Share

Batu raksasa

Melelahkan, semua ini terasa melelahkan. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya dan itu melelahkan. Sam sudah mulai masuk ke kepalaku, namun, keberadaan Liam dengan mudahnya mengusir Sam yang sudah berada di pintu masuk kepalaku. Melelahkan. 

Dansa sudah selesai dan para tamu undangan menikmati makan malam bersama. Ayah lalu memanggilku dan mengajakku untuk makan malam bersamanya. Aku lalu berjalan dengan sedikit terpaksa sekaligus memaksa senyuman di bibirku. Para tamu lain mulai menyantap makanan yang di hidangkan, begitu juga dengan aku yang mulai memotong steak

"Ada apa sayang? Kau terlihat murung," ujar ayahku yang menyadari senyum palsuku yang semakin menghilang. 

"Aku tidak tahu, ayah," jawabku. Aku mencoba untuk kembali tersenyum, namun, sepertinya itu sia-sia karena ayahku saat ini ikut menunjukkan wajah murungnya. 

"Ava, kalau kau memang tidak bisa menceritakannya, mungkin kau hanya butuh waktu untuk sendiri, kau hanya butuh waktu

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status