Inicio / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 340. Anakku, Atau Anaknya?

Compartir

340. Anakku, Atau Anaknya?

Autor: OTHOR CENTIL
last update Última actualización: 2025-12-01 07:03:36
“M-memangnya apa yang kulakukan sih?”

Jimmy tidak langsung berbicara. Ia hanya menggulir layar ponselnya di album video, lalu dengan cepat menyodorkannya ke depan Raline.

Jari itu menunjuk tegas ke layar, matanya memancarkan pandangan yang tajam. “Lalu, ini apa?”

Satu detik, dua detik, hingga lima detik Raline Tan menjawab apa pun. Emosi Jimmy seketika meledak melihat Raline ternyata ….

Jimmy tak serantan. Ia mengikis jarak ke arah Raline. Ia hempaskan ponsel di tangannya ke sofa, lalu ia capit dagu Raline agar mengakui semuanya.

“Kenapa diam? Katakan sekarang juga. Di tempat itu, kau menemui siapa, hah?!”

Raline terbelalak saat telapak tangan Jimmy merayap di lehernya, seolah ingin mencekik lagi. Kedua bola matanya melotot tak percaya saat melihat Jimmy mengetahui ulangnya.

“Jim, aku—”

“Shut up! Katakan yang sejujurnya, atau kau akan kuhukum dengan kasar!”

Raline menelan ludah. Otaknya langsung berputar. Seolah berusaha mencari alasan yang bisa membuat pria itu per
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • ENAK, PAK DOSEN!   423. Sekarat

    “Ini cowok kalo dibiarin makin ngelunjak!”Tanpa menunggu Sagara bertindak lebih jauh, Ara mengambil inisiatif. Dengan gerakan yang sangat cepat, dia menarik pergelangan tangan Sagara dan membanting tubuh pria itu ke lantai menggunakan teknik judo dasar.Bugh!Seketika, tubuh Sagara yang tidak siap melayang di udara, lalu punggungnya menghantam lantai dengan bunyi dentuman yang cukup keras.Pria itu langsung mengaduh dan mengerang kesakitan, “Aaarghhh!”Melihat Sagara meringis kesakitan dengan wajah pucat, Ara mendadak panik. Ia langsung berlutut di sampingnya, takut pria tengil itu benar-benar mengalami cedera serius atau bahkan mati. “Gara! Gara! Kamu nggak apa-apa, kan? Kamu nggak mati, kan?!”Melihat wajah Ara yang pucat pasi karena panik, ide jahil seketika muncul di kepala Sagara. Ia sengaja mengaduh lebih panjang dan mulai berakting dramatis. “Aaaargh ... g-gue ... kayaknya mau mati!”

  • ENAK, PAK DOSEN!   422. Suka Dipaksa, Ya?

    Sagara dan Damar akhirnya tiba di rumah. Namun, alih-alih mendapatkan pengampunan atau pengobatan untuk wajahnya yang babak belur, Sagara justru menerima titah kejam dari sang ayah.“Tidur di luar malam ini! Gak usah masuk ke rumah, ngerti?!” perintah Damar dingin begitu mobil berhenti di garasi.“Yah, kok gitu sih?!” protes Sagara dengan mata membelalak. “Muka aku bonyok begini, bukannya disuruh istirahat malah diusir!”“Salahmu sendiri banyak ttingkah! Udah, buruan turun. Tidur sana di pos satpam bareng Pak Kumis!” usir Damar tanpa perasaan.“Ck! Ayah gak seru banget, sih!”“Makanya jangan bandel! Ayah itu udah cukup sabar sama kamu. Udah ngerusakin mobil orang, mengurung anak orang di kamar hotel, masih aja ada kenakalan yang kamu lakuin. Kamu pikir uang Ayah tinggal metik di pohon, apa?”Sagara mendengus, mencoba membela diri sambil memegangi rahangnya yang berdenyut. “Cowok mah wajar kalo nakal, Yah. Kalau kalem kayak Kak Sh

  • ENAK, PAK DOSEN!   421. Idih, Najis!

