Sofia Cherilyn Sánchez is beautiful, gorgeous, smart and sexy. She's the Queen bee of her high school and she has the perfect life, perfect boyfriend and everything.Noah José Álvarez is the son of her father's best friend. Who recently moved to L.A leaving his life in Miami.He is handsome, mature and sophisticated. Sofia has never met anyone like him, She thinks Noah is too serious and he should loosen up a bit. And Noah thinks Sofia is a spoilt little brat and she should be more serious.The minute Sofia and Noah met, there has been undeniable attraction between them but none of them wants to admit it, after a couple of stolen kisses their desire for each other is undeniable but they are both too proud to admit their feelings for each other until jealousy gets in the way.
View MoreAKU DI ANTARA KALIAN
- Aku Tidak Pulang Author's POV "Aku nggak pulang malam ini?" ucap Manggala tanpa menoleh pada perempuan yang sedang sibuk mencuci botol susu di kitchen sink. "Kiara ...." "Iya. Aku sudah dengar," jawab Kiara seraya meniriskan botol di wadah dekat rak piring. Ia pun tanpa menoleh pada sang suami. "Nanti kalau ibu datang bertanya, bilang aku ke Surabaya." Kiara mengangguk. Kemudian sibuk mengambil piring di rak lantas menatanya di atas meja makan. Sedangkan Manggala yang baru saja duduk, merogoh ponselnya di saku celana. Pria itu lantas bangkit menerima telepon di teras samping. Setiap menerima telepon dari wanita itu, Manggala selalu menjauh darinya. Entah demi menjaga perasaannya atau memang tidak ingin perbincangan dengan istrinya di sana, didengar Kiara. Istrinya? Ya. Manggala menikahi kekasih hatinya tiga bulan yang lalu. Kiara ini Perempuan yang ditinggalkan sang kakak dalam keadaan hamil dua bulan. Dan kedua orang tua Manggala memaksa sang putra untuk menikahi gadis malang yang telah ternoda. Kiara menarik napas dalam-dalam. Menghalau sesak yang meremas dada. Kemudian tergesa masuk kamar saat bayi lelakinya terbangun dan menangis. Digendongnya bocah umur enam belas bulan itu, lalu kembali ke belakang membuat susu. "Aku pergi kali ini agak lama." Manggala masuk dan kembali bicara. Kiara hanya menjawab dengan anggukan kepala. "Kalau ayah atau ibu datang bertanya, bilang aku sedang ngurusi pekerjaan di Surabaya." Kembali Kiara hanya mengangguk. Ingin rasanya dia bilang, cerai saja. Pernikahan ini menyakiti Manggala. Dia harus bertanggungjawab terhadap perbuatan kakaknya yang sekarang menghilang tanpa kabar berita. Tidak hanya Manggala, dirinya juga sakit. Berharap mendapatkan obat setelah ditinggal, nyatanya dia harus merasakan luka yang berbeda. Manggala sudah rela menutupi aibnya, sampai siapapun tidak ada yang tahu kalau anak yang dilahirkan Kiara sebenarnya anak Narendra. Sebagai balasan, Kiara menutupi pernikahan kedua Manggala dari keluarga mereka. Tiga bulan, ia selalu berbohong pada sang mertua yang menanyakan Manggala pergi ke mana. Kenapa sampai berhari-hari. Padahal pekerjaan pria itu ada di kota kecil mereka. Setelah kakaknya minggat, Manggala yang mengambil alih usaha keluarganya. Padahal sebenarnya dia mendapatkan tawaran pekerjaan yang menjanjikan dan beasiswa untuk melanjutkan S3 di luar negeri. Mimpi pria itu pupus. Manggala makan dengan cepat. Sedangkan Kiara masih sibuk memberikan susu pada Arsha sambil melayani perasaan yang amat menyesakkan. "Aku pergi dulu." Manggala berdiri sambil meraih ponselnya di atas meja. Mendengar suara ayahnya, Arsha langsung menoleh dan minta duduk. Bayi itu memandang Manggala. Kemudian merengek minta gendong sambil mengulurkan tangan. "Ayah buru-buru. Arsha, sama ibu saja." Kiara langsung menggendong anaknya ke belakang. Menghentikan langkah Manggala yang hendak mendekat. "Pergilah, Mas. Kalau ibu tanya, aku tahu harus menjawab apa," teriak Kiara dari belakang, disela tangisan Arsha yang merengek ingin ikut ayahnya. Yang Arsha tahu, Manggala adalah ayahnya. Tak terasa air mata merambat di pipi Kiara. Ia menyeka air mata anaknya, juga menyeka air matanya sendiri. Setelah mobil Manggala terdengar meninggalkan rumah, Kiara kembali ke dalam. Melepaskan gendongan, menaruh Arsha si lantai dan memberinya mainan. "Arsha nggak usah cengeng ya. Nggak boleh nakal