Share

Chapter 3

"Iya, mom," kata Eline dan melanjutkan perkataannya, "Mom, Eline lapar."

"Ayo kita pergi ke ruang makan untuk makan." kata Naila.

Eline mengikuti Naila ke ruang makan, ayahnya sudah menunggu mereka untuk makan.

Makanan yang di masak Naila makanan khas Prancis di meja ada Coq Au Vin, Foie Gras, Soupe A L'oignon, Creme Brulee, Perry, dan Criton Presse.

Eline memilih Soupe A L'oignon, dan Creme Brulee. Eline makan sup dan matanya berbinar dan bertanya, "Apa ini, Mom?"

"Soupe A L'oignon." jawab Naila.

"Eline suka." Setelah berbicara dan melanjutkan makan Creme Brulee rasanya manis membuat ia ketagihan memakannya.

Setelah makan malam berlalu, Naila bertanya padanya, "Dear, mau tinggal di sini?"

Eline mengangguk. Naila tersenyum melihat jawaban Eline.

Keesokan harinya, Andri membawa keluarganya kembali ke rumahnya.

Ting Dong suara bel berbunyi.

Seorang pelayan tua keluar dan terkejut melihat tuan muda mereka pulang dan menutup pintunya kembali dan terburu-buru pergi menghampiri nyonya.

"Nyo-nyonya tuan muda tuan muda kembali." kata pelayan tua itu.

"Apa? Dia masih bisa kembali setelah sepuluh tahun. Suruh dia masuk." Kata Monic.

Pelayan tua itu membuka pintu kembali dan menyuruh mereka masuk dengan sopan.

Andri dan keluarganya berada di ruang tamu dan ibunya telah menunggunya.

"Romeo, apakah kamu ingat apa yang kamu katakan waktu itu?" tanya Monic.

"Aku masih ingat tetapi aku menikahi menantu yang kamu inginkan jadi aku kembali." jawab Romeo.

"Menantu yang kuinginkan hanya satu putri keluarga Sanchez," kata Monic dengan marah dan melanjutkan perkataannya, "Maksudmu kamu menikahi putri keluarga Sanchez. Itu mustahil karena putrinya telah menghilang sejak kecelakaan pesawat itu."

Romeo menceritakan bagaimana ia bertemu dengan putri keluarga Sanchez dan menikahinya.

Di tempat lain.

Di suatu ruangan yang gelap banyak orang-orang berkumpul dari berbagai organisasi berkumpul.

"Apakah kamu menemukannya?" tanya Nile Mask.

"Aku tidak menemukannya." jawab Heaven.

"Kalau yang lain?" tanya Nile.

Orang-orang itu menggeleng.

"Sudah berapa kali aku mengatakan untuk menemukannya dengan cepat karena dia adalah kunci." kemarahan Nile membuat orang-orang itu ketakutan.

"Tolong, Nile. Beri kami kesempatan untuk menemukannya." orang-orang itu memohon kepada Nile.

"Aku memberimu waktu sepuluh tahun untuk menemukannya. Kalau tidak kamu tahu akibatnya, mengerti." kata Nile.

"Ya." ucap orang-orang itu ketakutan.

"Hei, Nile. Kenapa kamu begitu ingin menemukan orang itu?" tanya Heaven.

"Kamu tahu sejak sepuluh tahun lalu aku selalu memakai topeng. Ini alasannya." perlahan Nile melepas topeng yang ada di wajahnya.

Heaven terkejut melihatnya, "Wajahmu persis seperti dulu, Nile. Jadi ini alasannya."

"Ya, ini alasannya. Kamu ingat malam di mana langit menjadi merah seperti darah?" tanya Nile kembali.

"Itu tujuh tahun lalu di mana malam yang gelap tiba-tiba berubah menjadi merah darah, dan air hujan seperti darah yang menetes. Malam itu suasananya sangat mencekam." jawab Heaven merinding mengingat kejadian itu.

"Ya, malam itu adalah salah satu tanda bahwa dia telah kembali." ucap Nile.

Di rumah Roux.

Monic melihat Eline dan bertanya, "Siapa namanya?"

"Namanya Elina Vladimira Shaqueela Verischa Evrenera Roux, Itu namanya. Eline mempunyai dua akta nama yang berbeda." jawab Romeo.

"Oh, begitu." ucap monic santai dan melanjutkan perkataannya, "Elina Vladimira Shaqueela Verischa Evrenera Roux, nama yang sesuai untuk gadis kecil secantik dia. Dia akan menjadi kecantikan yang menakjubkan di masa depan."

Ada sebuah tanda yang tak terlihat di dahinya tidak semua orang bisa melihatnya hanya orang-orang terpilih yang bisa melihat tandanya termasuk dia.

Ketika ia bercermin ia melihat tanda itu. Tanda itu seperti bentuk bunga kematian jepang berwarna merah dan di bawah mata kanan ada tiga tetesan air yang membuat wajahnya semakin indah bagaikan lukisan hidup.

Ia Bertanya pada ibunya tentang tanda yang ada diwajahnya tetapi ibunya tidak melihat apa-apa di wajahnya.

Eline bertanya kepada Peter, Peter juga tidak melihat apa-apa.

Romeo mendaftarkan Eline ke sekolah bangsawan yang bernama Le Schnieder. Eline memilih kelas Senior High School untuk tes karena Eline telah menguasai semua pelajaran Senior High School entah itu buku Olimpiade atau buku lainnya. Eline juga menguasai tujuh bahasa sekaligus yaitu Mandarin, Inggris, Prancis, Rusia, Italia, Belanda, dan Jerman, ia bisa menggabungkan bahasa itu menjadi satu kalimat dengan menggunakan semua bahasa yang telah ia pelajari sendiri di Tablet Komputernya.

Kepala sekolah menempatkannya di kelas Senior High School Elite dan seorang guru membawanya untuk mengukur pakaian untuk di buat dan memberikan Tablet Komputer untuk Eline. Eline menerimanya dan mulai menghidupkan tablet dan membuka buku-buku yang belum ia pelajari dan ada berbagai bahasa di dalamnya membuat Eline tertarik dan mulai mempelajarinya sendiri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status