/ Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 196. Penguntit

공유

196. Penguntit

작가: OTHOR CENTIL
last update 최신 업데이트: 2025-10-26 11:06:51

Ting!

“Yah, katanya mau beli es krim!” sungut Shanum dengan bibir cemberut.

Gadis kecil itu sudah masuk ke dalam mobil dan dia bersedekap layaknya orang dewasa yang sedang memarahi orang lain.

Damar pun mengusap pucuk rambut putrinya dan dia tersenyum tipis. “Maadkan Ayah, Sayang. Ada kabar dari seseorang yang sangat penting. Ayah lihat pesannya dulu ya?”

Shanum tidak percaya begitu saja dengan ucapan ayahnya. rasa kesal masih memenuhi dadanya dan dia tidak ingin ayahnya mengabaikan kebersamaan mereka berdua kali ini.

Maka, Shanum mengerjap. Ia tetap melayangkan tatapan protesnya. “Apa orang itu lebih penting dari putrimu sendiri?”

Beberapa waktu mengabaikan Shanum, Damar jadi paham kalau putrinya telah berubah sangat jauh.

Maka dari itu, ia ingin membangunkan istri lagi diantara mereka dengan cara memperbaiki hubungan antara ayah dan anak ini.

“Tentu saja tidak. Putri ayah lebih penting daripada segala-galanya. Ayah minta waktu 1 menit untuk membalas pesan itu boleh?”

Tidak memili
이 책을.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터

최신 챕터

  • ENAK, PAK DOSEN!   435. Jangan Nakal, Big Boss!

    Ruangan itu mendadak sunyi, hanya menyisakan deru napas Sagara yang memburu dan berat. Dengan tubuh yang terasa remuk, ia membalikkan badan, menyudahi rekaman suara itu, dan menggantikannya dengan rekaman video.“Kalau Ara ngira gue buaya, seenggaknya gue ada bukti, ‘kan? Hm, … ini harus gue rekam agar singa betina tuh gak nyalahin gue nanti!”Setelah meletakkan ponselnya di tempat yang aman dan sekiranya dapat menangkap visual mereka secara jelas, Sagara berjalan tertatih mendekati ranjang tempat Ara berada. Namun, begitu matanya menangkap kondisi wanita itu, jantungnya seolah berhenti berdetak. Ara jauh dari kata baik-baik saja.“Damn! Cewek ini gila! Louis pasti jebak dia! Anjir!” umpat Sagara kasar. Sambil mengacak rambutnya yang diwarnai perak kekuningan, ia kembali mendesis, “Cobaan apa lagi ini, Tuhaaaan!”Sagara menelan ludah dengan susah payah, tenggorokannya terasa kering melihat pemandangan di dep

  • ENAK, PAK DOSEN!   434. Sip Digarap Berdua!

    “Sekali lagi lo sebut nama Ara atau nyentuh dia, gue pastiin lo nggak bakal punya karier lagi buat pamer ke cewek-cewek. Mau gue buat tytyd lo yang kecil ini hancur lebur gak bersisa?” ancam Sagara dengan suara rendah yang berbahaya. Dia tak terima Louis berniat jahat pada gadis incarannya. Terlebih, Ara mengaku masih … gadis. Meski sudut bibirnya berdarah, Louise justru tertawa sinis dan meremehkan. “Lo pikir punya lo itu gede, hah?” “Ya iyalah! Lo mau tahu, hah?” tantang Sagara, egonya mulai terpancing saat Louis mulai memprovokasi. Ia tidak terima direndahkan seperti itu. Tahu lawan bicaranya mulai emosi, Louise makin menebarkan bara api. Senyum dingin terukir di sudut bibirnya, “Mana coba lihat!” “Jijik banget ngelihatin barang gue sama lo! Bangsat! Predator ulung!” seru Sagara sambil melayangkan dua pukulan mentah lagi ke wajah Louise yang menyebalkan baginya. Bugh! Bugh! S

