เข้าสู่ระบบMempercayai dua orang gila ini?
Ah, itu jelas mustahil bagi seorang Elang Viscala yang notabene selalu berpikir secara rasional.
Dia jelas masih sangat waras. Dia tidak percaya hal-hal seperti yang dijelaskan oleh dua pria yang terlihat normal tapi ternyata memiliki gangguan otak itu.
Tapi, dia sangat penasaran tentang punggungnya yang begitu sakit itu. Dokter yang memeriksanya tidak menemukan adanya gangguan pada tubuhnya.
Namun, dia tidak bisa menampik bahwa sakit yang dia rasakan malam itu di luar batas yang bisa dia tahan. Terlalu menyakitkan sampai akhirnya dia tidak sanggup menahannya.
Dikarenakan rasa penasaran yang hampir mencekik lehernya, Elang akhirnya memutuskan untuk menelan ocehan tidak masuk akal itu.
“Jika penjelasanmu itu memang memang masuk akal, aku … mungkin akan percaya.”Yasa tersenyum lega mendengarnya.
Walaupun dia tahu, ekspresi mata Elang menunjukkan hal yang sebaliknya. Jelas sekali Elang tidak akan percaya dengan mudah kepadanya.
Namun, Yasa sudah cukup senang karena setidaknya Elang mau mendengarkan penjelasannya. Hal itu sudah cukup baik menurutnya.
Dia bahkan mulai yakin bahwa lambat laun Elang akan percaya padanya secara penuh.
“Baiklah, sekarang ceritakan semua yang kau tahu!” Elang memerintah.
Yasa pun mengangguk patuh dan mulai bercerita, “Dahulu kala, sekitar tiga ribu tahun yang lalu, hiduplah Raja Naga Laut Timur yang mendiami daerah laut timur.”
Dia berhenti sejenak sebelum melanjutkan, “Dia mewariskan ilmu penyembuhan yang hebat kepada anaknya. Selama ribuan itu ilmu selalu diwariskan.
"Akan tetapi, ilmu itu hanya bisa diturunkan kepada keturunan laki-laki yang lahir di saat bulan purnama. Selama puluhan tahun ini ilmu itu tidak bisa diwariskan karena tidak ada keturunan laki-laki yang lahir pada bulan purnama.”
Elang hampir saja memberikan tanggapan sinis, tapi dia berusaha menahan lidahnya dan tetap mengunci mulutnya untuk mendengarkan penjelasan pria itu.
“Tapi ... suatu ketika tanda adanya pewaris Ilmu Raja Naga mulai terlihat di langit lagi."
Belum-belum Elang sudah mengernyitkan dahi, merasa heran tapi dia tidak memberikan reaksi apapun sehingga Yasa menganggap Elang mengerti pembukaan cerita itu.
Elang mengangkat alis kanan, terlihat mulai tertarik, “Tanda semacam apa?”
Yandra pun menjawab, “Tanda yang berupa cahaya biru terang di malam hari yang terpancar hingga di atas langit.”
Elang kembali terdiam.
“Begitu melihat tanda penting itu, kami bergegas menuju ke tempat itu dan di sanalah kami menemukan Anda telah tergeletak dengan luka di sekujur tubuh Anda di tengah hujan yang deras,” kata Yandra.
Elang mendesah pelan, masih tidak tahu harus bagaimana menanggapinya.
Tapi dua detik kemudian dia mendengar Yasa berkata, “Cahaya biru itu terpancar begitu kuat dari tubuh Anda. Itu berasal dari tanda di punggung Anda.”
Yandra mengamati ekspresi bingung di wajah Elang dan dia pun menambahkan, “Rasa sakit yang Anda rasakan itu karena energi naga di dalam tubuh Anda mulai bangkit dan mengali ke seluruh pembuluh darah Anda."
Mendengar penuturan Yandra, Elang pun bertanya, “Energi naga? Apa lagi maksudnya itu?”
Yasa menelan ludah dan menggigit bibir bawahnya, terlihat ragu-ragu menjawab.
"Sebelum saya menjawab, maukah Anda memperlihatkan punggung Anda kepada kami?"
Elang sontak membelalakkan mata, menatap Yasa dengan tatapan ngeri, “Hei, kau … apa maksudmu?”
Dengan tenang Yasa menjawab, “Saya ingin membuktikan bahwa perkataan saya benar.”
Elang tercengang.
Merasa seolah tidak memiliki pilihan lain, Elang akhirnya melepaskan baju atasnya dibantu oleh Yandra dengan agak canggung.
Ah, dia tidak pernah melakukan hal memalukan seperti itu di depan orang lain, meskipun itu adalah kekasihnya sendiri sekalipun.
Tapi demi mengetahui sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya dia pun rela melakukannya.
Elang lalu diminta untuk berjalan ke depan sebuah kaca berukuran sangat besar yang terletak di pinggir ruangan.
Sejujurnya Elang mulai khawatir karena walaupun cerita yang telah diutarakan oleh dua pria itu terdengar seperti cerita dongeng, tapi dia tidak sekalipun melihat ekspresi ragu-ragu di wajah mereka.
