Share

4 Calon Suamiku

Penulis: Chaerani T
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-10 13:08:52

Ardian datang kembali setelah mengetahui keadaan Ayu sudah berangsur membaik. Segenap hatinya ia mencoba mendekati Ayu secara perlahan. Kedatangannya tentu disambut baik oleh Sandi dan keluarga. Saat ini tidak ada yang perlu disembunyikan, kenyataannya semuanya sudah terlanjur. Pria itu, harus bertanggung jawab menjadi sosok suami yang terpaksa karena perbuatannya di luar kesadaran.

Kinji Ayu dan Ardian duduk bersama. Kecanggungan begitu terasa nampaknya pria dewasa itu terlihat gugup saat bersama Ayu.

Sedikit salah tingkah Ardian memberikan sebuket bunga yang ia bawa sengaja untuk Ayu.

"Maaf ya! Hanya ini yang mungkin bisa kuberikan!" ucapnya. Sungguh sulit rasanya untuk Ardian, ia sudah lupa bagaimana merayu dan menggoda wanita seperti dirinya dulu saat masih remaja.

"Ayu! Apakah kau memaafkan aku? Apa kita bisa menikah?!" tanyanya seakan tak sabar.

Ayu merasa kesal melihat mimik wajah Ardian, pria itu justeru begitu terburu-buru meminta pernikahan padanya.

"Aku belum ikhlas memaafkan Anda! Pernikahan ini mungkin akan terjadi, tapi tidak seperti suami dan istri pada umumnya!" tuturnya.

Ardian masih melihat kebencian di mata calon istrinya. “Bisakah suatu hari nanti hatinya dapat luluh?” bisiknya. Ardian membuang pandangannya, ia tidak akan bersikap kekanak-kanakan. Pasalnya ia berusaha menerima Ayu, dan mencoba jatuh hati padanya.

"Baiklah, setidaknya aku masih bisa diberi kesempatan untuk menikahimu dan bertanggung jawab atas semua yang kulakukan."

Ardian tersenyum, ia tidak berani mengenggam kedua tangan Ayu. Gadis itu sedang memasang tembok yang kuat dari pria yang sudah melunturkan harga dirinya.

Tidak butuh waktu lama, Ardian pergi untuk menemui Sandi. Dan Ayu masih terdiam memandang buket bunga pemberian Ardian dan membuangnya.

Otaknya terus berputar, seperti yang dikatakan oleh Rahma, hal tidak terduga ini adalah hal yang tidak mungkin kesengajaan. Beberapa hari ini, ia mencari keberadaan Siska, gadis itu yang mengundangnya untuk datang ke acara pesta ulang tahun.

Berkali-kali ia berusaha menghubungi Siska, namun sama sekali Siska tidak membalas pesan dan menjawab panggilannya. Hatinya semakin kesal, kesalahan apa yang sudah ia perbuat sampai temannya itu tega menjebaknya seperti ini?

“Haruskah aku memanfaatkan keadaan ini? Untuk memberi gadis itu pelajaran?”

Ingin rasanya ia mencabik-cabik wajah Siska, namun apa daya, ia tidak memiliki bukti apapun. Ia memeluk tubuhnya, tidak ada waktu untuk memikirkan hal yang lain. Keluarga pun sudah menyetujui jika ia menikah bersama dengan Ardian.

“Mungkin, gadis itu perlu tahu bagaimana caranya bersikap sopan dengan temannya!” bisik Ayu.

Saka mengisap puntung rokok bersama sang ayah di ruang tamu. Tatapannya tajam ke arah Ardian yang memilih menonton Saka dan Sandi.

"Kau bisa mabuk malam itu, kenapa kau tidak bisa merokok seperti ini?" tanya Saka menyindir.

Ardian mengangguk tersenyum kecil, sejak kemarin ia sudah memutuskan untuk berhenti merokok. "Dan, kemarin aku terjebak mengikuti partner kantor yang memaksaku terus meminum-minum!"  ujarnya.

