Share

Chapter 5

Sesampainya mereka di hotel di mana mereka menginap. Eline masuk diam-diam ke kamar dan tidur.

Keesokan harinya Eline bangun dan menyapa orangtuanya seperti biasa.

Keputusan untuk membawa Eline berlibur memang sudah tepat. Eline berbelanja dengan kedua orangtuanya apapun yang diinginkannya pasti didapatkannya. Entah itu pakaian, pernak-pernik, hiasan dan sebagainya pasti didapatny berapapun harganya.

Eline kembali ke prancis setelah liburan dan kembali kuliah seperti biasa.

Eline mengambil tiga jurusan yang berbeda satu psikolog, hukum, dan yang lainnya bisnis.

Eline termasuk termasuk mahasiswi yang berprestasi dapat di lihat dari piala-piala dirumahnya entah itu pelajaran atau yang lainnya seperti piano, menari, kaligrafi, fashion. Eline termasuk serba bisa setelah berlatih beberapa hari sampai sebulan Eline bisa menguasai dengan sempurna tanpa kesalahan.

IQ Eline termasuk sangat tinggi yaitu 299,9 hampir 300 sedangkan untuk EQnya 155.

Dalam dua tahun Eline menyelesaikan dua sampai tiga gelar sekaligus yaitu psikolog, bisnis, dan hukum, setelahnya ia mengambil management, kedokteran, dan komputer.

Eline yang baru berusia 12 tahun pergi ke China sendirian untuk refreshing dan pergi ke bangunan kerajaan dengan mengunakan hanfu. Berjalan-jalan mengelilingi bangunan tersebut dan bertemu dengan yang memakai hanfu dengan aksesoris lengkap kerajaan.

Wajah oriental Eline yang kental ketika memakai hanfu membuat orang-orang yang melihatnya tidak bisa berpaling seolah-olah keluar dari lukisan hidup dengan mata hazelnya.

Dua hantu itu telah mengikutinya sejak datang ke kerajaan china. Eline mengabaikan mereka meski risih diikuti sampai akhirnya Eline bertanya, "Untuk apa kalian berdua mengikutiku?"

"Kami senang mengikutimu. Jadi bolehkah kami mengikutimu?" tanya mereka berdua kepada Eline.

Eline yang terkejut mendengar perkataan mereka hanya bisa mengangguk pasrah dari di ikuti setiap hari lebih baik bawa pulang saja.

Di Prancis.

Nile menghancurkan semua barang karena tidak dapat menemukannya dan menyiksa orang-orang.

"Sudah lima tahun aku menunggu tetapi tidak ada hasil. Apa kerja kalian? Tidak berguna." bentak Nile kepada orang-orang itu.

"Ma-maaf, Nile. Ka-kami su-sudah beru-berusaha un-untuk mene-menemukan orang itu de-dengan men-mencarinya ke-ke ru-rumah sa-sakit." ucap Hans terbata-bata.

"Bodoh. Kamu mencarinya di rumah sakit," ucap Nile sambil mengambil kepala Jic dan membenturkannya ke tembok dengan keras dan berkata, "Urus itu."

Nile melangkah keluar dari ruangan gelap itu. Nile tidak peduli dengan orang-orang itu.

Hanz membawa Jic ke ruangan sederhana dan mulai membalut luka di kepalanya yang disebabkan oleh Nile.

Jic beristiharat dengan baik.

Eline bersenang-senang di China dan membawa banyak pernak-pernik dan pakaian pulang 

Eline kembali ke rumah Roux dengan membawa dua hantu kembar yang di beri nama Xian dan Yu.

Eline merayakan ulang tahun yang ke-14 di hotel bintang tujuh dengan teman-temannya. Eline yang merayakan ulang tahunnya setiap tahun dengan tema yang berbeda.

Eline menghampiri seorang gadis berusia 17 tahun dan mengatakan, "Kamu akan mati malam ini di jalan  Route de Lavault Sainte-Anne dengan plat nomor kedaraan BE-454-UH dengan pengendara mabuk jam 9 malam."

Gadis itu meninggalkannya tanpa bicara dan pergi begitu saja dan tidak memperdulikan perkataannya.