Seolah-olah semua yang mereka katakan itu adalah kebenaran.
Sebelum Elang sempat melihat punggungnya sendiri, dia melihat Yasa tersenyum dan bahkan Yandra tersenyum sampai giginya terlihat saat melihat cermin di belakang Elang.
“Anda benar-benar pewaris Ilmu Raja Naga.”
“Tidak diragukan Anda memang Dewa Medis.”
Yasa pun kemudian mengambil kaca lain agar Elang bisa melihat pantulan dari punggungnya.
Elang ternganga saat melihat punggungnya yang seharusnya bersih dari apapun termasuk luka kini malah dipenuhi oleh tato.
Matanya menatap tak percaya, “Tato? Bagaimana bisa ada tato di punggungku?”
Dia menggelengkan kepalanya dengan penuh rasa bingung dan heran, “Aku tidak pernah membuat tato ini.”
Yasa menjawab, “Tuan, tato itu adalah tanda bahwa Anda memang Dewa Medis.”
Elang masih tidak bisa mempercayai hal itu.
Ketika dia memperhatikan gambar tato itu dia memang bisa melihat dengan jelas bahwa di bagian tengah terdapat gambar naga besar dengan beberapa bintang yang mengelilinginya.
Saat dia menghitung, bintang itu berjumlah tujuh.
Apa maksudnya? pikir Elang bingung.
Namun, otaknya mengirimkan sinyal bahwa semua itu hanyalah omong kosong belaka.
Dengan ekspresi bingung Elang menatap tidak percaya pada dua pria yang sedari tadi menjejali kepalanya dengan segala hal macam hal aneh.
“Tidak. Ini pasti ulah kalian, bukan?” Elang menuduh dengan curiga.
“Kalianlah yang melakukan ini. Kalian yang membuat tato di punggungku ini.”
Yasa dan Yandra tidak terlihat terkejut melihat reaksi Elang, seakan mereka sudah menduganya.
Elang mundur beberapa langkah, “Kalian pasti memanfaatkan waktu ketika aku tidak sadar. Benar, kan?”
“Apa tujuan kalian yang sebenarnya? Untuk apa membuat cerita konyol seperti itu? Kalian … ingin memerasku? Hei, Bung. Aku bukan orang kaya yang bisa kalian mintai uang.”
Napasnya terengah-engah karena sebenarnya kondisinya belum cukup terlalu stabil.
Rupanya saat dia menggunakan tenaganya untuk marah-marah itu membuat dirinya kehilangan sebagian besar tenaganya.
Yandra cepat-cepat mendekati Elang dan langsung berkata, “Mohon istirahat dulu, Tuan!”
Yasa hendak membantu Elang tapi Elang menghindarinya dan berkata, “Katakan padaku! Siapa yang sebenarnya menyuruh kalian melakukan ini?”
Daiva tidak menjawab pertanyaan Elang.Sang model profesional dengan bayaran yang sangat fantastis itu hanya diam saja dan menatap punggung mantan kekasihnya tanpa melakukan gerakan apapun. Di saat tidak mendapatkan jawaban dari Daiva, Elang pun mulai tidak sabar. Pria muda itu menggelengkan kepalanya, tidak yakin akan sesuatu yang telah disampaikan oleh dua pria yang menolongnya itu. Mengingat apa yang telah dia lakukan, Elang ingin sekali menjambak rambutnya sendiri karena sudah terlalu mudah dimanipulasi oleh dua pria asing itu. Tapi, Elang tidak bisa mundur lagi lalu langsung bertanya, “Coba, Daiva. Kamu beritahu aku, apa yang kamu lihat di punggungku?”Daiva yang merasa pertanyaan Elang terdengar aneh pun balik bertanya, “Elang, apa kamu ingin mengecek mataku?” Elang hampir saja akan membalas tetapi Daiva rupanya jauh lebih cepat darinya dan buru-buru berujar lagi, “Jangan khawatir! Aku selalu rutin mengecek mataku di dokter mata dan sampai detik ini aku tidak memiliki gangg
Daiva menghela napas panjang dan kemudian bersandar pada dinding, “Elang, aku … aku ….”Melihat kegugupan Daiva, Elang langsung bisa memahami sesuatu. “Jadi, benar … orang itu mungkin kekasihmu?”Daiva menundukkan kepala. Elang mendesah pelan, “Tapi … mengapa dia melakukannya? Kau tahu betul aku tidak melakukan apapun kepadamu. Apa kau mengatakan sesuatu kepadanya hingga dia salah paham?”Daiva tidak menjawab dan hanya diam. “Daiva, tolong jangan diam saja!” desak Elang.Daiva yang lelah ditekan akhirnya mengangkat kepala dan berkata, “Aku tahu. Aku tahu, Elang. Maafkan aku. Aku hanya bingung dan sangat frustasi.”Gadis yang merupakan seorang model profesional itu pun tiba-tiba saja memasang ekspresi memelas hingga membuat Elang menjadi iba. “Memang ada apa, Daiva?” Elang bertanya pada gadis yang tidak pernah dibencinya meskipun dia telah meninggalkannya. Mendadak Daiva menangis, “Lelaki itu … aku sudah tidak tahan dengannya dan ingin lepas darinya. Dia memang sangat kaya dan sela