Sandi mengambil dan menawarkan kopi hitam milik Ardian untuk segera diminum." Ayu dan Kau akan menikah dalam waktu dekat. Aku harap Kau tidak akan mengecewakan lagi setelah semua yang terjadi."

"Tentu Pak, saya akan berusaha membuat Ayu bahagia!" ucapnya.

Saka meliriknya dengan tajam, rasa tidak suka pada Ardian benar-benar membuatnya muak, dan memilih pergi dari ruang tamu.

Ayu menghembuskan napasnya perlahan, ia masih melihat Ardian bersenda gurau dengan ayahnya. Pria yang beberapa hari lalu menolongnya, saat ini belum menemuinya kembali. Kehadiran Dika membuatnya dilema, ia hanya menyukai pria itu didalam hatinya.

Ardian menangkap Ayu tengah memandangnya, Ayu pun memilih untuk masuk dan menghindari ayah temannya itu.

“Wanita memang susah ditebak!” desisnya memandang pundak Ayu yang pergi menjauh.

Ayu masuk ke dalam kamarnya, entah mengapa mengetahui pernikahannya semakin dekat. Ia benar-benar merasa rindu ingin bertemu pria yang sudah membuatnya jatuh cinta.

Dika, seorang guru yang berperangai baik, sopan, dan santun saat berbicara dengan wanita. Itu yang membuatnya jatuh hati padanya setelah mengenal dekat selama dua tahun. “Perlukah aku melupakannya? Ah! Belum tentu kak Dika menyukaiku? Jika dia tahu aku sudah tidak suci, pasti dia akan menjauhiku!”

Sosok yang dirindukan datang, ia mendengar suara deru motor matic yang masuk ke dalam halaman rumahnya. Senyum terbit menghela sebentar di wajahnya. Dika melambaikan tangan saat melihat Ayu membuka jendela kamarnya.

Dengan gembira pria itu masuk ke dalam rumah, ia sudah terbiasa seperti ini. Belum lagi Saka adalah sahabat Dika yang sangat akrab dengannya.

Ardian bangkit mendengar suara seseorang menyapa, tampak pria itu menyalami Sandi dan dirinya.

"Nak Dika, ada hal apa?!" tanya Sandi.

Dika tersenyum, dan Sandi memintanya untuk duduk bersama di ruang tamu.

"Apa Ayu sudah membaik? Kemarin, aku sangat sibuk sekali disekolah, jadi aku baru sempat datang untuk menjenguknya!" ucapnya.

Sandi menjawab pertanyaan Dika, sementara Ardian menyelidik sosok pria yang sepertinya mengenal Ayu begitu dekat.

"Kenalkan Dika, ini Ardian! Dia calon suami Ayu!"

Mendengar itu, bak seperti disambar petir. Dika menatap dua pria dihadapannya tak percaya. “Suami? Ayu akan menikah?” bisiknya.

Terpaksa memasang senyum, Dika mengangguk dan berusaha mengucapkan selamat pada Ardian.

Raut wajahnya dapat ditebak, Ardian tahu pria itu nampak menyukai dan mencintai Ayu. “Ah, apakah aku adalah orang ketiga diantara mereka?” bisik Ardian.

Dika menitipkan sebuah bingkisan kepada Sandi, ia memilih untuk pulang dan tidak jadi bertemu dengan Ayu. Hatinya rapuh, mengetahui wanita yang begitu ia cintai akan menikah dengan pria pilihan kedua orang tuanya.

