Home / Romansa / ENAK, PAK DOSEN! / 396. Tidak Selamat?

Share

396. Tidak Selamat?

Author: OTHOR CENTIL
last update Huling Na-update: 2025-12-15 19:00:58

“Pemirsa, kami sedang meliput perkembangan terbaru mengenai sebuah kecelakaan serius di laut X pukul 7 pagi tadi. Pesawat dengan nomor penerbangan XXX yang berangkat dari Indonesia dilaporkan telah melakukan pendaratan darurat di perairan di Samudra Pasifik. Kecelakaan ini terjadi menyusul kegagalan mesin utama setelah pesawat mengalami turbulensi parah. Kapal-kapal penyelamat sedang dalam perjalanan menuju lokasi .…”

Berita jatuhnya pesawat dari Indonesia yang cukup mencengangkan itu membuat darah Raline berdesir.

Dia segera beranjak dari tempat duduknya, mendekati layar, matanya terpaku pada gambar yang menunjukkan nama maskapai yang ia yakini sama dengan yang digunakan Jimmy.

“Gak, gak mungkin! Jimmy sama Papa gak mungkin di pesawat itu, ‘kan? Gak mungkin!”

Dia kemudian teringat. Kemarin lusa, suaminya pernah bilang jika pria itu ingin memberinya hadiah sebelum mereka bertemu di Swiss.

Air mata mulai menggenang di mata Raline, rasa be
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • ENAK, PAK DOSEN!   444. Finally! Unboxing

    “Tenang, pertama nggak bakalan sakit! Gue bakalan pelan-pelan! Gak usah takut, semua akan baik-baik aja,” bisik Sagara dengan suara serak yang mengerikan, sama sekali tidak memedulikan isak tangis Ara. Kepalang tanggung. Kalau tidak begini, Ara akan pergi darinya dan bisa saja Louis yang akan mendapatkan kesucian Ara. Gak, Sagara gak akan membiarkan itu terjadi. Jadi selagi ada kesempatan, maka … Sagara tetap akan melancarkan aksinya. Tak peduli wanita ini akan memakinya, memukulnya, melaporkannya ke bokapnya, atau ke polisi, Sagara gak peduli. Yang ada di otaknya hanyalah bercinta dengan Ara secepat mungkin, sebelum petang tiba, paling gak mereka harus selesai. “Gar, ini nggak lucu!” teriak Ara dengan suara bergetar hebat. Kulitnya dan kulit Sagara bersentuhan, terasa begitu hangat, dan membuat tubuhnya panas. “Yang ngelawak siapa? Siapa bilang lucu?” Sagara menatap Ara dengan tatapan yang b

  • ENAK, PAK DOSEN!   443. Memaksanya

    “Gar! Aaaargh!” Ara memekik pelan, suaranya tertahan di tenggorokan saat Sagara mulai menyentuh titik sensitifnya.Jujur, ia mulai terangsang hebat. Sagara benar-benar mempermainkannya, memberinya sensasi panas yang tidak pernah ia dapatkan.Sagara menyunggingkan senyuman. Wajahnya begitu beringas ketika ia menjilati leher Ara yang begitu wangi. “Ngapain Lo teriak, hah? Lo gak bakalan didenger sama orang-orang di luaran sana.”Ara sendiri mulai kelimpungan. Sagara menjilati telinganya yang sensitif, menimbulkan denyut nyeri yang menjalar ke seluruh badan.“Gara, jangan nodain gue!”“Alah, lo sendiri yang minta dinodain. Udah tahu ini kandang singa, ngapain Lo ngumpanin diri? Sengaja, hum?” kekeh Sagara. Ia tidak salah, sebab Ara yang datang ke sini, mungkin hendak menguji nyali.Sayang, Sagara bukan tipe pria yang akan melepaskan buruannya begitu saja.Sebelum Ara sempat mengumpulkan tenaga untuk mendorong Sagara, pemuda

