Share

Bab 1609

Author: Hazel
Semua orang tertawa mendengar perkataan tokoh hebat itu. Dia adalah tokoh hebat yang melarang Tirta tinggal di hotel tadi. Tokoh hebat itu berbicara dengan ekspresi sinis. Dia tidak menganggap kematian Kavindra berhubungan dengan Tirta.

Begitu melontarkan ucapannya, tiba-tiba lehernya terasa gatal. Dia juga kesulitan bernapas. Kemudian, dia merasa pusing dan kepalanya jatuh ke tanah.

Tirta berkata dengan ekspresi dingin, "Kamu nggak usah berikan 100 triliun lagi karena sudah mati. Siapa lagi yang nggak mau berikan 100 triliun? Langsung maju saja."

Sekarang suasana menjadi hening. Semua orang tidak yakin itu adalah perbuatan Tirta, tetapi tidak ada yang berani mempertaruhkan nyawa mereka lagi.

Hanya saja, para tokoh hebat juga tidak rela kehilangan 100 triliun hanya karena ancaman Tirta. Mereka memandang Thiago dengan ekspresi memelas.

Thiago berkeringat dingin saat merasakan pandangan para tokoh hebat. Dia benar-benar panik.

Thiago segera bersembunyi di belakang Shamit dan bertanya den
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
budi f
lanjut durasi terlalu pendek semakin seru
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1613

    Altair tertawa, lalu menanggapi, "Putraku agak bandel dan nggak memahami bisnis. Mana pantas dia dipuji Pak Iswar? Tapi, kalau Pak Iswar sangat menghargai putraku, aku suruh dia datang biar Pak Iswar bisa melihatnya."Altair tahu jelas kemampuan putranya. Dia memang tahu Iswar berniat menyanjungnya, tetapi dia tetap merasa senang setelah mendengar ucapan Iswar.Bagaimanapun, Altair hanya mempunyai seorang putra. Dia tetap menganggap putranya sangat berharga meski putranya tidak berguna.Lagi pula, menjodohkan Thiago dengan putri Iswar sangat menguntungkan bagi Keluarga Hadiraja. Hal ini karena latar belakang keluarga Iswar sangat kuat.Selesai bicara, Altair hendak menelepon Thiago. Mengenai masalah Tirta, dia tidak menganggapnya serius lagi karena Shamit sudah bertindak.Namun, setelah Altair menelepon, Thiago tidak menjawab panggilan telepon. Dia bergumam, "Apa dia bersenang-senang dengan wanita lagi?"Saat memikirkan hal ini, tiba-tiba suara teriakan seseorang yang panik mengacaukan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1612

    Thiago ketakutan setengah mati setelah melihat Shamit tunduk pada Tirta dalam waktu singkat. Dia berteriak, "Paman Shamit langsung dikalahkan ... dengan satu jurus! Nggak mungkin!"Kemudian, Thiago tidak memedulikan Karla yang berada di pelukannya lagi. Dia berbalik dan berusaha kabur. Mana mungkin Thiago masih bisa bersikap santai dan berpikiran untuk bermain golf seperti tadi lagi?Melihat Thiago kabur, Karla juga sangat takut. Dia mengejar Thiago sambil menjerit, "Pak Thiago ... jangan tinggalkan aku! Tunggu aku, Pak Thiago!"Shamit melihat Thiago dan Karla kabur. Dia berdiri, lalu meminta instruksi Tirta, "Pak Tirta, master nggak boleh dihina. Apalagi kamu itu tokoh hebat yang lebih kuat dari master. Tadi mereka berdua hina kamu, apa aku perlu turun tangan untuk membunuh mereka?"Tirta berdeham. Sebelum sempat menjawab, para tokoh hebat dunia bisnis ibu kota yang mendengar ucapan Shamit bergidik. Mereka sangat ketakutan.Pada saat bersamaan, mereka juga diam-diam bersyukur. Untung