Dika pergi keluar dan menyalakan motornya, kedua matanya memandang ke arah kamar Ayu dengan perasaan yang hancur. Sementara itu, Ayu memandang Dika yang sudah pergi menjauh, membuat benaknya bertanya apa yang terjadi ketika Dika bertemu Ardian.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Duda Tampan Canduku    Bab 64 Kebahagiaan Kita

    Semua sudah dipersiapkan dengan baik oleh Ardian dan Ayu. Acara ijab kabul akan dilakukan satu jam lagi. Rumah impian Siska menjadi tempat sakral di mana dua sejoli akan berjanji untuk saling menemani dan merawat cinta mereka. Senyum sumringah merekah di hati Siska dan Ayu.Namun, di balik kamar sang pengantin perempuan. Ada kegelisahan yang menghantui sejak malam. Hari ini pernikahannya dengan Satya akan dilakukan, ia memandang dirinya di hadapan cermin rias yang begitu besar, tampak bayangan pria masa lalunya terus mengancam.Sekar menangis tidak tahan lagi untuk menanggung semua derita. Semalam seseorang menerornya dengan melempari rumahnya dengan surat kaleng. Entah siapa pengirimnya, namun isi surat itu terus membuatnya gelisah."Mah, kenapa belum mengganti pakaian? Mamah nangis?" Siska menjadi panik melihat keadaan Sekar yang tampak kacau balau.Kedua netranya menatap sesuatu yang tergeletak di lantai. Siska mengambil surat itu dan membacanya. Ia benar-benar tidak menyangka jika

  • Duda Tampan Canduku    Bab 63 Pengakuan Cinta

    "Boleh saya memperkenalkan diri saya Pak?" Roman masuk ke dalam rumah seorang pria yang berkerja sebagai supir pribadi Aldian."Kamu siapa ya? Ada perlu dengan saya?" Pria dihadapan Roman ini terlihat khawatir, sebab ia tidak mengenal sama sekali pria berbadan tegap yang sudah duduk di sofa ruang tamunya."Langsung saja ke intinya, saya dengar Bapak akan menikah dengan wanita yang tinggal di sebelah rumah ini? Betul?""Siapa sebenarnya kamu? Kenapa kamu bisa tahu tentang rencana saya?""Saya Roman, teman dari anak Bu Sekar. Sudah satu minggu ini saya mencari keberadaan beliau! Saya hanya ingin membantu anak dari ibu Sekar ini, karena ia benar-benar merindukan ibunya!""Jadi kamu teman anak Sekar? Alhamdulillah, saya sempat berpikir yang tidak-tidak sama kamu!""Maaf jika membuat anda sedikit cemas!" Roman tersenyum kecil, ia melihat jelas jika pria dihadapannya ini terlihat baik dan ramah."Lalu apa yang harus saya lakukan?"Roman tersenyum senang mendengar pria berkacamata itu langsu

  • Duda Tampan Canduku    Bab 62 Gelisah

    "Roman, tolong tinggalkan kami!" Ardian masih menatap tajam ke arah Aldi, dan terlihat masih mencoba menahan emosi.Roman hanya mengangguk dan pergi meninggalkan keduanya. "Lama tidak berjumpa Ardian, oh kemarin kita hanya berjumpa sebentar di bandara!""Jadi, kau ingin mencari seseorang!" Ardian menatap mantan sahabatnya itu dengan raut wajah tidak suka. "Kau memang sahabatku, karena kau lebih lama mengenalku!""Sahabat? Itu masa lalu, dan satu lagi jika kau datang hanya ingin mengatas namakan sahabat atau teman lama, sebaiknya cepat pergi dari rumahku!"Mendengar itu Aldi menelan salivanya, dan bergegas merubah sikap serius terhadap Ardian. "Baiklah, aku berjanji tidak akan basa-basi! Kedatanganku kesini, aku hanya ingin tahu di mana anakku!""Kau merasa memiliki seorang anak?" Ardian tertawa kecil mendengar tujuan Aldi datang menemuinya. "Ardian, kemarin kau bilang jika Sekar mengandung anakku, itu benar atau tidak?""Kau sudah lupa tentang masa lalumu?""Hey! Jangan buat aku b