  • ENAK, PAK DOSEN!   442. Berc'umbu

    “Hummmmph!”Kalimat Ara terputus begitu saja. Bibirnya dibungkam paksa oleh lumatan kasar dari Sagara. Ara membelalak, ia tak mengerti kenapa pria di depannya ini bisa se-agresif itu di usianya yang terbilang muda.Di usianya yang bahkan belum menyentuh angka 20 tahun, Sagara ternyata sudah sangat ahli dalam urusan berciuman. Ia memimpin tautan itu dengan dominasi yang menyesakkan. Setelah hampir lima menit Ara berjuang dan nyaris kehabisan udara, barulah Sagara melepaskan tautan bibir mereka dengan perlahan.Pria itu bergerak mundur, menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dengan senyum puas yang menghiasi wajah tampannya. “Lo udah gue tandain! Artinya, lo milik gue!”“Bajingan lo!” Ara terengah-engah, napasnya memburu tak beraturan. Ia mengusap bibirnya yang basah dengan punggung tangan. Saat meraba, ia bisa merasakan bibirnya sedikit membengkak dan tebal. Ara benar-benar kehilangan akal. Ia ta

  • ENAK, PAK DOSEN!   441. Billiard

    “Lo bisa jaga mulut lo nggak sih? Kalo nggak, gue arahin nih bola ke muka lo!” ancam Ara sambil menyambar satu bola biliar dari atas meja. Ia mengepalkan tangannya, menggenggam bola padat itu erat-erat dengan tatapan mata yang berkilat penuh kebencian.Sagara terkekeh rendah, sama sekali tidak gentar. Ia sudah menduga reaksi meledak-ledak ini akan muncul. Akhirnya, wajah jahil itu perlahan berganti menjadi lebih serius, namun justru garis wajahnya yang tegas membuatnya terlihat semakin menawan di bawah lampu gantung billiard.“Oke, oke. Santai,” sahut Sagara sambil meletakkan stiknya. “Mau bicara di mana?”“Ada nggak di sini ruang santai?” tanya Ara, mencoba mengabaikan tatapan rekan-rekan Sagara yang entah kenapa tersenyum-senyum terus sejak kedatangannya tadi.“Ada. Ayo ke ruang private,” ajak Sagara sambil mengedikkan kepala ke arah lorong dalam.Ara sempat bimbang, langkahnya tertahan sejenak sebelum mengikuti cowo

  • ENAK, PAK DOSEN!   440. Mau Dipuasin Lagi, Ya?

    “Kalo Lo gak percaya dicekokin Louis obat perangsang, lo bisa cek CCTV! Kalau gak ada, berarti emang Louis yang minta hapus. Sekarang, terserah lo lah mau percaya atau gak! Yang penting, gue udah jujur.” Di belakang Sagara, Ara mematung. Dia melihat kesungguhan di wajah bocah tengil itu. Tapi, … apa Sagara bisa dipercaya?Ara pun menatap punggung Sagara yang tampak tegang, menyadari ada kesungguhan yang sangat kental dari nada bicara cowok yang selama ini ia anggap “bocah tengil” itu. Matanya beralih ke sudut ruangan, mencoba mencari logika di tengah kekacauan memorinya.Ruangan itu mendadak hening, hanya menyisakan suara detak jantung Ara yang tak beraturan. Keheningan itu pecah saat Ara menarik napas panjang, seolah baru saja mendapatkan oksigen setelah tenggelam.“Ya, gue harus cek rekaman CCTV. Kalau nggak bener, Sagara bakalan gue cekek sampai mampus!” gumam Ara pada dirinya sendiri, mencoba menguatkan tekadnya.

  • ENAK, PAK DOSEN!   439. Coblos Gue, Please!

    “Mau lihat performa lo semalam? Lo vokal banget pas manggil nama gue, Ra. Kayaknya lo suka banget sama ‘servis’ bibir gue. Mau lagi?”“Lo bercanda ...?” Suara Ara bergetar, matanya menatap ponsel di tangan Sagara dengan ngeri. “Lo ngerekam gue? Oh, shit! Jadi lo beneran ngelecehin gue semalam, Sagara?!”Sagara tertawa hambar, sebuah tawa yang terdengar menyakitkan karena sudut bibirnya yang robek kembali berdarah. Ia mendesis tajam, “Eh, denger ya, Belalang Sembah! Otak lo taruh di mana? Gue justru nyelamatin lo dari predator kayak si Louis bajingan itu!”“Jaga mulut lo! Jangan sebut dia kayak gitu! Lo gak lebih baik daripada dia, jadi gak usah sok baik!” Ara berteriak, mencoba menutupi rasa takutnya dengan kemarahan.“Kenapa? Lo nggak terima?!” Sagara merangsek maju, membiarkan wajahnya yang hancur terpampang jelas di depan mata Ara. “Asal lo tahu, semalam Louis mau nyentuh lo secara paksa! Dia berencana buat gilir lo sama gue, Ra! Dia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status