  • ENAK, PAK DOSEN!   433. Baku Hantam

    ”Tapi dengan syarat, jangan buat keributan, Tuan,” imbuh yang lain dengan nada memperingatkan. “Mohon kerjasamanya.” ”Tch! Gue nggak janji!" tukas Sagara ketus. Tanpa membuang waktu satu detik pun, Sagara melesat melewati mereka. Ia mengaktifkan rekaman suara di ponselnya. Ingin menjadikan bukti kalau ia hanya berniat menolong!Lalu, ia berlari kecil menyusuri lorong yang karpetnya terasa tebal di bawah sepatunya, matanya liar mencari di mana Louis membawa Ara masuk. Di sana, ia melihat sebuah pintu yang baru saja tertutup rapat di ujung lorong dengan lampu ruangan yang terlihat menyinari terang. Sagara berhenti tepat di depan pintu itu. Jantungnya berdegup kencang, bukan karena lelah, tapi karena rasa takut yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Takut jika ia terlambat sedetik saja, dan Ara sudah …. “Kalau sampai Ara diapa-apain sama Louis, gue bakalan bunuh dia!” desis Sagara penuh dendam.

  • ENAK, PAK DOSEN!   432. Predator Ulung

    “Damn it!”Ironisnya, Sagara dan Louis sebenarnya sama-sama buaya. Keduanya adalah predator ulung yang tahu persis cara memanfaatkan situasi demi mendapatkan apa yang mereka inginkan.Sagara membenci Louis bukan karena pria itu jahat, melainkan karena ia melihat cerminan kelicikan dirinya sendiri pada sosok Louis yang kini membawa Ara pergi. Ia tahu betul apa yang direncanakan Louis pada Ara yang tengah mabuk. Karena sebagai sesama “buaya”, mereka memiliki insting dan otak yang sama mesumnya. Kini, di tengah dentuman musik klub, dua predator ini saling kunci tatapan, siap memperebutkan satu wilayah yang sama.Kecurigaan Sagara memuncak saat melihat pergerakan Louis. Alih-alih membawa Ara menuju pintu keluar untuk pulang, Louis justru membimbing langkah sempoyongan gadis itu menuju lift yang mengarah ke lantai atas—area di mana kamar-kamar privat dan hotel klub berada.“Oh, dia memang bajingan! Sudah tahu wanita mabuk malah diba

  • ENAK, PAK DOSEN!   431. Ah, Pelan-Pelan

    “What the hell? Apa-apaan dia bercumbu di sini?”Ara merasa dadanya bergemuruh hebat. Untuk mengalihkan rasa panas yang membakar hatinya, ia menyambar gelas di depannya dan menenggak cairan di dalamnya dengan asal. Rasa pahit yang menyengat seketika membakar lidah dan tenggorokannya, namun itu tak sebanding dengan pemandangan yang tersaji tepat di depan matanya.Hanya berjarak satu jengkal darinya, Sagara tampak sangat menikmati aksinya. Pria itu tengah berciuman cukup panas dengan Elista, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Sagara sengaja memperdalam cumbuan itu, memastikan Ara bisa mendengar decapan dan melihat betapa intimnya ia dengan wanita lain.“Shit! Dia memang gila!”Gelas di tangannya bergetar. Niat awal untuk pamer kemesraan dengan Louis justru berbalik menjadi senjata makan tuan. Ia merasa seperti pecundang yang menonton pertunjukan gratis. Padahal tadi pagi Sagara masih mengejarnya seperti orang gila,

  • ENAK, PAK DOSEN!   430. Susu Lebih Oke

    ”Hm, projek apa lagi yang dipikirkan anak ini?” batin Damar bingung. Ia mengenal betul tabiat putranya. Jika Sagara sudah menjentikkan jari seperti itu, biasanya akan ada kegaduhan baru yang muncul. “Kenapa firasatku makin nggak enak? Sagara pasti akan membuat ulah lagi!”Sagara tidak menjawab kebingungan ayahnya. Ia justru berbalik badan dengan langkah yang ringan, seolah beban berat di pundaknya baru saja menguap. “Makasih sarannya, Yah! Aku pergi dulu, mau jemput masa depan!” teriaknya sambil berlari keluar ruangan, meninggalkan Damar yang masih terpaku di kursi kebesarannya.Apapun rencana gila yang ada di kepala putranya, Damar setidaknya bisa bernapas lega karena Sagara tidak lagi merengek di hadapannya. Ia kembali fokus pada tumpukan berkas di meja, mencoba mengabaikan drama percintaan anak muda yang sempat membuang waktunya.Sedangkan Sagara? Ia melenggang pergi keluar kantor dengan langkah seringan kapas sambil bersiul-siu

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status