Gadis itu tiba-tiba terbelalak melihat mobil sport Pagani menabraknya di jalan Route de Lavault Sainte-Anne dengan plat mobil BE-454-UH. Dengan pengedara muda mabuk.

Gadis itu tergeletak di tanah dengan tak percaya dan arwahnya mencari gadis itu lagi.

"Kamu sudah mati." ucap Eline dingin.

"Huhuhu kamu benar. Kalau saja aku mendengarkanmu tadi." ucap gadis itu sambil menangis.

"Itu sudah terjadi dan kamu sudah mati." ucap Eline dingin sambil melewati gadis mati itu yang tengah menangis.

Eline tidak begitu mengerti apa yang terjadi di ulang tahun yang ke-14, meski begitu dirinya kesal karena di ganggu oleh hal-hal itu.

Beruntung sesibuk apapun orangtuanya mereka akan meluangkan waktu untuk pesta ulang tahunnya.

"Mom, Eline mau ke Jepang dengan teman-teman." kata Eline kepada Juliet.

"Tentu, Dear. Kamu boleh pergi tapi ingat pesan, Mom." Juliet memberikan izinnya.

"Ya, Eline ingat pesan itu." katanya.

"Kapan kalian mau pergi?" tanya Juliet.

"Seminggu lagi, Mom." jawab Eline.

"Berapa orang yang ikut denganmu biar mom pesankan tiketnya untukmu?" tanya Juliet.

Eline menunjukkan jarinya tiga dan mengatakan, "Siska, Wenny Sofian, dan Cindy."

"Baiklah besok kamu bawakan foto paspor mereka kepada mom." kata Juliet.

Eline mengkontak teman-temannya yang ada di pesta untuk memberitahu mereka kalau jadi ke Jepang dan tiketnya di bayarin Mommy.

"Serius, Line?" tanya Siska.

"Iya, ini di minta foto paspor kalian semua." jawab Eline serius.

"Yaudah nih pasporku udah aku kirim lewat grup Whatapps." Siska memfoto paspornya duluan dan diikuti oleh Cindy dan Wenny.

Eline lelah dan kembali ke rumah Roux dan tidur di kamarnya ternyata di kamarnya juga membuat pesta untuknya dengan menghias kamarnya.

"Happy birthday, Eline." ucap Peter, Kin, Xian dan Yu bersamaan.

"Thank's all." ucap Eline ceria tanpa beban seperti masa kecilnya.

"Ya, sama-sama." ucapnya bersamaan dengan bahasa yang berbeda.

"Oh, ya. Minggu depan aku mau ke jepang mau ikut?" tanya Eline kepada mereka.

"Jepang," kata Kin dan melanjutkan perkataannya, "Ikut, Line."

"Jepang, boleh juga." kata Xian dan Yu.

"Tidak apa-apa." kata Peter.

"Jadi kalian semua ikut?" tanya Eline dengan semangat.

"Ya." mereka menjawab kompak.

"Aku ngantuk mau tidur dulu, Good night all." kata Eline.

Eline yang tertidur mengalami mimpi yang indah.

Eline bermain di hamparan bunga yang luas dan ada seseorang yang menunggunya di sana dan bertanya, "Sudah selesai, Elina." suaranya yang lembut membuatnya tertegun dengan wajah samar.

"Sudah. Ayo pergi." jawab Eline sambil menggenggam tangannya dan berlari dan tertawa sampai mereka berdua jatuh di hamparan bunga.

"Istirahat." melihat Elina yang kelelahan pria itu menggendongnya dengan pelukan putri.

"Siapa kamu sebenarnya?" tanya Elina penasaran.

"Kamu akan tahu ketika waktunya tiba, Elina." jawab pria itu tersenyum tipis.

Eline mengangguk mendengar perkataannya dan tidak bertanya lagi

"Aku mengantuk ingin tidur." ucap Eline.

"Tidurlah, setelah kamu bangun. Kamu tidak akan mengingat apa-apa." ucap pria itu seperti mantra baginya membuatnya terlelap dalam tidurnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status