Share

Chapter 2: Dugaan Perselingkuhan

“Ayah selingkuh,”

Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Lisa yang kemudian hanya tersenyum sinis kepada Imelda. Namun bukannya marah, Ayah mereka hanya terlihat berusaha mengacuhkan apa yang Lisa katakan. Dengan senyum yang terukir di wajahnya, Ayah mereka mempersilahkan Imelda untuk masuk ke dalam rumah. Dengan mencoba mengirimkan kode keras kepada Lisa, Ranti menyuruh agar Lisa segera pergi dari sana dan masuk ke kamarnya. Namun Lisa bersikeras untuk menolak, yang dilakukan Lisa adalah mencoba untuk ikut duduk serta memperhatikan apa yang akan Ayahnya lakukan. Kali ini Lisa bertanya-tanya, permainan seperti apa yang akan Ayahnya dan Tante Imelda mainkan.

“Tante Imelda ini rekan kerja Ayah dan mungkin beberapa kali beliau akan datang kerumah untuk mengerjakan beberapa pekerjaan bersama Ayah,” ucap Ayahnya yang hanya diangguki oleh Lisa sembari tersenyum mengiyakan.

Sedangkan Ranti kini sedang berada diluar rumah, karena tadinya ia harus tetap membuang serpihan kaca keluar. Sesaat setelah Ranti akan masuk kerumah, tangannya ditahan oleh Kevin yang entah sejak kapan tiba di sana. Dengan telunjuk yang ia lekatkan pada bibir Ranti, Kevin mengajak Ranti untuk menjauh dari rumah sementara waktu.

“Kevin maafkan aku, tapi aku tidak punya waktu untuk pergi denganmu sekarang. Ada tamu dirumah, jadi tidak baik jika aku pergi secara tiba-tiba,” ujar Ranti yang membuat Kevin mengangguk tanda mengerti namun tetap saja pemuda itu menahan Ranti untuk pergi.

“Aku hanya ingin bertanya, apakah benar jika Ibumu sedang berada di rumah sakit? Karena tetangga-tetangga sedang membicarakannya sekarang,” tanya Kevin yang terlihat khawatir akan keadaan Ranti sekarang.

“Soal itu,” tanpa basa-basi Ranti menganggukkan kepalanya, mengiyakan.

“Tapi kau tidak apa-apa kan?” tanya Kevin lagi memastikan.

“Nanti akan kuberitahu semuanya, aku akan menghubungimu lagi,” sahut Ranti kemudian segera berlarian memasuki rumah membuat Kevin hanya terdiam ditempatnya.

Dengan perasaan bersalah, Ranti mengintip kepergian Kevin dari balik jendela. Setelah diyakini Kevin telah pergi, Ranti pun bergegas mengambil dua buang cangkir dan membuatkan teh untuk ia suguhkan kepada Ayah dan tamu Ayahnya, Tante Imelda. Sesekali Ranti memperhatikan jika memang keduanya sedang membicarakan soal pekerjaan dengan Lisa yang terus saja mengganggu. Dengan marahnya, Ranti menarik Lisa menjauh dari sana. Dan ketika kedua kakak beradik itu sampai di kamar Lisa, adiknya itu menepis kedua lengan Ranti yang sedari tadi menariknya.

“Ibu akan kecewa jika ia melihat kelakuanmu yang seperti ini,” ujar Ranti membuat Lisa tertawa mendengarnya.

“Harusnya Ibu kecewa hanya kepadamu dan bukan aku,” kini Ranti benar-benar tak tahan harus terus-terusan ribut dengan adiknya.

“Sampai kapan kau akan terus-terusan menyalahkanku? Jangan berlagak seakan kau orang paling benar. Aku tau jika sekarang emosimu sedang tidak stabil, tapi tolong berhenti bersikap menjengkelkan karena sekarang yang lebih penting dipikirkan adalah tentang kesehatan Ibu,” ucap Ranti yang kemudian hendak meninggalkan Lisa sendirian namun langkah kakinya tertahan.

