Share

Bab 199

Penulis: Hazel
Arum berpikir, seandainya adiknya yang tidak berguna itu memiliki setengah kemampuan Tirta, mana mungkin dia akan kalah setelak itu?

"Dasar nggak berguna! Kamu kalah telak! Gimana kamu akan menjelaskannya kepada Bos?" tegur Ehsan yang merasa senang di atas penderitaan Hafid.

"Aku nggak percaya kamu bisa menang terus. Kamu pasti main curang! Cepat katakan, kamu main curang nggak!" pekik Hafid dengan mata memerah. Dia bahkan melompat ke atas meja. Saking emosinya, dia sampai tidak bisa mendengar hinaan Ehsan.

"Kamu yang mengocok dadu tadi. Aku nggak menyentuhnya sedikit pun. Jadi, gimana aku bisa main curang? Aku cuma beruntung. Tadi kamu sudah berjanji. Kamu nggak bakal ingkar janji, 'kan?" balas Tirta sambil tersenyum tipis.

"Aku nggak bilang mau ingkar janji. Aku cuma mau tahu, gimana kamu bisa menang secara berturut-turut begini?" jelas Hafid.

"Apa yang harus ditanyakan? Dia sama sekali nggak pegang dadunya. Kamu yang mengocok sendiri. Masa nggak mau mengaku kalah?"

"Kamu mau bersika
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1957

    Mendengar perkataan Tirta, ekspresi Eira tampak kebingungan. Dia bertanya, "Tirta, apa ... yang ingin kamu lakukan?"Namun, Eira merasa sangat antusias sampai-sampai tubuhnya gemetaran. Tirta menyahut, "Simpel sekali. Nanti Kakak juga tahu."Tirta sangat senang. Dia merasa wanita dewasa memang berbeda. Padahal baru sehari, tetapi hubungan mereka sudah sampai di tahap seperti ini.Kelak setelah Tirta melatih Eira dengan baik, bukannya Eira sudah bisa menandingi siluman genit? Tirta tertawa.....Tirta tersenyum licik, lalu mengangkat dagu Eira dan berujar, "Kak, kenapa? Kalau kamu merasa nggak nyaman, langsung bilang saja. Lain kali kita baru coba lagi kalau ada kesempatan."Eira mendongak dan memandang Tirta. Bibirnya yang kecil terbuka. Eira membalas, "Nggak apa-apa, Tirta. Aku bisa tahan, kamu nggak usah khawatirkan aku ...."Amaris yang melihat di samping terus menghela napas dan memperhatikan dengan serius. Dia bergumam, "Guru ... menangis .... Tapi, sekarang guru terlihat sangat c

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1956

    Melihat Elisa yang lemas, Tirta segera memeluknya dengan erat agar dia tidak kehilangan keseimbangan dan jatuh dari kuda. Tirta bertanya, "Bi Elisa, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Selain itu, Tirta juga memasukkan kekuatan spiritual ke dalam tubuh Elisa untuk memulihkan tubuhnya yang kelelahan. Belasan menit kemudian, akhirnya Elisa bangun.Elisa mengamati kondisi di sekeliling. Dia merasa sangat familier. Namun, sekarang Elisa masih linglung. Pikirannya melayang. Jadi, dia tidak bisa mengingat apa pun.Setelah menenangkan diri sejenak, Elisa baru teringat keberadaannya sekarang. Dia memohon kepada Tirta, "Tirta ... sekitar 4 jam lagi ... kita sudah mau sampai di Sekte Mujarab .... Apa kamu bisa lepaskan aku? Biarkan aku istirahat .... Kalau nggak, aku nggak tahu bagaimana caranya menjelaskan setelah bertemu guruku ...."Tirta menanggapi, "Cepat sekali kita sampai. Oke, Bi Elisa. Aku nggak sentuh kamu lagi. Kamu istirahat sebentar, aku bantu kamu pakai bajumu."Sebenarnya Tirta masih belum