    “Gak usah gitu, nanti kemakan omongan sendiri nyahok!” kekeh Damar, masih sempat-sempatnya menggoda Arnold. Ia menatap Ara sekilas, lalu dengan suara tenang menambahkan, “Tapi, syukurlah kalau si bocah tengil ini gak hamilin kamu.”“Ketemu juga baru sekali, kok hamil! Ayah ada-ada aja, deh!” gerutu Sagara sambil memutar bola matanya malas.“Hm, ya udah kalau gitu masalah clear, ‘kan? Sagara, uang jajan kamu Ayah potong untuk gantiin mobilnya Ara, dan kamu Ara, gantiin juga motor Sagara,” putus Damar dengan nada final yang tidak bisa diganggu gugat.Kini, Ara mengembuskan napas panjang, merasa beban di pundaknya sedikit terangkat. Tapi, was-was juga karena tatapan sagara padanya masih penuh ancaman. “Baik, Tuan Setyawan. Jadi lega dengernya,” ucap Ara. Meski suaranya terdengar sopan pada Damar, tatapannya mengarah lurus pada Sagara dengan kilatan kemenangan.Di balik sikap tenang yang ditunjukkan Ara, Sagara justru sebaliknya. I

  • ENAK, PAK DOSEN!   420. Pikiran Liar

    Damar bahkan tak repot-repot membela anaknya. Alih-alih memasang badan, ia justru berdiri tegak sambil menyilangkan tangan di depan dada. Sebuah senyuman tipis penuh kepuasan muncul di wajahnya saat melihat Sagara babak belur di tangan Arnold.Bagi Damar, ini adalah pelajaran yang setimpal. Ia sudah terlalu sering mengurut dada menghadapi kenakalan Sagara, dan melihat musuh bebuyutannya melakukan ‘tugas’ mendisiplinkan putranya adalah pemandangan yang cukup menghibur.Setelah Arnold tampak terengah karena lelah melampiaskan emosinya, dan wajah Sagara sudah dihiasi lebam serta sudut bibir yang pecah, barulah Damar melangkah mendekat. Ia menatap putranya yang terduduk lemas di lantai dengan pandangan tanpa simpati. “Tenang, anakku bakalan tanggung jawab,” kata Damar santai, seolah tidak baru saja terjadi baku hantam di depan matanya.Arnold memicingkan mata, menyeka keringat di dahinya sambil menatap tajam ke arah

  • ENAK, PAK DOSEN!   419. Akui Kesalahanmu, Jangan Jadi Pengecut

    “Ya udah, ayo pergi!”“Ke mana, Yah?”“Mansion Harven, minta maaf cepat atau Ayah buang ke segitiga bermuda.”“Emang Ayah gak nyesel nanti? Kata Bunda, dulu Ayah seneng banget pas aku lahir. Kok kaya gini sekarang?”“Gak, gak nyesel. Ayah bisa buat lagi yang kaya kamu, tuh! Dua belas! Dulu, kamu emang imut-imut dan gemesin. Sekarang, amit-amit kelakuan kamu, Saga!”“Ck! Udah tua juga masih aja doyan buat lagi! Ayah itu udah tua, Bunda noh masih muda. Nanti, Ayah nambah anak lagi, lalu meninggal, jadi beban ‘kan buat Bunda? Kasian harus ngurus adik yang kecil, dan … eh, tapi kalo ayah meninggal, Bunda bisa dapetin Sugar Daddy yang lebih cakep!”Damar mengumpat, “Perlu Ayah obras mulut kamu, Saga? Bisa diem, gak?”“Oke, aku diem!” Tanpa membuang waktu, Damar menyeret Sagara menuju mobil SUV hitam miliknya. Ia tidak peduli ini sudah hampir tengah malam. Jika Arnold berani menuduh putranya melakukan hal asusila, maka Damar akan membuktikan sebalikn

  • ENAK, PAK DOSEN!   418. Kamu Hamilin Anak Orang?

    “Kamu pasti pacarin dia, tidurin, terus kamu tinggalin, ‘kan? Iya, ‘kan?” Damar memberondong Sagara dengan tatapan curiga. Dia memelototkan matanya, dan kedua tangan berkacak pinggang.Didesak sang ayah, Sagara mundur. Dia tetap mengelak, “Yah, jangan curigaan mulu, deh! Aku gak mungkin kaya gitu!”“Mungkin aja!” Sela Damar cepat. Telunjuk kanan menuding wajah Sagara yang menyebalkan itu, menyesalkan kenapa putranya harus meniru jejaknya yang kelam. “Apa kamu kira, Ayah gak tau apa yang kamu lakuin diluar sana, Saga? Ayah tau semuanya! Termasuk … kamu yang pernah tidur dengan dua wanita!”Sagara memejamkan mata sejenak. Ia mengakui kesalahan itu, tapi tak mau mengeluarkan suara agar ayahnya tak makin memprovokasi.“Saga!”“Yah, please, jangan merembet ke mana mana. Oke, untuk yang satu itu … lupain. Dan masalah anaknya Arnold, itu penting. Gini, aku sama sekali gak tau kenapa dia nabrak gitu aja! Katanya sih buru-buru! Aku bahkan dikasih

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status