“Kau tidak tau kan jika Ayah berselingkuh?” kali ini Ranti hanya diam mencoba secara perlahan menelaah setiap kata yang Lisa ucapkan.

“Kau tidak punya bukti jika Ayah berselingkuh,” sahut Ranti kemudian.

“Tidakkah kau pernah berpikir jika Ayah dan Ibu terus saja berkelahi itu karena Ayah berselingkuh dengan Tante Imelda?” pertanyaan Lisa terdengar tidaklah masuk akal bagi Ranti, lalu dengan mata yang menatap sinis kepada adiknya, Ranti mencoba memperingatkan adiknya kembali.

“Kau jangan bicara sembarangan dan terus tutup mulutmu,” ucap Ranti dengan perasaan kesal.

“Aku akan buktikan,” ujar Lisa dengan percaya dirinya.

“Terserah kau saja,” sahut Ranti yang tidak peduli lagi dengan apa yang adiknya katakan, baginya adiknya hanya sedang dalam emosi yang tidak stabil dan bisa kapan saja meledak.

Ranti membuka ponselnya, dilihatnya ada banyak pesan masuk dari Kevin dan hal itu membuat ia merasa sangat senang. Tentu saja jika ia merasa begitu karena kekasihnya itu terus saja khawatir akan dirinya. Sungguh Kevin adalah sosok pemuda yang mungkin saja sangat di idam-idamkan oleh banyak gadis. Selain tampan, pemuda itu juga kaya raya bahkan sangat pengertian. Tentu saja Ranti merasa bersyukur memiliki kekasih sebaik Kevin, namun sesekali ia juga merasa khawatir jika mungkin saja hubungan mereka tak akan bertahan lama. Sungguh Ranti sangat benci jika membayangkannya, namun tetap saja dengan sesegera mungkin Ranti menepis pikirannya itu. Ranti membalas pesan Kevin dan setelahnya gadis itu berniat akan menemui Kevin di taman siang nanti sebelum ia akan pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Ibunya.

Dari kejauhan juga, Ranti sesekali mencoba untuk mengintip dari atas tangga. Ia masih melihat jika Ayahnya dan Tante Imelda memang tengah fokus membicarakan pekerjaan. Sekali lagi, Ranti tak habis pikir dengan apa yang adiknya pikirkan karena dengan mudahnya Lisa berpikiran jahat kepada Ayah mereka. Memang benar jika belakangan ini mereka sering mendengar jika orangtua mereka bertengkar dengan alasan salah satu dari mereka berselingkuh, namun selagi tidak ada bukti, semua itu dianggap hanya kesalah pahaman saja.

“Sepertinya anak-anakmu tidak akan menyukaiku,” ujar Imelda yang ketika itu sedang mengedarkan pandangannya ke segala arah memastikan tidak adanya Ranti dan Lisa di sana.

“Jangan berpikiran seperti itu, pasti juga lambat laun mereka akan mengerti dan siap menerimamu sebagai Ibu baru mereka,” sayangnya percakapan itu tak di dengar oleh Ranti yang sudah lebih dulu pergi keluar rumah untuk menemui Kevin.

Ternyata benar apa yang dikatakan Lisa jika selama ini Ayahnya berselingkuh, bahkan beberapa waktu lalu Lisa menguping pertengkaran di antara keduanya yang disebabkan oleh kehadiran orang ketiga.

“Aku tak tau akan bagaimana mendekati kedua anakmu, terlebih lagi kau masih berstatuskan suami orang. Apa tidak masalah jika aku sesekali datang kemari? Apa tidak jadi bahan gunjingan orang-orang nantinya, terlebih tetangga di sekitarmu?” tanya Imelda merasa khawatir akan hubungan yang ia jalani bersama Toni, yang merupakan Ayah dari Ranti dan juga Lisa

“Aku tidak peduli apa kata orang, kau hanya perlu percaya dan yakin kepadaku karena sudah pasti kita akan hidup bahagia bersama. Kau sudah janji tidak akan meninggalkan aku kan?” tanya Toni balik dengan menggenggam kedua tangan Imelda dengan eratnya bahkan pria itu mengecup pelan dahi wanita dihadapannya itu.

