Home / Fantasi / Ex Mr Duke / Bukan perasaan bersalah

Share

Bukan perasaan bersalah

last update Last Updated: 2022-05-05 13:23:26

Duke Charles menyilangkan kedua tangannya di dadanya, matanya tertuju pada satu arah, melihat perapian yang sedang menyala. Duke Charles merasakan sentuhan di bahu kanannya, perlahan lehernya berputar menatap sosok yang ia rindukan. "Duchess,"

Matanya mengembang, dada kembang kempis merasakan sesak. Wanita itu tersenyum, lalu memakaikan sebuah pakaian tebal. "Salju semakin deras, Duke semakin kedinginan kan."

"Tuan, Duke."

Duke Charles terhenyak, ia melihat sekelilingnya, tidak ada bayangan Sofia. Jadi tadi, hanyalah bayangan semu.

"Ada apa Tuan?"

Duke Charles tertawa, ini bukan perasaan bersalah. Melainkan perasaan kecil yang semakin tumbuh. Duke Charles menunduk dengan bahu gemetar.

"Tuan!"

Kesatria Lion semakin panik, "Apa ada sesuatu yang mengganggu Tuan?"

"Ini bukan perasaan bersalah, ini murni perasaan yang semakin tumbuh dari hari ke hari. Kamu tahu Lion, saat itu aku bermaksud mengakhiri hubungan ku dengan Kimberly, aku ingin mengakhiri, karena aku tahu, aku sudah memiliki cinta padanya, ketakutan dan kebodohan ku itu membuat semuanya kacau, dan setelah itu, kenapa aku tidak bisa mengontrol sekujur tubuh ku, kenapa aku... "

"Sudah Tuan, semuanya sudah terlanjur. Aku akan berusaha mencari Duchess. Aku berjanji akan membawanya kembali."

Duke Charles menggoyangkan kedua lengan Kesatria Lion, hanya dengan pria ini lah, dia menunjukkan kesedihannya. "Aku yakin dan seribu yakin, dia masih hidup. Aku harus mencarinya, waktu itu dia sedang mengandung."

"Tenanglah Tuan, aku akan menjelaskannya."Kesatria Lion juga merasakan apa yang majikannya rasakan. Bertahun-tahun dia menemani Duke Charles, pria arogant, ketus dan sombong. Kini menjadi pria yang sangat menyedihkan.

"Kenapa aku bodoh, kemana dua kesatria itu, kemana mereka?"

Duke Charles tertawa, ia sendiri yang memberikan Sofia obat tidur. Niat hati, hanya ingin membuat Sofia aman dari kejaran musuhnya, niat hati ingin Sofia selamat, tapi apa yang dia berikan. Sofia pergi, ia tidak tahu apa yang terjadi, Dan saat itu, Sofia tahu kehamilan Kimberly. la laki-laki yang paling busuk, melebihi bangkai di seluruh dunia ini. "Semuanya hancur, aku harus mencarinya kemana."

"Tuhan, jika Nyonya Duchess masih hidup, berikan kesempatan untuk Tuan memperbaikinya, bukankah sebuah kesalahan harus di perbaiki dan di maafkan."""

Sedangkan di tempat lain

Seorang wanita tengah memegang dadanya, berdetak kencang, bahkan tangannya merasakan dadanya seperti genderang. "Ada apa ini? aku merasa tidak enak. Semoga tidak terjadi apa-apa, aku harus secepatnya kembali. Aku harus pergi dari sini, Williams dan Alice tidak boleh tahu siapa ayahnya, aku harus pergi sebelum ada seseorang yang menemukan ku dan kedua anak ku."

"Ibu!"

Sofia menoleh, anak kecil itu menaikkan sebelah alis tipisnya. Heran dengan raut wajah ibunya yang terlihat ketakutan. Kedua tangannya memegang sebuah nampan yang berisi secangkir teh hangat.

"Apa ada sesuatu yang Ibu pikirkan? o iya, ini aku bawakan teh hangat untuk ibu."

"Terimakasih, Williams."

Anak kecil itu tersenyum, "Apa ibu merindukan ayah?"

Pertanyaan itu membuat Sofia tersedak, Wiliams langsung bangkit menuju ke arah Sofia dan menepuk punggungnya dengan pelan.

