Compartir

Bab 38

Autor: Penadiary
last update Última actualización: 2025-12-20 23:13:48

Ucapan Grey meluncur begitu saja dan langsung mengenai sasaran. Lyra tersedak seketika. Batuk kecil lolos dari bibirnya, wajahnya memerah karena kaget.

Sebelum Lyra sempat meraih apa pun, tangan Neilson sudah lebih dulu bergerak. Ia mengambil gelas di hadapannya dan menyerahkannya pada Lyra tanpa sepatah kata pun. Lyra menerima gelas itu dengan tangan sedikit gemetar dan segera meneguknya, mencoba menenangkan napasnya yang kacau.

Sementara itu, Neilson menoleh ke arah Grey. Tatapannya tajam, dingin, dan jelas mengandung peringatan. Grey yang mendapat tatapan itu sama sekali tidak merasa bersalah. Ia justru tertawa kecil, bahunya terangkat ringan.

“Aku hanya menebak saja,” katanya ringan, masih dengan senyum jahil yang tak pudar.

Namun, di balik kalimat itu, Grey bisa merasakan satu hal dengan jelas, meski Neilson terlihat dingin dan pendiam, tindakannya barusan pada Lyra sudah menjawab lebih banyak daripada kata-kata apa pun.

Alih-alih menegur Grey, Dave justru ikut tersenyum tipis. T
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Dosen Dingin Itu, Suami Rahasiaku   Bab 45

    Lyra terhuyung, nyaris kehilangan keseimbangan. Tangannya refleks mencengkeram pergelangan tangan yang masih menjambak rambutnya, jantungnya berdegup kencang. Napasnya memburu saat ia berusaha menoleh, menahan rasa sakit yang menjalar dari kulit kepalanya, mencoba melihat siapa yang berani melakukan itu di tengah area kampus.Lyra membeku begitu berhasil melihat wajah orang yang menjambak rambutnya. Dadanya terasa sesak.“Mama …?” suaranya nyaris tercekat.Dengan satu tangan masih mencengkeram pergelangan Sally yang menjambaknya, Lyra menahan sakit sambil menatap wanita itu tak percaya. “Ada apa? Kenapa Mama—”Belum sempat kalimatnya selesai, Sally justru mengencangkan jambakannya. Kulit kepala Lyra terasa seperti ditarik lepas.“Anak tidak tahu balas budi!” bentak Sally tajam. “Sudah seminggu lalu aku minta uang, tapi sampai sekarang tidak ada sepeser pun masuk!”“Mama, lepaskan dulu … sakit,” pinta Lyra lirih, wajahnya meringis.Tangannya gemetar menahan cengkraman Sally. Ia berusa

  • Dosen Dingin Itu, Suami Rahasiaku   Bab 44

    Lyra terdiam mematung, masih merasakan degup jantungnya yang belum juga tenang. Ia akhirnya mengangguk pelan. Neilson melepaskan pegangannya, ekspresinya kembali datar seperti biasa.“Berhati-hatilah,” ucapnya singkat, lalu berbalik dan masuk ke dalam mobil.Mesin dinyalakan, dan tak lama kemudian mobil itu melaju keluar dari gerbang rumah. Lyra masih berdiri di tempatnya, menatap mobil Neilson yang kian menjauh.Ia mengangkat tangan, menempelkan telapak ke dadanya. Detaknya masih berdegup cepat, tak kunjung mereda.Dia menghela napas pelan, alisnya berkerut. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Apakah itu benar-benar seperti yang ia pikirkan?“Tidak mungkin,” gumam Lyra lirih, seolah berusaha meyakinkan dirinya sendiri, sambil masih memeriksa jantungnya yang berdetak terlalu keras untuk sesuatu yang seharusnya biasa saja.Mark melirik dari kaca mobil, memperhatikan Lyra yang sejak tadi hanya duduk terpaku di kursinya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Pandangan gadis itu terlihat ko

  • Dosen Dingin Itu, Suami Rahasiaku   Bab 43

    Lyra masih membeku di tempatnya, pikirannya kosong. Ciuman itu terus terulang di benaknya, Neilson baru saja mengambil ciuman pertamanya. Bukan secara tak sengaja, bukan pula sandiwara setengah hati. Itu terasa nyata dan membuat napasnya tertahan.Ia menelan ludah, jantungnya masih berdebar tak beraturan, sementara tubuhnya belum sepenuhnya kembali bisa digerakkan.Berbeda dengannya, Neilson tampak sama sekali tak terpengaruh. Wajahnya kembali datar, tenang, seolah tak ada hal istimewa yang baru saja ia lakukan.Neilson kembali menatap ke depan, menyalakan mesin mobil, kemudian melajukan kendaraan itu meninggalkan halaman restoran.Keheningan memenuhi suasana di dalam mobil. Lyra melirik ke arah Neilson dengan hati-hati, lalu tanpa sengaja pandangannya jatuh pada bibir pria itu. Dadanya seketika mengencang. Ia buru-buru memalingkan wajah, namun bayangan ciuman itu terlanjur kembali menyerbu pikirannya.Dengan ragu, Lyra perlahan mengangkat tangannya dan menyentuh bibirnya sendiri. Mas