“Ckreck,” suara jepretan kamera membuat Toni beserta Imelda terdiam dan mencoba mencari asal suara namun mereka tak menemukan apa-apa.

Sedangkan Lisa mencoba untuk sembunyi dan tanpa sadar gadis itu membekap mulutnya dan mendengus kesal karena lupa mematikan suara ponselnya hingga menimbulkan suara sekali jepretan. Namun sesaat kemudian gadis itu tersenyum lega karena ia berhasil mendapatkan sedikit bukti jika benar Ayahnya memang berselingkuh.

“Aku tidak punya cukup bukti, tapi jika aku sabar sedikit lagi saja, aku bisa melaporkan Ayah pada polisi. Lagipula Ranti tidak akan bisa menolong apa-apa, jadi aku harus melakukan semuanya sendiri,” ucap Lisa yang kemudian bertekad akan membongkar perselingkuhan diantara Ayahnya dengan Tante Imelda.

.

Sementara di taman, Ranti merasa senang saat mendapati Kevin yang melambai dari kerjauhan kepadanya. Dengan sangat antusias, Ranti mendatangi pemuda itu dan memeluknya.

“Tidak terlalu lama menunggu kan?” tanya Ranti dengan sesekali mencubit wajah Kevin yang kemudian mengeluh kesakitan.

“Tidak, kalaupun harus menunggu sangat lama, tetap akan ku tunggu,” jawab Kevin yang mencoba menggombal, membuat wajah Ranti kemerahan tanda ia tersipu malu.

“Tapi aku tidak bisa lama-lama di sini karena sore ini aku harus melihat keadaan Ibu di rumah sakit,” ucap Ranti yang kemudian mendapat sebuah kecupan manis di pipinya.

“Apa ratuku mau diantar?” tanya Kevin yang menawarkan diri membuat wajah Ranti semakin memerah.

“Umm, ituuu itu … Tidak perlu,” jawab Ranti yang sedikit terbata-bata karena perlakuan manis dari Kevin itu.

Tapi tetap saja Kevin menolak untuk tidak mengantarkan kekasihnya itu kerumah sakit. Lalu Ranti menurut saja ketika Kevin menyuruhnya untuk menunggu. Ranti duduk sambil sesekali menatap kelangit-langit saat dirasa ia sedikit merasa bosan menunggu Kevin di taman, pemuda itu mengatakan akan pergi mengambil kendaraan untuk dipakai mengantarkan Ranti sampai kerumah sakit, namun sudah lama sekitaran 15 menit Ranti menunggunya. Namun dengan mata yang sedikit terbelalak, gadis itu mendapati Kevin yang menjemputnya menggunakan mobil sport. Ranti tidak tau mobil apa namanya, namun yang pasti ia pernah lihat mobil sejenis itu di televisi. Dengan sigap pula Kevin membukakan pintu dan mempersilahkan Ranti untuk duduk di sebelahnya.

Kendaraan yang mereka naiki melaju menuju rumah sakit, betapa terpesonanya Ranti melihat Kevin dengan kerennya fokus menyetir hingga jantung Ranti terasa akan copot. Bagaimana bisa ia punya pacar sekeren ini? Padahal sejujurnya yang terjadi dulu memang diluar dugaan. Bahkan semasa mereka masih di bangku SMA, Ranti dan Kevin selalu bertengkar sampai mendapat julukan sebagai Tom and Jerry di sekolahan. Namun kini mereka tak terpisahkan layaknya Romeo dan Juliet. Dan tak perlu membutuhkan waktu yang lama, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Seluruh mata pun tertuju pada mereka, beberapa orang bahkan berbisik seakan iri kepada Ranti.

“Ternyata begini rasanya memiliki pacar yang super kaya raya,” ujar Ranti dalam hati.