Dia terdiam dan kembali memutar otaknya untuk menemukan segala kemungkinan. Hanya dalam beberapa menit, Yandra telah kembali ke sisinya. Pria itu sudah membawa beberapa informasi penting tentang wanita itu. “Bagaimana hasilnya?” Yasa bertanya dengan tidak sabar.Yandra pun menjelaskan apa yang dia dapatkan, “Dia adalah Daiva Gunawan, seorang model papan atas yang saat ini menjalin hubungan dengan Cakra Buana.”Nama itu terdengar tidak asing untuk Yasa.“Cakra Buana?” Yasa mengulang nama itu dan dengan mudah dia bisa mengingat tentang pria yang juga telah malang melintang di dunia bisnis.Orang yang disebutkan oleh Yandra itu tidak lain adalah salah satu pesaing bisnisnya di bidang perhotelan. “Lantas … apa hubungan wanita ini dengan Elang, Yandra?” Yandra pun menjawab, “Wanita ini pernah menjalin hubungan dengan Tuan Elang. Dia … meninggalkannya karena uang.”Begitu mendengar cerita itu, Yasa menggertakkan giginya karena jengkel. “Uang? Astaga! Dasar wanita matrealistis!” ucap Ya
Akan tetapi, dia segera teringat bahwa dirinya adalah seorang pasien. Tiba-tiba saja sebuah ide terlintas di kepalanya. Segera saja dia berjalan ke arah beberapa perawat wanita dan berpura-pura sedang kesakitan.“Tuan, apa ada yang bisa saya bantu?”“Anda dirawat di ruang mana? Biar saya bantu untuk kembali ke sana.”“Dokter Anda siapa? Saya akan segera memanggil dokter Anda.”Ketiga perawat itu tentu saja langsung menawarkan bantuan pada Elang yang memang wajahnya masih terlihat agak pucat.Elang menggelengkan kepalanya, “Saya … hanya merasa punggung saya agak sakit.”“Oh, apakah Anda mengalami patah tulang?”Elang kembali menggelengkan kepalanya dan berbicara, “Tidak, tapi saya tidak tahu mengapa punggung saya terasa begitu sakit. Apakah saya boleh meminta bantuan?”“Bantuan apa, Tuan?” tanya salah satu dari perawat itu.Elang dengan memasang ekspresi wajah terlihat kesakitan menjawab, “Bisakah Anda melihat punggung saya. Maksud saya … apakah ada hal yang aneh di punggung saya?” Ke
Yasa tetap mencoba untuk menjelaskan, “Tuan, saya tidak disuruh oleh siapapun.""Saya menyelamatkan Anda karena saya membutuhkan kekuatan Anda," lanjut Yasa.Elang menatap Yasa dengan tatapan aneh, "Menyelamatkanmu? Maksudnya?""Saya menderita sebuah penyakit langka yang aneh, hanya Anda yang mampu menyembuhkan saya," jelas Yasa.Elang melirik CEO muda dengan tatapan menilai dan kemudian berkata, "Kau tidak terlihat seperti orang sakit."Dia tidak mengada-ada. Yasa Wiraya terlihat begitu sehat dan tidak kekurangan apapun. Dia bahkan memiliki tubuh atletis yang merupakan impian para pria.Lantas, bagaimana mungkin dia menderita sebuah penyakit? Elang tidak mempercayainya."Penyakit saya tidak bisa terlihat dari luar, Tuan. Ada banyak masalah di tubuh saya dan hanya dengan kekuatan energi naga yang Anda milikilah saya bisa sembuh," kata Yasa dengan sabar."Dan bagaimana bisa aku melakukannya? Aku bukan dokter. Aku hanya seorang pelayan biasa, Tuan," kata Elang yang semakin heran.""Tuan
Mempercayai dua orang gila ini? Ah, itu jelas mustahil bagi seorang Elang Viscala yang notabene selalu berpikir secara rasional.Dia jelas masih sangat waras. Dia tidak percaya hal-hal seperti yang dijelaskan oleh dua pria yang terlihat normal tapi ternyata memiliki gangguan otak itu. Tapi, dia sangat penasaran tentang punggungnya yang begitu sakit itu. Dokter yang memeriksanya tidak menemukan adanya gangguan pada tubuhnya. Namun, dia tidak bisa menampik bahwa sakit yang dia rasakan malam itu di luar batas yang bisa dia tahan. Terlalu menyakitkan sampai akhirnya dia tidak sanggup menahannya.Dikarenakan rasa penasaran yang hampir mencekik lehernya, Elang akhirnya memutuskan untuk menelan ocehan tidak masuk akal itu.“Jika penjelasanmu itu memang memang masuk akal, aku … mungkin akan percaya.”Yasa tersenyum lega mendengarnya. Walaupun dia tahu, ekspresi mata Elang menunjukkan hal yang sebaliknya. Jelas sekali Elang tidak akan percaya dengan mudah kepadanya.Namun, Yasa sudah cukup