  • Dosen Dingin Itu, Suami Rahasiaku   Bab 42

    Pertanyaan itu membuat Lyra membeku. Napasnya tertahan, wajahnya langsung memanas. Ia menatap Neilson tak percaya, campuran kaget dan gugup bercampur jadi satu.Ia seakan terkejut mendengar ucapan Neilson. Ia benar-benar tidak memahami maksud pria itu. Mencium pria sembarangan? Pikiran itu terasa absurd baginya.Seumur hidupnya, ia tak pernah mencium siapa pun. Bahkan ciuman barusan di pipi Neilson adalah yang pertama baginya berbeda dengan ciuman tidak langsung yang dulu mereka lakukan.“Apa maksudmu … pria sembarangan?” tanya Lyra lirih, nadanya penuh kebingungan.Neilson menatapnya tajam. Sorot matanya dingin, membuat Lyra tanpa sadar menegakkan punggung.“Memang benar kita harus terlihat seperti suami istri,” ucapnya datar. “Tapi itu bukan berarti kamu bisa bertindak berlebihan.”Kata-kata itu membuat Lyra membeku. Dadanya terasa sesak. Ia akhirnya mengerti, tindakannya barusan telah membuat Neilson tidak nyaman dan marah.“Maaf,” ucap Lyra cepat, suaranya sedikit bergetar. “Aku t

  • Dosen Dingin Itu, Suami Rahasiaku   Bab 41

    Lyra terhuyung saat rambutnya dijambak semakin kuat. Rasa perih menyambar kulit kepalanya, membuat dadanya sesak. Namun kali ini, ia tidak tinggal diam.Dengan gerakan cepat, Lyra meraih rambut Salsa dan menjambaknya balik dengan kuat, tanpa ada keraguan sedikitpun.“Ah—!” Salsa menjerit kesakitan, refleks melepaskan cengkeramannya.Lyra mendorong tubuh Salsa menjauh dan melangkah mundur satu langkah. Napasnya terengah, dadanya naik turun, sementara kulit kepalanya masih berdenyut. Ia mengatupkan rahang, lalu menepis tangan Salsa yang sempat terangkat lagi hendak memukulnya.Lyra merapikan rambutnya dengan satu gerakan kasar, lalu mengangkat wajahnya. Tatapannya lurus dan tajam, tak lagi memancarkan ketakutan.“Aku tidak berubah karena mereka,” ucap Lyra lirih namun tegas. Suaranya bergetar tipis, bukan karena takut, melainkan karena amarah yang tertahan. “Aku berubah karena aku sudah lelah diperlakukan seperti ini.”Ia mengusap rambutnya sendiri sekali lagi, lalu menatap Salsa dengan

  • Dosen Dingin Itu, Suami Rahasiaku   Bab 40

    Neilson terpaku sesaat. Sendok di tangannya berhenti di udara, seolah ia lupa melanjutkan gerakan itu. Namun, seperti biasa, ekspresinya tetap datar, tak ada keterkejutan yang benar-benar terlihat di wajahnya, hanya keheningan singkat yang sulit diterjemahkan.Grey tertawa lepas melihat pemandangan itu. Tawanya terdengar ringan, penuh perasaan geli. Ia memang tahu sejak awal bahwa hubungan mereka tak sedekat yang terlihat, karena kakaknya tak mungkin semudah itu untuk membuka hati.Namun, ia sengaja terus menggoda, dan dirinya sama sekali tak menyangka Lyra akan menanggapi godaannya dengan cara seberani itu.“Wow,” ujar Grey sambil mengangkat alis, jelas terkesan. Ia menatap Lyra dengan senyum kagum.“Ternyata kakak ipar tipe gadis yang pemberani, ya.”Grey melirik singkat ke arah Neilson, lalu kembali menatap Lyra. “Pantas saja kakakku tertarik. Tidak semua perempuan yang berani melakukan itu pada kakak, apalagi di depan keluarga.”Wajah Lyra langsung memanas menanggung malu mendenga

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status