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1955

    Wanita itu memakai gaun berwarna hijau muda. Rambutnya disanggul dengan tusuk konde giok hijau. Wajahnya sangat menawan dan dia terlihat sangat muda. Ternyata dia hanya berusia 20 tahun lebih.Biarpun lumpuh, kecantikan wanita itu juga tidak tertutupi. Apalagi postur tubuhnya yang membuat orang-orang terpesona. Wanita ini adalah gurunya Elisa yang bernama Heidi.Heidi juga sudah mencapai energi internal tahap puncak. Bahkan kemampuannya lebih hebat dari semua orang di dalam ruang rapat. Dia sudah hampir mencapai batasan tingkat semi abadi, hanya sedikit lebih rendah daripada ketua sekte yang sudah mencapai tingkat semi abadi.Melihat Heidi tidak bicara, ketua Sekte Mujarab memandangnya dan bertanya, "Bu Heidi, apa pendapatmu?"Banyak tetua pria juga memandang Heidi. Mereka tercengang melihat kecantikannya. Hanya saja, mereka tahu Heidi sangat membenci pria karena pengalaman yang dialaminya.Jadi, mereka tidak berani melihat Heidi terlalu lama. Mereka takut Heidi marah jika dia menyadar

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1954

    Sebagai ketua Sekte Kebebasan, Althea bisa masuk ke tempat terlarang sekte ini. Althea menemukan kepingan giok seukuran telapak tangan ini di tempat terlarang Sekte Kebebasan. Bahkan, dia bisa menjadi pemurni energi karena kepingan giok ini.Kepingan giok ini memiliki banyak kegunaan. Terdapat ukiran delapan trigram yang sakti di kepingan giok itu. Menyelidiki keberadaan seseorang hanya salah satu kegunaannya."Kalau begitu, kami ikut Bu Althea pergi," kata salah satu tetua. Para tetua yang awalnya tidak ingin pergi terpaksa membereskan barang mereka setelah mendengar ucapan Althea. Mereka mengikuti Althea berangkat.Sebelum pergi, Edwan berpesan kepada Althea, "Kamu harus hati-hati dalam perjalanan kali ini. Usahakan nggak usah bertindak."Althea hanya membalas, "Tenang saja, Pak Edwan. Biarpun harus bertindak, aku juga sepenuhnya yakin bisa menghadapi Tirta!"Althea tidak akan menyangka dia tidak pernah kembali ke Sekte Kebebasan lagi setelah pergi.....Situasi ini bukan hanya terja

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1953

    Begitu Eira melontarkan ucapannya, Elisa merasa canggung dan malu. Dia membenamkan wajahnya di dada Tirta dan membatin, 'Dia bisa menebak apa yang akan dilakukan Tirta kepadaku .... Benar-benar memalukan.'Elisa ingin mencari tempat untuk bersembunyi dan tidak keluar lagi. Tirta berkata kepada Eira dan Amaris dengan ekspresi tenang, "Nggak usah menghindar. Kita langsung berangkat saja, tapi mungkin nanti kalian nggak melihat aku dan Bi Elisa."Tirta melanjutkan, "Kalian nggak usah khawatir. Kami tetap berada di samping kalian. Kita lanjutkan perjalanan ke Sekte Mujarab saja.""Um .... Oke, Tirta," sahut Eira.Sekarang Eira dan Amaris sudah melihat berbagai macam teknik ajaib yang ditunjukkan Tirta. Mendengar perkataan Tirta, mereka berdua hanya terkejut sesaat sebelum mengangguk.Selesai bicara, Tirta dan Elisa sudah menunggangi kuda. Tirta yang tiba-tiba teringat sesuatu mengernyit. Dia menangkap kucing putih di pelukan Elisa, lalu melemparkannya kepada Eira.Tirta berpesan, "Kak, hew

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1952

    "Bagus," ucap Elisa. Dia mencoba mengendalikan pedang untuk terbang di udara beberapa putaran. Elisa juga berusaha menghindari Eira agar tidak mengganggunya menerobos tingkat kultivasi.Elisa mengulurkan tangannya untuk menarik pedangnya kembali. Dia menahan antusiasmenya sambil bertanya kepada Tirta, "Tirta, aku harus punya kemampuan apa biar bisa terbang dengan menaiki pedang sepertimu?"Tirta menjawab dengan jujur, "Tingkat pembentukan fondasi.""Sekarang aku baru mencapai tingkat pembentukan energi tahap keempat. Masih terlalu jauh untuk mencapai tingkat pembentukan fondasi. Nggak usah pikirkan itu dulu," balas Elisa seraya menggeleng.Kemudian, Elisa mengikuti cara yang diajarkan Tirta untuk mengecilkan ukuran pedang hingga belasan kali lipat. Pedang giok itu menjadi seperti tusuk konde. Elisa menyanggul rambutnya dengan pedang giok.Seketika aura Elisa langsung berubah. Dia bagaikan bidadari dari bulan yang elegan dan lembut.Tirta merangkul pinggang Elisa yang ramping dengan kua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status