aiko yang mau merangsang Tirta bersama kami. Siapa yang duluan atau terakhir nggak penting."Kemudian, Susanti membawa Aiko kembali ke kamar untuk mengganti pakaian. Naura mempunyai firasat buruk saat melihat Aiko dan Susanti berbincang berduaan. Namun, dia merasa Susanti dan Aiko tidak akan mencelakainya.Naura memikirkan nanti dia bisa tidur dengan Tirta dan merasakan kenikmatannya. Dia mengganti celana dalam yang lebih terbuka supaya lebih leluasa, begitu pula dengan branya ....Melihat tindakan Naura, Susanti, Agatha, dan Irene juga tidak mau kalah. Mereka mengganti lingeri

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1432

    Irene dan Agatha sudah menduga Naura dan Aiko akan bergabung dengan mereka. Jadi, Irene dan Agatha tidak terkejut saat melihat Naura dan Aiko mengikuti mereka mengganti lingeri. Sebaliknya, mereka membantu Naura dan Aiko untuk mencari model lingeri yang cocok.Susanti yang penasaran bertanya, "Bu Naura, Bu Aiko, jangan-jangan ... kalian sudah ditiduri Tirta sebelumnya?"Aiko tidak terlalu mengenal Susanti, jadi dia merasa malu untuk bicara setelah mendengar pertanyaan Susanti. Akhirnya, Naura mengambil lingeri renda yang diberikan Agatha sambil menyahut dengan tenang, "Ha? Aku ... belum. Tapi, Kak Aiko sudah ditiduri Tirta.""Kapan Bu Aiko .... Sudahlah. Berdasarkan kemampuan Tirta, hal ini sama sekali nggak aneh," timpal Susanti.Susanti terkejut sejenak, lalu menerima kenyataannya. Kemudian, dia yang makin penasaran bertanya, "Tapi ... Bu Naura, kalau kamu belum ditiduri Tirta, kenapa kamu mau ikut kami tidur dengan Tirta? Kamu nggak takut sakit?"Agatha yang sudah selesai memilih he

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1431

    Awalnya, Ayu mengira setidaknya Tirta akan sedikit bersemangat setelah melihat banyak wanita yang familier. Memang tidak mungkin Tirta bisa langsung bangkit. Namun, sekarang Tirta tetap terlihat tidak fokus.Tirta berucap dengan lesu, "Bi, aku lelah sekali. Kamu bawa aku istirahat di kamar saja."Bahkan, Tirta malas menyapa Melati dan lainnya. Melihat kondisi Tirta, Ayu merasa cemas lagi. Dia segera bertanya kepada Elisa, "Dik, menurutmu ... apa cara kita nggak berguna?""Belum bisa dipastikan. Aku merasa seharusnya kondisi sekarang nggak menarik, jadi nggak bisa merangsang Tirta," timpal Elisa.Elisa berpikir sejenak, lalu menemukan cara lain untuk merangsang Tirta. Dia melanjutkan, "Oh iya, bukannya Tirta suka lingeri? Nanti suruh Bu Susanti dan lainnya pakai lingeri untuk merangsang Tirta. Mungkin kondisi Tirta bisa membaik."Begitu Elisa melontarkan ucapannya, Melati segera berteriak sebelum Susanti menyetujuinya, "Eh ... itu ... kami sudah pakai lingeri. Langsung bawa Tirta ke kam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status