juga. Nggak usah rewel. Ingat, Arsha hanya punya ibu. Dan ibu hanya punya Arsha." Kiara bicara seraya mengambil nasi untuk menyuapi anaknya. Mata wanita itu masih memerah. Sedangkan Arsha terus bermain, karena tidak mengerti dengan apa yang dikatakan ibunya. "Kapan ya kita punya uang yang banyak, Ar? Kita bisa pergi jauh." Sambil menyuapi anaknya, Kiara kembali bicara. Tangis yang terhenti tadi, kini tumpah kembali. Isaknya membuat Arsha kebingungan dan ikut menangis lagi. Bocah itu berdiri dan memeluk ibunya. Dia tidak paham ibunya bicara apa, tapi dia takut melihat Kiara yang terisak. Buru-buru Kiara mengusap air mata dan menenangkan sang anak. "Jangan nangis. Bukankah kita harus kuat. Kamu yang membuat ibu kuat, Arsha. Yuk, sarapan lagi. Setelah itu mandi dan kita jalan-jalan." Disela sesaknya dada, Kiara tersenyum memandang sang anak yang sudah terdiam. Namun pikirannya berlari pada kenangan tiga bulan yang lalu, ketika Manggala mengajaknya bicara serius tentang rencananya menikahi Nada. "Kita bisa bercerai secara baik-baik. Ayah dan ibu pasti mengerti." Kiara memberikan pilihan meski sebenarnya sangat berat. Bercerai sungguh tak mudah baginya. "Kalau cerai, siapa yang akan nanggung hidup kamu dan Arsha? Kamu akan pulang ke mana?" Hening. Ya, dia akan pulang ke mana. Kedua orang tuanya meninggal ketika pandemi melanda. Kakak perempuannya juga. Yang selamat hanya dirinya dan kakak ipar yang kini entah tinggal di mana. Mungkin sudah menikah lagi. Ayah Kiara seorang pegawai puskesmas, ibunya bidan, sang kakak juga perawat. Mereka sebenarnya keluarga yang cukup mampu. Namun setelah ketiga keluarganya tiada, Kiara bukan siapa-siapa. Dia melanjutkan kuliah dengan perjuangan sendiri. Lulus dengan pencapaian terbaik. Tapi sepintar dan secerdas apapun, kalau tidak bisa menjaga diri, hancurlah semuanya. Ijazah sudah tak bermakna. Tidak punya pilihan terpaksa ia menerima hidup dimadu. Namun belum pernah sekali saja Kiara bertemu wanita bernama Nada itu. Wajahnya seperti apa, ia pun belum pernah melihat fotonya. Ah, pasti cantik. Dia gadis kota. Kiara bangkit dari duduknya ketika mendengar suara deru mobil berhenti di depan. Digendongnya sang anak untuk melihat siapa yang datang. Ternyata Ibu mertuanya yang di antar sopir. Dibukanya pintu dan mencium tangan wanita itu. "Gala mana? Kenapa di telepon nggak bisa?" "Barusan keluar, Bu. Ke Surabaya untuk beberapa hari." "Kenapa nggak pamit ke rumah. Padahal besok Pak Syarifuddin mau datang untuk membicarakan kontrak kerjasama. Kamu telepon dia, Ki. Kasih tahu suruh pulang dulu." Kiara mengangguk. "Untuk apa sih dia ke Surabaya?" "Urusan pekerjaan, Bu." Kiara menjawab tanpa berani memandang sang mertua. Dahi wanita itu mengernyit tajam. Pekerjaan apa? Apa Manggala ada bisnis baru. Tapi kenapa tidak memberitahu. Bu Puri meraih Arsha dan menggendongnya. Bercanda sebentar dengan sang cucu, lalu pamit. "Ibu mau belanja. Nanti jangan lupa telepon Gala." "Iya, Bu." Setelah ibu mertuanya pergi, Kiara mengunci pintu. Apa dia harus menyampaikan amanah mertuanya? Sedangkan Manggala sudah mewanti-wanti, agar tidak menghubunginya selagi sang suami pergi ke tempat Nada. Padahal dirinya bisa saja memberitahu lewat media sosialnya sang suami. Ia tahu sepenting apa kerjasama ini. Kiara diam dalam dilema. Manggala sudah berjasa, sudah menutupi aib, dan memberikan kehidupan untuk dirinya dan Arsha. Apa dia tega kalau sampai kerjasama ini gagal? Tapi .... Next .... Selamat membaca 🫶🏻Sofia’s POV I wait for Noah to leave before I finally come out of our bedroom finding his mother in front of the tv.“So he asked you to babysit me.” She says immediately I join her.“No.” I say shaking my head. “He didn’t, I thought it’ll fun for us to spend the day together.” I add and she stares me like she’s trying to decide if I’m serious or not.“Okay then what do you want to do?” She asks after a bit.“Anything you want to do Mrs Alvarez.” I say and she frowns again.“Please call me Bianca and anything you want us to do is fine.” She says and I nod okay.&l