  • Duda Tampan Canduku    Bab 61 Dimana Anakku

    Satya tersenyum saat Sekar sudah kembali sadar. Wanita itu menjadi bingung melihat keberadaanya di rumah sakit. "Aku di mana?" Selang darahnya masih terpasang pada lengannya. "Kau, mengapa kau malah menolongku! Asal kamu tahu, aku ingin mati! Aku tidak ingin hidup, tidak ada yang mengharapkanku! Kenapa lagi-lagi kau membantuku!" Wanita itu meronta-ronta kepada Satya, berusaha mencabut selang transfusinya. "Sadar Sekar! Apa bagusnya kamu menginginkan kematian? Nyatanya Tuhan memberimu kesempatan, semua manusia di takdirkan mati Sekar!""Tapi kenapa Tuhan tidak mengabulkan doaku, jika semua manusia di takdirkan mati!""Belum waktumu! Tuhan menyayangimu, dia ingin kamu bertaubat!""Untuk apa? Semua yang menyayangiku sudah pergi dan melupakan aku!""Kita tidak pernah tahu rencana Tuhan, hari ini kamu harus bisa membuktikan akan ada kebahagiaan untukmu!"Sekar terdiam, Satya menghapus air matanya perlahan. "Kenapa? Kenapa kau mau menolongku?""Karena aku peduli kepadamu!"Satya tersen

  • Duda Tampan Canduku    Bab 60 Luka Hati Sekar

    Langkah Sekar berhenti di kediaman Ardian, ia hanya bisa melihat betapa mewahnya rumah Ardian. Sungguh banyak sekali dosa yang telah ia lakukan pada pria itu. Dosa besar, menghianati cinta dan pernikahannya, juga mengandung anak perempuan yang nyatanya bukan anak biologis Ardian. Dadanya terasa sesak, ia melepas rompi yang di pakainya, jika dilihat semua yang pernah hadir dalam hidupnya kini perlahan meninggalkannya. Wanita ini menangis tersedu, ia mengingat semua memori cinta dan kasih sayang Ardian. Sikap acuh tak acuhnya kepada Siska, dan bodohnya lagi, ia tertipu akan investasi bodong yang sudah mengkuras seluruh aset miliknya. Hanya mobil ini satu-satunya harta Sekar untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari sebagai supir ojek online. "Ya Tuhan, aku kehilangan semua yang menyayangiku, aku terlalu tergiur harta dan kehidupan mewah yang tidak ada artinya, harus dengan siapa lagi aku mengadu! Aku sudah tidak bisa mengharapkan Ardian, apalagi Siska dia sudah bahagia dengan keluarga

  • Duda Tampan Canduku    Bab 59 Cinta Keluarga Bahagia

    Ardian berjalan tergesa-gesa mencari ruangan di mana Ayu di rawat. Siska melihat Roman tengah duduk menatap lurus dinding putih yang ada dihadapannya. Senyum Siska merekah setelah melihat pria itu. "Bagaimana keadaan istriku?" "Dokter belum keluar, tolong tunggu sebentar Bang!" Roman melirik ke arah Siska, yang terlihat terdiam. Ardian menjadi resah, kenapa begitu lama sekali Dokter memeriksa istrinya. "Kau sudah kembali? Bagaimana kabarmu? Roman memberanikan diri untuk bertanya kepada Siska, hatinya sungguh tidak karuan sedari tadi, ragu untuk mulai berbicara dengan Siska. "Aku baik Paman, Oh ya, aku ada sesuatu untuk Paman!" Roman mengerutkan keningnya, melihat Siska tengah sibuk mencari sesuatu yang berada di dalam tasnya. "Ini Paman, oleh-oleh dariku!" "Sarung?" "Ya, itu sarung batik dari Pekalongan, aku pas melihat itu teringat Paman, jadi aku beli saja!" Roman menjadi salah tingkah saat Siska mengatakan mengingat dirinya. Dan di saat yang bersamaan Ardia