Dengan merangkul lengan Kevin erat, gadis itu berjalan berdampingan di sepanjang koridor rumah sakit. Ranti memeriksa ruang ICU dan ternyata tidak menampakkan keberadaan Ibunya. Ranti pun menghampiri meja pendaftaran dan menanyakan keberadaan Ibunya kepada perawat, tetapi tanpa sadar perawat tersebut malah fokus akan keberadaan Kevin yang sedari tadi merangkul pundak Ranti di sebelahnya.

“Di ruangan mana Ibu Laila dipindahkan?” tanya Kevin yang membantu Ranti untuk mendapatkan informasi tentang Ibunya.

“Oh itu, Ibu Laila dipindahkan di ruangan kamboja nomor 3,” kali ini perawat itu tersadar dari lamunannya dan mendapati Ranti yang sedang menatapnya tajam

“Kalau begitu, terimakasih,” sahut Kevin yang segera menarik Ranti menjauh agar tidak menimbulkan perkelahian.

Dengan sangat hati-hati Ranti mencari dimana keberadaan ruang kamboja dengan Kevin yang masih setia menemani. Namun setelah Ranti menemukan kamar tersebut, gadis itu masuk dengan Kevin yang memilih untuk menunggu diluar.

“Ibu, bagaimana keadaan Ibu?” tanya Ranti yang mendapati Ibunya sedang menyantap makan dengan di temani oleh Paman Adi di dekatnya.

“Oh Ranti, sudah sampai tenyata nak,” sapa Paman Adi yang dibalas dengan senyuman di wajah gadis itu.

Laila memeluk putrinya erat, dilihatnya jika Ibunya kini masih dalam keadaan yang lemah dan juga lesu. Dengan perlahan-lahan Ranti menyuapi Ibunya agar wanita itu mau makan. Sedangkan pamannya sedari tadi permisi keluar untuk sekedar mencari udara segar.

“Ranti, Ibu minta maaf ya. Dihari ulang tahunmu, Ibu tidak bisa merayakannya bersama,” mendengar ucapan Ibunya, Ranti menggelengkan kepalanya perlahan.

“Tidak apa Bu, yang Ranti inginkan sekarang adalah kesembuhan Ibu. Kasihan Lisa dirumah sendirian, ia bilang jika ia rindu sekali dengan Ibu,” ujar Ranti membuat Ibunya tersenyum mendengarnya.

“Kau tidak ajak adikmu kemari?” tanya Ibunya lagi membuat Ranti berbisikkan beberapa kata yang diyakini akan membuat Ibunya tertawa mendengarnya.

“Tidak Ibu, habisnya Lisa cerewet sekali orangnya,” jawab Ranti yang berbisik ditelinga Ibunya membuat Ibunya mencubit wajah Ranti gemas.

Tapi secara tiba-tiba saja, air mata mulai perlahan turun membasahi wajah Ibunya. Wajah cantik itu berubah menjadi lebih murung membuat Ranti dengan kedua tangannya menghapus air mata itu perlahan. Ranti mencoba untuk kuat dan tidak ikut menangis, lalu dengan sesekali menepuk pundak Ibunya, Ranti mengatakan kepada Ibunya agar tetap sabar, tabah, serta kuat menjalani cobaan yang sedang menimpa Ibunya. Namun dengan sedikit terbata-bata, Ibunya meyakinkan Ranti bahwa keputusan untuk bercerai dari Ayahnya dirasa sudah bulat membuat Ranti akan berusaha mengerti hingga ikhlas menerimanya demi kebaikan Ibunya.

“Tapi kalau boleh tau, apa penyebab Ibu ingin menceraikan Ayah? Apa benar jika Ayah berselingkuh?” tanya Ranti yang membuat Ibunya hanya diam tak berniat menjawabnya. “Itu belum tentu benar kan?”

... To be continued ...

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Dagabi
Enak banget ya bawa cewe ke rumah, ni ayah pengen di kasi cabe baru tau rasa. Uh kesel
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status