Happy Reading Semuanya!“Memangnya kamu enggak bisa di sini saja dengan saya?” Sepertinya memang sudah takdir yang membuat mereka mau tidak mau harus menghadapi perempuan dengan umur sama seperti Zaidan alias kakak dari Eva sendiri. Seorang Livy yang dikenal begitu independen kini malah mengekor pada sang adik kemanapun pergi, dan menyuruh Eva agar pergi mengikutinya juga. Seakan tidak mengizinkan Eva untuk berduaan dengan suaminya sendiri. “Kamu itu istri saya atau istri kakak kamu? Ini dalam rangka saya ingin membuat kamu bahagia, tapi malah kamu menyia-nyiakan saya disini. Dan jadwal yang sudah saya susun pun berantakan! Kamu juga belum menyusun skripsi kamu, ingat Eva! Untuk mencapai sidang pertama kamu harus mencapai 5 kali bimbingan.” “Bukannya 3? Bapak sendiri yang bilang kemarin! Saya sudah bimbingan ke dosen teknik saya. Kenapa Bapak selalu saja berubah pikiran, menyebalkan sekali!” sela Eva. Zaidan menggeleng, ia benar-benar tidak rela jika sang istri malah merencanakan
Happy Reading Semuanya! Tangan Eva bersedekap memandang sang kakak tampak bergelayut manja di lengan Zaidan dan tentu saja lelaki yang menjadi suaminya tampak risih. Sudah ia bilang kalau mereka tidak akan bisa berlibur santai seperti sekarang ini, karena dugaan mereka sangat kuat kalau Livy memata-matai mereka agar tidak bersama. Livy masih tidak memiliki rasa rela jika Zaidan menikah dengannya. “Paaaaakkkk!! Tiba-tiba saya mau kerjain skripsi!” seru Eva Zaidan yang semula sedang memesan makanan menatap sang istri bingung, entah apa yang diinginkan oleh Eva saat ini. Mendadak ingin mengerjakan skripsi? Bukankah perempuan itu selalu menolak jika ia menyuruh untuk membuat skripsi, tapi kenapa sekarang malah mau mengerjakannya. Tangan Zaidan melepas cengkraman tangan Livy kasar, istrinya yang paling utama sekarang ini. Eva menginginkan apa, maka ia akan dengan senang hati mengabulkannya untuk sang istri. “Sandwich kamu akan segera jadi, kamu bisa ambil laptop di dalam mobil. Lapto
Happy reading semuanya! Perempuan di sebelahnya tampak gelisah. Keringatnya tampak bercucuran seakan benar-benar menanti mereka sampai di tempat penginapan mereka yang terbaru, Zaidan tahu perasaan itu. Sangat tahu bagaimana rasa panas menyergap tubuh sang istri akibat kedua orang tuanya, ia pernah merasakannya karena kesalahan orang tuanya. Sama seperti sekarang ini dan hanya bedanya ia sudah memiliki seorang istri. Zaidan bukan lelaki sempurna. Ia juga memiliki rahasia yang membuat ia mengalami kemarahan besar dan rasa tidak suka pada orang tuanya sendiri. Zaidan membenci orang tuanya karena pernah menjebaknya dalam sebuah hubungan. “Pak, AC nya dibesarkan lagi. Saya merasakan panas,” ungkap Eva. “Ini sudah full Eva,” ucap Zaidan dengan nada suara pelan. Eva hampir saja menangis merasakan panas tubuhnya, biasanya ia akan mentolerir rasa panas yang berlebihan pada tubuhnya tapi untuk ini ia tidak bisa. Tangan Zaidan meraih tangan sang istri dan berusaha untuk mempercepat macet
Happy Reading Semuanya!Zaidan perlahan bergerak menghampiri sang istri setelah mengatakan kalimat persetujuan beberapa menit yang lalu. Tatapan matanya hanya terfokus pada Eva yang lebih banyak menunduk malu, ia tahu pasti ini adalah sebuah keputusan berat yang diambil oleh perempuan cantik di hadapannya.“Saya akan pelan-pelan dan kamu jangan khawatir,” ungkap Zaidan.Eva hanya mengangguk, ia mempercayai Zaidan dalam hal yang seperti ini. Sang suami pasti akan melakukan yang terbaik, karena tujuan utama dari dirinya sekarang ini pun hanyalah untuk menghilangkan panas pada tubuhnya dan memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri.Tangan Zaidan mendorong pelan tubuh sang istri menuju ranjang besar di depannya, menjadi Zaidan serba salah. Seharusnya ia memesan kamar dengan ukuran deluxe sebagai tempat terindah untuk memadu kasih, tapi yang ia pesan adalah kamar seadanya agar sang istri bisa menuntaskan rasa panas di tubuhnya.“M-mas...”Zaidan memandang sayu sang istri saat ini, ia tid
