Share

2 – THE SANCHEZES

Alvian berjalan mengelilingi setiap sudut ruangan Rosseta yang memiliki 3 lantai itu. Spanish Rosseta Restaurant, sangat terkenal dengan kemegahannya. Bahkan tidak jarang acara pernikahan melakukan recepsionis di sini. Rosseta memiliki ballroom yang luas di lantai paling ata, dan juga memiliki beberapa ruangan VIP khusus di lantai 2. Ruangan ini khusus untuk mereka yang ingin makan terpisah dari orang lain dan di lantai dasar adalah ruangan restoran biasa yang dijajaki puluhan meja makan dan kursi. Dekorasi yang bernuansa Spanyol membawa siapa saja hanyut dalam keromantisan. Bahkan alunan-alunan musik Spanyol juga begitu indah terdengar di telinga.

“Hei, kau belum cerita padaku yang tadi. Mengapa kau terlambat?” tanya Erica dari balik meja kasir pada Flowie yang mengantarkan daftar pesanan pelanggan untuk dikalkulasi oleh Erica.

Flowie mendengus sebal, “Jalanan macet sekali tadi, gara-gara ada kecelakaan,” jawabnya datar.

“Ck. Apakah tidak lebih baik jika kau berhenti saja bekerja di Sport Corner? Ini juga demi kebaikanmu. Apa kau tidak lelah bekerja dari pagi hingga siang di Green Store, dan kemudian siang hingga malam kau habiskan di sini? Sedangkan jedah waktu yang kau punya hanya 20 menit. Perjalananmu saja dari sana ke sini sudah menghabiskan 15 menit,” kata Erica menimbang-nimbang.

“Tidak, Erica. Aku masih membutuhkan pekerjaan itu. Setidaknya sampai Tyo tamat sekolah,” jawab Flowie dengan datar.

“Wah! Kau memang kakak yang luar biasa. Apakah Tyo sudah pulang ke rumah?” tanya Erica sambil menghitung beberapa lembar kertas di mesin hitungnya.

“Belum. Aku tidak mengerti apa yang ada dipikiran anak itu,” jawab Flowie dengan mata menerawang membuat Erica merasa kasihan pada sahabatnya itu.

“Ah, sudahlah. Dia hanya sedang mencari jati dirinya. Percayalah, dia akan pulang Flow,” kata Erica kemudian tersenyum. Flowie membalas dengan senyuman kecut.

“Oh yah, lantas kenapa kau bisa bertemu pak Alvian di belakang?” tanya Erica mengalihkan pembicaraan.

“Aku bertemu dengannya di belakang saat mau masuk. Aku tidak tahu dia adalah pak Alvian. Aku menyuruhnya untuk masuk dari pintu depan, karena pintu belakang hanya diperbolehkan untuk karyawan,” jelas Flowie berusaha mengingat kejadian yang tidak lama baru terjadi.

“Kau ini,” kata Erica menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Tapi kenapa dia masih muda? Aku pikir Alvian Sanchez adalah pria tua berumur 50-an atau bahkan 60-an,” kata Flowie.

“Hahaha. Dia tampan sekali bukan? Seluruh karyawan disini mengaguminya. Pria muda yang tampan dan sukses. Pacarnya pasti beruntung sekali mendapatkannya. Coba kau tebak berapa umurnya?” tanya Erica sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Hmm, 40.” tebak Flowie asal-asalan.

“Kau ini! Apa dia setua itu? Dia masih berumur 33 tahun Flowie!!” Erica hanya mencengirkan bibirnya mendengar tebakan Flowie yang asal-asalan.

Flowie hanya terkekeh melihat sahabatnya yang bertampang seperti itu.

“Lalu apakah pak Bobby memarahimu?” tanya Erica kini menghentikan tawa Flowie. Tiba-tiba saja Flowie teringat akan perkataan Bobby tadi.

“Tidak. Aku juga bingung apa yang sebenarnya terjadi. Karena pak Bobby bilang – “ belum sempat Flowie menjelaskan, Deo -karyawan pria lain di Rosseta mencelahnya-, “Flow, pak Bobby meminta kita berdua untuk mengantarkan makanan ke ruangan VIP 1. Ruangan keluarga Sanchez,”

“Oh, Baiklah," balasnya singkat dengan senyuman dan pergi meninggalkan Erica yang menggerutu.

KLEK

Flowie membuka pintu ruangan VIP 1 dan Deo mendorong gueridon masuk ke dalam ruangan tersebut. Di atas gueridon tersebut terhidang masakan-masakan lezat khas Spanyol. Tampak sebuah meja makan letter U dengan seorang priayang berumur sekitar 50-an duduk di bangku paling ujung -bangku pemimpin biasa orang bilang- dan seorang wanita tua yang berumur hampir sama dengannya duduk di sebelah kirinya. Mereka pasti orangtua Alvian. Ketampanan Alvian tentu saja diwariskan dari kedua orang tuanya yang berdarah Spanyol dan tampan juga cantik ini. Di sebelah wanita tua itu ada wanita muda lain yang sangat cantik. Wajahya seperti boneka, dengan rambut panjang hitam bergelombang yang terurai sampai sepinggang. Dia pasti saudara perempuan Alvian. Tentu saja. Wajahnya mirip dengan Alvian. Mata hijaunya, rambut hitamnya, bahkan sudut-sudut wajahnya. Satu kata untuk keluarga ini yaitu sempurna. Mereka sempurna. Alvian duduk membelakangi pintu masuk. Dia duduk tepat di sebelah kanan ayahnya dengan seorang anak laki-laki duduk di sebelahnya. Dia pasti adalah keponakan Alvian, karena anak itu memanggil Michelle -begitu biasa orang menyapa saudara perempuan Alvian- dengan panggilan mommy.