Sofia's POVThe buzzing of an alarm woke me, and I quickly shuffled around to turn it off before it woke Noah, who slept soundlessly beside me. After finally hitting snooze, I lay back down and stared at the ceiling with his legs still intertwined with mine and a smile on my face exhausted, sleep deprived, but smiling.I do not smile in the morning normally. I'm not a morning person I'm usually groggy."Why are you smiling, baby?" Noah whispered, his voice sleepy and tired.Glancing over at him, I saw his eyes were still closed as he lay on his side, facing me. The room was still dark this early in the morning, with little moonlit morning sky."How did you know I was smiling?""I can feel it."Turning on my side to face him, I ran my thumb across his lashes. "Because I'm happy."He exhaled before the corners of his lips turned up. He was the one who made
Sofia's POVNoah and I have been in Palm Springs for two week now. We spent the past two whole week settling in, everything has been surreal Noah has been absolutely amazing reminding of all the reasons I fell in love with him in the first place.I still feel guilty sometimes that I'm moving on while Jake isn't here but I'm trying to get past that so that means trying to be happy and being with Noah despite our past makes me happy.Today is my first day going to work at the my grandfather's winery, well now my winery. And also the very exotic resort I now own.I'm meeting with the appointed head of operations of the winery who in charge of running things, he's going to fill in on things."Miss Sofia Sanchez, right this way. I'm Richard Malcardi." A tall well dressed man introduces himself to me curtly motioning me into the winery."Richard Malcardi head of operations?
Sofia's POVNoah and I are leaving for Palm Springs in a day so I going back home today. First I stop to do some shopping by the time I get home it's late but that means both my parents should be home and my brother Lucas too. Lucas lives in New York but he's home for a few days.When I get home, one of the chauffeurs helps me with my lots of shopping bags, taking it upstairs to my room while I look for my parents.I don't actually have to look for them, I find them in the living room. My mom sitting on my dad's lap while they watch tv together. They really are the cutest couple, I love how they love each other so much even though I resent them sometimes for it."Hi." I say walking and my mom gets down from my dads lap when she sees me."Hello princess," my dad says getting up so I give him a hug and a kiss. "How are you?" He asks still holdi
Sofia's POVNoah and I have spent the whole weekend passed hold up here, in the pool house of his parents house. We haven't been out even for food, we ordered whenever we needed to eat to avoid going out. We have been completely cut off from everything and everyone, in fact both our phones have been off. And I have to say I love being all alone with him, everything feels easy us being alone.We have basically been doing nothing, just watching tv, then making love. Talking about everything but us, I don't think we're ready to talk about us. It's been so long since we have been together like this and I think we're both afraid something will ruin it hence the being alone and not talking about us but enjoying the hell out of each other.We're currently in bed, we just finished watching avengers endgame for the
Sofia’s POVAt exactly 1 in the afternoon I was at Noah’s parents house to pick him up. The house was just a block away from the old house so it was easy to find. I text him that I’m here and he says to come in, I go through the back because he said to meet him by the pool house.And I’m met with a surprise, Noah’s mom making out with the pool boy. Naked.“Oh God, I’m so sorry.” I say turning away.“Sofia.” His mom calls my name trying to find her top and just in time Noah finds us.His face strains as soon as he understands what’s going on.“Oh my God honey, I’m so sorry.” He mom says putting on her top while the pool boy nervously dressed up leaving.“What the hell mom?” Noah says with a frown. “And I thought dad was the problem.” He adds with a frown.“Don’t talk to me like that, I’m your mother.” His mom says with a frown.“Yeah? Well you’re not acting like a
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Comments