Sofia menarik kedua sudut bibirnya terpaksa. "Iya, aku merindukan ayah mu, tapi ayah mu sudah tenang di sana," ujar Sofia. Wiliams mengangguk, ia juga merindukan sosok seorang ayah. Kadang ia merasa iri melihat anak kecil seumuran dengannya menghabiskan waktu dengan sang ayah.

"Ibu merindukan rumah kita, rasanya lama sekali meninggalkan rumah. Ibu besok ke kota, setelah selesai mengecek toko kita, kita langsung pulang. Ibu tidak betah di sini."

"Aku dan Alice akan ikut ibu besok, siapa tahu ibu membutuhkan bantuan kami."

Sofia mengelus pucuk kepala Wiliams. "Baiklah," Sofia mengambil teh hangat di atas meja itu, lalu menyeruputnya.

Apa aku bilang saja pada ibu, kalau ada bangsawan yang mengatakan aku mirip seseorang, tidak, aku tidak boleh gegabah. Aku harus menyelidikinya sendiri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Ex Mr Duke   Aku menggenggam mu

    "Baginda," seru sang Kesatria.EhemKaisar Kairo berderhem, "Besok, aku mau ke kota, tapi tidak berpakaian formal, seperti rakyat biasa."Sang Kesatria malah melongo, semenjak kapan Kaisar Kairo berbicara panjang dan lebar. Laki-laki yang begitu dingin, super irit bicara pada istrinya. Kini berbicara panjang padanya."Kesatria Giovano!" sentak Kaisar Kairo."I-iya Baginda. Apa kamu mendengarkan ucapan ku?""I-iya Baginda, cepat siapkan dan lukisan Alice dan simpan di laci. Jangan sampai para istri ku tahu, o iya malam ini jadwal ku dengan siapa?""Selir Ketiga, Baginda," ujar Kesatria Giovano. Selama menikah dan menambah istri, Kaisar Kairo membuat sebuah jadwal dimana dia akan tinggal satu minggu dengan para istrinya secara bergelir, di mulai dari Permaisuri."Apa Baginda tertarik pada nona Alice?"Tanpa ragu sedikit pun. Kaisar Kairo tersenyum."Astagah!" Kesatria Giovano mengusap wajahnya secara kasar, majikannya tertarik pada anak yang baru berusia 6 tahun, mau taruh di mana waja

  • Ex Mr Duke   Menemukannya

    Malam harinya,Duke Charles dan Aaron di sambut dengan hangat di ruang makan itu. Kaisar Kairo begitu senang dengan sikap dinginnya Duke Charles dan tegasnya Duke Charles. Hal itu ilah yang paling dia sukai. Selesai makan malam, Duke Charles berdiri di depan jendela ruangan itu, ruangan tamu yang khusus untuknya. Sedangkan kamar Aaron berada di samping kamarnya, namun anak itu ingin tidur dengannya. Entahlah, mungkin karena merasa kurang nyaman."Sofia, bagaimana kabar mu? apa kamu masih mengingat ku. Ah iya, kamu pasti mengingat semua keburukan ku, kan."Duke Charles memijat pelipisnya, air matanya keluar merambat di pipinya. Ia begitu merasa kehilangan Sofia, seandainya ia bisa memutar waktu, ia akan mengatakan lebih dulu dan tidak melakukan hal bodoh."Baginda."Kaisar Kairo tersenyum, "Duduklah, Yang Mulia Duke." Kaisar Kairo menyodorkan sebuah Document. "Ini informasinya," ucapnya.Duke Charles membuka satu Ducument itu, mata dan bibirnya bergerak secara bersamaan, membaca setia

  • Ex Mr Duke   Kekaisaran Kairo

    Ke esokan harinya.Seperti hari-hari biasa, Sofia, Wiliams dan Alice sarapan bersama di selangi obrolan hangat. Selama bertahun-tahun hanya ada mereka, tidak ada sosok seorang ayah yang menjaga mereka. Sofia berusaha keras membuat putra dan putrinya tidak pernah kekurangan kasih sayang, tiap akhir pekan. Mereka akan berkumpul bersama, menciptakan sebuah kenangan, duduk di santai beralas kain di atas rumput, memandang hamparan bunga di temani dengan roti dan selai, serta camilan lainnya."Ibu, Williams dan Alice keluar, kami akan berkunjung ke rumah Viscountess Letizia.""Kalian akan mengunjungi putri Viscountess Letizia.""Iya,""Ya sudah, ibu akan ke toko. Kalian hati-hati ya sayang," Sofia mengucap dahi Alice dan Williams. Kemudian keluar di ekori oleh pelayan Nia."Kak, apa Duke akan mengejar kita ke sini?"Williams menaikkan kedua bahunya. "Mungkin, tapi kita tak perlu takut pada mereka. Sudah cukup penderitaan ibu, apa kamu merindukannya?"Alice diam, setiap harinya ia memang m