  • Duda Tampan Canduku    58 Penyesalan di hati

    "Jadi, bisa kau ceraikan Ayu? Aku ingin kita kembali" pinta Sekar. Ardian menggeleng, ia menatap Sekar dan membuang pandangannya. Ingatan masa-masa saat Sekar menghianatinya terulang kembali di memori ingatannya. Ardian sudah melupakan itu semua, dan berharap jika Sekar dapat mengerti perasaannya. "Tidak Sekar, aku bukanlah pria yang jahat, dulu sekali aku mengharapkan kamu kembali. Nyatanya tidak! Sekarang yang harus kau perjuangankan adalah Siska! Putrimu harus tahu jika ayah kandungnya berada di negara ini!""Aku tidak mau kembali pada laki-laki itu! Dia penghianat, aku tidak bisa!" jawab Sekar. "Pilihan ada dirimu Sekar! Setidaknya saat Siska menikah nanti, aku tidak berkewajiban untuk menjadi wali nikahnya!"Sekar kembali terdiam, yang dikatakan Ardian ada benarnya. Seharusnya ia berjuang untuk mendapatkan hak Siska sebagai seorang anak perempuan dari Aldi. "Hilangkan rasa nafsumu itu! Siska membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya!"Tidak ada jawaban dari bibir Sekar, seb

  • Duda Tampan Canduku    57 Ceraikan Istrimu

    Sekar, wanita itu tampak geram, dari awal ia sudah membenci Ayu, dan tidak menyukai pernikahan Ardian bersama Ayu, ia menyesal tidak melanjutkan rencananya untuk mengambil Ardian dari Ayu, kesibukannya sebagai seorang pengusaha membuatnya buta harta dan tidak peduli lagi kepada Siska, putri kandungnya. Saat ini nasibnya berubah drastis, ia sudah tidak dikelilingi oleh kemewahan yang ia miliki, ia pun sudah menjadi seorang sopir taksi online yang harus menafkahi diri sendiri. Ingin sekali ia bertemu dengan Siska, putri yang sangat ia rindukan selama menjadi Sekar yang memulai hidup sederhana. Hati dan pikirannya kini tengah beradu, ia ingin memulainya kembali bersama Ardian, pria yang pernah mencintainya dengan tulus dan ikhlas. Setelah sekian lama ia mencari sosok Aldi, pria yang menghianatinya dan meninggalkannya saat ia tengah mengandung Siska. Sekar sudah tidak mau mencari sosok pria tersebut, baginya saat ini Ardian adalah pria terbaik yang pernah hadir di dalam hidupnya, kenang

  • Duda Tampan Canduku    56 Kebaikan Roman

    Pagi ini Ayu merasakan tubuhnya begitu lelah, setiap pagi ia merasa malas untuk melakukan apapun. Ardian tengah bersiap untuk pergi ke kantor, ia pun melangkahkan kakinya menuju ranjang mereka, dan mendekati Ayu yang masih meringkuk dan tubuhnya tertutupi oleh selimut. "Sayang, kamu sakit?" tanya Ardian. "Hem, aku merasa mual, aku sedang malas, huekk ...!" jawab Ayu. Ardian terjengkit, suhu tubuh Ayu begitu hangat, wajahnya sedikit pucat. "Kita periksa saja ya!" ajak Ardian. "Tidak perlu, aku istirahat saja Mas, kamu kan harus bekerja!" jawab Ayu. Ardian tidak bisa memaksa istrinya itu, hari ini ia begitu sibuk sekali dengan urusan pekerjaannya di kantor. "Baiklah, tetapi jika kamu benar-benar ingin periksa, hubungi aku!" tukas Ardian. "Iya Sayang," jawab AyuArdian bergegas untuk pergi, ada rasa khawatir di benaknya karena harus meninggalkan Ayu. Siska saat ini sedang menjalani KKN di luar kota, sementara Arkana sedang berada di rumah neneknya. Ardian berlari menuruni anak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status