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1611

    Shamit sudah bertindak, jadi Thiago tidak panik lagi. Menurutnya, sebentar lagi Tirta akan menjadi mayat.Thiago membelai kulit Karla yang mulus dan berujar sembari tersenyum nakal, "Setelah semua ini selesai, aku bawa kamu main 10 bola golf. Satu bola harganya 100 miliar."Mengenai master yang tidak muncul itu, Thiago tidak takut karena Shamit mampu menghadapinya.Melihat Thiago begitu santai, kepanikan Karla langsung sirna. Dia yang gugup menimpali dengan manja, "Pak Thiago, kamu benar-benar nakal. Kamu nggak takut merusak tubuhku kalau begitu banyak bola masuk?"Tiba-tiba, Karla melirik situasi di samping. Dia melihat kejadian yang membuatnya panik. Karla bersembunyi di pelukan Thiago dan berseru dengan suara bergetar, "Ah ... tunggu! Pak Thiago, cepat lihat! Paman Shamit, dia ....""Ada apa dengan Paman Shamit?" tanya Thiago yang penasaran. Dia mengikuti arah pandangan Karla.Thiago melihat Tirta sama sekali tidak bergerak, tetapi dia bisa melawan serangan telapak tangan Shamit yan

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1610

    Sebenarnya Tirta hanya ingin membalas dendam kepada Altair. Namun, Thiago membawa master dunia fana datang. Sudah jelas dia berniat menghabisi Tirta. Sebelumnya Thiago juga menghina Tirta, mana mungkin Tirta mengampuninya?Mendengar perkataan Tirta, wajah Thiago pucat pasi saking takutnya. Dia berujar, "Jangan ... jangan bunuh aku! Aku punya banyak uang yang belum kuhabiskan dan masih banyak wanita belum kunikmati! Kamu nggak boleh bunuh aku ...."Thiago berteriak kepada Shamit dengan ekspresi panik, "Paman Shamit! Cepat bunuh dia!"Tindakan Tirta tadi benar-benar mengerikan. Jika sejak awal Thiago tahu Tirta begitu mengerikan, dia pasti tidak akan memprovokasi Tirta.Shamit tertawa dan menegaskan, "Pak Thiago, kamu nggak usah panik. Tadi dia sama sekali nggak bergerak. Kematian beberapa orang ini nggak ada hubungan dengannya. Ini pasti tindakan master yang bersembunyi itu. Aku mau temui master itu dulu, lalu sekalian bunuh pemuda ini!"Setelah mendengar ucapan Thiago, Shamit tetap mer

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1609

    Semua orang tertawa mendengar perkataan tokoh hebat itu. Dia adalah tokoh hebat yang melarang Tirta tinggal di hotel tadi. Tokoh hebat itu berbicara dengan ekspresi sinis. Dia tidak menganggap kematian Kavindra berhubungan dengan Tirta.Begitu melontarkan ucapannya, tiba-tiba lehernya terasa gatal. Dia juga kesulitan bernapas. Kemudian, dia merasa pusing dan kepalanya jatuh ke tanah.Tirta berkata dengan ekspresi dingin, "Kamu nggak usah berikan 100 triliun lagi karena sudah mati. Siapa lagi yang nggak mau berikan 100 triliun? Langsung maju saja."Sekarang suasana menjadi hening. Semua orang tidak yakin itu adalah perbuatan Tirta, tetapi tidak ada yang berani mempertaruhkan nyawa mereka lagi.Hanya saja, para tokoh hebat juga tidak rela kehilangan 100 triliun hanya karena ancaman Tirta. Mereka memandang Thiago dengan ekspresi memelas.Thiago berkeringat dingin saat merasakan pandangan para tokoh hebat. Dia benar-benar panik.Thiago segera bersembunyi di belakang Shamit dan bertanya den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1608

    Menghadapi para tokoh hebat yang mempersulit dan menghinanya, Tirta tertawa sinis dan berkomentar, "Bagus! Sepertinya kalian menganggap aku nggak punya kekuasaan, jadi kalian merasa aku bisa dikendalikan dan dihina sesuka hati. Maaf, penilaian kalian salah."Tirta tahu sifat manusia memang seperti ini. Jika Tirta mengungkap hubungannya dengan Saba, dia yakin orang-orang ini pasti akan berbalik melawan Keluarga Hadiraja. Namun, Tirta tidak ingin berbuat seperti itu.Para tokoh hebat tertawa sembari menggeleng. Salah satunya membalas, "Penilaian kami salah? Apa kamu bisa menjatuhkan semua anggota Keluarga Hadiraja sendirian? Jangan mimpi!"Tatapan Tirta menjadi dingin. Dia menegaskan, "Ini bukan mimpi, tapi kenyataan. Aku sendiri bisa mengubah nasib Keluarga Hadiraja."Kavindra yang terus diabaikan marah-marah, "Sialan! Apa kamu nggak mengerti bahasa manusia? Aku lagi bicara denganmu!"Kavindra langsung maju dan hendak mencekik Tirta. Sementara itu, Tirta menyipitkan matanya begitu mende

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status