Terdengar senda gurau di antara mereka. Sungguh itu membuat Flowie yang memandangnya merasa iri. Ia tidak pernah merasakan kehangatan keluarga seperti ini.

Flowie meletakan hidangannya satu per satu di atas meja. Alunan musik Spanyol samar-samar terdengar dari speaker yang diletakan di sudut ruangan. Begitu meletakan piring terakhir di atas meja, tiba-tiba saja Louis -Ayah Alvian- menyapa Flowie.

“Maaf nak, Apakah aku boleh tahu nama ayahmu?” tanya Louis yang membuat Flowie sedikit terkejut.

“Maaf. Aku melihat nama belakangmu, Hillebrand. Aku pikir kau- ” Louis ragu-ragu hendak melanjutkan kata-katanya ketika melihat raut wajah Flowie yang berubah muram.

“Ah. Nama ayah saya Nichollas Hillebrand pak,” jawab Flowie dengan senyum berusaha menyembunyikan kemuramannya.

Seketika wajah Louis dan Selestia -isterinya- tampak terkejut.

“Astaga! Sudah kuduga. Kau cantik, mirip sekali dengan ayahmu. Mata hazelmu benar-benar warisan darinya,” kata Louis tiba-tiba tampak bersemangat.

“Anda mengenal ayah saya pak?” tanya Flowie sedikit kaget dan bingung.

“Tentu saja. Dia adalah sahabatku. Aku sangat merindukannya,” kata Louis dengan mata menerawang.

“Benarkah? Dia pasti juga sangat merindukan anda pak,” kata Flowie tersenyum manis, menyembunyikan kesedihan yang terpantul dari sorot matanya.

"Aku juga. Aku juga sangat merindukanmu papa," batin Flowie.

“Bagaimana kabar ibumu, nak?” tanya Selestia mengarahkan pandangannya kepada Flowie.

“Dia sangat baik bu,” jawab Flowie singkat masih dengan senyuman.

“Tolong sampaikan salamku padanya. Kami memang tidak dekat, tapi aku tau dia wanita yang sangat baik dan cantik,” kata Selestia sambil tersenyum hangat kepada Flowie.

“Baik bu,” ucap Flowie.

“Oh yah nak, ini kartu namaku. Telpon aku jika kau perlu sesuatu,” kata Louis memberikan selembar kartu nama pada Flowie.

“Terima kasih, pak. Saya tidak akan merepotkan anda,” kata Flowie sambil menerima kartu nama itu dengan kedua tangannya.

“Ah. Jangan panggil aku ‘pak’, jika hanya kita-kita saja disini. Panggil aku ‘om’. Bagaimanapun, ayahmu sudah kuanggap saudaraku sendiri,” kata Louis sambil menepuk-nepuk pundak Flowie dengan lembut.

“Tapi –" Flowie hendak menyanggah, namun dipotong oleh Louis

“Tidak apa-apa. Jangan sunkan,” potong Louis cepat.

“Baiklah Om. Terima kasih,” kata Flowie pasrah dengan senyumannya.

Kemudian Flowie melangkah keluar. Sedangkan Deo sudah keluar dari tadi mendorong gueridon meninggalkan Flowie begitu siap meletakan semua hidangan. Sedari tadi juga Alvian menatap Flowie dengan tatapan yang susah diartikan. Dingin namun bitu lekat.

“Kalian mengenal keluarganya?” tanya Alvian ketika selesai memasukan sesuap makanan ke mulutnya.

“Tentu saja. Papa, Nichollas, dan Alberto adalah teman dekat semenjak SMA,” jawab Louis.

“Lantas kenapa papa tidak bertanya alamatnya jika merindukan teman papa itu?” kini Michelle bertanya pada papanya.

Louis meletakan pisau dan garpunya dan menghela nafas panjang. “Nichollas sudah meninggal 15 tahun yang lalu. Bahkan saat dia meninggal, aku sedang di Madrid. Aku benar-benar menyesal tidak bisa menemuinya untuk yang terakhir kali. Kehidupan Anna dan anak-anaknya pasti sangat berat setelah kepergian Nichollas. Bahkan putrinya kini harus bekerja sebagai pelayan,” jawab Louis dengan pandangan menerawang.

Seketika Alvian menghentikan irisan pisaunya dan menatap Louis dingin, sedangkan Michelle hanya berdecak kasihan. Alvian bisa merasakan sorotan kesedihan di mata papanya.

"Anna. Annabellin Swarez, apakah kau baik-baik saja?" batin Louis.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
hellomysillyone
jadi penasaran sebenarnya hubungan mereka ber 3 gmna
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status