Happy Reading Semuanya!“Eva, bangun sayang. Mas tahu kamu terlalu lelah karena semalam mas menginginkan lagi, tapi sekarang ayo bangun! Kamu sudah melewati terlalu banyak jam makan. Mas enggak mau kamu sakit,”Zaidan menggeleng melihat sang istri tampak tidak kunjung bangun, ini sudah siang bahkan jam sudah menunjukkan pukul 11 siang. Eva sejak kemarin belum memakan sesuap nasi sama sekali, bahkan saat sarapan kemarin Eva hanya memakan sandwich dan susu.Bibir Zaidan mengecup pipi sang istri dan berakhir pada bibir Eva agar sang istri bangun. Tetapi sepertinya perempuan cantik miliknya tidak ada niatan untuk melakukan itu. Apakah permainan mereka semalam membuat istrinya merasakan kelelahan yang amat sangat panjang.“Eva...”“Jam berapa?” Suara serak Eva membuat Zaidan mengecup pucuk hidung milik sang istri.“Jam 11, kita harus check out sebentar lagi. Kamu mau makan dulu atau nanti saja? Mas sudah menyiapkan makanan untuk kamu karena ingat kamu belum memakan sesuap nasi sedikitpun s
Happy Reading Semuanya! Flash Back On Jakarta, 31 Desember 2009 Suasana menjelang malam tahun baru tampak ramai dalam ballrom hotel dan membuat lelaki yang kini sedang duduk diam hanya memasang wajah lesunya. Ia tidak suka berada di tempat ini, ia merasakan hawa aneh menyergap tubuhnya. Jika ini bukan acara perusahaan keluarganya ia lebih memilih di kamar dengan laptop atau buku yang bisa menambah wawasannya, di umur 18 tahun ini lelaki dengan rambut model style terbaru masih menyukai hal berbau buku tentu saja dengan harapan jika ia memiliki istri atau kekasihnya nanti ia bisa melakukan kegiatan yang sama. Menikmati buku atau menceritakan ulang isi buku ke masing-masing. “Dan! Ini acara keluarga lo dan lo malah bersembunyi di sini, nanti dibilang apa sama orang tua lo? Mereka saja begitu hectic masa lo sebagai anak hanya...” ucapan itu menggantung setelah melihat minuman di gelasnya yang tinggal setengah, “Orange juice? Are you sure?” “Lo jangan urusi gue! Seharusnya bukannya l
Happy Reading Semuanya!Tidak ada tatapan menjijikkan lagi atau bahkan tatapan intimidasi lainnya.Sepanjang jalan menuju kelasnya Eva sama sekali tidak paham dengan apa yang terjadi sekarang, sepulangnya liburan kemarin ia merasa sesuatu aneh. Kenapa tidak ada tatapan seperti sebelumnya, bahkan beberapa orang tampak menyapanya dengan ramah.Ia pergi juga tidak terlalu lama, hanya sekitar seminggu dan semua seakan menghilang bagai mimpi buruk. Ini aneh bagi Eva.“Enggak ada lagi?” gumam Eva. Tatapannya mengarah pada Zaidan tampak berjalan santai memasuki kelas setelah tersenyum manis pada dirinya. Suaminya memang sudah aneh sikapnya pada Eva, tapi setidaknya ia lega. Tidak ada lagi ia pulang ke rumah dalam keadaan bau.Langkahnya berjalan menuju kursi depan, tepat di depan Zaidan. Bahkan mereka saling pandang dengan sangat jelas, tentu saja ia melakukan ini karena permintaan dari Zaidan yang tidak bisa di ganggu gugat.“Okay class! Kita mulai, sebelumnya saya bahas tentang...”Zaidan
Happy reading semuanya! “Pertemanan kita... apa enggak ada artinya?” Pertanyaan singkat itu terucap dari bibir Eva. memang sangat nekad sekali Eva mengunjungi ketiga temannya di tempat biasa mereka dulu berkumpul, sejujurnya perempuan yang sudah menjadi istri dari salah satu dosen di kampus ternama itu ingin membuat keadaannya seperti semula setelah seharian berada di kampus semua dalam keadaan baik-baik saja. Tatapan matanya mengarah pada rekannya yang sama sekali tidak menjawab pertanyaannya barusan, ia tidak tahu apakah pertanyaan yang begitu sulit atau memang pada dasarnya rekan-rekannya itu tidak ingin bertemu dengan dirinya lagi. “ Apakah kalian semua percaya dengan berita bohong itu? Kalian lebih tahu gue dibandingkan berita kosong itu. Berita itu sengaja ingin menjatuhkan gue.” Eva sekarang ini hanya dianggap sebagai angin lalu oleh ketiga temannya, Bahkan kehadirannya saat ini sama sekali tidak diperdulikan. perempuan muda itu hanya menggigit bibirnya keras-keras,