Share

BAB 18. Menjadi Istri Geri

Dengan perlahan aku menurunkan lengan Geri yang tadi aku angkat. Aku jadi merasa sedikit malu karena Geri memergoki aku tengah memberi perhatian padanya. Sedikit sih.

Mata hitam Geri menatapku lekat-lekat.

Bukannya tadi Geri sedang tidur? Mengapa cepat sekali dia terbangun?

"Mbak Mayang ngapain?" tanya Geri masih menatapku.

Aku tersenyum setengah malu.

"Itu... selang infusnya tertindih lengan kamu, jadi aku benerin. Maaf ya kalau kamu lalu jadi terbangun!" jawabku. Jujur sih. Karena apa yang aku lakukan tadi memang tulus tanpa modus apapun.

Geri tersenyum mendengar jawabanku.

Mungkin bahagia karena mendapat perhatian dari calon ibu dari anak-anaknya. Yaelah! Ini sih virus Geri dah mulai mengkontaminasi otakku, batinku. Mungkin juga setengah halu.

Rasanya aku sudah berjam-jam nungguin di rumah sakit. Namun om Johan maupun bapak tak juga muncul. Apa belum selesai juga urusan kecelakaan tadi? Batinku.

"Mbak Mayang nggak lapar?" tanya Geri padaku.

Aku tertawa. Bukannya aku yang seharusn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status