  • Ex Mr Duke   Air mata

    "Tidak Aaron, tunggulah di sini. Aku akan membawanya pulang. Anggaplah dia seperti ibu mu, Aaron."Aaron menunduk, ia tidak yakin jika Sofia mau dengannya atau mau menerimanya. la menarik satu sudut bibirnya. "Ayah, apa Ayah yakin Duchess akan menerima ku?"Duke Charles mengangguk antusias seraya menghapus air matanya kembali. "Dia wanita yang baik, dia akan menerima mu. Dia wanita penyayang, Aaron," ujar Duke Charles meyakinkan hati Aaron. Ia tahu, Aaron sangat ragu."Ibu ku sudah menyakitinya Ayah.""Bukan hanya ibu mu, tapi aku juga, maka dari itu, kita harus bersama agar Duchess mau menerima kita.""Ijinkan aku ikut dengan ayah, aku juga ingin lebih dekat dengan Wiliams dan Alice."Duke Charles berdiri, ia menyodorkan tangannya dan Aaron pun menerima uluran tangan itu. "Ayo ayah,"Kedua pun bersiap-siap, Aaron tampak semangat, namun semangat itu masih menyisakan kekhawatiran, Williams dan Alice, ia yakin setelah mengetahui identitasnya. Kedua saudaranya itu akan sulit menerimanya

  • Ex Mr Duke   Masa lalu

    "Lion, bawa dia ke kamarnya dan perintahkan dua pengawal untuk menjaganya, pastikan wanita ini tidak bisa keluar tanpa seijin ku." Titah Duke Charles, Kesatria Lion memberikan hormat, lalu menarik tangan Kimberly."Duke, aku tidak ingin di kurung. Lepaskan aku!" Kimberly terus memberontak, namun usahanya sia-sia tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Kesatria Lion."Lepaskan aku, aku bisa jalan sendiri!" Ketus Kimberly seraya menghentakkan lengannya dengan kasar. Kesatria Lion pun melepaskan lengannya dan berdiri bak patung.Dengan wajah dongkol, Kimberly menghentakkan kakinya, berjalan menjauhi Kesatria Lion.brakPintu bercat putih itu langsung tertutup rapat tepat di hadapan Kesatria Lion. Laki-laki berwajah gagah itu tak peduli, yang jelas, ia menjalankan perintah majikannya dengan benar. Matanya melirik ke kanan, menangkap sosok dua pengawal yang berjalan menghampirinya."Kalian pastikan, jangan sampai nyonya keluar selangkah pun.""Baik, Kesatria," jawab mereka serempak.Sedang

  • Ex Mr Duke   Perdebatan

    Kimberly merasa aneh, ia menoleh ke bawah. Melihat Aaron yang diam dan berdiri. Biasanya dimana ada Aaron, pasti ada Duke Charles, tapi kenapa ia tidak melihat Duke Charles.Kimberly kembali turun untuk menanyakan keberadaan Duke Charles. "Aaron!" Kimberly menghentikan langkah anak kecil yang melangkah menuju ke luar.Aaron, si bocah itu menahan kesal. Jauh dari hatinya, ia rindu pada sang ibu, tapi ibunya tidak mau melihatnya, buat apa ia mengemis rindu dan kasih sayangnya, sedangkan ia terus menerus di tekan menjadi kuat dan kuat, harus pintar, harus menjadi kebanggan Duke Charles. Kadang ia ingin meminta pada Tuhan, kenapa harus di lahirkan tanpa kasih sayang ibunya. Dengan hati dongkol, ia menoleh, menarik nafasnya untuk membuang kekesalannya."Iya Ibu,""Dimana Duke?"Dia saja tidak tahu, apa lagi ibunya yang tiap hari keluyuran dan keluyuran, malah sibuk bersenang-senang. "Aaron tidak tahu, tadi ayah keluar dan buru-buru."Kimberly menatap kesal. "Kamu gimana Aaron, sudah jelas

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status